Anda di halaman 1dari 30

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMEDANG

PUSKESMAS RAWAT INAP JATINANGOR


Jalan Raya Jatinangor No 234 Tlp.(022)7796143 ,
jatinangorjuara@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS RAWAT INAP JATINANGOR


Nomor:C.VII/001/PKM/II/2017

TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS RAWAT INAP JATINANGOR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA PUSKESMAS RAWAT INAP JATINANGOR

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis puskesmas dilaksanakan berdasarkan


kebutuhan pasien;
b. bahwa pelayanan klinis puskesmas perlu memperhatikan mutu
dan keselamatan pasien;
c. bahwa untuk menjamin pelayanan klinis dilaksanakan sesuai
kebutuhan pasien, bermutu, dan memperhatikan keselamatan
pasien, maka perlu disusun kebijakan pelayanan klinis di
puskesmas rawat inap jatinangor.

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063).
2. UU Pelayanan Publik No 25 Tahun 2009.
3. Peraturan pemerintah No 32 Tahun 1996 tentang tenga kesehatan .
4. UU Praktik Dokter No 29 Tahun 2014.
5. UU Praktik Perawat NO 38 Tahun 2014.
6. Permenkes No 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas (Pusat
Kesehatan Masyarakat)
7. Permenkes No 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi.

8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


43tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Barat No 11 Tahun2010 Tentang Penyelenggaraan Kesehatan .
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS RAWAT INAP


JATINANGOR TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN
KLINIS PUSKESMAS RAWAT INAP JATINANGOR ;
Kesatu : Kebijakan pelayanan klinis di Puskesmas Rawat Inap Jatinangor,
sebagaimana tercantum dalam lampiran merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari surat keputusan ini;

Kedua : Surat keputusan ini berlaku sejak tenggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Sumedang
Pada tanggal : 06 FEBRUARI 2017
KEPALA PUSKESMAS RAWAT INAP
JATINANGOR

HARIS FATAH KRISTOFA


LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS RAWAT INAP
JATINANGOR
NOMOR : C.VII/001/PKM/II/2017
TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS
PUSKESMAS RAWAT IINAP
JATINANGOR

A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas.
2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten yang memenuhi kriteria sebagai
berikut :
 Lulusan minimal SLTA/sederajat.
 Telah mendapatkan pelatihan tentang tata cara pengelolaan rekam medis
oleh perekam medis.
3. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien.
4. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari cara identifikasi yaitu
sebagai berikut: nama pasien, tanggal lahir pasien, alamat/tempat tinggal, dan nomor
rekam medis.
5. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia, dan informasi lain yang
dibutuhkan masyarakat yang meliputi: tarif, jenis pelayanan, ketersediaan tempat
tidur, dan informasi tentang kerjasama dengan fasilitas kesehatan yang lain harus
dapat disediakan di tempat pendaftaran.
6. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses pelayanan
yang dimulai dari pendaftaran.
7. Hak-hak pasien meliputi :
 Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku
 Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
 Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi
 Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu, efektif dan efisien
 Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang di deritanya
 Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis
 Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang di deritanya
 Mengajukan usul,saran perbaikan atas perlakuan yang diterima

