Anda di halaman 1dari 61

SISTEM MANAJEMEN

K3 KONSTRUKSI
(SMK3 KONSTRUKSI)

1
Tujuan pembelajaran
• Setelah mengikuti pelatihan ini peserta
diharapkan mampu melaksanakan
penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3
Konstruksi).

2
STANDAR SMK3

Standar SMK3 versi ILO Standar SMK3 versi OHSAS 18001:2007


Standar SMK3 versi PP 50 Tahun 2012:
a) Penetapan komitmen & Kebijakan K3 yang jelas;
Standar
b) Perencanaan, tujuan dan sasaran penerapan K3;
c) Penerapan Rencana K3 yang efektif; SMK3 Konstruksi
d) Pemeriksaan, pengukuran & tindakan perbaikan; Versi Negara Jepang
e) Peninjauan mgt & Peningkatan berkesinambungan.
M. Mushanif Mukti 3
Relationship of [PDCA cycle] and [a Business Office and Project Sites]

M. Mushanif Mukti 4
SMK3
Peningkatan
berkesinambungan

Kebijakan K3

Tinjauan Ulang
Kinerja

Perencanaan
Pemeriksaan dan
Evaluasi K3
Kinerja K3
Pengendalian
Operasional

5
SMK3
Pasal 27 (2)
UUD1945

Undang-undang
Ketenagakerjaan

Pasal 86 Pasal 87

• UU No.1/1970 PP Penerapan
• Per. Menaker No. 05/Men/1996 SMK3

Sanksi pelanggaran
6
SMK3
Perusahaan
• Badan Audit
• Jasa Audit (Aditor internal)
• Jasa Inspeksi (Riksa-uji) Penerapan
• Jasa Pembinaan (Diklat) SMK3
• Jasa Konsultan
• Jasa Fabrikasi SMK3
5 Prinsip Dasar
12 Elemen SMK3
BAB dan Pasal-pasal
7
AZAS SMK3

• Peningkatan K3 Secara Terus Menerus Dengan Pola Mandiri


• Bagian Dari Sistem Pengawasan K3
• Bersifat Wajib
• Sejalan Dengan Kaidah Internasional
• Diaudit Oleh Badan Independen
• Mengakomodasikan Kebutuhan Perusahaan (Taylor Made)

8
Tujuan dan Sasaran
Menciptakan suatu sistem K3 di perusahaan
dengan melibatkan pengusaha, pengurus,
seluruh pekerja / buruh dan org lain yg berada
di perusahaan serta kondisi lingkungan kerja
sebagai satu kesatuan yg tidak terpisahkan
dalam rangka mencegah dan mengurangi
kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta
terciptanya perusahaan yang aman, efisien dan
produktif
9
SMK3
Prinsip Dasar
1. Penetapan Kebijakan dan Penjaminan Komitmen K3
2. Perencanaan Pemenuhan Kebijakan, Tujuan dan
Sasaran Penerapan K3
3. Pengendalian operasional K3 secara Efektif dgn
Mengembangkan Kemampuan dan Mekanisme
Pendukung yg Diperlukan utk Mencapai Kebijakan,
Tujuan dan Sasaran K3
4. Pemeriksaan , dan Pengevaluasian Kinerja K3
5. Peninjauan scr Teratur dan Peningkatan Penerapan
SMK3 secara Berkesinambungan

10
Elemen SMK3
1. Pembangunan dan Pemeliharaan Komitmen
2. Pendokumentasian Strategi
3. Peninjauan Ulang Perancangan (Desain) dan Kontrak
4. Pengendalian Dokumen dan Data K3
5. Pembelian
6. Keamanan Bekerja Berdasarkan SMK3
7. Pengembangan Ketrampilan dan Kemampuan
8. Komunikasi dan Pelaporan
9. Pengelolaan Material
10. Standar Pemantauan
11. Audit internal SMK3
12. Tinjauan Manajemen
11
4.1 Persyaratan Umum

 Organisasi harus menetapkan dan


memelihara sistem manajemen K3 sesuai
dengan yang dipersyaratkan dalam
klausul 4 spesifikasi ini.

