Susu kambing
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Susu kambing adalah susu yang dihasilkan oleh kambing betina setelah melahirkan, dalam
jangka waktu 0-3 hari dihasilkan susu kolostrum yang mengandung sangat banyak zat gizi
jika dibandingkan dengan susu sapi, susu kambing pun biasanya dikonsumsi sekadarnya
saja, atau lebih karena susu ini dianggap mampu menyembuhkan berbagai jenis penyakit.
Susu kambing rata-rata banyak dikonsumsi di Timur Tengah sejak 7000 SM. Padahal, susu
kambing memiliki protein terbaik setelah telur dan hampir setara dengan ASI. Susu kambing
terbaik adalah susu yang segar (raw goat milk). susu kambing memiliki aroma yang khas bau
prengus, yang disebabkan oleh asam kaproat dalam susu kambing, namun bau ini dapat di
kurangi dengan memberikan pakan tambahan seperti akar som jawa.
Dewasa ini susu kambing mulai banyak diproduksi di Indonesia. Susu kambing
adalah susu yang dihasilkan oleh kambing betina setelah melahirkan, dalam jangka
waktu 0-3 hari dihasilkan susu kolostrum yang mengandung sangat banyak zat gizi
jika dibandingkan dengan susu sapi. Susu Kambing dapat menjadi alternatif bagi
konsumen yang mempunyai alergi terhadap susu sapi. Keistimewaan susu kambing
diantaranya :
a)
Kaya Protein, enzim, mineral, vitamin A, dan Vitamin B (riboflavin). Beberapa jenis
enzim juga terdapat dalam susu kambing, antara lain : Ribonuklease, Alkalin
Fosfate, Lipase, dan Xantin Oksidase. Sementara beberapa mineral yang
b)
c)
terkandung dalam susu kambing yaitu Kalsium, Kalium, Magnesium, Fosfor, Klorin
dan Mangan.
Mengandung Antiantritis (inflamasi sendi)
Mempunyai khasiat untuk mengobati Demam Kuning, Penyakit Kulit, Gastritis
d)
e)
lemak %
3,8
3,6
4,0
8,9
9,0
8,9
laktosa %
4,1
4,7
6,9
nitrogen %
3,4
3,2
1,2
protein %
3,0
3,0
1,1
kasein %
2,4
2,6
0,4
kalsium %
0,19
0,18
0,04
fosfor %
0,27
0,23
0,06
klorida %
0,15
0,10
0,06
0,07
0,08
0,2
39,0
21,0
32,0
vitamin B (ug/100 m)
68,0
45,0
17,0
riboflavin (ug/100ml)
210,0
159,0
26,0
2,0
2,0
3,0
0,3
0,7
0,07
70,0
69,0
68,0
kalori / 100 ml
Obat terbaik
Susu kambing adalah salah satu obat terbaik untuk membangun kembali jaringan otak, sel-sel
tubuh, sistim saraf, dan kemampuan mental. Susu kambing bermanfaat bagi kesehatan karena
memiliki protein lengkap dari semua jenis asam amino esensial tanpa kandungan lemak
sebesar susu sapi. Molekul-molekul lemaknya hanya sebesar 1/9 ukuran molekul susu sapi,
sehingga lebih mudah dicerna. Orang-orang yang alergi dengan susu sapi bisa meminum
susu kambing tanpa masalah. Alergi terhadap susu sapi dapat ditemukan pada orang-orang
yang memiliki kondisi seperti infeksi telinga kronis, asma, eksim, dan artritis. Meminum susu
kambing dapat mengurangi gejala penyakit-penyakit tersebut. Sebuah penelitian atas orangorang berumur di atas 100 tahun di 90 negara seperti Margaret Patton yang meninggal pada
usia 137, Jonathan Hartop yang berjalan 9 mil sehari pada usia 136 dan hidup sampai 138
tahun, Thomas Parr yang hidup 152 tahun dan Peter Czartin dari Austria hidup sampai 184
tahun, menunjukkan bahwa mereka semua rajin meminum susu kambing. Konon, Mahatma
Gandhi dapat segera bugar kembali setelah berpuasa lama karena meminum susu kambing.
Manfaat kesehatan
Berikut adalah beberapa manfaat kesehatan berkaitan dengan konsumsi susu kambing murni:
1. Susu kambing kurang menimbulkan alergi susu ini tidak berisi protein kompleks
yang merangsang reaksi alergi seperti pada susu sapi.
2. Susu kambing tidak menekan sistem kekebalan.
3. Susu kambing membasakan sistem pencernaan. Susu ini berisi alkali basa sehingga
tidak menghasilkan asam dalam sistem usus.
