Anda di halaman 1dari 9

ISSN 1978 3000

Kurva Laktasi Induk Domba Jonggol (Domba Ekor Tipis) Berdasarkan Umur Induk
yang Dipelihara dengan Sistem Penggembalaan

(Lactation Curve of Jonggol Ewes (Thin Tail Sheep) on Ewe Age Were Reared Grazing
System)

Jarmuji

Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu


JL. Kandang Limun, Bengkulu 38125
Email: jarmuji_78@yahoo.com

ABSTRACT

The objectives of this research were to know the effect of ewe’s age on curve of milk yield reared on
grazing. This research was done in The Jonggol Animal Science Teaching, and Research Unit (JASTRU)
located in Singasari Village, Jonggol, Bogor district. As many 100 local sheep comprises of pregnant and
lactating ewes on average 1-4 years old were used in this research. The sheeps were grazed from 9 a.m. to 4
p.m. and housed on night. The result showed that ewe’s age different effect its of curve milk
yield.Lactation peak is expected within 1-2 weeks of lambing, followedby a decreasing phase to the 16
weeks. Decreace of theewes 1 year age showed is not stable if comparation the ewes 3-4 year age.
Key words : ewes, curve milk yield, grazing system.

PENDAHULUAN di Indonesia antara lain domba jonggol


(DET), domba priangan di Garut (DET),
Domba lokal merupakan salah satu
domba indramayu (DEG), domba madura
sumber daya genetik ternak yang
(DEG), domba donggala (DEG), Domba
berpotensi dikembangkan dalam
Rote (DEG), domba kisar (DEG) dan
penyediaan daging nasional. Domba lokal
domba sumbawa (DEG) (Sumantri et al.,
memiliki beberapa keunggulan diantaranya
2007)
kemampuan dalam melahirkan anak
Domba jonggol (DET)merupakan
kembar dua ekor atau lebih, umur dewasa
hasil persilangan domba ekor tipis dengan
kelamin relatif cepat serta tidak mengenal
domba garut yang berkembang sejak tahun
musim kawin sehingga dapat beranak
1980 dan telah mengalami seleksi secara
sepanjang tahun. Domba lokal pada
alami pada lingkungan panas dan kering di
dasarnya digolongkan menjadi dua yaitu
lokasi Unit Pendidikan, Penelitian dan
Domba Ekor Tipis (DET) dan Domba Ekor
Peternakan Jonggol (UP3J), Kabupaten
Gemuk (DEG). Namun di beberapa daerah
Bogor. Domba jonggol memiliki ciri
tempat domba berkembang dengan
berekor tipis, pendek dan tidak berlemak,
lingkungan yang berbeda, seringkali
telinga berukuran kecil sampai medium,
domba lokal tersebut dikelompokan galur
warna bulu putih belang hitam dan banyak
tersendiri. Domba lokal yang berkembang
bercak belang hitam disekitar mata dan

