Anda di halaman 1dari 23

BAB II

PENDAHULUAN
2.1 Pengertian
Bayi baru lahir adalah bayi yang pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badan
2.500-4.000 gram, menangis spontan kurang dari 30 detik setelah lahir dengan nilai
APGAR antara 7 - 10 (Vivian, N. L. D, 2010). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang
lahir dengan umur kehamilan 37minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram
sampai 4000gram(DepkesRI,2009).
Neonatus (Bayi baru lahir) adalah bayi baru lahir sampai usia 4 minggu lahir biasanya
dengan usia gestasi 38 – 42 minggu (Wong,D,L,2010). Asuhan keperawatan segera
setelah lahir adalah asuhan keperawatan yang diberikan kepada bayi selama 1 jam
pertama bayi setelah lahir. Pada umumnya, bayi lahir normal akan terjadi upaya nafas
spontan dengan sedikit stimulasi, sebagian besar bayi akan menangis atau bernafas
spontan dalam waktu 30 detik, bila tidak ada usaha nafas spontan langkah – langkah
resusitasi akan segera dilakukan (Boobak Jensen, 2004)
2.2 Patofisiologi
Adaptasi Fisiologi bayi baru lahir
1. Kardiovaskuler
Setelah bayi lahir sistem kardiovaskuler mengalami perubahan yang mencolok,
dimana foramen ovale, duktus arterious dan duktus venosus menutup. Arteri
umbilikalis, vena umbilikalis, dan arteri hepatika menjadi ligamen. Nafas pertama
yang dilakukan bayi baru lahir membuat paru – paru mengembang dan menurunkan
resistensi vaskuler pulmoner, sehingga darah paru mengalir. Tekanan arteri pulmoner
menurun menyebabkan tekanan arterium kanan menurun,aliran darah pulmoner
kembali meningkat, masuk ke jantung bagian kiri, sehingga tekanan dalam atrium kiri
meningkat. Perubahan tekanan ini menyebabkan foramen ovale menutup. Selama
beberapa hari pertama kehidupan, tangisan bayi baru lahir dapat mengembalikan
aliran darah melalui foramen ovale untuk sementara dan mengakibatkan sianosis
ringan
Bila tekanan PO2 dalam darah arteri mencapai sekitar 50 mmHg, duktus arterious
akan kontriksi (PO2 janin 27 mmHg). Kemudian duktus arterious menutup dan
menjadi sebuah ligamen. Tindakan mengklem dan memotong tali pusat membuat
arteri umbilikalis, vena umbilikalis dan duktus venosus segera menutup dan berubah
menjadi ligamen. (Boobak, Jensen)
Frekuensi denyut jantung bayi rata – rata 140x/menit saat lahir, dengan variasi
berkisar antara 120 dan 160x/menit. Frekuensi saat bayi tidur berbeda dengan
frekuensi saat bayi bangun. Pada usia satu minggu, frekuensi denyut jantung bayi rata
– rata ialah 128x/menit saat tidur dan 163x/menit saat bangun. Pada usia satu bulan
frekuensi 138x/menit saat tidur dan 167x/menit saat bangun. Tekanan darah bayi baru
lahir rata – rata 78 – 42 mmHg. Tekanan darah bayi berubah dari hari ke hari.
Tekanan sistolik bayi sering menurun sekitar 15mmHg selama 1 jam setelah
kelahiran. Menangis dan bergerak biassanya menyebabkan peningkatan tekanan darah
sistolik.
Volume darah bayi baru lahir bervariasi dari 80 sampai 110ml/kg selama
beberapa hari pertama dan meningkat dua kali lipat pada akhir tahun pertama. Secara
proporsional, bayi baru lahir memiliki volume darah sekitar 10% lebih besar dan
memiliki jumlah sel darah merah hamper 20% lebih banyak daripada orang dewasa.
Bayi premature memiliki volume darah yang relative lebih besar daripada bayi baru
lahir cukup bulan. Hal ini disebabkan bayi premature memiliki proporsi volume
plasma yang lebih besar, bukan jumlah sel darah merah yang banyak. Pengkleman tali
pusat mengubah dinamika sirkulasi darah bayi baru lahir. Tindakan kelm yang
terlambat akan meningkatkan volume darah dari tranfusi plasenta. Keadaan ini
menyebabkan ukuran jantung, tekanan darah sistolik dan kecepatan nafas meningkat.
2. Sistem hematopoiesis
Hemoglobin bayi baru lahir berkisar antara 14,5 – 22,5 gr/dl, hematocrit bervariasi
dari 44% sampai 72% dan SDM berkisar antara 5 – 7,5 juta/mm3. Darah bayi baru
lahir mengandung sekitar 80% hemoglobin janin. Persediaan zat besi pada bayi yang
tali pusatnya tidak segera diklem menyebabkan hemoglobin, hematocrit dan SDM
dapat meningkat karena 80 ml darah plasenta mengandung 50 mg zat besi.
Kecenderungan perdarahan pada bayi baru lahir jarang terjadi, pembekuan
darah cukup untuk mencegah perdarahan hanya jika terjadi defisiensi vitamin K berat.
Golongan darah bayi baru lahir ditentukan pada awal kehidupan janin
3. Sistem pernapasan
Paru – pary bayi cukup bulan mengandung sekitar 20 ml cairan/kg udara harus diganti
oleh cairan yang mengisi traktus respiratorius. Dalam satu jam pertama kehidupan
bayi sistem limfatik paru secara kontinu mengeluarkan cairan dalam jumlah besar.