4. Susu kambing membantu meningkatkan pH aliran darah.
5. Susu kambing mengandung asam lemak seperti asam kaprilat dan kaprat yang
sangat antimikroba. (Mereka benar-benar membunuh bakteri yang digunakan untuk
menguji keberadaan antibiotik dalam susu sapi!)
6. Susu kambing tidak menimbulkan lendir dan tidak merangsang respons pertahanan
sistem kekebalan tubuh manusia.
7. Susu kambing merupakan sumber yang kaya mineral selenium sebagai nutrisi yang
diperlukan untuk kekebalan tubuh dan bersifat antioksidan.
Kambing Kacang
Kambing kacang adalah ras unggul kambing yang pertama kali dikembangkan di
Indonesia. Badan kambing ini kecil. Tinggi gumba pada yang jantan 60 sentimeter hingga
65 sentimeter, sedangkan yang betina 56 sentimeter. Bobot pada kambing jantan bisa
mencapai 25 kilogram, sedang kambing betina seberat 20 kilogram. Telinganya tegak,
berbulu lurus dan pendek. Baik kambing betina maupun yang jantan memiliki dua tanduk
yang pendek.
Kambing kacang merupakan kambing lokal Indonesia, memiliki daya adaptasi yang tinggi
terhadap kondisi alam setempat serta memiliki daya reproduksi yang sangat tinggi. Kambing
kacang jantan dan betina keduanya merupakan tipe kambing pedaging.
Kambing Etawa didatangkan dari India yang disebut kambing Jamnapari. Badannya besar,
tinggi gumba kambing jantan 90 sentimeter hingga 127 sentimeter dan kambing betina hanya
mencapai 92 sentimeter. Bobot yang jantan bisa mencapai 91 kilogram, sedangkan betina
hanya mencapai 63 kilogram. Telinganya panjang dan terkulai ke bawah. Dahi dan
hidungnya cembung. Baik jantan maupun betina bertanduk pendek. Kambing jenis ini
mampu menghasilkan susu hingga tiga liter per hari. Keturunan silangan (hibrida) kambing
Etawa dengan kambing lokal dikenal sebagai sebagai kambing Peranakan Etawa atau
PE. Kambing PE berukuran hampir sama dengan Etawa namun lebih adaptif terhadap
lingkungan lokal Indonesia.
Kambing Jawarandu
separuh lagi mirip kambing Kacang. Kambing ini dapat menghasilkan susu sebanyak
1,5 liter per hari.
Kambing Jawa Randu memiliki nama lain Bligon, Gumbolo, Koplo dan Kacukan. Merupakan
hasil silangan dari kambing peranakan etawa dengan kambing kacang, sifat fisik kacang
lebih dominan. Baik jantan atupun betina merupakan tipe pedaging dan penghasil susu.
Untuk menghemat biasanya peternak susu kambing memilih kambing ini untuk diternakkan
guna diambil susu nya
Karakteristik:
1. Memiliki tubuh lebih kecil dari kambing etawa, dengan bobot kambing jantan
dewasa dapat lebih dari 40 Kg, sedangkan betina dapat mencapai bobot 40 Kg.
2. Baik jantan maupun betina bertanduk.
3. Memiliki telinga lebar terbuka, panjang dan terkulai.
Kambing Saanen
Kambing Saenen berasal dari Saenen, Swiss. Baik kambing jantan maupun betinanya tidak
memliki tanduk. Warna bulunya putih atau krem pucat. Hidung, telinga dan kambingnya
berwarna belang hitam. Dahinya lebar, sedangkan telinganya berukuran sedang dan tegak.
Kambing ini merupakan jenis kambing penghasil susu.
Berasal dari lembah Saanen Swiss bagian barat. Merupakan jenis kambing terbesar di Swiss.
Sulit berkembang di wilayah tropis karena kepekaannya terhadap matahari. Ciri-ciri telinga
tegak dan mengarah ke depan, bulu dominan putih, kadang2 ditemui bercak hitam pada
hidung, telinga atau ambing. Produksi susu 740 kg/ms laktasi.
Di Indonesi jenis kambing ini di silangkan lagi denga jenis kambing lain yang lebih resisten
terhadap cuaca tropis, misalnya dengan jenis etawa.
Kambing marica
Kambing Marica adalah suatu variasi lokal dari Kambing Kacang. Kambing Marica yang
terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu genotipe kambing asli Indonesia
yang menurut laporan FAO sudah termasuk kategori langka dan hampir punah
(endargement). Daerah populasi kambing Marica dijumpai di sekitar Kabupaten Maros,
Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Sopeng dan daerah Makassar di Propinsi Sulawesi Selatan.