Kurva laktasi induk domba jonggol | 51


ISSN 1978 3000

hidung, domba jantan bertanduk sedangkan Populasi domba dapat ditingkatkan


domba betina tidak bertanduk (Jarmuji, dengan cara memperbaiki produktivitas
2008). induk melalui kemampuan menghasilkan
Domba jonggol (DET)memiliki air susu pada kondisi lingkungan dan
siklus reproduksi yang cepat, dengan jarak pakan yang terbatas. Kurva laktasi
kelahiran delapan bulan maka dalam dua merupakan gambaran produksi susu harian
tahun seekor induk domba sedikitnya seekor domba selama periode laktasi.
menghasilkan tiga ekor anak pada Dengan mengetahui bentuk kurva produksi
kelahiran tunggal atau 1,5 ekor anak per susu selama laktasi diharapkan dapat
induk pertahun. Namun kondisi ini masih mengetahui kelompok induk yang lebih
dihadapkan pada masalah kurangnya daya rentan terhadap kondisi lingkungan yang
tahan hidup anak domba yang dilahirkan jelek dan pada akhirnya dapat melakukan
per induk dalam mencapai usia sapih, manajemen pemeliharaan induk dan anak
terutama yang dilahirkan kembar dua atau domba yang lebih baik terutama dalam
lebih dengan tingkat kematian mencapai memenuhi kebutuhan susu pada anak
40-85% (Jarmuji, 2010). Angka kematian domba periode lahir sampai sapih yang
yang tinggi sebelum mencapai umur sapih dipelihara dipadang penggembalaan.
ini sebagian besar disebabkan oleh
MATERI DAN METODE
kurangnya zat makanan yang disediakan
oleh induk dalam bentuk air susu. Penelitian ini dilaksanakan di areal
Sementara anak domba sangat tergantung padang penggembalaan Unit Pendidikan,
pada ketersediaan air susu sebagai bahan Penelitian dan Peternakan Jonggol Institut
makanan dalam menopang pertumbuhan Pertanian Bogor (UP3J-IPB) Desa
dan kehidupan sebelum ternak disapih. Singasari Kecamatan Jonggol Kabupaten
Produksi susu induk yang rendah juga Bogor selama 5 bulan. Sebanyak 100 ekor
dapat menurunkan laju pertumbuhan dan induk domba jonggol umur 1-4 tahun yang
bobot sapih. Domba yang memiliki bobot dipelihara di padang penggembalaan
sapih rendah dapat menurunkan dalam kondisi buting dan laktasi. Peralatan
kemampuan dalam bersaing memperoleh yang diperlukan dalam penelitian kandang
hijauan yang berkualitas di padang koloni induk yang sedang melahirkan,
penggembalaan, sehingga pertumbuhan kandang koloni induk, kandang koloni
mencapai dewasa menjadi lambat dan anak, kalung nomor dan timbangan ternak
menurunkan kemampuan reproduksi. merk Shalter. Pemeliharaan induk domba
dilakukan dengan cara digembalakan mulai

Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 9 No 1. Januari-Juni 2014 | 52


ISSN 1978 3000

Kurva laktasi induk domba jonggol pukul Umur pada ternak domba dapat
09.00 sampai dengan pukul 16.00 dan sore dilakukan dengan cara melihat pergantian
harinya ternak dimasukan ke dalam gigi seri menjadi gigi tetap pada ternak
kandang. (Tabel 1).

Pengamatan HASIL DAN PEMBAHASAN


Produksi susu induk diukur dengan
Keadaan umum padang penggembalaan
cara memisahkan anak-anak domba,
kemudian sebelum dan susudah anak Secara geografis UP3J-IPB terletak

menyusu pada induk, terlebih dahulu antara 60LU dan 106,530BT pada

dilakukan penimbangan masing-masing ketinggian 70 m diatas permukaan laut.

anak (Caja et al., 2006). Selisih bobot anak Kondisi iklim selama penelitian bulan

domba sebelum dan sesudah menyusu Juni-Nopember dengan rata-rata curah

tersebut merupakan jumlah produksi susu hujan 182,22 mm/bulan, kelembaban 75%,

induk. Pengukuran dilakukan pukul 23.00, suhu lingkungan 250C – 340C dan

05.00, 11.00 dan 17.00 (satuan dalam kecepatan angin rata-rata 1848,89 m/jam

gram). Produksi susu diukur setiap tiga (UP3J, 2007). Hijauan makanan ternak

hari sekali. yang dikembangkan di padang

Analisis statistik penggembalaan adalah rumput bachiaria

Bentuk kurva laktasi pada humidicola. Sistem penggembalaan

kelompok induk berdasarkan umur yang kontinyu mempunyai sifat sangat selektif

berbeda selama periode laktasi dilakukan memilih hijauan yang masih muda,

dengan menggunakan analisis regresi sehingga pemanfaatan hijauan tidak

sederhana dan analisis deskriptif. optimum (Umberger 2001) dan


menimbulkan pertumbuhan kembali
rumput (regrowth) tidak merata serta
interpensi gulma menjadi meningkat
(Susetyo, 1980).

