Metode Penanganan Kelongsoran Dalam Menjaga Infrastruktur Yang Telah Ada
Metode Penanganan Kelongsoran Dalam Menjaga Infrastruktur Yang Telah Ada
DIBUAT OLEH :
NIM. 21010113420049
TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
BAB I
PENDAHULUAN
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
Longsoran translasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang
gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
b. Adanya lapisan di bawah permukaan massa tanah yang agak kedap air dan
lunak, yang akan menjadi bidang luncur, dan
c. Adanya cukup air dalam tanah sehingga lapisan massa tanah yang tepat di
atas lapisan kedap air tersebut menjadi jenuh.
Lapisan kedap air dapat berupa tanah liat atau mengandung kadar tanah liat
tinggi, atau dapat juga berupa lapisan batuan. Penyebab terjadinya tanah longsor
dapat bersifat statis dan dinamis. Statis merupakan kondisi alam seperti sifat
batuan (geologi) dan lereng dengan kemiringan sedang hingga terjal, sedangkan
dinamis adalah ulah manusia. Ulah manusia banyak sekali jenisnya dari
perubahan tata guna lahan hingga pembentukan gawir yang terjal tanpa
memperhatikan stabilitas lereng. (Surono, 2003). Sedangkan menurut Sutikno
(1997), faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya gerakan tanah antara lain :
tingkat kelerengan, karakteristik tanah, keadaan geologi, keadaan vegetasi, curah
hujan/hidrologi, dan aktivitas manusia di wilayah tersebut.
10
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
11
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
12
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
13
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
14
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
15
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
bersolum dalam (>90 cm), struktur gembur, dan penutupan lahan rapat, sebagian
besar air hujan terinfiltrasi ke dalam tanah dan hanya sebagian kecil yang menjadi air
limpasan permukaan. Sebaliknya, pada tanah bersolum dangkal, struktur padat, dan
penutupan lahan kurang rapat, hanya sebagian kecil air hujan yang terinfiltrasi dan
sebagian besar menjadi aliran permukaan. (Litbang Departemen Pertanian,
2006).
Dalam hal kekritisan stabilisasi lereng menurut Saptohartono (2007)
pada intensitas hujan yang sama (127,4 mm/jam), tekstur tanah pasir cenderung
lebih cepat mencapai kondisi kritis sekitar 0,023 jam, dibandingkan tekstur
tanah lempung, 0,03 jam dan tanah liat sekitar 0,08 jam setelah terjadi hujan.
16
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
17
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
18
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
Asuransi
7 Tindakan kesiapan khusus Pendidikan komunitas
Monitoring sistem peringatan dan sistem evakuasi
8 Kebutuhan khusus pasca bencana SAR (penggunaan peralatan untuk memindahkan
tanah)
Bantuan medis, emergensi tempat berlindung bagi
yang tidak memiliki tempat tinggal.
9 Alat-alat penilaian dampak Formulir-formulir pengkajian kerusakan
19
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
pemotongan lereng pada pekerjaan cut & fill, jika tanpa perencanaan dapat
menyebabkan perubahan keseimbangan tekanan pada lereng. Letak atau posisi
tanaman keras dan kerapatannya mempengaruhi Faktor Keamanan Lereng
(Hirnawan, 1993), hilangnya tumbuhan penutup menyebabkan alur-alur pada
beberapa daerah tertentu. Penghanyutan yang semakin meningkat akhirnya
mengakibatkan terjadinya longsor (Pangular, 1985). Dalam kondisi ini erosi
tentunya memegang peranan penting. Penyebab lain dari kejadian longsor adalah
gangguan-gangguan internal, yaitu yang datang dari dalam tubuh lereng sendiri
terutama karena ikutsertanya peranan air dalam tubuh lereng; Kondisi ini tak
lepas dari pengaruh luar, yaitu iklim yang diwakili oleh curah hujan. Jumlah air yang
meningkat dicirikan oleh peningkatan kadar airtanah, derajat kejenuhan, atau
muka air tanah.
