Makalah Baru Kom
Makalah Baru Kom
MALANG
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ungkapkan kehadirat ALLAH SWT, berkat rahmat dan karuniaNyalah
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Masalah Kesehatan Dan Penyakit
Pada Lansia”
Pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak selaku
Dosen pengampu yang telah membimbing penyelesaian makalh ini.kami juga mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungannya sehingga
makalh ini dapat diselesaikan.
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, karena terbatasnya ilmu yang
dimiliki. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk lebih
menyempurnakan makalh ini di masa yang akan datang. Akhirnya, kami berharap semoga
makalh ini dapat memberikan sumbangsih serta manfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………….………………………………..i
KATA PENGANTAR………………………………………………...……………………..ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………...……………....iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG…………………………………….………………..…….1
1.2 TUJUAN………….…………………….…………………………………...…...1
1.3 MANFAAT ………………….……………………………………………….…..1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 MASALAH KESEHATAN …..…………………………………………………………2
1. DEFENISI MASALAH………………………………………………………….4
2. PENYELESAIAN MASALAH ………………………….……………..………..8
2.2 PENYAKIT PADA LANSIA ……………………………………………………………10
1. DEFENISI PENYAKIT ……...……………………………………………………12
2. KALASIFIKASI PENYAKIT PADA LANSIA …………………………………..14
3. ETIOLOGI PADA LANSIA ……………………………………………………...16
4. PENATALAKSANAAN PENYAKIT ……………………………………………18
BAB III PENUTUP
3.1.KESIMPULAN………………………………………………………………..…20
3.2.SARAN……………………………………………………………………..….....21
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………...22
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan aset yang paling berharga bagi manusia, karena dengan sehat manusia
bisa terus menjalankan aktivitas kehidupan tanpa mengalami masalah. Sehat bukan semata- mata
sehat fisik saja, namun juga sehat psikis juga. Hidup sehat merupakan dambaan bagi semua
orang, namun apa yang terjadi jika suatu fungsi dari tubuh mengalami gangguan. Pemenuhan
kesehatan baik fisik ataupun psikologi merupakan kebutuhan pokok manusia. Dewasa ini,
penyakit degenaratif khususnya bagi lansiamempunyai tingkat mortilitas yang cukup tinggi serta
mempengaruhi kualitas hidup yang akhirnya berpengaruh pada aspek kesehatan.
Setiap makhluk hidup di dunia ini akan mengalami proses menua, hal ini dikarenakan proses
menua merupakan hukum alam (Sunariani dkk. 2007). Menurut Nugroho (2008) proses menua
adalah proses yang terjadi di sepanjang hidup manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan.
Proses menua merupakan akibat dari kehilangan yang bersifat bertahap (gradual loss) yang
terkait dengan banyaknya perubahan yang terjadi pada lansia (lanjut usia). Proses penuaan
menyebabkan terjadi perubahan fungsi pada lansia seperti kemunduran pada sistem sensorinya.
Sistem sensori adalah sistem penghantaran rangsangan dari perifer (reseptor) ke pusat (otak).
Pada manusia terdapat lima sistem sensori (pengindraan) eksoreseptor, yaitu sistem visual
(penglihatan), sistem auditory (pedengaran), sistem somatosensory (perabaan), sistem olfactory
(penciuman) dan sistem gustatory (pengecapan) (Syaifuddin, 2011). Penurunan fungsi olfactory
merupakan indikator awal pada penyakit neurodegeneratif (Citralestari,2014).
Selain itu terdapat masalah yang umum dialami lansia diantaranya perubahan sistem imun
yang cenderung menurun, perubahan sistem integumen yang menyebabkan kulit mudah rusak
karena kering dan gatal-gatal, perubahan elastisitas arteri pada sistem kardiovaskular yang dapat
memperberat kerja jantung, penurunan kemampuan metabolisme oleh hati dan ginjal serta
penurunan kemampuan penglihatan dan pendengaran (Bandiyah, 2009, hlm.7).
