1 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Design Research dengan model Development
Study dengan tujuan untuk menghasilkan soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) Fisika
untuk Uji Kompetensi Guru (UKG). Pengembangan Soal Higher Order Thinking Skill Fisika
UKG ini dilakukan melalui dua tahapan yakni tahap preliminary yang meliputi analisis dan
desain dan tahap formative evaluation meliputi self evaluation, expert review, one-to-one,
small group, dan field test (Zulkardi, 2006).
Revise Revise
Self Small Field
Evaluation Revise Group Test
One-to-one
Penelitian ini dilaksanakan dengan beberapa tahapan. Tahap pertama yaitu tahap
Preliminary akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai September tahun 2018. Dan tahap
Formative Evaluation akan dilaksanakan pada bulan November 2018
3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Preliminary
a. Analisis
Pada tahap ini akan dilakukan analisis terhadap hasil uji kompetensi guru, analisis
kisi-kis soal UKG, dan analisis teori (Hudson, 2008). Dalam penelitian ini, pada tahap
analisis peneliti akan melakukan analisis terhadap hasil uji kompetensi guru (UKG)
khususnya pada guru fisika yang ada di kota Palembang, analisis kisi-kisi soal dimana dalam
melakukan pengembangan SOAL HOTS harus disesuaikan dengan kisi-kisi soal UKG yang
sudah diterbitkan oleh kementrian pendidikan dan kebudayaan, dan melakukan analisis
karakteristik soal HOTS Fisika UKG
b. Desain
Pada tahap ini, dilakukannya pendesainan instrument berdasarkan konten, konstruk,
dan bahasa (Jihad, 2013 : 74). Dalam penelitian ini, pada tahap desain penenliti mendesain
kisi-kisi soal higher order thinking skill UKG Fisika, pembuatan soal higher order thinking
skill Fisika UKG, dan pembuatan rubric soal. Pendesainan soal higher order thinking skill
Fisika UKG ini terdapat tiga aspek validasi yaitu konten, konstruk, dan bahasa. Gambaran
mengenai karakteristik yang menjadi foukus pada soal higher order thinking skill Fisika
UKG dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
3.5.1 Walkthrough
Walktrough adalah suatu teknik untuk validasi data dengan meminta pendapat ahli
untuk mengevaluasi produk awal/prototipe 1. Para pakar/ahli diberikan sebuah lembar
validasi lalu dari lembar validasi itulah didapatkan saran-saran dan tanggapan dari para ahli
untuk digunakan sebagai dasar untuk merevisi prototipe I. adapun gambaran mengenai expert
review disajiakn dalam table berikut.
Tabel 3.2 gambaran Validasi Soal Higher Order Thinking Skill Fisika UKG
3.5.2 Observasi
Tahap observasi ini, bertujuan untuk melihat aktivitas yang dilakukan oleh subjek
penelitian (Zulkardi dan Ratu Ilma, 2010). Dalam penelitian ini, observasi dilakukan untuk
mengetahui langkah pengerjaan yang dilakukan oleh siswa one-to-one dan smaal group
dalam mengerjakan soal Higher Order Thinking Skill Fisika UKG. Langkah pengerjaan yang
dilakukan iswa diharapkan sesuai dengan rubrik soal yang dibuat oleh peneliti.
3.5.3 Angket
Angket atau Kuesioner adalah sebuah teknik pengumpulan data dengan cara
memberikan sejumlah pertanyaaan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono,
2016). Angket disini digunakan ketika tahap uji coba lapangan awal, angket ditunjukan
kepada siswa untuk melihat bagaimana respon siswa terhadap prototype II berkaitan dengan
kepraktisan dari instrumen soal yang dikembangkan.
3.5.4 Tes
Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan
kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan atau
serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk mengukur
aspek perilaku peserta didik (Arifin, 2012). Tes digunakan untuk mengetahui realibitas
instrumen soal, daya pembeda, dan tingkat kesukaran melalui jawaban peserta didik terhadap
instrumen soal. Tes digunakan pada Tahap uji coba lapangan awal dan uji coba lapangan
akhir. Dalam penelitian ini dilakukan tes tertulis terhadap soal Higher Order Thinking Skill
Fisika UKG yang akan diujicobakan telah dikatagorikan soal yang vald dan praktis. Pada tes
ini untuk mengetahui apakah soal tersebut memberikan efek potensial terhadap guru.