12
4.2 Kebijakan K3

Management Review

Feedback from
Audit Policy measuring
performance

13
Planning
4.2 Kebijakan K3
 Sesuai dengan skala dan sifat dari risiko K3 organisasi;
 Komitmen untuk perbaikan berkelanjutan;
 Komitmen untuk mematuhi peraturan K3 yang berlaku dan
persyaratan lainnya;
 Terdokumentasi, diimplementasikan, dan dipelihara;
 Dikomunikasikan kepada seluruh tenaga kerja secara intensif
agar seluruh tenaga kerja sadar akan kewajiban setiap individu
terhadap aspek K3;
 Tersedia untuk semua pihak yang berkepentingan;
 Ditinjau secara berkala untuk menjamin relevansi dan
kesesuaian terhadap organisasi.

14
4.3 Perencanaan K3
Policy

Feedback
Audit from
Planning
measuring
performance

Implementation
and Operation

15
4.3.1 Perencanaan Identifikasi Bahaya,
Penilaian Resiko dan Pengendalian
Resiko (HIRARC)
 Organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur
HIRARC
 HIRARC sebagai dasar sasaran K3
 Informasi HIRARC harus selalu terdokumentasi dan terkini
 Metodologi HIRARC
4.3.2 Persyaratan
hukum dan lainnya
 Organisasi harus menetapkan prosedur
untuk mengidentifikasi dan mengakses
persyaratan hukum dan lainnya yang
berlaku;
 Organisasi harus menjaga informasi
yang terkini;
 Dikomunikasikan ke seluruh tenaga
kerja dan pihak yang berkepentingan.

17
4.3.3 Tujuan/sasaran K3
 Organisasi harus menetapkan dan memelihara
Tujuan/sasaran K3 yang terdokumentasi di
setiap fungsi yang relevan dalam organisasi
 Ditinjauan ulang
 Tujuan/sasaran K3 harus konsisten dengan
Kebijakan K3 termasuk komitmen untuk
peningkatan secara berkelanjutan.

18
4.3.4 Program
Manajemen K3
 Organisasi harus menetapkan dan memelihara
program manajemen untuk mencapai tujuan/sasaran
K3
 Program manajemen K3 ini harus di tinjau ulang
secara berkala dan terencana.
 Program manajemen akan dilakukan penyesuaian
apabila terdapat perubahan aktivitas, produk,
pelayanan, atau kondisi operasi dalam organisasi.

19
4.4 Implementasi & Operasi
Planning

Implementation Feedback
Audit
and Operation from
measuring
performance

Checking and
Corrective Action

20
4.4.1 Struktur & Tanggungjawab

 Harus ditetapkan peranan tanggungjawab dan kewenangan dari


personil yang mengatur/mengendalikan, menerapkan, dan melakukan
verifikasi yang memiliki efek pada risiko K3 dari aktifitas organisasi.
 Tanggungjawab tertinggi untuk K3 dipegang oleh pimpinan puncak.
 Organisasi harus menunjuk salah seorang anggota pimpinan puncak
dengan tugas tambahan menjamin sistem manajemen K3
 Manajemen harus menyediakan sumber daya yang mendasar untuk
implementasi, pengendalian, dan pengembangan dari SMK3 (sumber
daya: manusia dan ketrampilan/keahlian khusus, teknologi, dan
finansial)
 Manajemen organisasi yang ditunjuk harus ditetapkan peranan,
tanggungjawab dan kewenangannya

21
4.4.2 Pelatihan, kesadaran
& kompetensi

 Personil harus berkompeten dalam melaksanakan tugas yang


dapat berdampak kepada K3 pada tempat kerjanya.
 Harus ditetapkan dan dipelihara prosedur untuk menjamin bahwa
tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan
fungsi dan tingkat yang relevan, sadar akan aspek K3
 Prosedur pelatihan harus memperhitungkan perbedaan tingkatan
dari :
– tanggungjawab, kemampuan dan latar belakang pendidikan, serta
– risiko
22
M. Mushanif Mukti
4.4.3 Konsultasi dan
Komunikasi
 Organisasi harus memiliki prosedur untuk
menjamin bahwa informasi K3
dikomunikasikan ke dan dari tenaga kerja dan
pihak yang berkepentingan lainnya
 Pengaturan keterlibatan dan komunikasi
tenaga kerja harus didokumentasikan dan
diinformasikan kepada pihak yang
berkepentingan
 Keterlibatan Tenaga Kerja
SOSIALISASI & PROMOSI