Penurunan fungsi fisik tersebut biasanya ditandai dengan ketidakmampuan lansia untuk
beraktivitas atau melakukan kegiatan yang tergolong berat. Perubahan fisik yang cenderung
mengalami penurunan tersebut menimbulkan berbagai gangguan, sehingga mempengaruhi
kesehatan, serta akan berdampak pada kualitas hidup lansia. Beberapa gejala psikologis yang
menonjol pada wanita lansia adalah mudah tersinggung, sukar tidur, kesepian, tegang, cemas
dan depresi.
1.2 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dan penyelesaian masalah kesehatan dan penyakit pada
lansia
2. Mengetahui konsep penyakit pada lasia .
1.3 MANFAAT
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penyusun merumuskan masalah sebagai berikut
1. Apa saja masalah dan penyakit pada lansia !
2. Bagaimana perubahan pada lasia !
BAB II
PEMBAHASAN
1. DEFENISI MASALAH
Permasalahan lansia terjadi karena secara fisik mengalami proses penuaan yang disertai
dengan kemunduran fungsi pada sistem tubuh sehingga secara otomatis akan menurunkan pula
keadaan psikologis dan sosial dari puncak pertumbuhan dan perkembangan. Permasalahan-
permasalahan yang dialami oleh lansia, diantaranya:
1. Kondisi mental:
Secara psikologis, umumnya pada usia lanjut terdapat penurunan baik secara kognitif
maupun psikomotorik. Contohnya, penurunan pemahaman dalam menerima permasalahan
dalam kelambanan dalam bertindak.
2. Keterasingan (loneliness):
Terjadi penurunan kemampuan pada individu dalam mendengar, melihat, dan aktivitas
lainnya sehingga merasa tersisih dari masyarakat.
Kondisi ini terjadi pada seseorang yang semula mempunyai jabatan pada masa aktif bekerja.
Setelah berhenti bekerja, orang tersebut merasa ada sesuatu yang hilang dalam hidupnya.
4. Masalah penyakit:
Selain karena proses fisiologis yang menuju ke arah degeneratif, juga banyak ditemukan
gangguan pada usia lanjut, antara lain: infeksi, jantung dan pembulu darah, penyakit
metabolik, osteoporosis, kurang gizi, penggunaan obat dan alkohol, penyakit syaraf (stroke),
serta gangguan jiwa terutama depresi dan kecemasan.
Permasalahan yang dialami lansia memberikan kesimpulan bahwa dengan keterbatasan yang
di alami maka harus diciptakan suatu lingkungan yang dapat membantu aktivitas lansia dengan
keterbatasannya.
Secara biologis penduduk lanjut usia merupakan penduduk yang mengalami proses penuaan
secara terus menerus, yg ditandai menggunakan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin
rentannya terhadap serangan penyakit yg bisa menyebabkan kematian.
Di jaman modernisasi, interaksi orang belia dan orang tua semakin renggang. Kesibukan
yang melanda kaum muda hampir menyita seluruh waktunya, sebagai akibatnya mereka hanya
memiliki sedikit saat buat memikirkan orang tua. Kondisi perkotaan yg besifat individualisme
menyebabkan hubungan sosial sebagai longgar sehingga penduduk merasa nir kondusif,
kesepian dan ketakutan buat memperbaiki kualitas asal daya insan lanjut usia perlu mengetahui
kondisi lanjut usia di masa lalu & masa kini sehingga orang mereka bisa mempersiapkan diri
menurut kini .
1. Perubahan yang terjadi pada penampilan dalam bagian paras, tangan, dan kulit.
2. Perubahan bagian dalam tubuh misalnya sistem saraf : otak, isi perut : limpa, hati,
3. Perubahan panca indra : penglihatan, indera pendengaran, penciuman, perasa, dan
4. Perubahan motorik antara lain berkurangnya kekuatan, kecepatan & belajar keterampilan
baru.Perubahan-perubahan tadi pada umumnya menunjuk pada kemunduruan kesehatan
fisik dan psikis yg akhirnya akan berpengaruh jua pada kegiatan ekonomi & sosial mereka.