8. Kewajiban pasien meliputi :


 Mentaati ketentuan yang berlaku di Puskesmas

 Menghormati hak-hak pasien lain,pengunjung dan hak tenaga kesehatan


serta petugas lainnya yang bekerja di Puskesmas
 Memberikan informasi yang jujur,lengkap dan akurat tentang masalah
kesehatannya sesuai dengan kemampuan dan pengetahuannya
 Mematuhi nasehat dan petunjuk tenaga kesehatan
 Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya jika menolak
rencana terapi yang di rekomondasikan oleh tenaga kesehatan dan /atau
jasa tidak memenuhi petunjuk yang diberikan oleh tenaga kesehatannya
 Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterimanya sesuai ketentuan
yang berlaku
9. Kendala fisik, bahasa dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasi dan
ditindaklanjuti.
B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN
1. Kajian awal dilakukan secara paripurna dilakukan oleh tenaga yang kompeten
melakukan pengkajian.
2. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian kebidanan, dan kajian
lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai dengan kebutuhan.
3. Proses kajian dilakukan mengacu pada standar profesi dan standar asuhan.
4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya pengulangan yang
tidak perlu.
5. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, dan profesi kesehatan lain
wajib diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis.
6. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan dalam pelayanan.
7. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional
yang kompeten.
8. Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi harus tersedia.
9. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan profesional yang
memenuhi persyaratan.
10. Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan peralatan
dan tempat yang memadai.
11. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien dan petugas.
12. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur klinis yang
dibakukan.
13. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana layanan, dan
pelaksanaan layanan disusun secara kolaboratif dalam tim layanan terpadu.
14. Rencana layanan disusun untuk tiap pasien dan melibatkan pasien.
15. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis,
sosial, spiritual, dan memperhatikan tata nilai budaya pasien.
16. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan memperhatikan
efisiensi sumber daya.
17. Resiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus diidentifikasi.
18. Efek samping dan resiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus diinformasikan
kepada pasien.
19. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis
C. PELAKSANAAN LAYANAN
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis.
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanan medis, keperawatan,
kebidanan dan pelayanan profesi kesehatan lain.
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan.
4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam medis.
5. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.
6. Tindakan medis/pengobatan yang beresiko wajib diinformasikan pada pasien
sebelum mendapatkan persetujuan.
7. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib didokumentasikan.
8. Pelaksanaan layanan klinis harus dievaluasi .
9. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut.
10. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai prosedur
pelayanan pasien gawat darurat.
11. Kasus-kasus beresiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan kasus
beresiko tinggi.
12. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi harus
ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan (kewaspadaan universal).
13. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur pemberian
obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur aseptik.
14. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator yang jelas.
15. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian layanan.
16. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan ditindaklanjuti.
17. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk menghindari
pengulangan yang tidak perlu.
18. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian obat/tindakan, sampai dengan
pasien pulang atau dirujuk harus dijamin kesinambungannya.
19. Pasien berhak untuk menolak pengobatan.
20. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain.
21. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan dipandu oleh prosedur
yang baku.
22. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan informasi tentang
hak pasien untuk membuat keputusan, akibat dari keputusan dan tanggung jawab mereka
berkenaan dengan keputusan tersebut.
23. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur yang baku.
24. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh petugas yang kompeten.
25. Sebelum melakukan anestesi dan pembedahan harus mendapatkan informed consent..
26. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan pembedahan.
27. Pendidikan dan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksnakan sesuai dengan rencana
layanan.

D. RENCANA RUJUKAN DAN PEMULANGAN


1. Kriteria merujuk pasien meliputi:
 Hasil pemeriksaan fisik tidak mampu diatasi.
 Hasil pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis tidak mampu
diatasi.
 Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang lebih lengkap

 Apabila telah diobati ternyata memerlukan pengobatan dan perawatan di sarana


kesehatan yang lebih mampu.
 Memerlukanan penanganan rawat inap.
2. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan proses rujukan.
3. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis.
4. Resume klinis menliputi: nama pasien, kondisi klinis, prosedur/tindakan yang telah
dilakukan dan kebutuhan akan tindak lanjutPasien diberi informasi tentang hak untuk
memilih tempat rujukan.
5. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh petugas yang kompeten.
6. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindaklanjuti oleh dokter yang menangani.
7. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, puskesmas wajib memberikan alternatif pelayanan.

