Bab I Bismillah Print PDF
Bab I Bismillah Print PDF
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Matematika adalah ilmu dasar yang sangat penting dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika juga
merupakan ratunya ilmu yang sangat berguna untuk bidang ilmu lainnya
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menjadi alasan penting mengapa
matematika perlu untuk dipelajari. Namun, pada kenyataannya banyak
siswa yang menakuti pelajaran matematika, mulai dari jenjang sekolah
dasar sampai tingkat menengah bahkan tingkat perguruan tinggi. Hal ini
disebabkan karena matematika merupakan pelajaran abstrak yang sulit
dipahami. Akibatnya akan menimbulkan masalah seperti kurangnya
motivasi belajar, menurunnya minat belajar dan rendahnya hasil belajar
siswa. Banyak siswa yang masih mengalami kesulitan dalam memecahkan
permasalaham matematika. Faktor penyebabnya adalah siswa hanya
menghafalkan rumus-rumus yang diberikan tanpa memahami penurunan
rumus tesebut. Akibatnya siswa akan mengalami kesulitan dalam
memecahkan permasalahan matematika yang lebih komplek. Terlebih lagi
matematika merupakan ilmu terstruktur mulai dari konsep yang paling
sedehana sampai konsep yang paling kompleks. Oleh karena itu untuk
mempelajari materi matematika harus bener-benar memahami materi
prasyarat sebelum menginjak pada materi yang lebih tinggi. Menurut data
dari Trends in Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2015, rata-
rata skor matematika siswa di Indonesia adalah sebesar 397 berada jauh
dibawah rata-rata dari seluruh negara yaitu sebesar 500. Prestasi hasil
belajar matematika siswa Indonesia ini berada pada peringkat ke 50 dari 54
negara peserta yang diteliti. Hal ini menunjukkan masih rendahnya hasil
belajar siswa di Indonesia.
Hasil belajar siswa bergantung pada guru dalam mengolah proses
pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi antara guru dengan
siswa dan sumber belajar dalam lingkungan pembelajaran. Pembelajaran
1
2
ini setiap individu harus berperan aktif dan membantu satu sama lain
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kegiatan pembelajaran
kooperatif terpusat pada diskusi kelompok masing masing. Jadi setiap siswa
memiliki tanggung jawab yang sama terhadap pemahaman materi yang
didiskusikan. Selain itu setiap anggota kelompok memiliki tanggu jawab
atas teman kelompoknya dan harus memastikan setiap anggota memahami
semua materi diskusi.
Salah satu pembelajaran kooperatif yang memaksimalkan peran
setiap siswa dalam kelompok adalah pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Together (NHT). Ciri utama dalam pembelajaran
kooperatif tipe NHT ini adalah siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
heterogen kemudian setiap siswa diberikan nomor sesuai banyaknya siswa
dalam kelompok tersebut. Di akhir diskusi kelompok, guru menyebutkan
satu nomor yang sama dari setiap kelompok kemudian siswa yang bernomor
sam seperti yang disebutkan guru harus mewakili kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya. Langkah-langkah pembelajaran
kooperatif tipe NHT yaitu adalah penomoran (Numbering) dan pengajuan
pertanyaan (Questioning), berpikir bersama (Heads Together), dan
menjawab pertanyaan (Answering). Model pembelajaran Numbered Heads
Together (NHT) atau penomoran berfikir bersama adalah jenis
pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional.
Artinya model pembelajaran ini sangat diperuntukkan untuk kelas yang
suasananya cenderung pasif. Dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) diharapkan siswa dapat
lebih tertarik terhadap materi yang diajarkan.
Salah satu materi yang sulit dikuasai oleh siswa adalah materi grafik
fungsi trigonometri. Kesulitan penguasaan materi grafik fungsi trigonometri
dapat dilihat dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa yang meliputi
kesalahan konseptual dan kesalahan prosedural. Menurut Kastolan (dalam
Supriatin, 2013) menyatakan bahwa kesalahan konseptual adalah kesalahan
yang dilakukan siswa dalam menafsirkan konsep, istilah, dan prinsip atau
4