Kurva laktasi induk domba jonggol | 53


ISSN 1978 3000

Selama penelitian berlangsung penurunan proporsi helai daun dengan


produksi hijauan segar di padang kelopak daun dan batang, dimana pada
penggembalaan yang dipanen umur 30 hari helai daun mempunyai kandungan protein
sebesar 350 g/m2, kandungan protein dan yang lebih tinggi dibanding kelopak daun
serat kasar masing-masing sebesar 4,59% dan batang. Konsentrasi nitrogen pada
dan 44,78%. Produksi tersebut sangat tanaman akan menurun dengan
rendah jika di banding dengan hasil meningkatnya umur tanaman (Whitehead,
penelitian Mansyur (2004) bahwa produksi 2000). Suhu dan kelembaban udara
rumput Brachiaria humidicola yang merupakan faktor yang sangat
dipanen umur 30 hari dan dipupuk dengan mempengaruhi secara langsung maupun
9 ton/ha dolomit, 2 ton/hapupuk kandang, tidak langsung kandungan nutrisi hijauan
450 kg urea, 15 kg SP36 dan 430 kg KCL di padang penggembalaan, suhu
adalah sebesar 3.260 g/m2, dengan lingkungan yang tinggi dapat
kandungan nutrisi 5,5% protein kasar, meningkatkan struktur material dinding sel
0,21% fospor dan 0,38% kalsium serta tanaman seperti lignin dan mempercepat
daya cerna bahan kering dan bahan organik proses metabolisme yang dapat
masing-masing 57,23 dan 57,52%. menurunkan ukuran ruang isi sel (Coleman
Skerman dan Riveros (1990) menyatakan dan Henry, 2002).
bahwa rumput Brachiaria humidicola Kurva produksi susu domba jonggol
mengandung protein kasar sebesar 8-9% (DET)
dan serat kasar 32-35%. Kurva produksi susu pada induk I1,
Penurunan produksi hijauan di I2, I3 dan I4 menunjukkan bahwa selama 16
padang penggembalaan disebabkan oleh minggu laktasi tidak menggambarakan
rendahnya ketersediaan air tanah, sehingga kurva produksi susu yang normal (Gambar
dapat mengganggu proses metabolisme 1). Rata-rata puncak laktasi terjadi pada
diantaranya pengurangan pembukaan minggu kedua dan ketiga setelah
stomata, laju fotosintesis dan kehilangan melahirkan dan produksinya terus
air dari daun (Goldsworthy dan Fisher, mengalami penurunan sampai minggu 16
1992) dan menghambat penyerapan unsur (hari ke 59). Penurunan laju produksi pada
hara di dalam tanah oleh tanaman induk I1 cenderung tidak stabil dan terjadi
(Hardjowigeno, 2003).Menurut Minson beberapa kali puncak laktasi dibanding
(1990), penurunan kandungan protein dengan induk yang lebih tua, hal ini
kasar pada rumput selain disebabkan oleh menunjukkan bahwa produksi susu pada I1
umur tanaman, juga dapat disebabkan oleh diduga lebih rentan terhadap perubahan

Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 9 No 1. Januari-Juni 2014 | 54


ISSN 1978 3000

lingkungan terutama kondisi pakan dan Macciotta et al. (1999),


suhu lingkungan. Namun demikian, rata- melaporkanpada musim semi dimana
rata penurunan produksi susu setelah ketersediaan pakan dengan kualitas yang
puncak laktasi pada I1 jauh lebih rendah baik laju produksi susu akan membentuk
dibanding induk yang lebih tua. Rata-rata kurva normal dan hanya terdapat satu kali
penurunan produksi susu setelah puncak puncak laktasi, yaitu pada minggu ke-3
laktasi I1 2,21 g/h, sedangkan I2 5,57 g/h, I3 atau ke-4 setelah induk melahirkan.
7,06 g/h dan I4 6,45 g/h. Hasil ini sesuai Namun pada musim panas dimana
dengan pendapat Pollott dan Gootwine ketersediaan dan kualitas pakan rendah dan
(2004) bahwa rata-rata penurunan produksi temperatur lingkungan yang tinggi
susu akibat dampak persistensi domba menyebabkan kebutuhan induk domba
awassi pada kelahiran pertama sebesar tidak terpenuhi, hal ini dapat menyebabkan
8,00 g/h, sedangkan pada induk umur tiga kurva laktasi menjadi semu (false), kadang
tahun mencapai sebesar 12 g/h. Menurut tidak muncul puncak laktasi atau terjadi
Borlino (2004), laju produksi susu akan beberapa kali puncak laktasi selama
meningkat sampai mencapai puncak periode laktasi.
produksi maksimum, setelah itu kemudian Gambar 1 menunjukkan dengan
perlahan akan mengalami penurunan bertambahnya hari laktasi (persistensi)
sampai akhir laktasi (periode kering). Total terjadi rata-rata penurunan laju produksi
produksi susu selama laktasi dan bentuk susu secara lambat. Menurut Tucker
kurva laktasi dipengaruhi oleh faktor (1985) bahwa selama laktasi kadar
lingkungan seperti manajemen prolaktin akan tetap tinggi sebagai respon
pemeliharaan, bulan saat melahirkan, umur terhadap rangsang isapan anak domba yang
induk dan jumlah anak yang menyusui berlangsung terus-menerus. Kadar
(Ruiz et al. 2000). Selanjutnya, induk prolaktin yang tinggi tersebur berdampak
bangsa domba laxta yang melahirkan anak pada kerja organ otak dan ovarium. Di
pada bulan Nopember menunjukkan otak, prolaktin yang sampai di hipotamalus
produksi susu puncak laktasi terjadi pada akan menghambat sekresi GnRH.
minggu kedua setelah melahirkan dengan Sedangkan kadar estrogen yang semula
puncak produksi 1,50 l/h, sedangkan induk sangat tinggi selama persalinan karena
yang melahirkan bulan Maret puncak sekresi dari plasenta akan mengalami
laktasi terjadi pada minggu keempat penurunan setelah terlepasnya plasenta.
dengan produksi 1,20l/h. Penurunan ini ternyata tidak mampu
merangsang hipotamalus untuk mensekresi