Kambing Marica punya potensi genetik yang mampu beradaptasi baik di daerah agroekosistem lahan kering, dimana curah hujan sepanjang tahun sangat rendah. Kambing Marica
dapat bertahan hidup pada musim kemarau walau hanya memakan rumput-rumput kering di
daerah tanah berbatu-batu.Ciri yang paling khas pada kambing ini adalah telinganya tegak
dan relatif kecil pendek dibanding telinga kambing kacang. Tanduk pendek dan kecil serta
kelihatan lincah dan agresif, adalah salah satu ciri dari kambing Marica
Kambing Samosir
Berdasarkan sejarahnya kambing ini dipelihara penduduk setempat secara turun temurun di
Pulau Samosir, di tengah Danau Toba, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara.
Kambing Samosir pada mulanya digunakan untuk bahan upacara persembahan pada acara
keagamaan salah satu aliran kepercayaan aninisme (Parmalim) oleh penduduk setempat.
Kambing yang dipersembahkan harus yang berwama putih, maka secara alami penduduk
setempat sudah selektif untuk memelihara kambing mereka mengutamakan yang berwarna
putih. Kambing Samosir ini bisa menyesuaikan diri dengan kondisi ekosistem lahan kering
dan berbatu-batu, walaupun pada musim kemarau biasanya rumput sangat sulit dan kering.
Kondisi pulau Samosir yang topografinya berbukit, ternyata kambing ini dapat beradaptasi
dan berkembang biak dengan baik.
Penelitian terhadap kambing spesifik lokal yang ada di Kabupaten Samosir Sumatera Utara
dilakukan untuk mengetahui karakteristik morfologik tubuh. Pengamatan ini dilakukan secara
langsung dilapangan melalui pengukuran morfologik tubuh. Data yang terkumpul dianalisis
secara deskriptif. Dari hasil yang diperoleh karakteristik morfologik tubuh kambing dewasa
yaitu rataan bobot badan betina 26,23 kurang lebih 5,27 kg; panjang badan 57,61 kurang
lebih 5,33 cm; tinggi pundak 50,65 kurang lebih 5,28 cm; tinggi pinggul 53,22 kurang lebih
5,43 cm; dalam dada 28,67 kurang lebih 4,21 cm dan lebar dada 17,72 kurang lebih 2,13 cm.
Berdasarkan ukuran morfologik tubuh, bahwa kambing spesifik lokal Samosir ini hampir
sama dengan kambing Kacang yang ada di Sumatera Utara, yang membedakannya terhadap
kambing Kacang yaitu penotipe warna tubuh yang dominan putih dengan hasil observasi
39,18% warna tubuh putih dan 60,82% warna tubuh belang putih hitam. Dari warna belang
putih hitam didapatkan rataan sebaran warna berdasarkan luasan permukaan tubuh 92,68%
kurang lebih 4,23% warna putih dan 7,32 kurang lebih 4,11% warna hitam. Jenis kambing
jantan berwarna putih sangat diperlukan untuk acara ritual dan adat kebudayaan setempat
(parmalim). Pemberian nama kambing Samosir pada saat ini masih secara lokal dan dikenal
dengan nama Kambing Putih atau Kambing Batak. Kata Kunci: Morfologik Tubuh, Spesifik
Lokal Samosir
Kambing Muara
Kambing Kosta
Lokasi penyebaran kambing Kosta ada di sekitar Jakarta dan Propinsi Banten. Kambing ini
dilaporkan mempunyai bentuk tubuh sedang, hidung rata dan kadangkadang ada yang
melengkung, tanduk pendek, bulu pendek. Kambing ini diduga terbentuk berasal dari
persilangan kambing Kacang dan kambing Kasmir (kambing impor). Hasil pengamatan,
ternyata sebaran warna dari kambing Kosta ini adalah coklat tua sampai hitam. Dengan
presentase terbanyak hitam (61 %), coklat tua (20%), coklat muda (10,2%), coklat merah
(5,8%), dan abu-abu (3,4%). Pola warna tubuh umumnya terdiri dari 2 warna, dan bagian
yang belang didominasi oleh warna putih.
Kambing Kosta terdapat di Kabupaten Serang, Pandeglang, dan disekitarnya serta
ditemukan pula dalam populasi kecil di wilayah Tangerang dan DKI Jakarta.
Selama ini masyarakat hanya mengenal Kambing Kacang sebagai kambing asli Indonesia,
namun karena bentuk dan performa Kambing Kosta menyerupai Kambing Kacang, sering
sulit dibedakan antara Kambing Kosta dengan Kambing Kacang, padahal bila diamati secara
seksama terdapat perbedaan yang cukup signifikan.