Kenaikan air tanah akan menurunkan sifat fisik dan mekanik tanah dan
meningkatkan tekanan pori (m) yang berarti memperkecil ketahananan geser dari
massa lereng (lihat rumus Faktor Keamanan). Debit air tanah juga membesar
dan erosi di bawah permukaan (piping atau subaqueous erosion) meningkat.
Akibatnya lebih banyak fraksi halus (lanau) dari masa tanah yang dihanyutkan,
lebih jauh ketahanan massa tanah akan menurun (Bell, 1984, dalam Hirnawan,
1993). Kejadian di Sodonghilir dan Taraju (1992); Bukit Lantiak, Padang dan
Sagalaherang, Ciamis (1999), dan kejadian di beberapa tempat lainnya
umumnya disebabkan penurunan sifat fisik dan mekanik tanah karena kehadiran air
dalam tubuh lereng (Tabel 5).
Tabel 5. Penyebab Longsor Di Berbagai Tempat
20
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
21
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
makin labil atau makin rawan longsor. Aktivitas manusia berperan dalam kondisi
seperti ini. Pengurangan beban di kaki lereng diantaranya oleh aktivitas
penambangan bahan galian, pemangkasan (cut) kaki lereng untuk perumahan,
jalan dan lainlain, atau erosi (Hirnawan, 1993). Kasus longsor yang disebabkan oleh
kondisi ketidakseimbangan beban pada lereng antara lain:
1) longsor di tempat penggalian trass di tepi jalan raya Lembang akibat
penggalian bahan baku bangunan dengan cara membuat tebing yang hampir
tegak lurus;
2) longsor sekitar jalan di Bandung Utara akibat pemangkasan untuk kawasan
perumahan (real estate);
3) longsoran di tepi sungai Cipeles (Jalan raya Bandung-Cirebon) juga
diakibatkan oleh kondisi ketidakseimbangan beban.
22
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
BAB III
METODE PENANGGULANGAN KELONGSORAN
3.1.1 Pencegahan
Pencegahan adalah tindakan pengamanan untuk mencegah terjadinya
kerusakan-kerusakan yang lebih parah pada daerah-daerah yang berpotensi
longsor. Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
Menghindari penambahan gaya pada bagian atas lereng, misalnya tidak
melakukan penimbunan dan pembuatan bangunan di atas lereng.
Menghindari pemotongan/penggalian pada kaki lereng.
Mencegah terjadinya penggerusan sungai yang berakibat terganggunya
kemantapan lereng.
Mengeringkan genangan air pada bagian atas lereng.
Menutup cekungan-cekungan yang berpotensi menimbulkan genangan air.
Penghijauan pada lereng yang gundul.
Mengendalikan air permukaan pada lereng sehingga tidak terjadi erosi yang
menimbulkan alur dalam.
Penggunaan bangunan penambat, misalnya tiang pancang, tembok penahan,
bored pile, bronjong, dan lain-lain.
Pengaturan tata guna lahan.
23
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
24
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
25
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
26
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
27
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
e. Sumur Pelega
Sumur pelega efektif untuk menanggulangi longsoran berskala kecil yang
disebabkan oleh rembesan. Sumur tersebut dibuat dengan menggali kaki
longsoran, dan galian ini harus segera diisi dengan batu. Hal ini untuk
menjaga agar tidak kehilangan gaya penahan yang dapat mengakibatkan
longsoran yang lebih besar.
f. Penyalir Parit Pencegat (Saluran Pemotong)
Penyalir parit pencegat dibuat untuk memotong aliran air tanah yang masuk
ke dalam longsoran. Parit ini dibuat di bagian atas mahkota longsoran sampai
ke lapisan kedap air, sehingga aliran air tanah tercegat oleh parit tersebut.