Perubahan kimiawi yang terjadi dalam darah akibat kondisi asfiksia sementara
kelahiran jika merupakan stimulus yang sangat kuat untuk pernapasan pertama kali.
Perubahan tersebut meliputi penurunan kadar oksigen, peningkatan kadar
karbondioksida dan penurunan pH, yang menunjukan keadaan asidosis respiratorik.
Kondisi yang normal terjaadi ditandai dengan terjadinya asidosis metabolic. Seorang
bayi baru lahir yang aktif pada umumnya bernapas dalam hitungan detik dan pasti
dalam satu menit setelah lahir. Jika terjadi kodisi asfiksia yang lama akan terjadi
asidosis metabolic depresi
4. Sistem ginjal
Fungsi ginjal yang mirip dengan fungsi yang dimiliki orang dewasa belum berbentuk
pada tahun kedua kehidupan. Bayi baru lahir memiliki rentang keseimbangan kimia
dan rentang keamanan yang kecil. Infeksi, diare atau pola makan yang tidak teratur
secara cepat dapat menimbulkan asidosis dan ketidakseimbangan cairan seperti
dehidrasi atau edema. Ketidakmaturan ginjal juga membatasi kemampuan bayi baru
lahur untuk mensekresi obat. Berkemih 6-10x dengan warna urine pucat menunjukan
masukan cairan yang cukup. Umumnya bayi baru lahir mengeluarkan urine 15-
60ml/kg/hari.
Ginjal pada bayi baru lahir menunjukan aliran darah dan penurunan kecepatan
filtrasi glumerolus. Kondisi itu menyebabkan retensi cairan dan intoksikasi air. Fungsi
tubulus tidak matur sehingga menyebabkan kehilangan natrium dalam jumlah yang
besar dan ketidakseimbangan elektrolit lain. Bayi baru lahir tidak mampu
mengonsentrasikan urine yang baik yang tercermin dalam berat urine ( 1,004 ) dan
osmolitas urine yang rendah. Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah nefron
masih belum sebanyak orang dewasa, ketidakseimbangan luas permukaan glomerulus
dan volume tubulus proksimal, renal blood flow relative kurang bila dibandingkan
dengan orang dewasa
5. Sistem cerna
Bayi baru lahir tidak mampu memindahkan makanan makanan dari bibir ke faring
sehingga putting susu atau botol susu harus diletakkan cukup di mulut bayi. Aktivitas
peristaltic esophagus belum dikoordinasi selama pada bayi normal dan mereka
mampu menelan dengan mudah. Saat bayi lahir, tidak terdapat bakteri dalam saluran
cernanya. Bising usus dapat didengar satu jam setelah lahir, kapasitas lambung
bervariasi dari 30 sampai 90 ml, tergantung pada ukuran bayi dan waktu pengosongan
lambung sangat bervariasi. Kemampuan bayi baru lahir untuk mencerna karbohidrat,
lemak, protein diatur oleh beberapa enzim tertentu. Kebanyakan enzim ini telah
berfungsi saat bayi lahir, kecuali enzim amylase yang diproduksi oleh kelenjar saliva
setelah tiga bukan dan oleh pancreas pada usia sekitar enam bulan. Enzim ini
diperlukan untuk mengubah karbohidrat menjadi maltose. Pengecualian lain adalah
lipase, lipase juga disekresi oleh pancreas dan diperlukan untuk mencerna lemak.
Oleh karena itu, bayi baru lahir yang normal mampu mencerna karbohidrat sederhana
dan protein, tetapi terbatas dalam mencerna lemak.
Bayi baru lahir yang diberi makan lebih awal akan lebih cepat mengeluarkan
tinja daripada mereka yang diberi makan kemudian. Tinja bayi yang disusui ibunya
dan tinja dari bayi yang minum susu botol tidak sama. Tinja dari bayi yang disusui
lebih lunak bewarna kuning emas, dan tidak mengiritasi kulit bayi. Adalah normal
bagi bayi untuk defekasi setiap kali beri makan atau defekasi satu kali setiap tiga atau
empat hari. Tinja bayi baru lahir yang minum botol berbentu lunak bewarna kuning
pucat dan memiliki bau yang khas. Tinja ini cenderung mengiritasi kulit bayi. Jumlah
tinja akan berkurang pada minggu kedua dari lima atau enam kali defekasi setiap hari.
Distensi otot lambung menimbulkan relaksasi dan kontraksi otot kolon,
akibatnya bayi sering buang air besar saat diberi makan. Efek ini disebut dengan
reflek gastrokolik.
6. Sistem hepatika
Hati dan kandungan empedu di bentuk pada minggu ke empat kehamilan. Hati
mengatur jumlah bilirubin tidak terikat dalam peredaran darah. Bilirubin ialah pigmen
kuning yang berasal dari hemoglobin yang terlepas saat pemecahan sel darah merah
dan mioglobi didalam sel otot. Hemoglobin difagositosis oleh sel retikuloendotetial
dirubah menjadi bilirubin dan dilepas dalam bentuk tudak terkonyugasi. Bilirubin
yang tidak terkonyugasi tersebut disebut bilirubin indirek bilirubin yang tidak terikat
ini dapat meninggalkan sistem peredaran darah dan memasuki jarigan ekstravaskuler
(misalnya kulit, sclera, dan membrane mukosa mulut). Warna kuning yang timbul
disebut ikterik.
7. Sistem imun
Pada kehamilan 8 minggu telah ditemukan limfosit, dengan tuanya
kehamilanmaka limfosit juga banyak di temukan dalam ferifer dan terdapat pula