(Tahapan Aktifitas pendukung)


2.1 Penyuluhan K3L (Safety Induction)
2.2 Pertemuan Pagi K3L (Safety Morning Talk)
2.3 Pertemuan Kelompok Pekerja K3L (Tool Box Meeting)
2.4 Promosi K3L

24
M. Mushanif Mukti
1 Penyuluhan K3 L
(Safety Induction)
Tujuan
1. Mengadakan penjelasan informasi K3 L harian
keseluruh tingkatan pekerja, melalui penyuluhan
dapat juga disebut “safety induction” untuk
identifikasi potensi sumber bahaya yang ada
pada setiap pekerjaan.
2. Meningkatkan pemeliharaan Kondisi K3 L yang
aman, sikap dan perilaku kerja bermutu dan
effisien.
1a. Sosialisasi (penyuluhan)K3

Kegiatan Safety Talk untuk Tukang Besi dan Cara Pemakaian Fire Extinguisher

Kegiatan Safety Talk untuk Tukang Kayu di Los Kerja Kayu Proyek
1b. Penyuluhan K3 L (Safety Induction)

No Uraian aktivitas Penanggung jawab Keterangan

1) Penyuluhan K3 L harus 1) Pelaksanaan Penyuluhan Anggota peserta


pernah dilaksanakan minimal K3 L diberikan oleh penyuluhan K3 L (Safety
1 (satu) kali untuk tenaga petugas K3 L, ke semua Induction) adalah :
kerja/pekerja baru, dan harus tingkatan pekerja, semua angggota
diberikan saat tenaga kerja / kelompok pekerja
pekerja akan mulai bekerja pegawai / karyawan /
atau sebelum bekerja pekerja baru yang
2) Penyuluhan K3 L dapat terlibat dalam proses
dilaksanakan kapan saja pekerjaan secara
(sewaktu-waktu) dengan langsung dilapangan,
durasi waktu banyaknya dan / atau siapa saja yang
jumlah materi yang hendak masuk dalam kelompok
disampaikan pekerja belum pernah
3) HasiL penyuluhan K3 L harus mendapatkan
di dokumentasikan, penyuluhan K3 L (Safety
diantaranya, daftar absensi Induction) sebelumnya.
kehadiran peserta penyuluhan
K3 L, Topik – topik K3 L 27
yang disampaikan, semuanya
2 Pertemuan Pagi K3 L
(Safety Morning Talk)
Tujuan
Mengadakan penjelasan informasi K3 L
secara periodik keseluruh tingkatan pekerja.
Melalui pertemuan pagi K3 L semua potensi
sumber bahaya yang berada pada
lingkungan pekerjaan di identifikasi.
Meningkatkan pemeliharaan Kondisi K3 L
yang aman, sikap dan perilaku kerja
bermutu dan effisien.
28
2a. Pertemuan Pagi K3 L
(Safety Morning Talk)
No Uraian aktivitas Penanggung Keterangan
jawab

Pelaksanaan Pertemuan Pagi K3 L:


1 Pertemuan Pagi K3 L, dilaksanakan Dipimpin oleh Anggota Pertemuan
secara periodik minimum sekali dalam Petugas K 3 L dan / Pagi K3 L adalah :
satu minggu dengan jadwal yang atau Manajer semua angggota
ditetapkan oleh Kepala lapangan / kelompok pekerja
Proyek/Plant/Kawasan supervisor sebagai pegawai / karyawan /
Semua Pelaksana / Supervisor harus instruktur pekerja baru yang
2 membantu menetapkan topik-topik terlibat dalam proses
keselamatan yang berbasis identifikasi produksi pekerjaan
potensi sumber bahaya dalam lingkaran secara langsung
kegiatannya dan / atau terhadap dilapangan
kejadian / peristiwa yang cenderung
mengarah ke kondisi kecelakaan kerja
dan / atau telah terjadi kecelakaan kerja,
sesuai dengan jenis pekerjaan yang
dikerjakannya

