Anda di halaman 1dari 18

EP. 7.6.1.

1
SOP PELAYANAN KLINIS
: C.VII/ 004.3/PKM/II /2017
No. Kode

No. Revisi : 00

Tanggal Berlaku : 04 Februari 2017

Elemen : 7.6.1.1

SOP
PELAYANAN KLINIS

Diberikan kepada :

No. Copy Dokumen :

Tanggal Pemberian :

Disahkan oleh Diperiksa oleh Disiapkan oleh


Kepala Puskesmas Rawat Inap Ketua Tim manajemen Mutu Penanggung Jawab UKP
Jatinangor Puskesmas Rawat Inap Jatinangor Puskesmas Rawat Inap Jatinangor

dr. Haris Fatah Kristofa drg. Lia Silvya Suwandini dr. R.Dodi Hamdani
NIP. 19641030 200212 1 002 NIP. 19781024 200604 1 005 NIP. 19750730 200801 1 006
PELAYANAN KLINIS
No. : C.VII/ 004.3
Dokumen /PKM/II/2017
No. Revisi : 00
SOP Tanggal
: 04 Februari 2017
Terbit
Halaman
: 1/2

PUSKESMAS
dr. Haris Fatah Kristofa
RAWAT INAP
NIP. 19641030 200212 1 002
JATINANGOR

1. Pengertian Prosedur ini meliputi segala upaya yang dipakai sebagai dasar untuk menyusun
pelayanan klinis
2. Tujuan Sebagai acuan pelayanan klinis yang diselenggarakan berdasarkan prosedur
standar yang diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Rawat Inap jatinangor Nomor: C.VII/ 001
PKM/II/2017 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis Puskesmas.
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI No 1438 tentang Standar Pelayanan Kedokteran.

5. Prosedur/ 1. Pasien mengambil nomor antrian untuk proses pendaftaran


Langkah-langkah 2. Petugas memanggil nomor sesuai nomor antrian
3. Petugas memastikan minimal 2 cara identitas, misalnya nama pasien, tanggal
lahir, alamat, nomor rekam medik
4. Petugas memperhatikan hak dan kewajiban pasien
5. Petugas mencari rekam medik yang sesuai
6. Petugas memberikan rekam medik ke ruangan yang di tuju
7. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut
8. Petugas mempersilahkan pasien duduk
9. Petugas menyapa dan memberikan salam perkenalan kepada pasien
10. Petugas menanyakan identitas pasien kemudian menanyakan keluhan utama
secara umum, melakukan pengukuran tekanan darah dan mencatatnya dalam
catatan medik. Bila diperlukan untuk surat keterangan sehat dilakukan
pengukuran Berat badan dan tinggi badan
11. Pasien dipersilahkan duduk kembali untuk menunggu panggilan dari petugas
ruang pelayanan pemeriksaan umum bagian dalam
12. Petugas ruang pelayanan pemeriksaan umum bagian dalam memanggil pasien
kemudian mempersilahkan duduk untuk menanyakan riwayat penyakit
sekarang (RPS) yang didahului keluhan utama pasien dan mencatatnya dalam
rekam medik
13. Petugas pelayanan pemeriksaan umum bagian dalam menuliskan deskripsi
atau analisis terhadap keluhan utama atau keluhan penting lainnya dalam
rekam medik. Seperti : lamanya onset atau awal timbulnya
mendadak/berangsur, apa yang kemudian terjadi, menetap atau tidak,
frekuensi, kronologis/urutan waktu bertambah buruk atau baik, faktor
pencetus, gejala yang menyertai
14. Petugas menanyakan riwayat penyakit dahulu (RPD), penyakit yang pernah
diderita (waktunya), alergi, kecelakaan/operasi, apakah ada gejala sisa dan
mencatatnya dalam rekam medik
15. Petugas pelayanan pemeriksaan umum bagian dalam melakukan pemeriksaan
fisik bila diperlukan pasien dipersilahkan berbaring di tempat tidur
16. Petugas pelayanan pemeriksaan umum bagian dalam menentukan penyakit
pasien kemudian memberikan penjelasan terhadap penyakitnya dan
memberikan pengobatan kepada pasien di tulis di catatan medik pasien
17. Petugas melakukan rujukan internal dan ekternal terhadap pasien bila
diperlukan. Rujukan internal seperti Ruang Gigi dan Mulut, KIA-KB,
Laboratorium, Sanitasi, Gizi bila pasien memerlukan tindakan. Memerlukan
rujukan ekternal pasien dirujuk ke Poli klinik di Rumah sakit yang sesuai
dengan penyakit pasien
18. Petugas mempersilahkan pasien atau keluarga pasien mengambil obat ke
bagian obat

6. Bagan Alir
Mencocokkan

Panggil pasien sesuai identitas pasien

nomor urut

Petugas memperhatikan hak


dan kewajiban pasien identitas
pasien

Pem. Vital sign Anamnesa

Rujuk
Mengakkan
Pemeriksaan fisik internal/eksterna
Diagnos/DD
l

Tindakan medis bila


diperlukan

Terapi/Resep

Apotek

Arsip/Rekam
Simpus
Medis

Pasien Pulang
7. Hal-hal yang
harus di
perhatikan

8. Unit terkait 1. Pendaftaran dan Rekam Medis


2. BP Umum
3. BP Gigi
4. KIA-KB
5. Farmasi

6. Gizi
9. Rekam Historis
Perubahaan
No Yang diubah Isi Perubahan Tgl. Mulai diberlakukan

10. Dokumen terkait Rekam medis


: C.VII/ 004.3/PKM/II /2017
No. Kode

No. Revisi : 00

Tanggal Berlaku : 04 Februari 2017

Elemen : 7.6.1.1

DAFTAR TILILK
PELAYANAN KLINIS

Diberikan kepada :

No. Copy Dokumen :

Tanggal Pemberian :

Disahkan oleh Diperiksa oleh Disiapkan oleh


Kepala Puskesmas Rawat Inap Ketua Tim manajemen Mutu Penanggung Jawab UKP
Jatinangor Puskesmas Rawat Inap Jatinangor Puskesmas Rawat Inap Jatinangor

dr. Haris Fatah Kristofa drg. Lia Silvya Suwandini dr. R.Dodi Hamdani
NIP. 19641030 200212 1 002 NIP. 19781024 200604 1 005 NIP. 19750730 200801 1 006
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMEDANG
PUSKESMAS RAWAT INAP JATINANGOR
Jl. Raya Jatinangor No.234 Tlp 0261-7796143
Jatinangor Sumedang 45353
E-mail : Jatinangorjuara@gmail.com

DAFTAR TILIK
PELAYANAN KLINIS

Unit : ................................................................................................................
Nama Petugas : ................................................................................................................
Tanggal Pelaksana : ................................................................................................................
No Kegiatan Ya Tidak
1. Apakah pasien mengambil nomor antrian untuk proses pendaftaran ?
2. Apakah petugas memanggil nomor sesuai nomor antrian ?
3. Apakah petugas memastikan minimal 2 cara identitas, misalnya nama
pasien, tanggal lahir, alamat, nomor rekam medik ?
4. Apakah petugas memperhatikan hak dan kewajiban pasien ?
5. Apakah petugas mencari rekam medik yang sesuai ?
6. Apakah petugas memberikan rekam medik ke ruangan yang di tuju ?
7. Apakah petugas memanggil pasien sesuai nomor urut ?
8. Apakah petugas mempersilahkan pasien duduk ?
9. Apakah petugas menyapa dan memberikan salam perkenalan kepada
pasien ?
10. Apakah petugas menanyakan identitas pasien kemudian menanyakan
keluhan utama secara umum, melakukan pengukuran tekanan darah dan
mencatatnya dalam catatan medik. Bila diperlukan untuk surat
keterangan sehat dilakukan pengukuran Berat badan dan tinggi badan?
11. Apakah pasien dipersilahkan duduk kembali untuk menunggu panggilan
dari petugas ruang pelayanan pemeriksaan umum bagian dalam ?
12. Apakah petugas ruang pelayanan pemeriksaan umum bagian dalam
memanggil pasien kemudian mempersilahkan duduk untuk menanyakan
riwayat penyakit sekarang (RPS) yang didahului keluhan utama pasien
dan mencatatnya dalam rekam medik ?
13. Apakah petugas pelayanan pemeriksaan umum bagian dalam
menuliskan deskripsi atau analisis terhadap keluhan utama atau keluhan
penting lainnya dalam rekam medik. Seperti : lamanya onset atau awal
timbulnya mendadak/berangsur, apa yang kemudian terjadi, menetap
atau tidak, frekuensi, kronologis/urutan waktu bertambah buruk atau
baik, faktor pencetus, gejala yang menyertai ?
14. Apakah petugas menanyakan riwayat penyakit dahulu (RPD), penyakit
yang pernah diderita (waktunya), alergi, kecelakaan/operasi, apakah ada
gejala sisa dan mencatatnya dalam rekam medik ?
15. Apakah petugas pelayanan pemeriksaan umum bagian dalam melakukan
pemeriksaan fisik bila diperlukan pasien dipersilahkan berbaring di
tempat tidur ?
16. Apakah petugas pelayanan pemeriksaan umum bagian dalam
menentukan penyakit pasien kemudian memberikan penjelasan terhadap
penyakitnya dan memberikan pengobatan kepada pasien di tulis di
catatan medik pasien ?
17. Apakah petugas melakukan rujukan internal dan ekternal terhadap
pasien bila diperlukan. Rujukan internal seperti Ruang Gigi dan Mulut,
KIA-KB, Laboratorium, Sanitasi, Gizi bila pasien memerlukan
tindakan. Memerlukan rujukan ekternal pasien dirujuk ke Poli klinik di
Rumah sakit yang sesuai dengan penyakit pasien ?
18. Apakah petugas mempersilahkan pasien atau keluarga pasien
mengambil obat ke bagian obat ?

CR = {Ya/ (Ya + tidak)} x 100% = …..

Jatinangor , ...........................................
Pelaksana / Auditor

( ................................................ )
REFERENSI YANG DI GUNAKAN UNTUK MENYUSUN SOP KLINIS

1. Pedoman perawatan ruang rumah sakit PGI tjikini


2. Kapita selekta kedokteran edisi ketiga jilid I, FKUI
3. Pedoman pengobatan dasar puskesmas , Depkes RI dirjen pelayanan kefarmasian dan alat
kesehatan 2002
4. Prawiharjo, sarwono 2000, buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal
:Jakarta YBP-SP
5. Varney, H 2007. Buku ajar asuhan kebidanan edisi 4 Jakarta: EGC
6. Panduan praktek klinis bagi dokter di FTKP, permenkes no. 5 thn 2014
7. Buku standar pelayanan kebidanan 2007
8. Buku panduan kontrasepsi, 2011
9. Fundamentarl perawatan edisi 4 potter and perry
10. Buku standar pelayanan kebidanan 2007, synopsis obstetric 2004
11. Depkes RI, 1996. Ibu bayi sehat , Jakarta. Depkes RI
12. http// www.facebook.com/depkes/posts/10151562262043501
13. Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008
14. Permenkes nomor 46 thn 2013 tentang akreditasi puskesmas manajemen keamanan
lingkungan .
15. Permenkes 75, 2014
16. Permenkes No. 13 tahun.2015 penyelenggara pelayanan keselamatan lingkungan di
puskesmas
17. Petunjuk pemeriksaan laboraturium puskesmas departemen kesehatan replubik indonesia
2012
18. Permenkes No 37 tahun 2012, tentang penyelenggaraan lab pusat kesehatan masyarakat
19. Permenkes No.43 thn.2013 tentang cara penyelenggaraa laboraturim klinis baik
20. Instrument akreditasi pukesmas, dines kesehatan kabupaten sumedang 2015
21. Kebutuhan dasar manusia, cetakan ke v, 2008
22. Kebutuhan dasar manusia, EGC 2004
23. Prosedur klinis keperawatan , EGC edisi 5 2010
24. Pedoman pengobatan dasar di puskesmas berdasarkan gejala, departemen ksehatan RI 2001
25. Pelatihan jaminan kesehatan bagi petugas administrasi (RS dan puskesmas) kemenkes RI
tahun 2012
26. Tata cara penyelenggaraan administrasi keuangan , tahun 2012
27. Rencana asuhan keperawatan edisi 3, EGC 2008
28. Peraturan peraturan jabatan fungsional perawatan
29. Kumpulan perawatan perundang undangan terkait kesehatan dan BLUD ,dinkes kesehatan
kabupaten 2005
30. Pedoman pengobatan dasar di puskesmas berdasarkan gejala, dinkes kab.sumedang
31. Pedoman pengobatan dasar puskesmas berdasarkan gejala , depkes RI 2001
32. Pedoman pengobatan dasar puskesmas berdasar kan gejala, dinkes kab.sumedang 2006
33. Peraturan-peraturan jabatan fungsional perawat , departemen kesehatan RI tahun 2004
34. Basic 1, kemenkes RI, RSUP Dr.hasan sadikin bandung tahun 2014
35. Buku saku pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan, depkes RI 2011
36. Menuju persalina yang aman dan selamat agar ibu sehat bayi sehat, depkes RI 2010
37. Pelayannan kesehatan neonatal esesnsial, kemenkes RI tahun 2011
38. Gawat darurat ginekologi obstetric, EGC 2011
39. Buku saku bidan , EGC 2006
40. Modul midwaiferi update , IBI pemprov jabar 2016
41. Undang-undang Republik Indonesia No.29 tahun 2004, Tentang praktek kedokteran
42. Undang-undang Republik Indonesia No.8 Tahun 1999 Tentang konsumen
43. Standar pelayanan medis , kedokteran gigi Indonesia, DepKes RI Tahun 2002
44. Tata cara kerja asuhan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas, DepKes RI Tahun 1995
45. Pedoman penyelenggaraan usaha kesehatan gigi sekolah DepKes RI Tahun 1999
46. Profil kesehatan gigi dan mulut di Indonesia pada pelita VI.DepKes RI Tahun 1999
47. Pedoman penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan gigi di puskesmas, Dinkes Pemprov
jawa barat Tahun 2000
48. Peraturan Menkes RI Nomor 58 Tahun 2012
49. Panduan dan pelaksanaan pelayanan kedokteran gigi dan mulut keluarga Depkes Tahun 1998
50. Pedoman penatalaksanaan pneumonia balita Kemenkes RI dirjen pengendalian penyakit dan
penyehatan lingkungan Tahun 2010
51. Buku panduan pengobatan dasar Tahun 2007
52. Modul MTBS Tahun 2010
53. Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi Tahun 2006
54. Prawirohardjo, sarwono 2000.buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal YBP-SP
55. Buku standar pelayan kebidanan Tahun 2007
56. Synopsis obstetry Tahun 2004
57. Puskesmas.oke .blogshot .com
58. Pedoman monitoring efek samping obat (mesu) bagi tenaga kesehatan , puskesmas rawat
inap jatinangor tahun 2017
59. Formalorium nasional, Kepmenkes RI Nomor HK.02.02/Menkes/ 137/2016 perubahan atas
Kepmenkes RI nomor nomor HK.02.02/ Menkes/523/2015
60. Undang- undang replubik Indonesia nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika
61. Standar pelayanan kefarmasian di puskesmas Permenkes RI Nomor 74 Tahun 2016
62. Undang -undang Tahun 1992 tentang kesehatan
63. Panduan cerdik diabetes pengelola diabetes militus ,Kemenkes RI
64. Pemberian makan bayi dan anak Dirjen GIZI, Kemenkes RI Tahun 2004
65. Peraturan permenkes RI Nomor 46 Tahun 2014 tentang sisitem informasi kesehatan
66. Pedoman GIZI seimbang , Dinkes Kab. Sumedang Tahun 2015
67. Buku pedoman penyelenggaraan upaya keperawatan kesehatan masyarakat di puskesmas ,
Depkes RI Tahun 2006
68. Peraturan Menkes Nomor .65 Tahun 2013 tentang pedoman dan pelaksanaa dalam bidang
kesehatan
69. Panduan penyelenggaraan pemberian makanan tambahan pemulihan bayi dan ibu hamil KEK
Tahun 2009
70. Petunjuk tekhnis penggunaan buku kesehatan ibu dan anak Depkes RI tahun 2009
71. Pedoman pelayanan antenatal terpadu Edisi ke 2 Depkes RI
72. Panduan pemetaan wilayah setempat kesehatan ibu dan anak Depke Tahun 1994
73. Gizi KIA Warta Edisi 3 Tahun 2015
74. Undang- undang RI no.18 Tahun 2014 tentang kesehatan jiwa
75. Pedoman pelayanan GIZI di Puskesmas Kemenkes RI Dirjen bina gizi dan KIA Tahun 2014
76. Pedoman pelayan Gizi Rumah Sakit Depkes RI Tahun 2006
77. Ptunjuk tekhnis tatalaksana ANAK GIZI BURUK BUKU II Tahun 2003
78. Pedoman umum gizi seimbang Depkes RI Tahun 2011
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMEDANG
PUSKESMAS RAWAT INAP JATINANGOR
Jalan Raya Jatinangor No 234 Tlp.(022)7796143 ,
jatinangorjuara@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS RAWAT INAP JATINANGOR


Nomor:C.VII/001/PKM/II/2017

TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS RAWAT INAP JATINANGOR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA PUSKESMAS RAWAT INAP JATINANGOR

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis puskesmas dilaksanakan berdasarkan


kebutuhan pasien;
b. bahwa pelayanan klinis puskesmas perlu memperhatikan mutu
dan keselamatan pasien;
c. bahwa untuk menjamin pelayanan klinis dilaksanakan sesuai
kebutuhan pasien, bermutu, dan memperhatikan keselamatan
pasien, maka perlu disusun kebijakan pelayanan klinis di
puskesmas rawat inap jatinangor.

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063).
2. UU Pelayanan Publik No 25 Tahun 2009.
3. Peraturan pemerintah No 32 Tahun 1996 tentang tenga kesehatan .
4. UU Praktik Dokter No 29 Tahun 2014.
5. UU Praktik Perawat NO 38 Tahun 2014.
6. Permenkes No 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas (Pusat
Kesehatan Masyarakat)
7. Permenkes No 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi.

8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


43tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Barat No 11 Tahun2010 Tentang Penyelenggaraan Kesehatan .

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS RAWAT INAP
JATINANGOR TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN
KLINIS PUSKESMAS RAWAT INAP JATINANGOR ;
Kesatu : Kebijakan pelayanan klinis di Puskesmas Rawat Inap Jatinangor,
sebagaimana tercantum dalam lampiran merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari surat keputusan ini;

Kedua : Surat keputusan ini berlaku sejak tenggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Sumedang
Pada tanggal : 06 FEBRUARI 2017
KEPALA PUSKESMAS RAWAT INAP
JATINANGOR

HARIS FATAH KRISTOFA


LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS RAWAT INAP
JATINANGOR
NOMOR : C.VII/001/PKM/II/2017
TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS
PUSKESMAS RAWAT IINAP
JATINANGOR

A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas.
2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
 Lulusan minimal SLTA/sederajat.
 Telah mendapatkan pelatihan tentang tata cara pengelolaan rekam medis oleh
perekam medis.
3. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien.
4. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari cara identifikasi yaitu sebagai
berikut: nama pasien, tanggal lahir pasien, alamat/tempat tinggal, dan nomor rekam medis.
5. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia, dan informasi lain yang dibutuhkan
masyarakat yang meliputi: tarif, jenis pelayanan, ketersediaan tempat tidur, dan informasi
tentang kerjasama dengan fasilitas kesehatan yang lain harus dapat disediakan di tempat
pendaftaran.
6. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses pelayanan yang
dimulai dari pendaftaran.
7. Hak-hak pasien meliputi :
 Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku
 Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
 Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi
 Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu, efektif dan efisien
 Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang di deritanya
 Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis

 Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan terhadap penyakit yang di deritanya
 Mengajukan usul,saran perbaikan atas perlakuan yang diterima

8. Kewajiban pasien meliputi :


 Mentaati ketentuan yang berlaku di Puskesmas
 Menghormati hak-hak pasien lain,pengunjung dan hak tenaga kesehatan serta petugas
lainnya yang bekerja di Puskesmas
 Memberikan informasi yang jujur,lengkap dan akurat tentang masalah kesehatannya
sesuai dengan kemampuan dan pengetahuannya
 Mematuhi nasehat dan petunjuk tenaga kesehatan
 Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya jika menolak rencana terapi
yang di rekomondasikan oleh tenaga kesehatan dan /atau jasa tidak memenuhi
petunjuk yang diberikan oleh tenaga kesehatannya
 Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterimanya sesuai ketentuan yang
berlaku
9. Kendala fisik, bahasa dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasi dan
ditindaklanjuti.
B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN
1. Kajian awal dilakukan secara paripurna dilakukan oleh tenaga yang kompeten melakukan
pengkajian.
2. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian kebidanan, dan kajian lain oleh
tenaga profesi kesehatan sesuai dengan kebutuhan.
3. Proses kajian dilakukan mengacu pada standar profesi dan standar asuhan.
4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya pengulangan yang tidak
perlu.
5. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, dan profesi kesehatan lain wajib
diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis.
6. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan dalam pelayanan.
7. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional yang
kompeten.
8. Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi harus tersedia.
9. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan profesional yang memenuhi
persyaratan.
10. Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan peralatan dan tempat
yang memadai.
11. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien dan petugas.
12. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur klinis yang dibakukan.
13. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana layanan, dan
pelaksanaan layanan disusun secara kolaboratif dalam tim layanan terpadu.
14. Rencana layanan disusun untuk tiap pasien dan melibatkan pasien.
15. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis, sosial,
spiritual, dan memperhatikan tata nilai budaya pasien.
16. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan memperhatikan efisiensi
sumber daya.
17. Resiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus diidentifikasi.
18. Efek samping dan resiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus diinformasikan kepada
pasien.
19. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis

C. PELAKSANAAN LAYANAN
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis.
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanan medis, keperawatan, kebidanan dan
pelayanan profesi kesehatan lain.
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan.
4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam medis.
5. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.
6. Tindakan medis/pengobatan yang beresiko wajib diinformasikan pada pasien sebelum
mendapatkan persetujuan.
7. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib didokumentasikan.
8. Pelaksanaan layanan klinis harus dievaluasi .
9. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut.
10. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai prosedur pelayanan pasien
gawat darurat.
11. Kasus-kasus beresiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan kasus beresiko
tinggi.
12. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi harus ditangani dengan
memperhatikan prosedur pencegahan (kewaspadaan universal).
13. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur pemberian obat/cairan
intravena yang baku dan mengikuti prosedur aseptik.
14. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator yang jelas.
15. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian layanan.
16. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan ditindaklanjuti.
17. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk menghindari pengulangan
yang tidak perlu.
18. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, perencanaan
layanan, pelaksanaan layanan, pemberian obat/tindakan, sampai dengan pasien pulang atau dirujuk
harus dijamin kesinambungannya.
19. Pasien berhak untuk menolak pengobatan.
20. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain.
21. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan dipandu oleh prosedur yang
baku.
22. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan informasi tentang hak pasien
untuk membuat keputusan, akibat dari keputusan dan tanggung jawab mereka berkenaan dengan
keputusan tersebut.
23. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur yang baku.
24. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh petugas yang kompeten.
25. Sebelum melakukan anestesi dan pembedahan harus mendapatkan informed consent..
26. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan pembedahan.
27. Pendidikan dan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksnakan sesuai dengan rencana layanan.

D. RENCANA RUJUKAN DAN PEMULANGAN


1. Kriteria merujuk pasien meliputi:
 Hasil pemeriksaan fisik tidak mampu diatasi.
 Hasil pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis tidak mampu diatasi.
 Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang lebih lengkap

 Apabila telah diobati ternyata memerlukan pengobatan dan perawatan di sarana kesehatan
yang lebih mampu.
 Memerlukanan penanganan rawat inap.
2. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan proses rujukan.
3. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis.
4. Resume klinis menliputi: nama pasien, kondisi klinis, prosedur/tindakan yang telah dilakukan dan
kebutuhan akan tindak lanjutPasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan.
5. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh petugas yang kompeten.
6. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindaklanjuti oleh dokter yang menangani.
7. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, puskesmas wajib memberikan alternatif pelayanan.

Ditetapkan di : Sumedang
Pada tanggal : 06 Februari 2017

KEPALA PUSKESMAS RAWAT INAP


JATINANGOR

HARIS FATAH KRISTOFA


PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMEDANG
UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP JATINANGOR
Jl.Raya Jatinangor No 234 022-7796143 Jatinangor Sumedang45363
Email jatinangorjuara@gmail.com

DAFTAR KASUS GAWAT DARURAT YANG DI TANGANI

1. 1. Perawatan luka tanpa jaitan


2. 2. Nebulizer
3. 3. Pengambilan benda asing
4. 4. Jahitan luka ringan 1-3 jaitan
5. 5. Ekstipasi
6. 6. Ketuban Pecah dini
7. 7. Preeklamsi
8. 8. Abortus
9. 9. Retensio plasenta dan atonia
10. 10. Hipertensi gestosional
1.

Anda mungkin juga menyukai