limfe. Sel limfoid membentuk molekul immunoglobulin
gamma G yang merupakan gabungan immunoglobulin gamma A dan
gammaM.Gamma G dibentuk paling banyak setelah 2 bulan bayi dilahirkan. Gamma
M immunoglobulin meningkat segera setelah bayi dilahirkan setaradengan keadaan
flora normal dalam saluran pencernaan. Akan tetapi bayi hanya dilindungi oleh
Gamma G immunoglobulin dari ibu dan terbatas kadarnya jugakurangnya Gamma A
immunoglobulin yang menyebabkan neonatus berkemungkinan besar rentan infeksi
dan sepsis. Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga
menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas
yang matang akanmemberikan kekebalan alami maupun yang di dapat. Kekebalan
alami terdiri daristruktur pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan
infeksi.
Berikut beberapa contoh kekebalan alami:
a. perlindungan oleh kulit membran mukosa
b. fungsi saringan saluran napas
c. pembentukan koloni mikroba oleh klit dan usus
d. perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang
membantu BBL membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada BBL se-sel darah ini
masih belum matang,artinya BBL tersebut belum mampu melokalisasi dan
memerangi infeksi secara efisien. Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian.
BBL dengan kekebalan pasif mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi
antibodi keseluruhan terhadap antigen asing masih belum dapat dilakukan sampai
awal kehidupa anak. Salah satu tugas utama selamamasa bayi dan balita adalah
pembentukan sistem kekebalan tubuh.
8. Sistem integument
Semua struktur kulit bayi sudah terbentuk saat lahir, tetapi masih belum matang.
Epidermis dan dermis tidak terikat dengan baik dan sangat tipis. Verniks kaseosa juga
berfungsi dengan epidermis dan berfungsi sebagai pelindung, kulit bayi sangat
sensitive dan mudah rusak. Bayi cukup bulan memiliki kulit kemerahan (merah
daging) beberapa jam setelah lahir, setelah itu warna kulit memucat menjadu warna
normal. Kulit sering terlihat berbercak, terutama disekitar ekstremitas tangan dan kaki
terlihat sedikit sianotik. Warna kebiruan ini (akrosianosis) disebabkan oleh
ketidakstabilan vasomotor, statis kapiler dan kadar hemoglobin yang tinggi. Keadaan
ini normal bersifat sementara dan bertahan selama 7-10 hari terutama bila terpajan
pada udara dingin.
9. Sistem reproduksi
a. Wanita
Saat lahir ovarium bayi berisi beribu-ribu sel germinal primitive. Sel-sel ini
mengandung komplemen lengkap ova yang matur karena tidak terbentuk oogonia
lagi setelah bayi cukup bulan lahir. Peningkatan kadar esterogen selama masa
hamil yang diikuti dengan penurunan setelah bayi lahir, mengakibatkan
pengeluaran sesuatu cairan mukoid atau kadang – kadang pengeluaran bercak
darah melalui vagina. Genetalia eksterna biasanya edematosa disertai pigmentasi
yang lebih banyak. Pada bayi baru lahir cukup bulan, labia mayora dan labia
minora menutupi vestibulum. Pada bayi premature, klitoris menonjol dan labia
mayora kecil dan terbuka.
b. Pria
Testis turun kedalam skrotum pada 90% bayi baru lahir laki – laki.
Spermatogenesis tidak terjadi sampai masa pubertas, prepusium yang ketat
seringkali dijumpai pada bayi baru lahir. Muara uretra dapat tertutup prepusium
dan tidak dapat ditaruk kebelakang selama 3-4 tahun. Sebagai respon terhadap
esterogen ibu ukuran genetalia eksterna bayi baru lahir cukup bulan dapat
meningkat begitu juga dengan pigmentasinya. Terdapat rugae yang melapisi
kantong skrotum, hidrokel (penimbunan cairan disekitar testis) sering terjadi dan
biasanya akan mengecil tanpa pengobatan
10. Sistem skelet
Arah pertumbuhan sefakaudal terbukti pada pertumbuhan tubuh secara keseluruhan.
Kepala bayi cukup bulan berukuran seperempat panjang tubuh. Lengan sedikit lebih
panjang daripada tungkai. Wajah relative kecil terhadap ukuran tengkorak yang jika
dibandingkan lebih besar dan berat. Ukuran dan bentuk cranium dapat mengalami
distorsi akibat molase (pembentukan kepala janin akibat tumpang tindih tulang –
tulang kepala)
Ada dua kurvatura pada kolumna vertebralis : toraks dan sacrum. Ketika bayi
mulai dapat mengendalikan kepalanya, kurvatura lain terbentuk didaerah servikal.
Pada bayi baru lahir, lutut saling berjauhan saat kaki diluruskan dan tumit disatukan,
sehingga tungkai bawah terlihat agak melengkung. Saat baru lahir tidak terlihat
lengkungan pada telapak kaki. Ekstremitas harus simetris, harus terdapat kuku jari
tangan dan jari kaki garis telapak tangan dan kaki sudah terlihat.
11. Sistem neuromuskuler
Bayi baru lahir cukup bulan dikenal sebagai mahkluk yang reaktif, responsive, dan