29
2b. Pertemuan Pagi K3 L
(Safety Morning Talk)
No Uraian aktivitas Penanggung Keterangan
jawab
Pelaksanaan Pertemuan Pagi K3 L:
3 Topik Pertemuan pagi K3L, berupa : Dipimpin oleh Dokumentasi
1) Penjelasan kondisi yang berbahaya dari setiap Petugas K 3 L dan / pertemuan pagi
proses pekerjaan. yang akan dikerjakan atau Manajer K3L harus
lapangan / supervisor disampaikan /
setelah kegiatan pertemuan pagi K3L. sebagai instruktur diberikan ke
2) Penyimpangan keadaan yang ditemukan saat petugas K3 L
inspeksi K3 L. sebelumnya
3) Insiden / Kecelakaan dan dijelaskan maksud
dan tujuan pencegahannya.
4) Instruksi dan informasi dari Kepala Proyek
dan / atau Pemberi Pekerjaan.
5) Peraturan dan ketetapan perundang-undangan

Hasil pertemuan pagi K3L harus di dokumentasikan, diantaranya;


– daftar absensi kehadiran peserta pertemuan pagi K3L,
– topik diskusi,

30
3 Pertemuan Kelompok Pekerja
K3 L (Tool Box Meeting)
Tujuan :
1. Mengadakan penjelasan informasi K3 L harian
/ mingguan (tergantung kondisi dilapangan).
Melalui Pertemuan Kelompok Kecil Pekerja
semua potensi sumber bahaya yang berada
dibawah pekerjaan pekerja tersebut di
identifikasi.
2. Meningkatkan pemeliharaan Kondisi K3 L
yang aman, sikap dan perilaku kerja bermutu
dan effisien.
31
3a. Pertemuan Kelompok Pekerja K3 L
(Tool Box Meeting)
No Uraian aktivitas Penanggung jawab Keterangan
Pelaksanaan Pertemuan Kelompok Pekerja K3
L:
1 Pertemuan Kelompok Pekerja dapat Dipimpin oleh Kepala Anggota pertemuan
dilaksanakan kapan saja (sewaktu-waktu) Regu (Mandor yang kelompok pekerja
dengan durasi waktu pertemuan cukup pendek, sudah dilatih) adalah kelompok
berkisar 10 s/d 15 menit atau lebih, dan tempat pekerja yang
pelaksanaannya dimana saja di lokasi tempat terlibat dalam
kerja (lapangan) proses pekerjaan
Pertemuan Kelompok Pekerja harus secara langsung
2 dilaksanakan minimal 1 kali dalam 1 minggu, dilapangan
yang lebih utama, dapat dilaksanakan setiap hari
Pelaksanaan Pertemuan Kelompok Pekerja
dilaksanakan dengan teliti / akurat, sederhana
3 sejalan dengan aktifitas harian, semua
peringatan K3 L harus di tekankan dalam
pelaksanaan pekerjaan ke semua tingkatan
pekerja, semua masalah diatas barus berbasis
identifikasi potensi sumber bahaya,

32
3b. Pertemuan Kelompok
Pekerja K3 L (Tool Box
Meeting)
No Uraian aktivitas Penanggung jawab Keterangan
Pelaksanaan Pertemuan Kelompok
Pekerja K3 L:
4 Semua permasalahan K3 L mencakup Dipimpin oleh Anggota
proses kerja, metode kerja dan progress Kepala Regu pertemuan
K3 L, atau hasil pertemuan pagi K3 L (Mandor yang sudah kelompok
didiskusikan atau dibicarakan di dilatih) pekerja adalah
Pertemuan Kelompok Pekerja, kelompok
5 Semua supervisor harus membantu pekerja yang
menetapkan topik-topik keselamatan yang terlibat dalam
berbasis identifikasi potensi sumber proses pekerjaan
bahaya dalam lingkaran kegiatannya dan / secara langsung
atau terhadap kejadian / peristiwa yang dilapangan
cenderung mengarah ke kondisi
kecelakaan kerja dan / atau telah terjadi
kecelakaan kerja, sesuai dengan jenis
pekerjaan yang dikerjakannya