Kurva laktasi induk domba jonggol | 55


ISSN 1978 3000

GnRH, hal ini mengisyaratkan adanya semakin bertambahnya umur anak akan
penurunan hipotamalus terhadap menyebabkan penurunan produksi susu,
mekanisme umpan balik positif terhadap karenasetelah anak domba mulai memakan
sekresi LH dan FSH dalam mengontrol rumput rangsangan yang diberikan ke
pertumbuhan folikel dan ovulasi.Selama kelenjar dan aktivitas sekretoris
laktasi domba tidak menunjukkan estrus. mensintesis air susu menjadi menurun.
Menurut Manalu (1999) bahwa dengan

Gambar 1. Kurva produksi susu domba jonggol selama 59 hari laktasi berdasarkan umur
induk

Pakan merupakan faktor yang sangat pertumbuhan ambing rendah dan


penting untuk pertumbuhan ambing selama menghasilkan ukuran ambing yang kecil,
kebuntingan, dimana akselerasi hal ini menyebabkan volume untuk
pertumbuhan ambing pada ternak domba menampung sel-sel skretori dan dapat
terjadi pada fase akhir kebuntingan dan menurunkan produksi susu 17-32%
hanya sekitar 5% terjadi pada awal laktasi (Treacher dan Caja, 2002). Selanjutnya,
(Lawrence dan fowler, 2002). Induk pemberian pakan yang cukup dan kualitas
domba yang mengkonsumsi pakan dengan baik pada saat laktasi dapat meningkatkan
kualitas yang rendah terutama minggu- proses metabolisme sintesa air susu,
minggu terakhir kebuntingan menyebabkan dimana kandungan nitrogen dan aktivitas

Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 9 No 1. Januari-Juni 2014 | 56


ISSN 1978 3000

enzim didalam retikulum, abomasum dan rentan terhadap perubahan lingkungan


usus halus meningkat. terutama kondisi pakan dan suhu
Suhu dan kelembapan lingkungan lingkungan.
yang tinggi juga dapat meningkatkan
produksi panas metabolisme di dalam
DAFTAR PUSTAKA
tubuh, sehingga ternak akan berusaha
Borlino, A. C, N.P.P Macciottaand G.
melepaskan panas tubuh dengan
Pulina. 2004. Mathematical
meningkatkan konsumsi air dan
Modelling of Milk Production
mengurangi konsumsi pakan, kondisi ini
Pattern in Dairy Sheep.In :Pulina,
dapat menurunkan produksi susu. Pada
G, editor. Dairy Sheep
rata-rata suhu lingkungan sebesar 240C
Nutrition.CABI Publishing
tidak memberikan pengaruh yang nyata
terhadap produksi susu, namun pada suhu Caja, G, A.A.K. Salama andX. Such. 2006.
lingkungan 340C sangat nyata menurunkan Omitting the dry off period
produksi susu (Esmay, 1982). Laktasi negatively affects colostrums and
harus berlanjut minimal sampai ketahap milk yield in dairy goat. J Dairy Sci
ketika anak domba dapat disapih dan 89:4220-28.
dapat hidup dengan makanan sendiri. Coleman, S.W and D.A Henry. 2002.
Produksi susu akan mengalami penurunan Nutritive Value of Herbage.In:
bersamaan dengan bertambahnya waktu Freer, M, and H. Dove, editor.
laktasi (Pulina dan Nudda, 2004). Sheep Nutrition.CABI Publishing.