hidup. Perkembangan sensoris bayi baru lahir dan kapasitas untuk melakukan
interaksi sosial dan organisasi diri sangat jelas terlihat. Pertumbuhan otak saat lahir
mengikuti pertumbuhan cepat, pertumbuhan ini menjadi menjadi lebih bertahap
selama sisa decade pertama dan minimal selama masa remaja. Pada tahun pertama
pertumbuhan serebelum yang dimulai pada usia kehamilan sekitar 30 minggu.
Otak memerlukan glukosa sebagai sumber energy dan suplai oksigen dalam
jumlah besar untuk proses metabolisme yang adekuat. Kebutuhan akan glukosa perlu
dipantau dengan cermat pada bayi baru lahir yang mungkin mengalami hipoglikemi.
Aktivitas motoric spontan ndapat muncul dalam bentuk tremir sementara dimulut dan
didagu, terutama pada waktu menangis pada ekstermitas atas terutama lengan dan
tangan tremor ini normal. Akan tetapi, tremor persisten atau tremor yang mengenai
seluruh tubuh dapat mengenai indikasi yang patologis. Gerakan tonik dan klonik yang
mencolok serta kedutan otot wajah merupakan tanda konvulsi (kejang). Perlu
dibedakan antara tremor normal dan tremor akibat hipoglikemia dan gangguan sistem
saraf pusat (SSP) sehingga usaha perbaikan dapat dimulai sedini mungkin.
Bayi baru lahir mempunyai banyak reflek primitive, waktu saat reflek bayi
baru lahir ini muncul dan menghilang menunjukkan kematangan dan perkembangan
sistem saraf yang baik.
12. Sistem termogenik
Bayi baru lahir dilahirkan ke lingkungan yang dingin daripada lingkungan uterus yang
biasanya dialaminya. Karena perubahan kondisi lingkungan yang cepat ini suhu bayi
baru lahir dapat turun beberapa derajat setelah dilahirkan. Bayi baru lahir mempunyai
faktor predisposisi mengalami transfer panas antara diri mereka sendiri dan dengan
lingkungan karena memiliki pasokan lemak subkutan yang terbatas dan area
permukaan yang luas terkait dengan berat badan. Kehilangan panas (evaporasi,
konduksi, konveksi dan radiasi) merupakan penyebab dari bayi baru lahur daoat
kehilangan panas dari lingkungannya. Kehilangan panas yang berlebihan melalui
evaporasi sering terjadi dari paru saat bayi baru lahir mengalami takipnea atau jika
kelembaban rendah.
Melalui konduksi berupa transfer panas dari suatu benda yang lebih hangat ke
benda yang lebih dingin melalui kontak langsung. Melalui konveksi transfer panas
adalah dari tubuh ke udara sekelilingnya, melalui radiasi terjadi ketika panas
ditransfer dari benda yang hangat ke benda yang lebih dingin saat benda tersebut tidak
kontak secara langsung.
Untuk memelihara suhu normal saat dipajankan pada lingkungan yang dingin,
bayi baru lahir meningkatkan laju produksi panasnya dalam upaya mengganti panas
yang hilang, mennggigil merupakan mekanisme menghasilkan panas yang paling
umum pada orang dewasa. Bayi baru lahur jarang sekali menggigil tetapi
kemungkinan terdapat peningkatan aktivitas otto volunter, mekanisme primer
produksi panas pada bayi baru lahir adalah thermogenesis bukan menggigil.
Penyimpanan panas pada bayi baru lahir terjadi melalui mekanisme vasokontriksi
perifer dan mengambil posisi fleksi atau posisi janin. Posisi tersebut mengurangi area
permukaan yang dapat menyebabkan kehilangan panas.
2.3 Ciri- ciri bayi baru lahir
a. Berat badan 2500-4500 gram
b. Lingkar dada 30-38 cm
c. Lingkar kepala 33-35 cm
d. Frekuensi jantung 120-160 kali/menit
e. Pernafasan ± 40-60 kali/menit
f. Kulit kemerahan-merahan, dan licin karena terdapat vernik caseosa
g. Rambut lanugo terlihat, rambut kepala biasanya terlihat
h. Kuku agak panjang dan lemas
i. Genitalia : 1. Pada perempuan Labia mayora sudah menutupi labia minora
2. Pada laki-laki skrotum sudah turun (Dewi, 2010)
2.4 Refleks bayi baru lahir
Menurut (Hidayat, 2008) reflek-reflek bayi adalah sebagai berikut :
1. Reflek Moro
Reflek ini terjadi karena adanya reaksi miring terhadap rangsangan mendadak.
Refleksnya simetris dan terjadi pada 8 minggu pertama setelah lahir. Tidak adanya
refleks moro menandakan terjadinya kerusakan atau ketidakmatangan otak.
2. Refleks Rooting / Refleks Dasar
Dalam memberikan reaksi terhadap belaian di pipi atau sisi mulut, bayi akan menoleh
ke arah sumber rangsangan dan membuka mulutnya siap untuk menghisap.
3. Refleks Menyedot dan Menelan
Berkembang dengan baik pada bayi normal dan dikoordinasikan dengan pernafasan.
Ini penting untuk pemberian makan yang aman dan gizi yang memadai.
4. Refleks Mengedip dan Refleks Mata
Melindungi mata dari trauma.
5. Refleks Graphs / Plantar
Genggaman tangan diperoleh dengan menempatkan jari atau pensil di dalam telapak
tangan bayi yang akan menggenggam dengan erat. Reaksi yang sama dapat
ditunjukkan dengan membelai bagian bawah tumit (genggam telapak kaki).