Ditetapkan di : Sumedang
Pada tanggal : 06 Februari 2017

KEPALA PUSKESMAS RAWAT INAP


JATINANGOR

HARIS FATAH KRISTOFA


PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMEDANG
UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP JATINANGOR
Jl.Raya Jatinangor No 234 022-7796143 Jatinangor
Sumedang45363
Email jatinangorjuara@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS JATINANGOR


NOMOR :

TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PENANGANAN
PASIEN GAWAT DARURAT PUSKESMAS JATINANGOR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA UPTD PUSKESMAS JATINANGOR,

Menimbang :

bahwa pasien gawat darurat mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan


yang bermutu dan aman;
a. bahwa dalam upaya penanganan pasien gawat darurat perlu dibentuk
tim penanganan pasien gawat darurat di Puskesmas Jatinangor;

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang


Pemerintah Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali yang
terakhir dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1332 Tahun 2002 tentang Tugas
Pokok dan Fungsi Apoteker di Puskesmas;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
MEMUTUSKAN

Menetapkan Menetapkan : Keputusan Kepala Puskesmas Jatinangor tentang Penyediaan


Obat yang Menjamin Ketersediaan Obat

KESATU : Menunjuk dan menetapkan penyediaan obat yang menjamin ketersediaan


obat Puskesmas Jatinangor dengan prosedur yang telah ditetapkan.

KEDUA : Penyediaan Obat yang Menjamin Ketersediaan Obat Puskesmas Jatinangor


dikoordinir oleh Apoteker Penanggung Jawab Farmasi Puskesmas
Jatinangor

KETIGA : Di dalam Pelaksanaan Penyediaan Obat yang Menjamin Ketersediaan


Obat, Apoteker Penanggung Jawab Farmasi Puskesmas Jatinangor
berpedoman pada Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan
bertanggung jawab kepada Kuasa Pengguna Anggaran Puskesmas
Jatinangor Kabupaten Sumedang.

KEEMPAT : KEEMPAT Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan
ketentuan akan dilakukan koreksi apabila ternyata di kemudian hari
terdapat perubahan atau kekeliruan;

Ditetapkan di : Sumedang
Pada tanggal :

KEPALA,

Dr.Haris Fatah Kristofa


NIP. 196410302002121002
PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMEDANG
UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP JATINANGOR
Jl.Raya Jatinangor No 234 022-7796143 Jatinangor
Sumedang45363
Email jatinangorjuara@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS JATINANGOR


NOMOR:

TENTANG

PERSYARATAN PETUGAS YANG BERHAK MEMBERI RESEP


Dl PUSKESMAS JATINANGOR

KEPALA PUSKESMAS JATINANGOR

Menimbang : a. bahwa demi menjaga ketepatan dan menjaga mutu pelayanan


kesehatan kepada masyarakat, maka perlu ditetapkan Persyaratan
petugas yang berhak memberi resep di Puskesmas Jatinangor
Kabupaten Sumedang;
b. bahwa untuk keperluan tersebut pada butir a perlu ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang;

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan masyarakat

MEMUTUSKAN
Menetapkan : Keputusan Kepala Puskesmas Jatinangor tentang Persyaratan Petugas yang
Berhak Memberi Resep di Puskesmas Jatinangor.
KESATU : Menetapkan definisi resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter,
dokter gigi, atau dokter hewan kepada apoteker untuk membuat dan
menyerahkan obat kepada pasien.

KEDUA : Menunjuk dan menetapkan persyaratan petugas yang berhak memberi


resep di Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang.

KETIGA : Petugas yang berhak memberi resep di Puskesmas Jatinangor seperti


dimaksud dalam diktum Kedua adalah Dokter Umum dan Dokter Gigi
yang memiliki Surat Ijin Praktek (SIP) di Puskesmas Jatinangor Kabupaten
Sumedang.
KEEMPAT : Dalam kondisi tertentu dimana petugas yang berhak memberi resep tidak
ada, maka petugas lain yang telah dilatih dapat memberikan resep kepada
pasien dengan pengawasan dan pembinaan dari Kepala Puskesmas.

