39-Article Text-45-1-10
39-Article Text-45-1-10
Abstract
Surgery with general anesthesia can cause complication afterward. One of the
complications is nausea and vomiting. Pharmacology and non-pharmacology therapy can
be given to ease nausea and vomiting. Aromatherapy is one of the non-pharmacology
therapies for nausea and vomiting. This study is aimed to determine the duration efective
of aromatherapy on nausea and vomiting of post-surgery patient with general anesthesia.
This is quasi experiment post test-only non equivalent control group. Samples consist of
26 respondents on each group. Bivariate analysis shows significant different on nausea
and vomiting between intervention one, intervention two and control groups, where
nausea and vomiting lower on intervention group (p=0,014). It is suggested that
aromatherapy can be considered as one of complementary therapy to decrease nausea and
vomiting on post-surgery patient.
175
Kondisi akut mual dan muntah ini dapat Penanganan mual dan muntah dapat
terjadi pada 24 jam pertama post operasi menggunakan farmakologi dan
(Burden, 2000 dalam Gundzik, 2008). nonfarmakologi yang berfungsi sebagai
Kejadian mual dan muntah ini tetap ada pencegahan dan pengobatan.
pada perawatan post operasi walaupun Penanganan mual dan muntah
sudah ditemukan anti mual dan muntah nonfarmakologi yang efektif salah
generasi baru, peningkatan teknologi satunya dengan terapi komplementer
operasi, pemberian anestesi yang (Chiravalle & Caffrey, 2005).
bereaksi singkat dan peningkatan cara Penggunaan terapi komplementer relatif
pemberian anestesi (Chiravalle & mudah, murah, efektif mengurangi mual
Caffrey, 2005). Angka kejadian mual dan muntah, menarik dan dapat diterima
dan muntah antara 27% - 50% dari total pasien (Hewitt & Watts, 2009). Terapi
pasien yang menjalani operasi (Allen, komplementer merupakan terapi
2004; Chiravalle & Craffrey, 2005), pendamping pengobatan konvensional
bahkan dapat meningkat menjadi 56% - (Buckle, 2007).
92% tergantung tipe pembedahan dan
adanya faktor resiko yang lain (Dodd et Terapi komplementer lain yang dapat
al, 2001 dalam Gundzik, 2008). Menurut digunakan untuk mencegah dan
Hewitt dan Watts (2009), angka kejadian mengurangi mual dan muntah post
mual dan muntah pada pasien dengan operasi adalah aromaterapi. Aromaterapi
pembedahan laparoskopi 40-77%, adalah minyak tumbuhan yang harum
sedang pada pembedahan ginekologi dan mempunyai konsentrasi tinggi dan
kejadian mual dan muntah mencapai mudah mengalami penguapan (Potts,
58%. 2009). Prinsip utama aromaterapi yaitu
pemanfaatan bau dari tumbuhan atau
Masalah mual dan muntah ini dapat bunga untuk mengubah kondisi
menimbulkan efek yang merugikan bagi perasaan, psikologi, status spiritual dan
pasien (Gundzik, 2008). Menurut memengaruhi kondisi fisik seseorang
Conway (2009) efek mual dan muntah melalui hubungan pikiran dan tubuh
ini antara lain dehidrasi, pasien (Carstens, 2010). Sumber minyak
ketidakseimbangan elektrolit, hipertensi harum yang digunakan sebagai
vena dan perdarahan, ruptur esofageal, aromaterapi diantaranya berasal dari
dan keadaan lanjut yang membahayakan pepermint, bunga lavender, bunga
jiwa pasien. Mual dan muntah juga mawar, jahe, lemon (Allen, 2004;
berefek pada kondisi munculnya stress Buckle, 2007; Kim, et all, 2007).
post operasi dan kecenderungan malas Minyak aromaterapi ini dapat digunakan
latihan gerak atau ambulasi dini pada dengan berbagai cara diantaranya
pasien (Allen, 2004). Mual dan muntah dihirup, melalui kulit saat mandi,
yang terjadi jika tidak ditangani akan digunakan untuk kompres, krim dan
memperpanjang masa rawat pasien, pencuci mulut (Buckle, 2007; Carstens,
meningkatkan biaya perawatan dan 2010).