6. Refleks Walking / Berjalan dan Melangkah
Jika disangga secara tegak dengan kaki menyentuh permukaan yang rata, bayi akan
terangsang untuk berjalan.
7. Refleks Tonik Neck
Pada posisi terlentang lengan disamping tubuh tempat kepala menoleh kearah itu
terulur sedangkan lengan sebelah terkulai.
8. Refleks Tarik
Jika didudukkan tegak, kepala bayi pada awalnya akan terkulai ke belakang lalu
bergerak ke kanan sesaat sebelum akhirnya tertunduk ke arah depan.
2.5 Penanganan bayi baru lahir
Memberikan asuhan aman dan bersih segera setelah bayi baru lahir
merupakan bagian esensial dari asuhan pada bayi baru lahir seperti jagabayi tetap hangat,
isap lender dari mulut dan hidung bayi (hanya jika perlu), keringkan, pemantauan tanda
bahaya, klem dan potong tali pusat, IMD, beri suntikan Vit K, 1 mg intramuskular, beri
salep mataantibiotika pada keduamata, pemeriksaan fisik, imunisasi hepatitis B 0.5 ml
intramuscular (Muslihatun, 2010)
1. Pencegahan infeksi Bayi lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh
paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun
beberapa saat setelah lahir. Sebelum menangani bayi, pastikan penolong persalinan telah
menerapkan upaya pencegahan infeksi, antara lain:
a. Cuci tangan secara efektif sebelum bersentuhan dengan bayi.
b. Gunakan sarung tangan yang bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan.
c. Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting,
penghisap lender dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
Gunakan bola karet yang baru dan bersih jika akan melakukan penghisapan lendir
dengan alat tersebut (jangan bola karet penghisap yang sama untuk lebih dari satu
bayi).
d. Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi sudah
dalam keadaan bersih. Demikian pula halnya timbangan, pita pengukur, thermometer,
stetoskop, dan benda-benda lain yang akan bersentuhan dengan bayi. Dokumentasi
dan cuci setiap kali setelah digunakan (Muslihatun, 2010)
2. Penilaian Segera setelah lahir, lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir:
a. Apakah bayi bernapas atau menangis kuat tanpa kesulitan ?
b. Apakah bayi bergerak aktif ?
c. Bagaimana warna kulit, apakah berwarna kemerahan ataukah ada sianosis? (Dewi,
2010)
3. Perlindungan termal (termoregulasi)
Pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan
usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali suhu tubuhnya.
Oleh karena itu, upaya pencegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan
berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada bayi baru lahir. Suhu tubuh
normal pada neonatus adalah 36,5-37,5ºC melalui pengukuran di aksila dan rektum, jika
nilainya turun dibawah 36,5ºC maka bayi mengalami hipotermia (Rukiyah, 2012).
a. Mekanisme kehilangan panas Mekanisme pengaturan suhu tubuh pada bayi baru lahir
belum berfungsi sempurna, untuk itu perlu dilakukan upaya pencegahan kehilangan
panas dari tubuh bayi karena bayi beresiko mengalami hipotermia. Bayi dengan
hipotermia sangat rentan terhadap kesakitan dan kematian. Hipotermia mudah terjadi
pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan di
selimuti walaupun di dalam ruangan yang relatif hangat.
b. Proses adaptasi Dalam proses adaptasi kehilangan panas, bayi mengalami
1. Stress pada BBL menyebabkan hipotermia
2. BBL mudah kehilangan panas
3. Bayi menggunakan timbunan lemak coklat untuk meningkatkan suhu tubuhnya
4. Lemak coklat terbatas sehingga apabila habis akan menyebabkan adanya stress
dingin.
c. Mencegah kehilangan panas Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kehilangan
panas dari tubuh bayi adalah:
1. Keringkan bayi secara seksama Pastikan tubuh bayi dikeringkan segera setelah
bayi lahir untuk mencegah kehilangan panas secara evaporasi.Selain untuk
menjaga kehangatan tubuh bayi, mengeringkan dengan menyeka tubuh bayi juga
merupakan rangsangan taktil yang dapat merangsang pernafasan bayi.
2. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat Bayi yang di
selimuti kain yang sudah basah dapat terjadi kehilangan panas secara
konduksi.Untuk itu setelah mengeringkan tubuh bayi, ganti kain tersebut dengan
selimut atau kain yang bersih, kering dan hangat.
3. Tutup bagian kepala bayi Bagian kepala bayi merupakan permukaan yang relatif
luas dan cepat kehilangan panas.Untuk itu tutupi bagian kepala bayi agar bayi
tidak kehilangan panas. (Dewi, 2010)
4. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya Selain untuk memperkuat jalinan
kasih sayang ibu dan bayi, kontak kulit antara ibu dan bayi akan menjaga kehangatan
tubuh bayi. Untuk itu anjurkan ibu untuk memeluk bayinya. (Dewi, 2010)