33
3c. Pertemuan Kelompok
Pekerja K3 L
(Tool Box Meeting)
No Uraian aktivitas Penanggung jawab Keterangan
Pelaksanaan Pertemuan Kelompok Pekerja K3
L:
6 Topik Pertemuan Kelompok Pekerja, dapat Dipimpin oleh Kepala Anggota pertemuan
berupa : Regu (Mandor yang kelompok pekerja
1 Penjelasan kondisi yang berbahaya dari sudah dilatih) adalah kelompok
setiap pekerjaan. pekerja yang
terlibat dalam
2 Penyimpangan keadaan yang ditemukan proses pekerjaan
saat inspeksi K3 L. secara langsung
3 Insiden / Kecelakaan dan dijelaskan dilapangan
maksud dan tujuan pencegahannya.
4 Instruksi dan informasi dari Kepala
Proyek, Komite K3L dan Pemberi
Pekerjaan)
5 Peraturan dan ketetapan perundang-
undangan.

34
3d. Pertemuan
Kelompok Pekerja K3 L
(Tool Box Meeting)

No Keterangan
Pelaksanaan Pertemuan Kelompok Pekerja K3 L:

Hasil Pertemuan Kelompok Pekerja harus di dokumentasikan, diantaranya,


– Daftar absensi kehadiran peserta Pertemuan Kelompok Pekerja,
– Topik diskusi,
– Dokumentasi Pertemuan Kelompok Pekerja harus disampaikan / diberikan ke
petugas K3 L dan harus disebarluaskan ke seluruh tingkatan pekerja, khususnya
pada kegiatan kelompok kerjanya

35
4 Promosi K3L
1. Komite K3 L (Unit K3 L ) secara teratur harus mempromosikan
K3 L ke seluruh pekerja mengenai hal–hal yang berkaitan
dengan pemberdayaan K3 L seperti :
1 Pertemuan K3 L
2 Pemberian penghargaan terbaik K3 L bulanan / triwulanan /
semester / tahunan dapat diberikan secara individu atau tim.
3 Kompetisi K3 L (Pemilihan pelaksana dan promotor K3 L
terbaik atau pengadaan kuis K3 L, dll)
4 Poster – poster K3 L
5 Berita – berita selebaran K3 L
6 Saran – saran K3 L
7 dan lain-lain,

2. Memberikan insentif yang ditetapkan oleh Komite K3 L kepada


pekerja, yang melaksanakan K3 L terbaik
36
4 Promosi

37
Dokumen Pelatihan Ahli Muda K3 Konstruksi di PT Pembangunan Perumahan (Persero), Tgl 21 s/d 25 Juni 2004
4.4.4 Dokumentasi

 Organisasi harus menetapkan dan


memelihara informasi dalam media
yang layak seperti dalam bentuk kertas
atau elektronik
4.4.5 Pengendalian dokumen dan data
 Organisasi harus menetapkan dan
memelihara prosedur untuk
mengendalikan semua dokumen dan
data yang disyaratkan spesifikasi
OHSAS

38
4.4.6 Pengendalian operasional
 Organisasi harus mengidentifikasikan
operasi dan aktivitas yang berhubungan
dengan risiko yang ada dimana tolok ukur
pengendalian perlu diaplikasikan.
 Organisasi harus merencanakan
aktivitas-aktivitas ini, termasuk
pemeliharaan, desain, pembelian,
instalasi, yang disesuaikan dengan
kemampuan manusia dalam rangka untuk
memastikan bahwa pelaksanaan dibawah
kondisi tertentu untuk mengurangi resiko
K3 dari sumbernya
39
SISTEM PENGENDALIAN &
MONITORING PENERAPAN K3

Kegiatan
Inspeksi yang 40
dilakukan
Pengendalian &
Monitoring K3 L
Tujuan :
Pengendalian dilakukan untuk memastikan
penerapan K3 dilaksanakan secara konsisten
sesuai standar dan rencana yang ditetapkan.
baik proses dari produk yang ditetapkan,
disediakan, dipelihara dan dikendalikan,
semuanya itu harus dipastikan terintegrasi
dalam suatu sistem strategi pencegahan
resiko kecelakaan yang akan terjadi dan /
atau penyakit akibat kerja sebagai dampak
dari kegiatan konstruksi
4.4.6 Pengendalian operasi
SAFETY POSTER