Pada dasar galian dipasang pipa dengan dinding berlubang untuk
mengalirkan air tanah. Pipa ini kemudian ditimbun dengan material yang bisa
berfungsi sebagai penyalir filter. Cara ini dapat dilakukan bila kedalaman
lapisan kedap air tidak lebih dari 5 meter. Efektifitas cara ini tergantung pada
kondisi air tanah dan perlapisannya.
g. Penyalir Liput
Penyalir liput dipasang di antara lereng alam dan timbunan yang sebaiknya
dilakukan pengupasan pada lereng alam sampai tanah keras. Sebelum
penyalir liput dipasang, material berbutir dari penyalir ini dihamparkan
menutupi seluruh lereng yang akan ditimbun. Air yang mengalir melalui
penyalir liput ini ditampung pada penyalir terbuka yang digali di bawah
timbunan.
h. Elektro Osmosis
Elektro osmosis merupakan salah satu cara penanggulangan longsoran
khususnya pada lanau dan lempung kelanauan. Cara ini jarang digunakan
karena relatif mahal dan tidak menyelesaikan masalah dengan tuntas bila
proses elektro osmosis tidak berjalan dengan baik. Metode ini dilakukan
dengan cara menempatkan 2 (dua) elektroda sampai pada kedalaman
lapisan jenuh air yang akan dikeringkan, kemudian arus listrik searah
dialirkan. Arus listrik terimbas menyebabkan air pori mengalir dari anoda ke
katoda. Elektroda diatur agar tekanan air menjauhi lereng yang berfungsi
mengurangi kadar air dan tekanan air pori sehingga meningkatkan
kemantapan lereng.
28
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
3.2.4 Penambatan
Metode penambatan ini terbagi dalam 2 (dua) kategori, yaitu penambatan
tanah dan penambatan batuan. Penambatan tanah terdiri dari:
Tembok penahan
Sumuran
Tiang pancang
Turap baja
Bored pile
Sedangkan penambatan batuan terdiri dari:
Tumpuan beton
Baut batuan
Pengikat beton
Jangkar kabel
Jala kawat
Tembok penahan batu
Beton semprot
Dinding tipis
29
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
b. Sumuran
Gambar 8. Sumuran
Cincin-cincin (gorong-gorong) beton pracetak dengan diameter 0,1 - 2,0 meter
dimasukkan ke dalam sumuran yang digali dengan kedalaman melebihi bidang
longsoran. Kemudian gorong-gorong diisi dengan beton tumbuk, beton cyclop,
atau material berbutir tergantung dari kekuatan geser yang dikehendaki.
Pelaksanaan penanggulangan dengan metode ini sebaiknya dilakukan pada
musim kemarau, pada saat tidak terjadi gerakan. Cara ini bisa dilakukan sampai
dengan kedalaman 15 meter.
c. Tiang Pancang
30
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
d. Bored Pile
e. Turap Baja
31
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
i. Jangkar Kabel
Metode ini dilakukan bila massa batuan yang bergerak berukuran besar.
j. Jala Kawat
Dipasang pada bagian kaki lereng untuk menjaga agar runtuhan batuan bisa
ditahan di satu tempat.
k. Tembok Penahan Batu
Dipasang pada bagian kaki lereng untuk menahan fragmen batuan yang runtuh
dari atas.
l. Beton Semprot
Digunakan untuk memperkuat permukaan batu yang bersifat kekar, meluruh,
atau batuan lapuk.
m. Dinding tipis
Beberapa jenis batuan seperti serpih atau batuan lempung sangat mudah lapuk
bila tersingkap (terbuka). Untuk melindungi batuan tersebut, maka dipasang
dinding tipis dari batu bata, batu, atau beton pada permukaannya.
32
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
Pelaksanannya mudah.
Material mudah didapat.
Biayanya relatif lebih ekonomis.