KELIMA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan
akan dilakukan koreksi apabila ternyata di kemudian hari terdapat
perubahan atau kekeliruan;

Ditetapkan di : Sumedang
Pada tanggal :

KEPALA,

Dr.Haris Fatah Kristofa


NIP. 196410302002121002
PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMEDANG
UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP JATINANGOR
Jl.Raya Jatinangor No 234 022-7796143 Jatinangor
Sumedang45363
Email jatinangorjuara@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS JATINANGOR


NOMOR:

TENTANG

PERSYARATAN PETUGAS YANG BERHAK MENYEDIAKAN OBAT


Dl PUSKESMAS JATINANGOR

KEPALA PUSKESMAS JATINANGOR

Menimbang : a. bahwa demi kelancaran pelayanan kefarmasian di Puskesmas


Jatinangor Kabupaten Sumedang, maka perlu ditetapkan persyaratan
petugas yang berhak menyediakan obat di Puskesmas Jatinangor
Kabupaten Sumedang;
b. bahwa untuk keperluan tersebut pada butir a perlu ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang;
c. bahwa personil yang tercantum dalam Keputusan ini dipandang cakap
dan mampu melaksanakan tugas serta mempunyai kewenangan dalam
melaksanakan pelayanan kefarmasian, termasuk menyediakan obat;
Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1332 Tahun 2002 tentang Tugas
Pokok dan Fungsi Apoteker di Puskesmas;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan masyarakat
MEMUTUSKAN
Menetapkan : Keputusan Kepala Puskesmas Jatinangor tentang Persyaratan Petugas yang
Berhak Menyediakan Obat di Puskesmas Jatinangor
KESATU : Menunjuk dan menetapkan persyaratan petugas yang berhak
menyediakan obat di Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang.

KEDUA : Petugas yang berhak menyediakan obat di Puskesmas Jatinangor seperti


dimaksud dalam diktum Kesatu adalah tenaga kefarmasian dengan
persyaratan yang tercantum dalam lampiran Surat Keputusan ini;
KETIGA : Dalam kondisi tertentu dimana petugas yang berhak menyediakan obat
tidak ada, maka petugas lain yang telah dilatih dapat menyediakan obat
kepada pasien dengan pengawasan dan pembinaan dari Kepala
Puskesmas dan atau Apoteker di Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang.

KEEMPAT : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan
akan dilakukan koreksi apabila ternyata di kemudian hari terdapat
perubahan atau kekeliruan;

Ditetapkan di : Sumedang
Pada tanggal :

KEPALA,

DR.HARIS FATAH KRISTOFA


NIP. 196410302002121002.
Lampiran : Keputusan Kepala Puskesmas Jatinangor
Nomor :
Tanggal :

PERSYARATAN PETUGAS YANG BERHAK MENYEDIAKAN OBAT


DlPUSKESMAS JATINANGOR

1. Tenaga kefarmasian adalah minimal 1 (satu) orang Apoteker sebagai penanggung jawab, yang
dapat dibantu oleh Tenaga Teknis Kefarmasian

2. Semua tenaga kefarmasian harus memiliki Surat Tanda Registrasi dan Surat Ijin Praktek untuk
melaksanakan Pelayanan Kefarmasian di fasilitas Kesehatan termasuk Puskesmas, sebagai
dengan ketentuan Perundang- undangan

3. Kompetensi tenaga Apoteker sebagai petugas yang berhak menyediakan obat antara lain:

a. Mampu memberikan pelayanan kefarmasian

b. Mampu melakukan akuntabilitas praktek kefarmasian

c. Mampu mengelola manajemen praktis farmasi

d. Mampu berkomunikasi tentang kefarmasian

e. Mampu melaksanakan pendidikan dan pelatihan

f. Mampu melaksanakan penelitian dan pengembangan

4. Semua tenaga kefarmasian di Puskesmas harus selalu meningkatkan pengetahuan, ketrampilan,


dan perilaku dalam rangka menjaga dan meningkatkan kompetensinya

5. Semua tenaga kefarmasian di Puskesmas melaksanakan Pelayanan Kefarmasian berdasarkan


Standar Prosedur Operasional (SPO) yang dibuat secara tertulis, disusun oleh Kepala Ruang
Farmasi, dan ditetapkan oleh Kepala Puskesmas. SPO tersebut diletakkan di tempat yang
mudah dilihat. Jenis SPO dibuat sesuai dengan kebutuhan pelayanan yang dilakukan pada
Puskesmas.

