Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
Refleks adalah suatu gerakan yang tidak sengaja dilakukan yang merupakan respon dari
sistem saraf terhadap stimulus. Gerak refleks terdiri dari 5 komponen yaitu: reseptor, saraf sensorik
(saraf aferen), sinapsis pada medulla spinalis, saraf motorik (saraf eferen), dan organ target
(efektor). Komponen-komponen ini bekerja sama untuk mengatur operasi dalam tubuh untuk
mempertahankan homeostasis. Tingkat regulasi yang paling sederhana adalah refleks, yang
merupakan respon involunter terhadap rangsangan. Refleks yang menggunakan neuron somatik
adalah berkedip ketika sesuatu bergerak dekat dengan mata, batuk ketika suatu benda asing masuk
di tenggorokan, dan menarik diri dari sesuatu yang menyakitkan.
Semua kegiatan dikendalikan oleh neuron otonom yang merupakan respon refleks. Banyak
refleks yang diciptakan dan berkembang sebelum kelahiran. Refleks berkembang ketika seseorang
mengulangi respon yang sama setiap kali stimulus tertentu terjadi. Sebuah refleks terjadi pada
dasarnya dengan cara yang sama setiap kali stimulus tertentu terjadi karena sistem jalur saraf yang
menyebabkan itu tegas didirikan. Refleks merupakan penyesuaian untuk mencegah respon atau
membalikkan situasi yang diciptakan oleh stimulus. Misalnya, refleks batuk menghapus benda
asing yang masuk di saluran udara. Oleh karena itu refleks ini adalah sistem umpan balik negatif
yang membantu mempertahankan homeostasis.
Respon yang dihasilkan oleh refleks lainnya berkontribusi terhadap homeostasis dengan
meningkatkan kondisi bagi tubuh. Misalnya, bau makanan menyebabkan refleks yang
meningkatkan sekresi air liur, yang akan berguna ketika seseorang mulai makan karena itu
membuat menelan lebih mudah. Beberapa refleks secara bersamaan menggunakan impuls
sensorik dari beberapa jenis organ indra, seperti mata, telinga, reseptor kulit, dan proprioseptor.
Proprioseptor mendeteksi gerakan dan ketegangan pada otot dan sendi.
Beberapa refleks memerlukan sejumlah besar koordinasi oleh otak dan sumsum tulang
belakang dan interneuron sinapsis. Beberapa dipengaruhi oleh impuls motoriksukarela atau
dengan aktivitas otak yang lebih tinggi seperti emosi dan pemikiran, yang mengirimkan impuls ke
memodifikasi sinapsis refleks. Refleks-refleks yang penting bagi neurologi klinis dapat di bagi
menjadi 5 kelompok, yaitu: refleks tendon dalam, refleks superfisial, refleks batang otak,
refleks patologis, dan refleks primitif.
Refleks tendon dalam seperti refleks trisep, bisep brakhioradialis, ulnaris, patella, achilless
dan mandibula. Refleks superfisial seperti refleks dinding perut, refleks kremaster, dan refleks
plantar. Refleks patologis meliputi refleks Hoffman-Tromner, Babinski, Chaddock, Oppenheim,
Gordon, Schaffer dan lain-lain. Dan refleks primitif meliputi refleks snouting, menetek,
palomental, dang labella.

Anda mungkin juga menyukai