Bronjong umumnya dipasang di kaki lereng yang juga berfungsi mencegah
penggerusan. Keberhasilan penggunaan bronjong sangat tergantung dari
kemampuannya dalam menahan geseran pada tanah di bawah alasnya. Oleh
karena itu bronjong harus diletakkan dengan mantap di bawah bidang longsoran.
Bronjong efektif bila digunakan untuk longsoran dangkal, namun tidak efektif
untuk longsoran berantai (multiple slide).
b. Tanah Bertulang
Tanah bertulang berfungsi menambah tahanan geser. Konstruksi ini terdiri dari
timbunan tanah berbutir yang diberi tulangan berupa pelat-pelat baja strip dan
panel untuk menahan material berbutir. Bangunan ini pada umumnya
ditempatkan di ujung kaki lereng dan dipasang pada dasar yang kuat di bawah
bidang longsoran.
c. Dinding Penopang Isian Batu
Cara penanggulangan ini dilakukan dengan penimbunan pada bagian kaki
longsoran dengan material berbutir kasar yang dipadatkan dan berfungsi
menambah tahanan geser. Penanggulangan ini bisa digunakan untuk longsoran
rotasi maupun translasi.
Dalam pemilihan metode ini harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Tidak mengganggu kemantapan lereng di bawahnya.
Alas isian batu harus diletakkan di bawah bidang longsoran sedalam 1,5 –
3,0 meter.
33
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
b. Penggantian Material
Penanggulangan ini dilakukan dengan cara mengganti material yang longsor
dengan material berbutir yang mempunyai kuat geser lebih tinggi atau dengan
memadatkan kembali material yang ada secara berlapis. Cara ini hanya
digunakan untuk longsoran rotasi tunggal yang berskala kecil. Cara ini bertujuan
menambah tahanan sepanjang bidang longsoran dan sekaligus sebagai
drainase bila menggunakan material berbutir.
Dalam pemilihan metode ini, harus diperhatikan:
Hanya digunakan untuk longsoran pada lereng yang tidak terlalu terjal.
Harus ada ikatan antara material pengganti dengan bagian yang mantap di
bawah bidang longsoran.
c. Stabilisasi
Stabilisasi bertujuan meningkatkan kuat geser dari material longsor. Proses
stabilisasi lereng bisa dilakukan secara menyeluruh, pada bagiankaki, atau
berupa tiang-tiang. Stabilisasi dilakukan dengan cara grouting atau injeksi
melalui retakan, celah-celah, atau lubang-lubang buatan. Material yang
digunakan untuk stabilisasi antara lain kapur dan semen yang efektif pada
material berbutir kasar. Keberhasilan metode ini tergantung dari peningkatan
kuat geser material, terutama sepanjang bidang longsorannya. Stabilisasi
kurang efektif dan sulit pelaksanaannya bila dilakukan pada tanah lempung.
Pemilihan metode ini harus mempertimabangkan hal-hal berikut ini:
Letak/kedalaman bidang longsoran
Gradasi material yang distabilisasi
Adanya lapisan rembes air yang harus dikeringkan atau diberi drainase agar
tidak menimbulkan tekanan hidrostatik.
Stabilisasi lebih efektif dilakukan pada musim kemarau, saat longsoran
relatif diam.
d. Bangunan Silang
Bangunan silang adalah jembatan atau talang yang dibuat melintasi lokasi
longsoran. Cara ini jarang dilakukan karena relatif mahal.
Penggunaan bangunan silang harus mempertimbangkan hal-hal berikut:
Pennggulangan ini hanya efektif untuk longsoran yang kecil dan lereng
dengan kecuraman lebih dari 2 : 1.
Jika menggunakan pilar di tengah-tengah area longsoran harus dibuat
sedemikian rupa sehingga aman.
34
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
e. Relokasi
Metode ini dilakukan dengan cara memindahkan bangunan, misalnya jalan,
saluran, atau pemukiman ke tempat lain yang lebih aman.