Ditetapkan di : Sumedang
Pada tanggal :

KEPALA,

DR.HARIS FATAH KRISTOFA


NIP. 196410302002121002.
PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMEDANG
UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP JATINANGOR
Jl.Raya Jatinangor No 234 022-7796143 Jatinangor
Sumedang45363
Email jatinangorjuara@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS JATINANGOR


NOMOR :

TENTANG

PELATIHAN BAGI PETUGAS YANG DIBERI KEWENANGAN MENYEDIAKAN


OBAT TETAPI BELUM SESUAI PERSYARATAN Dl PUSKESMAS
JATINANGOR

KEPALA PUSKESMAS JATINANGOR

Menimbang : a. bahwa demi kelancaran pelayanan kefarmasian di Puskesmas


Jatinangor Kabupaten Sumedang perlu adanya pelatihan bagi petugas
yang diberi kewenangan menyediakan obat tetapi belum sesuai
persyaratan di Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang;
b. bahwa untuk keperluan tersebut pada butir a perlu ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang;
c. bahwa hal-hal yang tercantum dalam Keputusan ini dipandang cukup
untuk pelatihan bagi petugas yang diberi kewenangan menyediakan
obat tetapi belum sesuai persyaratan di Puskesmas Jatinangor
Kabupaten Sumedang;
Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1332 Tahun 2002 tentang Tugas
Pokok dan Fungsi Apoteker di Puskesmas;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan masyarakat

MEMUTUSKAN
Menetapkan : Keputusan Kepala Puskesmas Jatinangor tentang Pelatihan Bagi Petugas
yang Diberi Kewenangan Menyediakan Obat Tetapi Belum Sesusai
Persyaratan di Puskesmas Jatinangor
KESATU : Menetapkan pelatihan bagi petugas yang diberi kewenangan menyediakan
obat tetapi belum sesuai persyaratan di Puskesmas Jatinangor Kabupaten
Sumedang.

KEDUA : Pelatihan bagi petugas yang diberi kewenangan menyediakan obat tetapi
belum sesuai persyaratan di Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang
seperti dimaksud dalam diktum Kesatu adalah suatu proses atau upaya
peningkatan pengetahuan dan ketrampilan di bidang kefarmasian atau
bidang yang berkaitan dengan bidang kefarmasian secara
berkesinambungan untuk mengembangkan potensi dan produktivias tenaga
kefarmasian secara optimal dengan;

KETIGA : Aktivitas yang dilaksanakan dalam rangka penyiapan dan pengembangan


pengetahuan dan ketrampilan bagi petugas yang diberi kewenangan
menyediakan obat tetapi belum sesuai persyaratan disebutkan dalam
lampiran surat keputusan ini;

KEEMPAT : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan
akan dilakukan koreksi apabila ternyata di kemudian hari terdapat
perubahan atau kekeliruan.

Ditetapkan di : Sumedang
Pada tanggal :

KEPALA,

DR.HARIS FATAH KRISTOFA


NIP. 196410302002121002.
Lampiran : Keputusan Kepala Puskesmas Jatinangor
Nomor :
Tanggal :

PELATIHAN BAGI PETUGAS YANG DIBERI KEWENANGAN


MENYEDIAKAN OBAT TETAPI BELUM SESUAI PERSYARATAN
Dl PUSKESMAS JATINANGOR

1. Setiap tenaga kefarmasian di Puskesmas mempunyai kesempatan yang sama untuk


meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
2. Apoteker dan/atau Tenaga Teknis Kefarmasian dan/atau Petugas yang diberi
kewenangan menyediakan obat tetapi belum sesuai persyaratan harus memberikan
masukan kepada pimpinan dalam menyusun program pengembangan staf.
3. Staf baru mengikuti orientasi untuk mengetahui tugas, fungsi, wewenang, dan
tanggung jawabnya
4. Melakukan analisis kebutuhan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan bagi
tenaga kefarmasian dan petugas yang diberi kewenangan menyediakan obat tetapi
belum sesuai persyaratan
5. Tenaga kefarmasian dan petugas yang diberi kewenangan menyediakan obat tetapi
belum sesuai persyaratan difasilitasi untuk mengikuti program yang diadakan oleh
organisasi profesi dan institusi pengembangan pendidikan berkelanjutan terkait
6. Memberikan kesempatan bagi institusi lain untuk melakukan praktek, magang, dan
penelitian tentang pelayanan kefarmasian di Puskesmas

Ditetapkan di : Sumedang
Pada tanggal :

KEPALA,

DR.HARIS FATAH KRISTOFA


NIP. 196410302002121002.
PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMEDANG
UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP JATINANGOR
Jl.Raya Jatinangor No 234 022-7796143 Jatinangor
Sumedang45363
Email jatinangorjuara@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS JATINANGOR


NOMOR:

TENTANG

PERESEPAN, PEMESANAN, DAN PENGELOLAAN OBAT


Dl PUSKESMAS JATINANGOR

KEPALA PUSKESMAS JATINANGOR

Menimbang : a. bahwa demi kelancaran pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian di


Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang, maka perlu mengatur
tentang peresepan, pemesanan, dan pengelolaan Obat di Puskesmas
Jatinangor Kabupaten Sumedang;
b. bahwa untuk keperluan tersebut pada butir a perlu ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang;

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1332 Tahun 2002 tentang Tugas
Pokok dan Fungsi Apoteker di Puskesmas;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan masyarakat
MEMUTUSKAN
Menetapkan : Keputusan Kepala Puskesmas Jatinangor tentang Peresepan, Pemesanan,
dan Pengelolaan Obat di Puskesmas Jatinangor.
KESATU : Mengatur peresepan, pemesanan, dan pengelolaan obat di Puskesmas
Jatinangor dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas.
KEDUA : Peresepan, pemesanan, dan pengelolaan obat di Puskesmas Jatinangor
seperti dimaksud dalam diktum Kesatu dilaksanakan oleh Apoteker
penanggung jawab Puskesmas
KETIGA : Di dalam melaksanakan tugas, pelaksanaan peresepan, pemesanan, dan
pengelolaan obat di Puskesmas Jatinangor berpedoman pada Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku dan bertanggung jawab kepada Kuasa
Pengguna Anggaran Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang.
KEEMPAT : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan
akan dilakukan koreksi apabila ternyata di kemudian hari terdapat
perubahan atau kekeliruan.

Ditetapkan di : Sumedang
Pada tanggal :

KEPALA,

DR.HARIS FATAH KRISTOFA


NIP. 196410302002121002
PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMEDANG
UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP JATINANGOR
Jl.Raya Jatinangor No 234 022-7796143 Jatinangor
Sumedang45363
Email jatinangorjuara@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS JATINANGOR