Salah satu ciri khas Kambing Kosta adalah terdapatnya motif garis yang sejajar pada bagian
kiri dan kanan muka, selain itu terdapat pula ciri khas yang dimiliki oleh Kambing Kosta
yaitu bulu rewos di bagian kaki belakang mirip bulu rewos pada Kambing Peranakan Ettawa
(PE), namun tidak sepanjang bulu rewos pada Kambing PE dengan tekstur bulu yang agak
tebal dan halus. Tubuh Kambing Kosta berbentuk besar ke bagian belakang sehingga cocok
dan potensial untuk dijadikan tipe pedaging.
Saat ini populasi Kambing Kosta terus menyusut, walaupun data yang pasti untuk populasi
Kambing Kosta tidak diketemukan, namun perkiraan populasinya di Provinsi Banten hanya
tinggal ratusan ekor saja (500-700 ekor).
Kambing Gembrong
Asal kambing Gembrong terdapat di daerah kawasan Timur Pulau Bali terutama di
Kabupaten Karangasem. Ciri khas dari kambing ini adalah berbulu panjang. Panjang bulu
sekitar berkisar 15-25 cm, bahkan rambut pada bagian kepala sampai menutupi muka dan
telinga. Rambut panjang terdapat pada kambing jantan, sedangkan kambing Gembrong betina
berbulu pendek berkisar 2-3 cm. Warna tubuh dominan kambing Gembrong pada umumnya
putih (61,5%) sebahagian berwarna coklat muda (23,08%) dan coklat (15,38%). Pola warna
tubuh umumnya adalah satu warna sekitar 69,23% dan sisanya terdiri dari dua warna 15,38%
dan tiga warna 15,38%. Rataan litter size kambing Gembrong adalah 1,25. Rataan bobot lahir
tunggal 2 kg dan kembar dua 1,5 kg. Tingkat kematian prasapih 20%.
Asal usul kambing gembrong belum bisa dipastikan. Ada yang menduga kambing tersebut
merupakan persilangan antara kambing Kashmir dengan kambing Turki. Dugaan ini
didasarkan pada ciri-ciri fisik kambing yang hampir mirip dengan kambing gembrong.
Dua jenis kambing itu masuk ke Bali dari luar negeri sebagai hadiah untuk seorang
bangsawan Bali. Dari persilangan dua kambing itulah kambing gembrong muncul. Kambing
itu berkembang hingga beranak pinak. Tetapi, cerita ini juga masih simpang siur. Soal asal
usul kambing itu masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Kambing gembrong sangat unik. Kambing ini dulunya banyak hidup di daerah pantai di
Kabupaten Karangasem. Nelayan sering memotong bulunya yang panjang lalu diikatkan ke
kail untuk menangkap ikan, kata Ketua Yayasan Bali Tekno Hayati yang juga peneliti di
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Bali, Suprio Guntoro.
Kajian ilmiah soal khasiat bulu kambing itu hingga bisa mengundang ikan datang memang
belum diketahui secara persis. Para nelayan setempat berkeyakinan, bulu yang ditaruh dekat
kail itu bercahaya hingga mengundang ikan berdatangan.
Ikan yang hiruk pikuk di dekat bulu itu akan tersangkut mata kail yang letaknya tak jauh dari
bulu kambing itu. Tanpa pakan, nelayan dengan mudah mendapat ikan. Cara ini sudah
dikenal lama dan masih digunakan nelayan setempat. IHWAL makin punahnya kambing itu
diduga disebabkan oleh banyak hal. Ada yang menyebutkan bermula dari kepercayaan
nelayan yang berkeyakinan bahwa bila kambing jantan sering dikawinkan dengan kambing
betina akan menyebabkan bulunya rontok.
Mereka berusaha mencegah kambing jantan itu mengawini kambing betina agar bulunya
tetap lebat. Maklum saja, mereka berusaha mendapatkan bulu itu karena harganya sangat
mahal, bahkan hingga mencapai Rp 400.000 per kilogram. Tentu saja nelayan berusaha agar
bulu kambing itu tetap lebat. Akibatnya regenerasi kambing gembrong ini sangat lambat,
hingga sekarang tinggal sedikit. Kita sudah berupaya dengan memberi penyuluhan kepada
penduduk bahwa tidak benar kalau sering kawin bisa mengakibatkan bulu rontok, kata
Guntoro.
Upaya penyuluhan terus dilakukan, tetapi masih saja ada masyarakat yang percaya dengan
keyakinan itu hingga menyulitkan upaya pelestarian kambing itu. Keyakinan itu masih
melekat di kalangan pemilik kambing. Makin punahnya kambing itu juga diakibatkan
desakan ekonomi nelayan setempat. Para nelayan yang umumnya miskin dengan mudah
menjual kambing itu ke tukang jagal karena desakan ekonomi. Misalnya ketika anak harus
sekolah, mereka terpaksa menjual kambing itu untuk biaya sekolah anak-anak mereka. Ada
juga yang menyebutkan, dengan bulu yang lebat hingga menutup bagian kepala, menjadikan
kambing ini mudah punah. Alasannya, kambing ini kesulitan untuk makan akibat mata dan
mulutnya tertutup oleh bulu. Kesulitan ini mengakibatkan makanan sulit masuk ke mulut
hingga tidak bisa menerima masukan gizi yang memadai. Akibatnya, kambing mudah
terserang penyakit hingga mati. Semua penyebab ini mungkin saja saling berkait hingga
makin memperparah kepunahan kambing tersebut. Tanpa disadari kambing itu terus
berkurang.