Sehingga secara umum akan berpengaruh dalam aktivitas kehidupan sehari-hari.
5. Rambut kepala mulai memutih atau beruban
1. DEFENISI PEYAKIT
Dengan bertambahnya usia, wajar saja bila kondisi dan fungsi tubuh pun makin menurun.
Tak heran bila pada usia lanjut, semakin banyak keluhan yang dilontarkan karena tubuh tak lagi
mau bekerja sama dengan baik seperti kala muda dulu.
Nina Kemala Sari dari Divisi Geriatri, Departemen Ilmu Penyakit Dalam RS Cipto
Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam suatu pelatihan di kalangan
kelompok peduli lansia, menyampaikan beberapa masalah yang kerap muncul pada usia lanjut ,
yang disebutnya sebagai a series of I’s. Mulai dari immobility (imobilisasi), instability
(instabilitas dan jatuh), incontinence (inkontinensia), intellectual impairment (gangguan
intelektual), infection (infeksi), impairment of vision and hearing (gangguan penglihatan dan
pendengaran), isolation (depresi), Inanition (malnutrisi), insomnia (ganguan tidur), hingga
immune deficiency (menurunnya kekebalan tubuh).
Sumber lain menyebutkan, penyakit utama yang menyerang lansia ialah hipertensi, gagal
jantung dan infark serta gangguan ritme jantung, diabetes mellitus, gangguan fungsi ginjal dan
hati. Juga terdapat berbagai keadaan yang khas dan sering mengganggu lansia seperti gangguan
fungsi kognitif, keseimbangan badan, penglihatan dan pendengaran.
Nina Kemala Sari dari Divisi Geriatri, Departemen Ilmu Penyakit Dalam RS Cipto
Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam suatu pelatihan di kalangan
kelompok peduli lansia, menyampaikan beberapa masalah yang kerap muncul pada usia lanjut ,
yang disebutnya sebagai a series of I’s. Mulai dari immobility (imobilisasi), instability
(instabilitas dan jatuh), incontinence (inkontinensia), intellectual impairment (gangguan
intelektual), infection (infeksi), impairment of vision and hearing (gangguan penglihatan dan
pendengaran), isolation (depresi), Inanition (malnutrisi), insomnia (ganguan tidur), hingga
immune deficiency (menurunnya kekebalan tubuh).
1. Osteo Artritis (OA)
A. Pegertian OA:
OA dalah peradangan sendi yang terjadi akibat peristiwa mekanik dan biologik yang
mengakibatkan penipisan rawan sendi, tidak stabilnya sendi, dan perkapuran. OA merupakan
penyebab utama ketidakmandirian pada usia lanjut, yang dipertinggi risikonya karena
trauma,penggunaan sendi berulang dan obesitas.
B. Etiologi OA
C. Patofisiologi OA
D. Manifestasi Klinis
OA dapat mengenai sendi-sendi besar maupun kecil. Distribusi OA dapat
mengenai sendi leher, bahu,tangan, kaki, pinggul, lutut.
Nyeri : Nyeri pada sendi berasal dari inflamasi pada sinovium, tekanan pada sumsum
tulang, fraktur daerah subkondral, tekanan saraf akibat osteofit, distensi, instabilnya
kapsul sendi, serta spasme pada otot atau ligamen.
Kekakuan sendi : kekakuan pada sendi sering dikeluhkan ketika pagi hari ketika setelah
duduk yang terlalu lama atau setelah bangun pagi.
Krepitasi : sensasi suara gemeratak yang sering ditemukan pada tulang sendi rawan.