Hasil validasi oleh validator sisajikan dalam bentuk tabel. Lalu dicari rerata skor dengan
menggunakan rumus.
Persentase (%) ketercapaian Instrumen soal setiap indikator
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟
𝑃𝐾𝐻𝑇𝐼(%) = 𝑥100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑖𝑡𝑒𝑚
Persentase (%) ketercapaian Instrumen soal secara keseluruhan
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟
𝑃𝐾𝐻𝑇𝐼(%) = 𝑥100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑖𝑡𝑒𝑚
Nilai validasi kemudian di sesuaikan dengan kriteria validitas yang terlihat dari Tabel 3.2.
Selain mengolah data hasil penilaian validator, selanjutnya dianalisis secara deskriftif sebagai
masukan dan acauan untuk merevisi soal, sehingga dihasilkan produk yang layak untuk
diujicobakan.
Nilai angket dikonversikan ke dalam persentase untuk mengetahui pendapat guru terhadap
soal yang dikembangkan, sesuai dengan kriteria yang ditetapkan seperti Tabel 3.3.
Rata-rata Kategori
86 ≤ HEOS ≤ 100 Sangat valid
70 ≤ HEOS < 86 Valid
56 ≤ HEOS < 70 Kurang valid
0 ≤ HEOS < 56 Tidak valid
(Wiyono, 2015)
Pada tahap ini juga didapatkan masukan dan saran dari guru yang akan dijadikan acuan
dalam merevisi soal.
P = indeks kesukaran
B = jumlah guru yang menjawab benar
Js = Jumlah seluruh peserta tes
Hasil dari perumusan ini, dikonsultasikan dengan Tabel 3.3 taraf kesukaran seperti dibawah
ini.
Tabel 3.7 Indeks Taraf Kesukaran
Indeks Kesukaran kategori
(P)
0,00 ≤ P ≤ 0,30 Sukar
0,31 ≤ P ≤ 0,70 Sedang
0,71 ≤ P ≤ 1,00 mudah
(Direktorat Pembinaan SMA, 2010)
Soal yang baik memiliki proporsi indeks kesukaran 30% sukar, 40 % sedang, 30 % mudah.
b. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan tingkat kemampuan guru
yang berkemampuan tinggi dan berbekampuan rendah (Arinkunto, 2002). Daya pembeda
butir soal dihitung dengan menggunakan
persamaan:
𝐵𝑎 𝐵𝑏
DP = − 𝐽𝑏 (Arikunto, 2002)
𝐽𝑎
Keterangan :
DP = daya pembeda
DP Kategori
0,00 – 0,19 Jelek
0,20 – 0,39 Cukup
0,40 – 0,69 Baik
0,70 – 1,00 Baik sekali
Negatif Tidak baik, harus dibuang
c. Reliabilitas
Pengertian reliabel Menurut Sugiyono (2016) adalah berkaitan dengan kosistensi alat
ukur dalam mengukur, data yang didapatkan tidak mempunyai perbedaan yang signifikan
walau diberikan dalam jangka waktu yang berbeda. Rumus Uji Reliabilitas Teknik Belah
Dua dilakukan dengan cara membagi tes menjadi dua bagian yang relatif sama (banyaknya
soal sama), sehingga masing-masing test mempunyai dua macam skor, yaitu skor belahan
pertama (awal / soal nomor ganjil) dan skor belahan kedua (akhir / soal nomor genap).
Koefisien reliabilitas belahan tes dinotasikan dengan r1/2 ½. Sehingga uji reliabilitas pada
penelitian ini menggunakan rumus yang dikenal dengan nama rumus Alpha Cronbach
sebagai berikut :
𝑛 ∑𝑆𝑖 2
𝑟11 = ( 𝑛−1 ) (1 − )
𝑆𝑡 2
Dengan:
𝑟11 = Koefisien reliabilitas tes
n = banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes
1 = Bilangan Konstan
𝑆𝑖 2 = Jumlah varians skor dari tiap-tiap butir item
𝑆𝑡 2 = Varians Tota
Kategori koefisien reliabilitas bisa dilihat pada tabel 3.9 adalah sebagai berikut :
(Arikunto, 2012)