UPAYA untuk melestarikan kambing gembrong ini belum dilakukan secara serius. Dari
tahun ke tahun belum ada pihak yang mau melestarikan hewan ini, bahkan nyaris terlupakan
dan tidak mendapat perhatian. Pada mulanya, Yayasan Bali Tekno Hayati yang mendapat
sponsor dari Yayasan Keanekaragaman Hayati (Kehati) pada tahun 1998-1999 mulai
melakukan konservasi. Dengan dana Rp 25 juta, yayasan membeli kambing itu dari nelayan,
kemudian menitipkannya. Mereka yang dititipi berhak mendapat induknya, namun
Akan tetapi, upaya ini hanya berlangsung dua tahun akibat yayasan kesulitan dana untuk
melestarikan kambing itu. Dana dari Kehati hanya dapat digunakan selama dua tahun itu. Di
sisi lain, dengan alasan tertentu akibat desakan ekonomi, kambing-kambing itu tidak terurus
dengan baik. Bahkan, peternak juga ada yang menjualnya hingga upaya pelestarian
terhambat. Agar tidak makin punah, Yayasan Bali Tekno Hayati dengan bekerja sama BPTP
melokalisasi kambing yang masih menjadi hak yayasan. Sebanyak tujuh ekor kambing
akhirnya dipindah dan dipelihara di kebun percobaan BPTP Bali di Desa Sawe, Kabupaten
Jembrana.
Dari tujuh ekor itu kini telah beranak menjadi 10 ekor. Kedua lembaga itu kini berusaha
melestarikan satwa langka tersebut secara in situ atau di habitatnya, yaitu di Kabupaten
Karangasem dan eks situ atau di luar habitatnya. Mereka juga mencoba menyilangkan dengan
kambing peranakan ettawah (PE). Dengan persilangan itu dihasilkan kambing gettah alias
gembrong ettawah.
Saat ini, setidaknya terdapat enam induk kambing peranakan ettawah yang mengandung
benih gembrong. Persilangan ini salah satunya dilakukan di Desa Bongancina, Kecamatan
Bungsubiu, Kabupaten Buleleng. Harapannya, agar kambing gembrong tidak punah.
Upaya pelestarian ini masih jauh dari yang diharapkan. Jumlah kambing itu masih bisa makin
berkurang kalau tidak ada upaya serius untuk melestarikannya. Apalagi sebagian besar
kambing yang masih hidup berada di tangan peternak atau nelayan yang miskin. Masih
banyak dibutuhkan bantuan dan dukungan dari semua pihak agar kambing ini tidak lenyap.
Mengharapkan bantuan pemerintah? Mungkin masih sulit untuk mendapatkan bantuan
pemerintah untuk urusan yang satu ini. Pemerintah belum banyak memperhatikan masalah
seperti ini. Pemerintah masih sibuk dengan urusan ekonomi dan politik yang belum selesai
hingga sekarang.
Siapa tahu ada sponsor yang mau membantu pelestarian kambing yang satu ini. Sayang bila
kambing gembrong hilang dari muka Bumi hanya karena kita lalai untuk melestarikannya.
Kambing Boer
Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi ternak yang ter-registrasi selama
lebih dari 65 tahun. Kata Boer artinya petani. Kambing Boer merupakan satu-satunya
kambing pedaging yang sesungguhnya, yang ada di dunia karena pertumbuhannya yang
cepat. Kambing ini dapat mencapai berat dipasarkan 35 45 kg pada umur lima hingga enam
bulan, dengan rataan pertambahan berat tubuh antara 0,02 0,04 kg per hari. Keragaman ini
tergantung pada banyaknya susu dari induk dan ransum pakan sehari-harinya. Dibandingkan
dengan kambing perah lokal, persentase daging pada karkas kambing Boer jauh lebih tinggi
dan mencapai 40% 50% dari berat tubuhnya
.
Kambing Boer dapat dikenali dengan mudah dari tubuhnya yang lebar, panjang, dalam,
berbulu putih, berkaki pendek, berhidung cembung, bertelinga panjang menggantung,
berkepala warna coklat kemerahan atau coklat muda hingga coklat tua. Beberapa kambing
Boer memiliki garis putih ke bawah di wajahnya. Kulitnya berwarna coklat yang melindungi
dirinya dari kanker kulit akibat sengatan sinar matahari langsung. Kambing ini sangat suka
berjemur di siang hari.