Pembengkakan : pada tulangbiasa ditemukan terutama pada tangan sebagai nodus
Heberden (karena adanya keterlibatan sendi Distal Interphalangeal (DIP)) atau
nodus Bouchard (karena adanya keterlibatan sendi Proximal Phalangeal(PIP)).
Pembengkakan pada tulang dapat menyebabkan penurunan kemampuan
pergerakan sendi yang progresif.
Deformitas sendi : pasien seringkali menunjukkan sendinya perlahan-lahan
mengalami pembesaran, biasanya terjadi pada sendi tangan atau lutut(Davey, 2006).
E. Pemeriksaan Penunjang
a. Terapi konservatif yang bisa dilakukan meliputi edukasi kepada pasien, pengaturan gaya
hidup, apabila pasien termasuk obesitas harus mengurangi berat badan, jika
memungkinkan tetap berolah raga (pilihan olah raga yang ringan seperti
bersepeda, berenang).
b. Fisioterapi: untuk pasien OA termasuk traksi,stretching, akupuntur, transverse
friction(tehnik pemijatan khusus untuk penderita OA), latihan stimulasi otot,
elektroterapi.
c. Pertolongan ortopedi : kadang-kadang penting dilakukan seperti sepatu yang bagian
dalam dan luar didesain khusus pasien OA, ortosis juga digunakan untuk
mengurangi nyeri dan meningkatkan fungsi sendi(Michaelet. al, 2010)
2. Hipertensi
a. Pengertian Hipertensi
b. Patogenesis Hipertensi
Hipertensi adalah penyakit multifaktorial yang timbul terutama karena interaksi
antara faktor-faktor resiko tertentu. Faktor –faktor yang mendorong timbulnya
kenaikan tekanan darah tersebut adalah:
a. Faktor resiko seperti diet asupan garam, stress, ras, obesitas, merokok, genetis
b. Sistem saraf simpatis seperti tonus simpatis dan variasi diurnal
c. Keseimbangan antara modulator vasodilatasi dan vasokonstriksi dimana
endotelel pembuluh darah akan berperan utama, tetapi remodelling dari
endotel, otot polos dan interstitinum juga memberikan kontribusi akhir.
d. Pengaruh sistem otokrin setempat yang berperan pada sistem renin, angiotensin
dan aldosteron (Yogiantoro, 2009).
c. Patofisiologi
Baik tekanan darah sistolik (TDS) maupun tekanan darah diastolic (TDD)
meningkat sesuai dengan meningkatnya umur. TDS meningkat secara progresif sampai
umur 70-80 tahun, sedangkan TDD meningkat sampai umur 50-60 tahun dan kemudian
cenderung menetap atau sedikit menurun. Kombinasi perubahan ini sangat mungkin
mencerminkan adanya pengkakuan pembuluh darah dan penurunan kelenturan
(compliance) arteri dan ini mengakibatkan peningkatan tekanan nadi sesuai dengan umur.
Seperti diketahui, tekanan nadi merupakan predictor terbaik dari adanya perubahan struktural di
dalam arteri. Mekanisme pasti hipertensi pada lanjut usia belum sepenuhnya jelas. Efek
utama dari ketuaan normal terhadap sistem kardiovaskuler meliputi perubahan aorta dan
pembuluh darah sistemik. Penebalan dinding aorta dan pembuluh darah besar meningkat
dan elastisitas pembuluh darah menurun sesuai umur. Perubahan ini menyebabkan
penurunan compliance aorta dan pembuluh darah besar dan mengakibatkan peningkatan
TDS. Penurunan elastisitas pembuluh darah menyebabkan peningkatan resistensi vaskuler
perifer. Sensitivitas baro reseptor juga berubah dengan umur. Perubahan mekanisme
refleks baroreseptor mungkin dapat menerangkan adanya variabilitas tekanan darah yang
terlihat pada pemantauan terus menerus (Kuswardhani, 2006).