5. Perhatikan cara menimbang bayi atau jangan segera memandikan bayi baru lahir
1. Menimbang bayi tanpa alas timbangan dapat menyebabkan bayi mengalami
kehilangan panas secara konduksi. Jangan biarkan bayi ditimbang telanjang.
Gunakan selimut atau kain bersih.
2. Bayi baru lahir rentan mengalami hipotermi untuk itu tunda memandikan bayi
hingga 6 jam setelah lahir.
a. Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat Jangan tempatkan bayi di ruang ber-
AC. Tempatkan bayi bersama ibu (rooming in). Jika menggunakan AC, jaga suhu
ruangan agar tetap hangat.
b. Jangan segera memandikan bayi baru lahir Bayi baru lahir akan cepat dan mudah
kehilangan panas karena sistem pengaturan panas di dalam tubunya belum
sempurna. Bayi sebaiknya di mandikan minimal enam jam setelah lahir.
Memandikan bayi dalam beberapa jam pertama setelah lahir dapat menyebabkan
hipotermia yang sangat membahayakan kesehatan bayi baru lahir (Indrayani,
2013).
6. Merawat tali pusat Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu dinilai sudah stabil maka
lakukan pengikatan tali pusat atau jepit dengan klem plastik tali pusat (bila tersedia).
1. Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klorin
0,5% untuk membersihkan darah dan sekresi lainnya.
2. Bilas tangan dengan air DTT.
3. Keringkan dengan handuk atau kain yang bersih dan kering.
4. Ikat tali pusat dengan jarak sekitar 1 cm dari pusat bayi. Gunakan benang atau
klem plastik penjepit tali pusat DTT atau steril. Ikat kuat dengan simpul mati atau
kuncikan penjepit plastik tali pusat.
5. Lepaskan semua klem penjepit tali pusat dan rendam dalam larutan klorin 0,5%
6. Bungkus tali pusat yang sudah di ikat dengan kasa steril. (Dewi, 2010)
7. Pemberian ASI Rangsangan hisapan bayi pada puting susu ibu akan diteruskan
oleh serabut syaraf ke hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin.
Prolaktin akan mempengaruhi kelenjar ASI untuk memproduksi ASI di alveoli.
Semakin sering bayi menghisap puting susu maka akan semakin banyak prolaktin
dan ASI yang di produksi. Penerapan inisiasi menyusui dini (IMD) akan
memberikan dampak positif bagi bayi, antara lain menjalin / memperkuat ikatan
emosional antara ibu dan bayi melalui kolostrum, merangsang kontraksi uterus,
dan lain sebagainya. Melihat begitu unggulnya ASI, maka sangat disayangkan
bahwa di Indonesia pada kenyataannya penggunaan ASI belum seperti yang
dianjurkan. Pemberian ASI yang dianjurkan adalah sebagai berikut:
a. ASI eksklusif selama 6 bulan karena ASI saja dapat memenuhi 100% kebutuhan
bayi.
b. Dari 6-12 bulan ASI masih merupakan makanan utama bayi karena dapat
memenuhi 60-79% kebutuhan bayi dan perlu ditambahkan makanan pendamping
ASI berupa makanan lumat sampai lunak sesuai dengan usia bayi.
c. Diatas 12 bulan ASI saja hanya memenuhi sekitar 30% kebutuhan bayi dan
makanan padat sudah menjadi makanan utama. Namun, ASI tetap dianjurkan
pemberiannya sampai paling kurang 2 tahun untuk manfaat lainnya (Saifuddin
AB, 2014).
8. Pencegahan infeksi pada mata Pencegahan infeksi mata dapat diberikan kepada bayi baru
lahir.Pencegahan infeksi tersebut di lakukan dengan menggunakan salep mata tetrasiklin
1%.Salep antibiotika tersebut harus diberikan dalam waktu 26 satu jam setelah kelahiran.
Upaya profilaksis infeksi mata tidak efektif jika diberikan lebih dari satu jam setelah
kelahiran (Indrayani, 2013).
9. Profilaksis perdarahan pada bayi baru lahir Semua bayi baru lahir harus segera diberikan
vitamin K1 injeksi 1 mg intramuskuler di paha kiri sesegera mungkin untuk mencegah
perdarahan pada bayi baru lahir akibatdefesiensi vitamin K yang dapat dialami oleh
sebagian bayi baru lahir (Indrayani, 2013)
10. Pemberian imunisasi hepatitis B Imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk mencegah
terjadinya infeksi disebabkan oleh virus Hepatitis B terhadap bayi (Saifuddin AB, 2014).
Terdapat 2 jadwal pemberian imunisasi Hepatitis B. jadwal pertama, imunisasi hepatitis B
sebanyak 3 kali pemberian, yaitu usia 0 hari (segera setelah lahir menggunakan uniject), 1
dan 6 bulan. Jadwal kedua, imunisasi hepatitis B sebanyak 4 kali pemberian, yaitu pada 0
hari (segera setelah lahir) dan DPT+ Hepatitis B pada 2, 3 dan 4 bulan usia bayi
(Indrayani, 2013).
Waktu pemeriksaan BBL :
a. Setelah lahir saat bayi stabil (sebelum 6 jam)
b. Pada usia 6-48 jam (kunjungan neonatal 1)
c. Pada usia 3-7 hari (kunjungan neonatal 2)
d. Pada usia 8-28 hari (kunjungan neonatal 3)
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
1. Identitas bayi
Meliputi biodata bayi dan orang tua bayi
2. Riwayat kesehatan sekarang
-
3. APGAR SCORE