Boer jantan dapat kawin di bulan apa saja sepanjang tahun. Mereka berbau tajam karena hal
ini untuk memikat betina. Seekor pejantan dapat aktif kawin pada umur 7-8 bulan, tetapi
disarankan agar satu pejantan tidak melayani lebih dari 8 10 betina sampai pejantan itu
berumur sekitar satu tahun. Boer jantan dewasa (2 3 tahun) dapat melayani 30 40 betina.
Disarankan agar semua pejantan dipisahkan dari betina pada umur 3 bulan agar tidak terjadi
perkawinan yang tidak direncanakan. Seekor pejantan dapat mengawini hingga selama 7 8
tahun.
KARAKTERISTIK KAMBING BOER BETINA
Boer betina tumbuh seperti jantan, tetapi tampak sangat feminin dengan kepala dan leher
ramping. Ia sangat jinak dan pada dasarnya tidak banyak berulah. Ia dapat dikawinkan pada
umur 10 12 bulan, tergantung besar tubuhnya. Kebuntingan untuk kambing adalah 5 bulan.
Ia mampu melahirkan anak-anak tiga kali dalam dua tahun. Betina umur satu tahunan dapat
menghasilkan 1 2 anak. Setelah beranak pertama, ia biasanya akan beranak kembar dua,
tiga, bahkan empat. Boer induk menghasilkan susu dengan kandungan lemak sangat tinggi
yang cukup untuk disusu anak-anaknya. Ketika anaknya berumur 2 3 bulan induk mulai
kering. Boer betina mempunyai dua hingga empat puting, tetapi kadangkala tidak semuanya
menghasilkan susu. Sebagai ternak yang kawinnya tidak musiman, ia dapat dikawinkan lagi
tiga bulan setelah melahirkan. Birahinya dapat dideteksi dari ekor yang bergerak-gerak cepat
disebut flagging. Boer betina mampu menjadi induk hingga selama 5 8 tahun. Betina
dewasa (umur 2-3 tahun) akan mempunyai berat 80 90 kg. Boer betina maupun jantan
keduanya bertanduk.
Tergantung dari ransum pakannya, hasil silangan jantan dapat mencapai berat dipasarkan 35
45 kg dalam waktu enam sampai delapan bulan, dengan peningkatan jumlah daging pada
karkas lebih banyak dari yang dihasilkan anak kambing lokal dengan umur yang sama.
Penting untuk dipahami bahwa protein membentuk otot. Penggunaan jagung, tanaman
leguminosa dan rumput lokal merupakan sumber protein alami yang sangat bagus. Pada umur
satu minggu, anak kambing harus disediakan pakan dari sumber yang sama dengan induknya.
Meskipun mereka masih menyusu induknya, mereka akan mulai makan hijauan pada umur
sangat muda. AIR MINUM TERSEDIA SETIAP SAAT ADALAH PENTING baik untuk
induk maupun anaknya.
Kambing Boerandu
Merupakan kambing hasil persilangan antara kambing boer jenis tyson f1 dan kambing jawa
randu
Kambing boerawa
Kambing Boerawa merupakan kambing hasil persilangan antara kambing Boer jantan dengan
kambing Peranakan Etawah (PE) betina. Ternak hasil persilangan kedua jenis kambing tadi
disebut dengan Boerawa yakni singkatan dari kata Boerawa dan Peranakan Etawah. Kambing
hasil persilangan ini mulai berkembang dan banyak jumlahnya di Propinsi Lampung
khususnya dalam kurun waktu 3 tahun terakhir ini, walaupun upaya persilangan antara
kambing Boer dengan kambing lokal telah dilakukan dibeberapa propinsi lainnya seperti
Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan.
Selama ini Boerawa diartikan kambing silangan antara pejantan Boer dengan betina PE,
batasan apakah harus menggunakan betina PE berkelas ataupun PE jenis rambon belum
ditetapkan secara jelas, begitu juga dengan penggunaan istilah Boerawa . Sebutan Boerawa
selama ini ditujukan untuk ternak turunan yang jantan saja, entah berasal dari hasil
persilangan pertama ataupun hasil backcrossnya. Kedepan nampaknya diperlukan upayaupaya yang lebih terfokus dalam menyusun rancangan peningkatan mutu genetik secara
terukur dan terancang. Arti terancang disini adalah adanya desain ataupun saemacam cetak
biru pola atau bentuk dari pemuliaan yang hendak dilakukan, sedangkan terukur
dimaksudkan dapat diamati hasil dari upaya tersebut dengan tingkat performance atau
kualitas yang lebih baik. Koordinasi dan kerjasama antara beberapa pihak terkait barangkali
dapat menghasilkan program yang lebih komprehensif dan aplikatif ( Dinas peternakan,
perguruan tinggi dll). Desain, cetak biru ataupun rancangan program pengembangan kambing
Boerawa hendaknya disusun dengan tetap mengedepankan kaidah-kaidah pemuliaan,
aplikatif dan dapat digunakan sebagai acuan teknis dalam produksi kambing Boerawa di
lapangan.