d. Penatalaksanaan
Banyak penelitian menunjukkan bahwa pentingnya terapi hipertens pada lanjut usia,
dimana terjadi penurunan morbiditas dan mortalitas akibat penyakit kardiovaskuler dan
serebrovaskuler (Kuswardhani, 2006). Terapi pada pasien usia lanjut meliputi terapi
norfamakologis dan farmakologis. Terapi non farmakologis harus dilaksanakan oleh semua
pasien hipertensi dengan tujuan menurunkan tekanan darah dan mengendalikan faktor-
faktor resiko serta penyakit penyerta lainnya.
a. Menghentikan merokok
b. Menurunkan berat badan
c. Menurunkan konsumsi alkohol berlebih
d. Latihan fisik
e. Menurunkan asupan garam
f. Meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan lemak
(Yogiantoro, 2009)
3. Penyakit Jantung Koroner
A. Pengertian
Penyakit jantung koroner merupakan jenis penyakit jantung penyebab utama kematian
baik pada pria atau wanita di dunia.
Penyakit jantung koroner terjadi ketika pembuluh arteri yang memasok darah ke jantung
mengeras dan menyempit akibat penumpukan kolesterol dan zat lainnya atau lebih dikenal
dengan plak. Ketika plak semakin menumpuk dan menyumbat aliran darah, jantung tidak
mendapatkan pasokan darah, oksigen dan nutrisi penting lainnya yang dibutuhkan jantung untuk
berfungsi secara normal.
Penyakit jantung merupakan penyakit degeneratif dalam arti penyakit jantung koroner
membutuhkan waktu yang lama dalam proses pembentukan dan penumpukan plak di
pembuluh arteri.
Penumpukan plak pada arteri koroner biasanya di akibatkan karena adanya kerusakan
pada dinding bagian dalam arteri koroner dan hal ini bisa tejadi sejak masa kanak-kanak.
Kerusakan ini biasanya di akibatkan karena:
Kebiasaan merokok
Menderita penyakit darah tinggi
Tingkat Kolesterol yang tinggi
Menderita penyakit diabetes
Terapi radiasi untuk pengobatan penyakit kanker (di daerah dada)
Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolahraga)
Riwayat keluarga penderita penyakit jantung koroner
Kegemukan atau obesitas
Tingkat stes yang tinggi
Para peneliti juga mempelajari faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan penyakit jantung
koroner seperti
Peningkatan trigliserida
Homocystein tinggi
Peningkatan lipoproterin-a
Jika Anda memilki beberapa faktor risiko penyakit jantung koroner, seperti merokok atau
mempunyai tekanan darah tinggi segera periksakan diri Anda ke dokter supaya Anda bisa
segera mendapatkan penanganan untuk mengurangi risiko di masa depan seperti menurunkan
tekanan darah tinggi atau kadar kolesterol yang tinggi.
D. Pengobatan :
Apabila Anda telah mendapatkan vonis dari dokter bahwa Anda menderita penyakit jantung
koroner bersegeralah untuk merubah gaya hidup seperti:
Berhenti merokok
Makan makanan yang sehat
Berolahraga secara teratur
Menurunkan berat badan
Mengurangi stres
Selain melakukan tips diatas, pengobatan penyakit jantung koroner juga bisa dilakukan
dengan mengkonsumsi obat jantung koroner, termasuk:
Obat penurun kolesterol, yang dirancang untuk mengurangi kolesterol jahat (LDL)
dan meningkatkan kolesterol baik (HDL)
Obat pengencer darah seperti aspirin yang berfungsi untuk mengurangi risiko
penggumpalan darah
Nitrogliserin untuk mengontrol nyeri dada berkerja membersihkan penyumbatan di
areri koroner
Angiotesin converting enzyme (ACE) dan angina receptor bloker (ARB) untuk
menurunkan tekanan darah
Dalam beberapa kasus penyakit jantung koroner memerlukan penanganan yang lebih serius
seperti pemasangan ring pada arteri koroner, angiopati atau operasi bypass arteri koroner yang
tentunya membutuhkan biaya yang sangat banyak. Ring yang dipasang bertujuan untuk
membuka arteri yang menyempit dengan tujuan untuk meningkatkan aliran darah.