APGAR 0 1 2
Appearance / warna Biru / pucat seluruh Badan merah, Seluruh tubuh
kulit tubuh ekstremitas biru merah
Pulse / denyut Tidak terdengar <100x/menit >100x/menit
jantung
Grimace / reflek Tidak ada respon Gerakan sedikit Gerakan kuat/
irrability melawan
Activity / tonus otot Lemah Fleksi pada Gerakan aktif
ektremitas
Respiration Tidak ada Menangis Menangis kuat
lemah/merintih
Interpretasi skor:

0 – 3 : Asfiksia berat

4 – 6 : Asfiksia sedang

7 – 10 : Asfiksia ringan

3.2 Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir


1. Kardiovaskuler
Foramen ovale, duktus arteriosus, dan duktus venosus menutup, arteri umbilikalis
vena umbilikalis dan arteri hepatika menjadi ligament, nafas bayi baru lahir membuat
paru – paru mengembang, resistensi vaskuler pulmoner menurun sehingga darah dari
paru mengalir, tekanan arteri pulmoner menurun, tekanan arteri kanan menurun,
terjadi aliran darah pulmoner meningkat ke jantung masuk ke jantung bagian kiri,
tekanan atrium kiri meningkat, foramen ovale menutup, selama beberapa hari tangisan
bayi dapat mengembalikan aliran darah melalui foramen ovale dan mengakibatkan
sianosis ringan
2. Sistem pernapasan
Kadar O2 menurun CO2 meningkat, PH menurun dan terjadi asfiksia, asidosis
metabolic, alveolus mengembang, terjadi perubahan sirkulasi menyebabkan apnea
3. Sistem ginjal
Ketidakmaturan ginjal membatasi kemampuan BBL untuk mensekresi obat dan
penurunan kecepatan filtrasi glomerulus, retensi cairan dan intoksiasi air, kehilangan
natrium, bayi tidak dapat mengonsentrasikan urine yang baik, osmolaritas urine
rendah, jumlah netron matur sedikit, terjadi ketidakseimbangan luar permukaan
glomerulus dan volume tubulus proksimal, aliran darah ke ginjal relative kurang
4. Sistem cerna
Kemampuan BBL cukup bulan dalam mencerna makanan terbatas, BBL belum
memiliki kemampuan untuk menstransfer makanan dari bibir ke faring, kemampuan
absorbsi karbohidrat kurang efisien sedangkan absorbsi monosakarida (glukosa)
efisien, regugitasi BBL disebabkan oleh sfingter jantung sambungan esophagus
bawah tidak sempurna, usus BBL relative tidak matur dan sistem otot yang menyusun
lebih tipis dan kurang efisien, kapasitas lambung BBL cukup bulan terbatas <30cc,
lipatan villi dan dinding usus belum berkembang sempurna, distensi otot lambung
menimbulkan relaksasi dan kontraksi otot
5. Sistem hepatika
Terbentuk pada minggu ke 4 kehamilan, hati mengatur jumlah bilirubin yang tidak
terikat dalam peredaran darah, pigmen kuning yang berasal dari hemoglobin yang
terlepas saat pemecahan sel darah merah, hemoglobin di fagositosis oleh sel
retikuloendotial dirubah menjadi bilirubin, dilepas kedalam bentuk tidak terkonyugasi
(bilirubin indirek), meninggalkan sistem peredaran darah (ekstravaskuler warna, dkk)
6. Sistem imun
Bayi hanya memiliki IgG dan IgM sistem imunitas belum matang, rentan infeksi dan
alergi
7. Sistem integument
Struktur kulit belum matang epidermis dan dermis tidak terikat baik dan sangat tipis,
kulit bayi masih sangat sensitive dan mudah rusak, kelenjar lemak dan keringat tidak
berespon terhadap peningkatan suhu tubuh, mudah iritasi oleh benda asing
8. Sistem reproduksi
Pada Wanita ovarium pada bayi berisi beribu-ribu sel germinal primitive, kadar
esterogen terjadi peningkatan selama hamil dan penurunan saat bayi lahir,
pengeluaran mukoid kadang – kadang berwarna bercak darah melalui vagina,
genetalia eksterna biasanya edematosa disertai pigmentassi yang lebih banyak, pada
bayi baru lahir cukup bulan labia mayora dan labia minora menutupi vestibulum,
sedangkan pada bayi premature klitoris menonjol dan labia mayora kecil dan terbuka
Pada Pria testis sudah turun kedalam kolostrum, spermatogenesis tidak terjadi sampai
pubertas, prepusium yang ketat dijumpai pada BBL muara uretra dapat tertutup,
prepusium tidak dapat ditarik kebelakang selama 3-4tahun, ukuran genetalia eksterna
bayi baru lahir cukup bulan dapat meningkat dan pigmentasinya akibat efek dari
hormone ibu, akumulasi cairan disekitar testis hidrokel penimbunan cairan disekitar
testis dapat mengecil sendiri tanpa pengobatan
9. Sistem skelet
Pertumbuhan tulang terjadi sefalokaudal, panjang kepala ¼ panjang tubuh bayi,
lengan sedikit lebih panjang daripada tungkai, ukuran bentuk cranium dapat
mengalami distorsia akibat molase, lutut saling berjauhan saat kaki diluruskan, dan
ubun- ubun anterior teraba lunak dan menutup pada bulan ke 12-18, lingkar kepala
bervariasi 33 – 37cm
10. Sistem neuromuskuler
Sistem saraf belum berkembang sempurna, gerakan bayi tidak terkoordinasi,
pengaturan suhu labil, control otot buruk, mudah terkejut
11. Sistem termogenik
Adanya adaptasi hangat ke dingin, suhu tubuh sangat mudah terpengaruhi oleh suhu
lingkungan dingin, meningkatkan laju produksi panas, upaya mengganti panas yang
hilang, peningkatan aktivitas otot volunteer, penyimpanan panas terjadi melalui
mekanisme vasokontriksi perifer, mengurangi area permukaan yang dapat
menyebabkan kehilangan panas
3.3 Analisa Data
Data Etiologi Masalah
Ds : Adanya adaptasi hangat ke Resiko termoregulasi
- dingin
Do : Suhu tubuh sangat mudah
- Menggigil terpengaruhi oleh suhu
- Suhu tubuh < 36,5 lingkungan dingin
- Akral dingin Meningkatkan laju produksi
- Frekuensi nadi panas
- Pengisian kapiler Mengganti panas yang
<3detik hilang
- Membrane mukosa Peningkatan aktivitas otot
kuning volunteer
- Kulit kuning Penyimpanan panas terjadi
melalui mekanisme
vasokontriksi perifer
Mengurangi area
permukaan yang dapat
menyebabkan kehilangan
panas
Resiko hipotermi
Resiko termoregulasi
Ds : Bayi hanya memilki IgG dan Resiko infeksi
- IgM
Do : Sistem imunitas belum
- Kemerahan matang
- Periode menggigil Rentan infeksi dan alergi
- Pigmentasi abnormal Resiko infeksi
- Akral dingin

Ds : Kemampuan BBL cukup Resiko Defisit nutrisi


- bulan mencerna makanan
Do : terbatas
- Membrane mukosa BBL belum memiliki
kuning kemampuan untuk
- Belum bisa menelan menstransfer makanan dari
- Proses tumbuh bibir ke faring
kembang belum Kemampuan absorbsi
matang karbohidrat BBL kurang
- Terdapat lapisan efisien sedangkan absorbsi
lemak monosakarida (glukosa)
efisien
Regugitasi BBL disebabkan
oleh sfingter jantung
sambungan esophagus
bawah tidak sempurna
Usus BBL relative tidak
matur dan sistem otot yang
menyusun lebih tipis dan
kurang efisien
Kapasitas lambung BBL
cukup bulan terbatas <30cc
Lipatan villi dan dinding
usus belum berkembang
sempurna
Distensi otot lambung
relaksasi dan kontraksi otot
Resiko Defisit nutrisi
Rumusan diagnosa
1. Resiko Hipotermi berhubungan dengan bayi baru lahir dibuktikan dengan menggigil,
suhu tubuh <36,5C, akral dingin, frekuensi nadi, pengisian kapiler <3detik, membrane
mukosa kuning, kulit kuning
2. Resiko Infeksi berhubungan dengan peningkatan paparan organisme pathogen
lingkungan dibuktikan dengan kemerahan, periode menggigil, pigmentasi abnormal,
akral dingin
3. Resiko Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan
dibuktikan dengan membrane mukosa kuning, belum bisa menelan, proses tumbuh
kembang belum matang, terdapat lapisan lemak
3.4 Intervensi

Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


1.Resiko Hipotermi Setelah dilakukan tindakan O : - monitor suhu bayi sampai stabil
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam (36,5-37,5)
bayi baru lahir diharapkan termoregulasi - Monitor suhu tubuh anak tiap dua
dibuktikan dengan neonatus membaik dengan kriteria jam, jika perlu
menggigil, suhu hasil : - Monitor tekanan darah, nadi,
tubuh <36,5C, akral 1. Suhu tubuh meningkat pernafasan
dingin, frekuensi 2. Menggigil menurun - Monitor warna kulit dan suhu
nadi, pengisian 3. Suhu kulit meningkat kulit
kapiler <3detik, 4. Pengisian kapiler menurun - Monitor dan catat tanda dan
membrane mukosa 5. Suhu kulit menurun gejala hipotermi atau hipertemi
kuning, kulit kuning T : - pasang alat pemantau suhu kontinou,
jika perlu
- Tingkatkan asupan cairan dan
nutrisi yang adekuat
- Bedong bayi segera setelah lahir
untuk mencegah kehilangan panas
- Gunakan topi bayi untuk
mencegah kehilangan panas pada
bayi baru lahir
- Tempatkan bayi baru lahir
dibawah radiant warmer
- Pertahankan kelembaban
incubator 50% atau lebih untuk
mengurangi kehilangan panas
karena proses evaporasi
- Hangatkan terlebih dahulu bahan
– bahan yang akan kontak dengan
bayi (mis. Selimut, kain
bedongan, stetoskop)
- Hindari meletakan bayi dekat
jendela terbuka atau area aliran
pendingin ruangan atau kipas
angina
- Sesuaikan suhu lingkungan
dengan kebutuhan pasien
E : -jelaskan cara pencegahan heat
exhaustion dan heat stroke
- Jelaskan cara pencegahan
hipotermi karena trpapar udara
dingin
- Demonstrasikan teknik perawatan
metode kanguru (PMK) untuk
bayi BBLR
K : - kolaborasi pemberian antipiretik
jika perlu .
2.Resiko Infeksi Setelah dilakukan tindakan O :
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam - monitor tanda dan gejala infeksi local
peningkatan paparan diharapkan tingkat infeksi dan sistemik
organisme pathogen menurun dengan kriteria hasil : - identifikasi kontra indikasi pemberian
lingkungan 1. Demam menurun imunisasi (mis:reaksi anafilaksis terhadap
dibuktikan dengan 2. Kemerahan menurun vaksin.
kemerahan, periode 3. Nyeri menurun -identifikasi status imunisasi setiap
menggigil, 4. Bengkak menurun kunjungan
pigmentasi T:
abnormal, akral - batasi jumlah pengunjung
dingin - berikan perawatan kulit pada area
edema
- cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien dan lingkungan
pasien
- pertahankan teknik aseptic pada pasien
beresiko tinggi
-Berikan suntikan pada bayi dibagian
paha anterolateral.
-Dokumentasikan informasi vaksin
(mis:nama produsen,tanggal
kadaluwarsa)
-Jadwalkan imunisasi pada interfal waktu
yang tepat.

E:
jelaskan tanda dan gejala infeksi
- ajarkan cara mencuci tangan
dengan benar
- ajarkan cara memeriksa kondisi
luka atau luka operasi
- anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi dan cairan
-Jelaskan tujuan, manfaat,reaksi yang
terjadi,jadwal dan efek samping.

-Informasdikan imunisasi yang


diwajibkan pemerintah (mis:Hepatitis
B,BCG,Difteri,tetanus).

-Informasikan Vaksinasi untuk kejadian


khusus (mis:Rabies,Tetanus)

-Informasikan penundaan pemberian


imunisasi tidak berarti mengulang jadwal
imunisasi.
-Informasikan penyediaan layanan pekan
imunisasi nasional yang menyediakan
vaksin gratis.
3.Resiko Defisit Setelah dilakukan tindakan selama O :
nutrisi berhubungan 3x24 jam diharapkan status nutrisi - Identifikasi kesiapan dan
dengan bayi membaik dengan kriteria kemampuan ibu atau pengasuh
ketidakmampuan hasil : menerima informasi
mencerna makanan 1.membran mukosa kuning - Identifikasi kemampuan ibu atau
dibuktikan dengan menurun pengasuh menyediakan nutrisi
membrane mukosa 2. proses tumbuh kembang T :
kuning, belum bisa membaik - Sediakan materi dan media
menelan, proses 3. kesulitan makan menurun pendidikan kesehatan
tumbuh kembang 4. berat badan meningkat - Jadwalkan pendidikan kesehatan
belum matang, sesuai kesepakatan
terdapat lapisan - Berikan kesempatan kepada ibu
lemak atau pengasuh untuk bertanya
E:
- Jelaskan tanda – tanda awal rasa
lapar (misal : Bayi gelisah,
membuka mulut dan menggeleng
– gelengkan kepala, menjulur –
julurkan lidah, menghisap tangan
atau jari
- Anjurkan menghindari pemberian
pemanis buatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan
sehat (misal : cuci tangan sebelum
dan sesudah makan, cuci tangan
menggunakan sabun )
- Ajarkan cara memilih makanan
sesuai dengan usia bayi
- Ajarkan cara mengatur frekuensi
makanan sesuai usia bayi
- Ajarkan tetap memberikan ASI
DAFTAR PUSTAKA

1. Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2005. Buku ajar keperawatan maternitas edisi 4. Jakarta EGC
: 2004
2. Sharon J. Reeder, Leonide L. Martin. Deborah koniak griffin. 2011. Keperawatan
maternitas kesehatan wanita, bayi dan keluarga. Jakarta : EGC,2011
3. Doenges E. Marylin. 2001. Rencana perawatan maternal/bayi. Pedoman untuk
perencanaan dan dokumentasi perawaatan klien. Jakarta: EGC,2001

Anda mungkin juga menyukai