2.
Pernah mendengar susu kuda liar? Jika iya, pernah mencoba? Sebagian dari kita mungkin
akan bergidik ngeri. Tak jarang pula yang jijik. Sebab, selama ini kuda memang kurang
familiar sebagai penghasil susu. Padahal berdasarkan fakta, susu kuda liar justru memiliki
kandungan senyawa yang mendekati kebaikan Air Susu Ibu atau ASI. Selama ini pangsa
pasar didominasi oleh susu sapi. Rasanya memang nikmat. Tapi tahukah Anda bahwa rasa
susu kuda liar lebih gurih lagi? Kelezatan rasa tersebut disebabkan kandungan gula alami
juga lemaknya yang lauh lebih tinggi. Karena itu wajar jika susu kuda bertekstur lebih
creamy atau kental jika dibandingkan dengan jenis susu lainnya. Selain nikmat, ternyata
manfaat susu kuda liar juga cukup komplit. Tak hanya memasok kebutuhan kalsium, di
setiap tetes susu kuda ini juga menyimpan beberapa khasiat. Tak percaya?
Ada banyak susu hewan yang layak dan sudah popular untuk dikonsumsi oleh masyarakat,
baik karena khasiatnya ataupun karena rasanya yang enak. Khalayak umum telah mengenal
susu sapi, susu kambing, susu kuda liar ataupun jenis lain yang belum banyak dikenal akan
coba kita ulas.
Dosen tamu di Institut Peranian Bogor ini menjelaskan kadar casein, laktosa, lemak, protein,
dan mineral, serta komposisi asam lemaknya pun terdiri dari asam lemak rantai pendek
yang mudah diserap.
Jika dilihat dari komposisinya maka susu kuda liar ini tidaklah berbeda dengan susus jenis
lain, namun menurut laporan FAO komposisi kadar gizi yang ada dalam susu kuda liar ini
mendekati atau mirip dengan ASI, jika dibandingkan dengan susu sapi segar yang tidak
cocok untuk dikonsumsi oleh bayi. Kandungan casein yang tinggi pada susu sapi segar akan
menggumpal dan susah dicerna pada saluran pencernaan bayi.
Proses fermentasi yang terjadi pada susu kuda liar, adalah mengubah laktosa menjadi asam.
hal tersebut membantu melancarkan pencernaan, proses fermentasi juga berfungsi untuk
menghindari penggumpalan protein.
Anda mungkin pernah mendengar atau melihat iklan mengenai susu kuda liar (belakangan
disebut susu kuda sumbawa). Dalam iklan tersebut, seringkali disebut bahwa susu kuda liar
dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti penyakit jantung, hipertensi, kanker
payudara, kanker leher rahim, dan bahkan meningkatkan gairah seksual.
Benarkah demikian? Klaim-klaim semacam itu masih membutuhkan penelitian panjang
untuk membuktikannya. Namun, dari bukti ilmiah yang ada, susu kuda memang memiliki
sejumlah keunggulan yang perlu dipertimbangkan. Berikut adalah 5 di antaranya:
1. Kaya vitamin
Kandungan vitamin susu kuda lebih banyak daripada susu sapi. Vitamin dan mineral yang
terkandung dalam susu kuda antara lain: Vitamin A, B2, B6, B12, C, E, zat besi, kalsium,
kalium dan magnesium.
2. Menyembuhkan radang usus
Para peneliti dari Universitas Jena di Jerman menemukan bahwa susu kuda membantu
mengatasi gangguan radang usus besar, yang biasanya ditandai dengan diare hebat bercampur
darah.
Radang usus dapat timbul karena terlalu banyak bakteri buruk di dalam usus. Bakteri itu
menciptakan racun yang mengiritasi dinding usus dan diserap ke dalam darah. Hal ini pada
gilirannya menimbulkan diare atau sembelit, usus bergejolak, perut kembung, mual dan
meningkatkan produksi asam lambung. Susu kuda merangsang pertumbuhan bakteri baik
dalam usus, sehingga bakteri buruk tidak dapat berkembang lebih lanjut dan zat-zat beracun
dalam darah bisa dibuang.