4. Stroke
A. pengertian
Penyakit Stroke Ringan – Penyakit yang terjadi akibat adanya kerusakan pada
syaraf di bagian otak yaitu penyakit stroke. Penyakit stroke ringan terjadi karena ada
bagian syaraf yang khsuusnya untuk menggrekkan organ tubuh rusak. rusak syaraf di
otak dan mengakibatkan penyakit stroke karena di sebabkan oleh organ tubuh yang
mengalami masalah pada bagian tubuh. pembuluh darah pecah atau otak yang tidak
mendapatkan cukup aliran darah bisa menyebabkan penyakit stroke atau kerusakan pada
syaraf. Ada dua jenis atau tipe stroke yang masing masing di bedakan berdasarkan
penyebabnya, baik karena pendarahan di otak atau pun karena gumpalan darah yang
mengahmbat darah ke otak mengalir.
Penyakit stroke banyak penderitanya, dari kalangan orang tua yang usianya sudah lanjut,
tetapi juga ada anak muda yang juga terserang penyakit stroke karena dampak pola hidup
dan gaya hidup yang menyebabkan ganguan kesehatan. Ada jenis penyakit stroke yang
ringan atau pun yang berat, yang akan menyebabkan lumpuh parah atau pun lumpuh yang
ringan
B. Penyebab
Penyakit stroke ringan disebabkan oleh pendarah di otak, karena pembuluh darah
yang pecah, dan kondisi itu dialami apabila ada tekanan darah yang terlalu tinggi.
tingginya tekanan darah akan menyebabkan penyakit stroke ringan karena pembuluh
darah pecah. Atau otak yang tidak tercukupi kebutuhan aliran darahnya karena darah
yang mengalir terhambat dialami juga karena di sebabkan oleh kolesterol di dalam tubuh
terlalu tinggi kadarnya. Kolesterol tinggi bisa membuat pembuluh darah semakin sempit
sehingga dampak buruk yang akan dialami yaitu akan menyebabkan darah yang mengalir
jumlahnya hanya sedikit sehingga penyakit stroke akan dialami.
a. Diabetes
Penyakit diabetes merupakan salah satu dari masalah penyakit stroke. Orang yang
sedang menderita diabetes biasanya dia lebih memiliki pembuluh darah yang kaki dan
tidak lentur. Pada peningkatan gula yang ada didalam tubuh dapat menyebabkan
adanya kerusakan pada sistem syaraf di otak yang dapat mengalami stroke.
b. Penyakit jantung
Orang yang mengalami sakit jantung juga rentan untuk bisa terkena stroke. Pusat
aliran darah ada di dalam jantung, jika jantung memiliki fungsi yang terganggu
akibatnya adalah darah tidak bisa dialirkan ke seluruh tubuh secara lancar. Termasuk
dengan aliran darah yang menuju ke otak
c. Hipertensi
Orang yang memiliki tekanan darah tinggi rentan dan berisiko untuk terkena stroke.
Penyebab seseorang terkena stroke umumnya disebabkan oleh darah tinggi. Hal itu
dikarenakan bahaya darah tinggi bisa menyebabkan gangguan aliran darah di
pembuluh darah sehingga aliran darah menuju ke otak menjadi terganggu begitu pula
dengan aliran oksigen.
C. Gejala :
Mengalami kelumpuhan Penderita yang mengalami gejala stroke pada tahap
ringan biasanya penderita akan mengalami kelumpuhan ada bagian tangan
maupun pada bagian kaki mereka. jika yang terjadi pada tahap ringan, maka
kelumpuhan yang terjadi biasanya berlangsung hanya satu hari atau
dalam hitungan jam saja. Namun jika anda mengalami sakit stroke sudah
masuk pada tahap yang sangat parah maka hal ini tidak akan mungkin bisa
disembuhkan.