42
4.4.6 Pengendalian operasi
SAFETY SIGN

43
3a. Pengendalian &
Monitoring K3 L
Tujuan :
Pengendalian dilakukan untuk memastikan
penerapan K3 dilaksanakan secara konsisten
sesuai standar dan rencana yang ditetapkan.
baik proses dari produk yang ditetapkan,
disediakan, dipelihara dan dikendalikan,
semuanya itu harus dipastikan terintegrasi
dalam suatu sistem strategi pencegahan
resiko kecelakaan yang akan terjadi dan /
atau penyakit akibat kerja sebagai dampak
dari kegiatan konstruksi
44
Harness Safety belt

45
M. Mushanif Mukti
Bekerja di ketinggian

46
M. Mushanif Mukti
Penggunaan Safety Belt

47
48
4.4.7 Kesiapan dan
Tanggap Darurat
 Organisasi harus menetapkan dan memelihara beberapa
rencana dan prosedur untuk mengidentifikasi potensi
keadaan darurat, dan untuk menanggapinya, insiden dan
situasi darurat, dan untuk mencegah dan meredakan
penyakit dan cidera yang mungkin timbul dari keadaan
darurat tersebut.
 Peninjauan ulang rencana kesiapan dan tanggap darurat
dan beberapa prosedur tambahan setelah terjadinya
beberapa insiden dan situasi darurat.
 Uji coba & tes terhadap prosedur-prosedur tersebut
apabila dapat dipraktekkan.
4.4.7 Kesiapan dan
Tanggap Darurat

51
4.4.7 Kesiapan dan
Tanggap Darurat

52
M. Mushanif Mukti
4.5 Pengecekan dan
Tindakan Perbaikan
Implementation and
Operation

Feedback
Audit
Checking and from
Corrective
Action
measuring
performance

Management
Review

53
4.5.1 Pemeriksaan dan
Evaluasi Kinerja K3
 Organisasi harus menetapkan dan
memelihara prosedur untuk
memeriksa dan mengevaluasi kinerja
K3 secara berkesinambungan;
 Organisasi harus menetapkan dan
memelihara prosedur kalibrasi apabila
menggunakan alat ukur kinerja K3,
serta rekaman kalibrasi dan
perawatan alat ukur K3 tersebut
harus terpelihara dan terkendali.

54
4.5.2 Kecelakaan, Insiden, Ketidaksesuaian,
Tindakan Perbaikan dan Pencegahan
 Organisasi harus menetapkan dan
memelihara prosedur mengenai
tanggung jawab dan wewenang untuk
menangani keadaan darurat;
 Tindakan perbaikan dan pencegahan
akan ditinjau ulang pelaksanaannya
dalam proses penilaian risiko, serta
organisasi harus merekam semua
perubahan dari prosedur yang
terdokumentasi dari hasil tindakan
perbaikan dan pencegahan yang telah
dilakukan.

55
4.5.3 Rekaman dan
Pengendalian rekaman

 Organisasi harus
menetapkan dan
memelihara prosedur
untuk melakukan
identifikasi,
pemeliharaan dan
pemusnahan dari
rekaman K3, seperti
hasil-hasil audit dan
tinjauan ulang;

56
4.5.4 Audit
 Organisasi harus menetapkan dan memelihara
program dan prosedur audit yang dilakukan secara
berkala
 Program audit harus berdasarkan HIRARC dan hasil
dari audit sebelumnya;
 Prosedur audit harus mencakup ruang lingkup,
frekuensi, metodologi, dan kompetensi dalam
melakukan tanggung jawab audit dan pelaporan hasil
audit;
 Apabila memungkingkan audit harus dilakukan secara
independen (bukan penanggung jawab langsung)

57
4.6 Tinjauan Ulang Kinerja K3
Checking and
Corrective Action

Internal Management External


Factor Review Factor

Policy
4.6 Tinjauan Ulang Kinerja K3
 Pimpinan proyek harus menetapkan mekanisme
tinjauan Ulang Kinerja K3 secara berkala, untuk
menjamin: kesesuaian, kecukupan, dan keefektifan;
 Informasi dalam tinjauan manajemen digunakan
untuk evaluasi;
 Pembahasan mengenai kebijakan K3, pencapaian
tujuan/sasaran K3, serta peningkatan berkelanjutan

59
YANG PENTING……

60
TERIMA KASIH 61

Anda mungkin juga menyukai