3. Cocok sebagai pengganti susu sapi
Kata Dr Rene Madeleyn dari departemen pediatrik di RS Filder di Stuttgart: susu kuda yang
mengandung banyak antibodi penetralisir bakteri dan virus ini adalah susu hewan paling
mirip dengan susu manusia Kami sering memberikannya kepada bayi prematur untuk
meningkatkan kekuatan dan kekebalan.
Susu kuda sangat mirip dengan air susu ibu baik dari segi kandungan gizi maupun
komposisinya. Selain susu kambing, susu kuda dapat menjadi alternatif bagi bayi yang alergi
terhadap susu sapi. Namun berhati-hatilah dalam memilih produknya karena bila
penyiapannya tidak steril maka dapat berbahaya bagi bayi. Konsultasikan dengan dokter
Anda sebelum memberikan susu kuda kepada bayi.
4. Menyembuhkan eksim
Eksim adalah salah satu penyakit kulit paling umum yang menyebabkan infeksi lokal yang
ditandai dengan gatal, kemerahan, bengkak dan lecet. Susu kuda yang dikentalkan dan
dicampur dengan lidah buaya dapat mengurangi gejala eksim hingga 30%.
5. Lebih awet
Susu kuda mengandung komponen antibakteri alami sehingga membuat susu menjadi awet.
MenGeNaL SuSu kUDa
Asal usul susu kuda ?
Menurut Hermawati (2005), susu kuda sejak lama telah dikonsumsi oleh masyarakat di
daerah Asia Tenggara, Mongolia, Eropa Timur, dan Rusia. Susu kuda umumnya dikonsumsi
dalam bentuk susu fermentasi sebagai minuman sehari-hari maupun untuk pengobatan.
Buckle et al (1978) mengemukakan bahwa susu mengandung semua zat gizi yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup anak mamalia. Zat-zat gizi tersebut diantaranya
adalah lemak, protein, karbohidrat (laktosa), vitamin, mineral, dan air. Komponen dan
karakteristik zat gizi dalam susu memungkinkan zat gizi susu mudah diserap oleh tubuh.
Bedanya susu kuda dengan susu hewan ternak lainnya dan susu manusia (ASI) ?
Terdapat perbedaan antara kadar lemak, protein, gula, abu dan air pada komposisi susu dari
beberapa hewan ternak dan manusia. Kadar lemak susu kuda sebesar 1,59 persen; kadar
lemak susu sapi sebesar 3,90 persen; sedangkan kadar lemak susu manusia sebesar 3,80
persen (Tabel 1). Hal ini menunjukkan bahwa kadar lemak susu kuda lebih rendah dibanding
susu sapi maupun susu manusia sehingga susu kuda relatif tidak menyebabkan kegemukan.
Tabel 1. Komposisi Kandungan Zat Gizi pada Susu Kuda, Susu Hewan Ternak Lain dan
Susu Manusia
Jenis
Lemak (%)
Protein (%)
Laktosa (%)
Abu (%)
Air (%)
Kambing
4,09
3,71
4,20
0,79
87,81
Ikan Paus
22,24
11,90
1,79
1,66
63,00
Kelinci
13,60
12,95
2,40
2,55
68,50
Kerbau
7,40
4,74
4,64
0,78
82,44
Kuda
1,59
2,00
6,14
0,41
89,86
Domba
8,28
5,44
4,78
0,90
80,60
Anjing Laut
54,20
12,00
0,53
34,00
Sapi
3,90
3,40
4,80
0,72
87,10
Manusia
3,80
1,20
7,00
0,21
87,60
Protein
2,26000
Lemak
1,68000
Laktosa
4,31000
Ca
0,11400
Vitamin C
0,13500
Fe
0,00064
Provitamin A
0,69000
Protein Kasein
1,30000
Protein Whey
1,20000
1,68
2,0
2,26
1,70
4,31
5,80
8,40
0,41
1,15
pH
2,73 4,28
7,00
Antimikroba (mm)
14 23
12,4 13,37
Hasil Olahan
Daftar Pustaka
1) Buckle KA, Edwards RA, Fleet GH, Wootton M. 1978. Food Science. Australia:
A.A.U.C.S.
2) Hermawati D et al. 2004. Aktivitas Mikroba pada Susu Kuda Sumbawa. Jurnal Teknologi
dan Industri Pangan 1 (15): 47-53.
3) Hermawati D. 2005. Kajian aktivitas dan karakterisasi senyawa antimikroba dari susu kuda
Sumbawa [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
4) Riyadh S. 2003. Menyingkap tabir susu kuda liar Sumbawa (studi kasus di Kabupaten
Sumbawa, NTB) [makalah]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
5) Sisilia A. 2010. Strategi promosi susu kuda Sumbawa organik Asambugar [skripsi].
Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
6) Siwang RS. 2009. Analisis strategi pemasaran produk susu kuda organik Asambugar UKM
Diana Hermawati Parung Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor.