peraturan presiden. Perbedaan materi muatan dan hal yang diatur tentu dapat
undangan tersebut. Semakin rumit materi yang diatur semakin lama pula proses
pembentukannya.
Ukuran lama atau tidaknya dilihat dari proses pembentukan meliputi berbagai
Undang (RUU) yang harus disertai dengan naskah hasil penelitian/hasil kajian
dalam UU P3. Tahapan atau prosedur yang panjang dan membutuhkan waktu
sehingga harus dilakukan dengan saksama dan tepat sesuai dengan pedoman
perundang-undangan.1
mempunyai dasar atau pertimbangan, salah satunya adalah dinamika hukum atau
1
Naskah Akademik Rancangan Undang –Undang tentang Perubahan Atas Undang –
Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan,
http://www.bphn.go.id diakses pada 11 September 2019.
3
yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa.2
dan diundangkan, tentulah telah melalui proses yang sangat panjang sampai
akhirnya disahkan menjadi milik publik yang bersifat terbuka, mengikat untuk
sebagaimana mestinya.3
2
Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan.
3
Jimly Asshiddiqie, Hukum Acara Pengujian Undang-Undang, (Jakarta : Sinar Grafika,
2012), hlm.70
4
undang melalui proses yang sangat panjang. Tidak dapat dipungkiri pembentukan
perundangundangan yang langsung dibuat oleh pejabat yang berwenang atau tidak
dan DPR atau seluruh pemangku kepentingan. Terutama yang dibentuk untuk
dalam memperoleh kepastian hukum agar dapat diselesaikan dalam waktu yang
undang yang secara substansi sangat penting (urgent) untuk segera diundangkan
rumitnya substansi yang diatur hingga perdebatan dalam pembahasan materi yang
Rakyat (DPR), dengan persetujuan bersama Presiden, dan disahkan oleh Presiden.
Selain itu, tidak ada UndangUndang yang dibentuk oleh lembaga lainnya baik di
Pasal 20 ayat (2) UUD NRI 1945 menyatakan bahwa, “Setiap rancangan
Indonesia yang memiliki fungsi legislasi diamanatkan oleh Pasal 20 ayat (1) UUD
undang-undang.
4
Maria Farida Indrati S,, Ilmu Perundang-Undangan Jenis, Fungsi, dan Materi Muatan,
(Yogyakarta : Kanisius, 2007), hlm. 53.
5
CST.Kansil, Kemahiran Membuat Perundang-undangan Sebelum dan Sesudah tahun
199), (Jakarta : PT. Perca, 2003) hlm.37.
6
kewenangannya dalam UUD NRI tahun 1945. Ketiga fungsi tersebut adalah
dijalankan dalam kerangka representasi rakyat, dan juga untuk mendukung upaya
undangundang yang juga merupakan perintah wajib dari UUD NRI tahun 1945.
eksklusif wakil rakyat yang berdaulat untuk menentukan sesuatu peraturan yang
6
Saldi Isra, Pergeseran Fungsi Legislasi: Menguatnya Model Legislasi Parlementer
dalam Sistem Presidensial Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pres, 2010), hlm. 1.
7
Jimly Asshidiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Jilid II, (Jakarta: Sekretariat
Jenderal Mahkmah Konstitusi Republik Indonesia, 2006), hlm. 33
8
Jimly Asshidiqie, Perihal Undang-Undang di Indonesia, (Jakarta: Sekretariat Jenderal
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, 2006), hlm. 11.
7
dapat membantu kinerja DPR sebagai upaya pelaksanaan fungsi legislasi DPR
sebagaimana amanat Pasal 20 ayat (1) baru UUD NRI Tahun 1945, maka dalam
UU No. 17 Tahun 2014 khususnya Pasal 413 ayat (2) dibentuklah Badan Keahlian
DPR.
Presiden Nomor 27 Tahun 2015 tentang Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian
Indonesia, yang dalam Peraturan Presiden ini selanjutnya disebut Badan Keahlian
terdapat 5 (lima) struktur pusat yang masing-masing pusat tersebut memiliki fokus
masing pusat pada Badan Keahlian DPR RI yakni: 1. Pusat Perancangan Undang-
Masing-masing pusat ini dikepalai oleh Kepala Pusat dan memiliki tenaga
Tahun 2014 merupakan terobosan baru karena dalam UU 27 Tahun 2009 tentang
Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (UU No. 27 Tahun 2009) atau bisa
pula disebut UU MD3 sebelumnya belum ada supporting system khusus yang
MD3 sebelumnya hanya ada Sekretariat Jenderal DPR selaku satu satunya
Fungsi legislasi DPR selama ini selalu mendapatkan “rapor merah” dimata
publik baik dari sisi kualitas begitu pula sisi kuantitas. Begitu juga Badan
Legislasi DPRI RI adalah alat kelengkapan DPR RI dan bukan suatu badan
tertentu yang khusus yang fungsinya pula dapat menyusun suatu undang-undang,
sehingga seringkali tumpang tindih dengan fungsi pada Komisi-Komisi yang ada
di DPR RI, maka dalam revisi UU MD3 yang pada akhirnya melahirkan UU No.
17 Tahun 2014 dibentuklah Badan Keahlian DPR RI. Dengan adanya Badan
Keahlian DPR RI ini, fungsi DPR RI terutama di bidang legislasi diharapkan akan
penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang akan dituangkan
Undang-Undang.