Anda di halaman 1dari 4

DIARE

A. Pengertian
1. Menurut World Healt Organization (WHO, 2005), penyakit diare adalah suatu penyakit yang
ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan
bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari
yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah. Penyakit ini paling sering
dijumpai pada anak balita, terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, dimana seorang anak bisa
mengalami 1-3 episode diare berat (Simatupang, 2004).
2. Diare adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dan 3 kali sehari, disertai konsistensi tinja
menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dan satu minggu
(Juffrie, dkk, 2010).

B. Penyebab Diare
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare, meliputi
infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas,
dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E.
hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).
b. Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan
diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
c. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida
(intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare
yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan
protein.
2. Faktor Makanan:
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis
makanan tertentu.
3. Faktor Psikologis, Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas).

C. Tanda dan Gejala


1. Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan berkurang.
2. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
3. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
4. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam akibat
banyaknya asam laktat.
5. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kuli tmenurun), ubun-ubun dan
mata cekung membrane mukosa kering dan disertai penurunan berat badan.
6. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut jantung cepat,
pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis, samnolen, soporakomatus) sebagai akibat
hipovokanik.
7. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
8. Bila terjadi asidosis metabolic klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat dan dalam
(Kusmaul).
D. Klasifikasi Diare, Menurut pedoman Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
1. Diare akut terbagi atas :
a. Diare dengan dehidrasi berat
b. Diare dengan dehidrasi ringan/sedang
c. Diare tanpa dehidrasi
2. Diare persisten bila diare berlangsung 14 hari/ lebih terbagi atas :
a. Diare persisten dengan dehidrasi
b. Diare persisten tanpa dehidrasi
3. Desentri apabila diare berlangsung disertai dengan darah

E. Komplikasi Diare
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic atau hipertonik).
2. Renjatan hipovolemik Dengan tanda-tanda : Mata mendelik, pandangan kosong, serta ada
gerakan-gerakan tangan kaki.
3. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoniotot, lemah, bradikardi, perubahan pada
elektrokardiagram).
4. Hipoglikemia.
5. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim lactase karena kerusakan
vilimukosa, usus halus.
6. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
7. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami kelaparan.

F. Pencegahan
1. Kebersihan perorangan pada anak. Mencuci tangan sebelum makan dan setiap habis bermain,
memakai alas kaki jika bermain di tanah.
2. Membiasakan anak defekasi di jamban dan jamban harus selalu bersih agar tidak ada lalat.
3. Kebersihan lingkungan untuk menghindarkan adanya lalat.
4. Makanan harus selalu tertutup
5. Kepada anak yang sudah dapat membeli makanan sendiri agar diajarkan untuk tidak membeli
makanan di jajanan terbuka
6. Air minum harus selalu dimasak. Bila sedang terjangkit penyakit diare selain air harus bersih juga
harus dimasak
7. Pada anak yang minum dari botol (dot), botol harus dicuci dan dimasak setiap mau digunakan
8. Pada ibu menyusui sebelum menyusui bayinya mncuci tangan terlebih dahulu

G. Penatalaksanaan di Rumah
1. Berikan ASI lebih lama padas etiap kali pemberian (Bila masih diberi ASI).
2. Jika diberi ASI ekslusif ,berikan oralit /air matang sebagai tambahan.
3. Jika tidak diberi ASI ekslusif berikan salah satu cairan berikut : oralit, kuah sayur, air tajin atau
air matang.
4. Berikan oralit , dengan cara
a. 1 bungkus oralit masukkan kedalam 200 ml (1 gelas) air matang
b. Usia sampai 1 tahun berikan 50-100 ml oralit setiap habis berak
c. Berikan oralit sedikit-sedikit dengan sendok. Jika muntah tunggu sampai 10 menit, kemudian
berikan lagi
d. Tetapi jika anak muntah lebih sering atau berak-berak terus hingga lebih dari 5 hari atau
semakin memburuk sehingga pemberian oralit tidak dapat menolong supaya segera dibawa
berobat ke pelayanan kesehatan agar tidak terlambat.
e. Jelaskan bahwa oralit tidak untuk mengobati diarenya tetapi hanya untuk mencegah agar anak
tidak jatuh dalam keadaan dehidrasi berat. Dalam perjalanan agar pasien terus diberi minum
untuk mencegah bertambahnya dehidrasi
f. Kapan anak dibawa ke rumah sakit jika menemukan tanda-tanda sebagai berikut:
 Anak muntah tiap kali minum, Karena hal tersebut bias menjadikan diare dengan
dehidrasi berat.
 Demam
 Adanya lender dan darah dalam tinja

Anda mungkin juga menyukai