Sering kesemutan,Jika anda sedang mengalami sakit stroke masih pada tahap
ringan. Pada yang mengalami gejala stroke biasanya dia akan merasakan
kesemutan yang terutama pada daerah pergelangan tangan maupun pada
kakinya.
Hilang keseimbangan : Orang sedang mengalami gejala stroke biasanya akan
mengalami kehilangan tingkat keseimbangannya. Pada saat berjalanan secara
tiba-tiba dia tidak mampu untuk melakukan keseimbangan pada tubuhnya dan
salah satu tubuh nya akan lebih condong yang menyandar ke tembok pada
sesuatu yang bisa saja dijadikan sandaran bagi nya.
Pusing : Salah satu dari gejala stroke biasanya penderita akan merasakan
pusing kepala. Pusing yang terjadi tidak hanya pada pusing biasa saja,
melainkan rasa pusing seperti vertigo. Orang yang sedang mengalami vertigo
adanya kaitannya dengan sakit stroke, karena vertigo yang merupakan
penyakit umum ditandai dengan adanya macam penyakit didalam tubuh.
Masalah itu akan menjadi sebuah indikasi bahwa pada gejala sakit stroke yang
ada didalam tubuh kita.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Permasalahan yang dialami lansia memberikan kesimpulan bahwa dengan keterbatasan yang
di alami maka harus diciptakan suatu lingkungan yang dapat membantu aktivitas lansia
dengan keterbatasannya. Dan dukungan keluarga sangat di butuhkan dalam penyelesaian
masalah kesehtan pada lansia .
3.2 SARAN
Dari kesimpulan di atas di ambilkan saran agar keluarga lebih lagi memperhatikan
anggota keluarga yang sudah lanjut usia karena sangat dibutuhkan dukungan dari keluraga dan
juga peran keluarga yang dapat memberikan contoh agar gaya hidup lansia bisa di ubah atau
dicegah supaya tidak mengarah kepada penyakit yang serius. Juga bagi keluarga bisa
mempergunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di sekitar agar membantu anggota
keluarga atau lansia untuk bisa mencegah penyakit atau mengobati penyakit pada lansia.
DAFTAR PUSTAKA
Darmojo, Boedhi,et al.2000.Beberapa masalah penyakit pada Usia Lanjut. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Lueckenotte. 1997. Pengkajian Gerontologi edisi 2.EGC: Jakarta
www.google.com. Keyword: Penyakit yang Sering Muncul pada Lansia. Diakses tanggal 12 September
2009 pukul 12.16 WIB
Amran Y, Satriani S, Nadimin, Fadliyah F. 2010. Pengaruh Tambahan Asupan Kalium Dari Diet
Terhadap Penurunan Hipertensi Sistolik dan Diatolik Tingkat Sedang Pada Lanjut Usia. Artikel
Penelitian: Universitas Islam Negeri Syarif Hasanuddin Jakarta.
Andarini. 2012. Terapi Nutrisi Pasien Usia Lanjut yang Dirawat di Rumah Sakit. Di dalam:
Harjodisastro D, Syam AF, Sukrisman L, editor. Dukungan Nutrisi pada Kasus Penyakit Dalam.
Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UI.
Aris, S. 2007. Mayo Clinic. Hipertensi, Mengatasi Tekanan Darah Tinggi. PT Intisari Mediatama :
Jakarta.
Hawari, D. (2011). Manajemen Stress, Cemas Dan Depresi. Jakarta: FKUI
Istirokah, dkk. (2013). Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasa Pada Penderita
Hipertensi (Studi Wilayah Kerja Puskesmas Pegandan Semarang). STIKES Telogorejo
Semarang.