Ensminger, M.E. 2002. Sheep and Goat


KESIMPULAN
Science. Interstate Publisher, Inc.
Kurva produksi susu pada induk I1,
I2, I3 dan I4 menunjukkan bahwa selama 16 Esmay, L.M. 1982. Principles of Animal

minggu laktasi tidak menggambarakan Enviroment. AVI Publishing

kurva produksi susu yang normal dan Company, Inc. Wesport,

puncak laktasi terjadi pada minggu kedua Connecticut.

dan ketiga setelah melahirkan yang Goldsworthy, P.R, and N.M. Fisher. 1992.
selanjutnya terus mengalami penurunan. FisiologiTanamanBudidayaTropik.
Penurunan laju produksi susu pada induk I1 GadjahMadaUniversity Press.
cenderung tidak stabil dibanding dengan
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah.
induk yang lebih tua, hal ini menunjukkan
Akademika Presindo. Jakarta.
bahwa produksi susu pada I1 diduga lebih

Kurva laktasi induk domba jonggol | 57


ISSN 1978 3000

Jarmuji. 2008. Identifikasi Produktifitas Minson, D.J. 1990. Forage In Ruminant


Induk Domba yang Digembalakan Nutrition. San Diego. California
Sebagai Dasar Seleksi di Unit Academi Press.
Pendidikan, Penelitian dan Pollott, G.E and E.Gootwine. 2004.
Peternakan Jonggol Institut Reproductive performance and
Pertanian Bogor (UP3J- milk production of assaf sheep in
IPB).Thesis.
an intensif management system. J
Jarmuji. 2010. Pengaruh Umur Induk Dairy Sci 87:3690-703.
Terhadap Pertambahan Bobot Pulina, G and A. Nudda, 2004. Milk
Badan, Bobot Sapih dan Daya Production. In: Pullina G, editor.
Hidup Anak Domba Jonggol (DET) Dairy Sheep Nutrition. CABI
Periode Prasapih. Jurnal Sain Publishing.
Peternakan Indonesia, Vol 5: 1 hal
Ruiz, R, L.M. Oreguei and M.Herrerot.
34-42
2000. Comparison of model for
Lawrence, T.L.J and V.R. Fowler. 2002. describing the lactation curve of
Growth of Farm Animals. CABI laxta sheep andan análisisof factors
Publishing. affecting milk yield. J Dairy Sci
Macciotta, N.P.P, Borlino, A.C andG. 83:2709-719.
Pulina. 1999. Analysis of Sumantri, C.,Einstiana, A., Salamena J.F
enviromentall effect of tes day milk dan I. Inounu.2007. Keragaan dan
yield of sarda dairy ewes. J Dairy Hubungan Phylogenik antar Domba
Sci 77:1357-1542. Lokal di Indonesia melalui
Manalu, W. 1999. FisiologiLaktasi [Diktat Pendekatan Analisis Morfologi.
Kuliah]. Bogor: Program JITV 12: 42-54
Pascasarjana, Bogor: Program Susetyo, S. 1980. Padang Pengembalaan.
PascaSarjanaFakultasKedokteranH
Diktat Kuliah, Fakultas Peternakan
ewan, InstitutPertanianBogor. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Mansyur. 2004. Interval Treacher, T.T and G.Caja. 2002. Nutrition
pemotonganrumputBrachiariahumi during Lactation.In: Freer, M and H
dicola (Rendle) schwieek [Tesis]. Dove, editor. Sheep Nutrition.
Bogor: Program Pascasarjana, CABI Publishing.
Institut Pertanian Bogor.

Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 9 No 1. Januari-Juni 2014 | 58


ISSN 1978 3000

Tucker, H.A. 1985. Endocrine and Neural Iklim di UP3J selama Periode
Control of The Mammary Gland. 2007. Jonggol: Fakultas
In: Larson BL, editor. Laktation. Peternakan. InstitutpertanianBogor.
The IowaStateUniversity Whitehead, D.C. 2000. Nutrien Element in
Press/AMES. Grassland: Soil-Plant-Animal
[UP3J] Unit Pendidikan, Penelitian dan Relationship. Wallingford. CAB
Peternakan Jonggol.2007. Data International Publishing.

Kurva laktasi induk domba jonggol | 59

Anda mungkin juga menyukai