menambah stressor bagi pasien oleh
karena hal tersebut perawat harus benar- Menurut Allen (2004) aromaterapi dapat
benar memahami kondisi mual dan menurunkan skor mual yang diukur
muntah yang terjadi pada pasien dengan Visual Analogue Scale (VAS)
(Buckle, 2007). dari skor 60 mm sebelum menggunakan
aromaterapi, menjadi 43,1 mm setelah
menggunakan aromaterapi selama 2
menit dan turun menjadi 28 mm setelah
5 menit menggunakan aromaterapi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
Menurut Anderson dan Cross (2004) menjadi bahan masukan, pertimbangan
dalam Cook (2008) penggunaan dan salah satu contoh bagi perawat
aromaterapi pepermint dan isopropil dalam menerapkan pemberian
alkohol dapat menurunkan mual dan aromaterapi untuk mengurangi mual dan
muntah sebesar 48%. Penggunaan muntah pasien post operasi dan menjadi
aromaterapi jahe yang dioleskan pada bahan pertimbangan pengelolaan non
kulit hidung sebelum operasi dapat farmakologis mual dan muntah pada
menurunkan angka kejadian mual dan pasien post operasi.
muntah post operasi sebesar 80% Metode Penelitian: metode penelitian
(Geiger, 2005 dalam Buckle, 2007). ini menggunakan desain quasi
Tujuan Penelitian: tujuan penelitian eksperimental dengan post test-only non
adalah mengetahui efektifitas durasi equivalent control group.Peneliti
pemberian aromaterapi inhalasi terhadap mengamati dan mengukur pengaruh
mual dan muntah pada enam jam aromaterapi terhadap mual dan muntah
pertama pasien post operasi dengan post operasi dengan anestesi umum.
anestesi umum. Mengidentifikasi Peneliti memberikan aromaterapi
karakteristik pasien yang meliputi: tipe pepermint pada kelompok intervensi
operasi, lama operasi, riwayat mual dan segera setelah post operasi dan sudah
muntah serta kecemasan yang dialami dirawat di ruang rawat inap.
pasien. Mengidentifikasi terjadinya mual
dan muntah sesudah mendapatkan Hasil Penelitian: karakteristik
perlakuan standar pada kelompok responden menurut lama operasi
kontrol. Mengidentifikasi terjadinya berdasarkan hasil analisis univariat
mual dan muntah sesudah mendapatkan adalah sebagai berikut:
perlakuan standar dan pemberian
aromaterapi pada kelompok intervensi.
Mengidentifikasi perbedaan tingkat
mual dan muntah pada kelompok kontrol
dan kelompok
intervensi.Mengidentifikasi perbedaan
tingkat mual dan muntah berdasarkan
kondisi kecemasan responden.
Tabel 1
Distribusi responden menurut lama operasi responden dalam menit di RSUD
Panembahan Senopati Kabupaten Bantul Juli- Agustus 2014 (n1=n2=n3=26)
Tabel 3
Distribusi responden menurut terjadinya mual dan muntah pada kelompok kontrol
dan kelompok intervensi di RSUD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul Juli-
Agustus 2014 (n1=n2=n3=26)
Tingkat mual dan muntah jumlah kejadian %
Kontrol
Normal 6 23,1
Ringan 8 30,8
Sedang 11 42.3
Berat 1 3,85
Intervensi 1
Normal 7 26,9
Ringan 12 46,2
Sedang 7 26,9
Berat 0 0
Intervensi 2
Normal 16 61,5
Ringan 5 19,2
Sedang 5 19,2
Berat 0 0
Tabel 4
Perbedaan tingkat mual dan muntah pada kelompok kontrol dan intervensi di RSUD
Panembahan
Senopati Kabupaten Bantul Juli- Agustus 2014 (n1=n2=n3=26)
Mual dan muntah `
Normal Ringan Sedang Berat pvalue
n % n % n % n %
Tabel 5
Perbedaan tingkat mual dan muntah berdasarkan kondisi kecemasan responden di
RSUD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul Juli- Agustus 2014 (n=78)