Penanggulangan ini merupakan pilihan terakhir yang dapat diambil jika cara-cara
lain tidak bisa diterapkan.
Pemilihan metode ini harus memperhatikan hal-hal berikut:
Lokasi yang baru harus relatif lebih aman dan tidak akan menimbulkan
masalah baru dari sudut kemiringan, drainase, dan lain-lain.
Lokasi yang baru tidak menimbulkan dampak sosial yang buruk bagi
masyarakat.
Hanya boleh dilakukan bila cara-cara yang lain tidak memungkinkan untuk
dilaksanakan.
35
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
36
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
BAB II
KESIMPULAN
Pada suatu lereng bekerja gaya-gaya yang terdiri dari gaya pendorong dan juga
penahan. Gaya pendorong adalah gaya tangensial. dari berat massa tanah, sedangkan
gaya penahan berupa tahanan geser tanah. Analisa kemantapan suatu lereng harus
dilakukan dengan memperhitungkan besarnya gaya pendorong dan gaya penahan. Suatu
lereng akan longsor bila keseimbangan gaya-gaya yang bekerja terganggu, yaitu gaya
pendorong melampaui gaya penahan. Oleh karena itu prinsip penanggulangan longsoran
adalah mengurangi gaya pendorong atau menambah gaya penahan. Penanggulangan yang
baik adalah penanggulangan yang dapat mengatasi masalah secara tuntas dengan biaya
yang relatif murah dan mudah pelaksanaannya. Penanggulangan sangat tergantung pada
tipe dan sifat gerakan tanah, kondisi lapangan dan geologi. Penanggulangan yang hanya
didasarkan coba-coba umumnya kurang berhasil.
Kegagalan tersebut disebabkan oleh adanya penanggulangan yang belum tepat dan
memadai. Disamping itu longsoran-longsoran yang tidak sederhana / kompleks,
penanggulangannya memerlukan analisa yang lebih teliti berdasarkan data yang lebih
lengkap. Cara-cara penanggulangan longsoran dengan mengurangi gaya pendorong dapat
dilakukan antara lain dengan pemotongan dan pengendalian air permukaan, sedangkan
penanggulangan yang menambah gaya penahan antara lain dengan pengendalian air
rembesan dan penambatan. Dalam hal ini akan dibahas beberapa metoda penanggulangan
yang terdiri dari mengubah geometri lereng, pengendalian air permukaan, mengendalikan
air rembesan, penambatan dan tindakan lainnya.
Dengan adanya penanggulangan akan longsor atau bergeraknya tanah, infrastruktur
yang akan atau telah dilaksanakan dapat dijaga dengan baik sehingga dapat berfungsi
dengan baik dalam menjaga lalu lintas atau transportasi yang digunakan oleh masyarakat.
37
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, F., 2010, Tinjauan Longsoran pada Ruas Jalan Akses - Pelabuhan
Gorontalo, Prosiding Simposium Nasional XIII FSTPT, Universitas Katolik
Soegijapranata, Semarang, hal 1 – 10.
Aliu, S. W., 2010, Tinjauan Debit Rancangan Kanal Tamalate, Tugas Akhir D3
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNG (tidak dipublikasikan
Hardiyatmo, H. C., 2006, Penanganan Tanah Longsor dan Erosi, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.Hardiyatmo, H. C., 2007, Pemeliharaan Jalan Raya
Perkerasan, Drainase, Longsoran, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Karnawati, D., 2005, Geologi Umum dan Teknik, Program Studi S2 Teknik Sipil
UGM, Yogyakarta.
Rahardjo, P. P., 2002, Risiko Geoteknik dan Investigasi Forensik Pada Longsoran, Prosiding
Seminar Nasional Slope2002, HMJ-Teknik Sipil Universitas Parahyangan, Bandung,
hal. 197-203.
Suryolelono, K. B., 2003, Bencana Alam Tanah Longsor, Perspektif Ilmu Geoteknik, Pidato
Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Teknik Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta (tidak dipublikasikan)
Agus Setyawan, Wahyu Wilopo, Supriyanto Suparno. 2006. Mengenal Bencana Alam
Tanah Longsor dan Mitigasinya. http://www.io.ppijepang.org/article.php?1d=196
[10 Jul 2007]
38
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
Alhasanah, Fauziah. 2006. Pemetaan dan Analisis Daerah Rawan Tanah Longsor Serta
Upaya Mitigasinya Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Tesis. Program
Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.
Arsyad, Sitanala. 1989. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor
_______.2003. Faktor Hutan Geomorfologi, dan Anomali Iklim pada Bencana Longsor
di Hulu DAS Cimanuk. Hal 39-52 dalam Prosiding Semiloka Mitigasi Bencana
Longsor di Kabupaten Garut. H. Ramdan (Ed.) Alqaprint Jatinangor. Sumedang.
Pemerintah Kabupaten Garut.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2007. Kabupaten Bogor Dalam Angka 2007. Bogor. Humas
Kabupaten Bogor.
Dahlan, Endes N. 2004. Membangun Kota Kebun (Garden City) Bernuansa Hutan Kota.
Bogor.
39
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
Hardjowigeno, Sarwono. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta : Akademika Pressindo. Hermawan dan
Tri Endah Utami. 2003. Proses Soil Softening pada Bidang Diskontinuitas:
Faktor Utama Longsoran Besar. Buletin Geologi Tata Lingkungan Vol. 13 No. 1
Mei 2003. Hal 44-51.
Karnawati, D. 2001. Bencana Alam Gerakan Tanah Indonesia Tahun 2000 (Evaluasi
dan Rekomendasi). Jurusan Teknik Geologi. Fakultas Teknik Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
Karnawati, Dwikorita. 2006. Wilayah yang Tak Pernah Luput Bencana oleh Madina
Nusrat. Artikel Internet. http://www.kompas.com/kompascetak/0601/14/Fokus/
2360408.htm [13 Jul 2007]
40
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
Mustafril, 2003. Analisis Stabilitas Lereng Untuk Konservasi Tanah dan Air di
Kecamatan Banjarwangi Kabupaten Garut. Tesis. Program Pasca Sarjana
Institut Pertanian Bogor.
Naryanto, N.S. 2002. Evaluasi dan Mitigasi Bencana Tanah Longsor di Pulau
Jawa Tahun 2001. BPPT. Jakarta.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. 2004. Sumberdaya Lahan
Indonesia dan Pengelolaannya. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
Departemen Pertanian, Jakarta.
Rejekiningrum, Popi. 2007. Teknologi Inderaja dan SIG untuk Identifikasi Potensi Bencana
Kekeringan, Banjir, dan Longsor. Paper Mata Kuliah Teknik Analisis Citra Dijital
Untuk Kehutanan. Sekolah Pasca Sarjana IPB.
Sangadji, Ismail. 2003. Formasi Geologi, Penggunaan Lahan, dan Pola Sebaran
Aktivitas Penduduk di Jabodetabek. Skripsi. Departemen Tanah Fakultas Pertanian
IPB.
41
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
METODE PENANGANAN KELONGSORAN DALAM MENJAGA INFRASTRUKTUR YANG TELAH ADA
Surono. 2003. Potensi Bencana Geologi di Kabupaten Garut. Prosiding Semiloka Mitigasi
Bencana Longsor di Kabupaten Garut. Pemerintah Kabupaten Garut.
_______. 2001. Tanah Longsor Goyang Pulau Jawa. Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi. Bandung.
Wahyu Wilopo, Priyono Suryanto. 2005. Agroforestri Alternatif Model Rekayasa Vegetasi
Pada Kawasan Rawan Longsor. J Hutan Rakyat 7 (1) : 1-15
42
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)