NOMOR :
TENTANG

PERESEPAN PSIKOTROPIKA DAN NARKOTIKA


Dl PUSKESMAS JATINANGOR

KEPALA PUSKESMAS JATINANGOR

Menimbang : a. bahwa psikotropika dan narkotika sangat bermanfaat dan diperlukan


untuk kepentingan pelayanan kesehatan;
b. bahwa penyalahgunaan psikotropika dan narkotika dapat merugikan
kehidupan manusia dan kehidupan bangsa, sehingga pada gilirannya
dapat mengancam ketahanan nasional;
c. bahwa demi keamanan penggunaan obat bagi pasien dan pengendalian
penggunaan psikotropika dan narkotika, serta menghindari penggunaan
yang salah dan penyalahgunaan psikotropika dan narkotika, maka
perlu dibuat keputusan tentang peresepan psikotropika dan narkotika di
Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang;
d. bahwa untuk keperluan tersebut pada butir a perlu ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang;
e. bahwa hal-hal yang tercantum dalam Keputusan ini dipandang perlu
dalam pengendalian penggunaan psikotropika dan narkotika;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 tentang
Psikotropika
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1332 Tahun 2002 tentang Tugas
Pokok dan Fungsi Apoteker di Puskesmas;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan masyarakat
MEMUTUSKAN
Menetapkan : Keputusan Kepala Puskesmas Jatinangor tentang Peresepan Psikotropika
dan Narkotika di Puskesmas Jatinangor.
KESATU : Memutuskan dan menetapkan aturan peresepan psikotropika dan narkotika
di Puskesmas Jatinangor
KEDUA : Aturan peresepan psikotropika dan narkotika di Puskesmas Jatinangor
seperti dimaksud dalam diktum Kesatu hanya boleh dilakukan oleh dokter
KETIGA : Peresepan psikotropika dan narkotika harus dilaksanakan berdasar
kebutuhan pasien sesuai diagnosis dan tatalaksana terapi yang tercantum
dalam pedoman pengobatan Puskesmas atau pedoman Klinik bagi Fasilitas
Kesehatan Primer.
KEEMPAT : Peresepan psikotropika dan narkotika diberikan paling lama untuk 10 hari
dan bila diperlukan bagi penderita dengan pengobatan jangka panjang
maka dokter akan meresepkan kembali setelah pasien kontrol pada
kunjungan berikutnya
KELIMA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan
akan dilakukan koreksi apabila ternyata di kemudian hari terdapat
perubahan atau kekeliruan.

Ditetapkan di : Sumedang
Pada tanggal :

KEPALA,

DR.HARIS FATAH KRISTOFA


NIP. 196410302002121002.
PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMEDANG
UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP JATINANGOR
Jl.Raya Jatinangor No 234 022-7796143 Jatinangor
Sumedang45363
Email jatinangorjuara@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS JATINANGOR


NOMOR:

TENTANG

PENANGANAN OBAT KADALUWARSA / RUSAK Dl PUSKESMAS


JATINANGOR

KEPALA PUSKESMAS JATINANGOR

Menimbang : a. bahwa dalam rangka kelancaran pelaksanaan kegiatan di Satuan Kerja


Perangkat Daerah Dinas Kesehatan Unit Pelaksana Terpadu
Puskesmas Jatinangor Sumedang, dalam hal penanganan obat
kadaluwarsa / rusak;
b. bahwa untuk keperluan tersebut pada butir a perlu ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;


2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741 Tahun 2008 tentang SPM
(Standar Pelayanan Minimal) bidang Kesehatan bagi Kabupaten/Kota;
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelola Barang Milik Daerah;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Rl Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas;
6. Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Depkes Rl Tahun 2004 tentang Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan di Puskesmas;
7. Peraturan WaliKabupaten Sumedang Nomor 78 Tahun 2013 Tentang
Pedoman pelaksanaan Pengadaan Barang/jasa di
LingkunganPemerintahan Kabupaten Sumedang
MEMUTUSKAN
Menetapkan : Keputusan Kepala Puskesmas Jatinangor tentang Penanganan Obat
Kadaluarsa/Rusak di Puskesmas Jatinangor :

KESATU : Menunjuk Koordinator Farmasi Puskesmas Jatinangor dalam penanganan


obat kadaluwarsa / rusak :
KEDUA : Menetapkan tentang kegiatan penanganan obat kadaluwarsa / rusak di
Puskesmas Jatinangor yang berada di Satuan Kerja Perangkat Daerah
Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang :
KETIGA : Tugas, wewenang dan tanggung jawab Koordinator Farmasi Pelaksana
pada diktum Pertama adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan dokumen administrasi kegiatan maupun dokumen
administrasi yang terkait dengan penanganan obat kadaluwarsa / rusak
yang ditetapkan sesuai dengan yang berlaku;
2. Koordinator Farmasi bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan
penanganan obat kadaluwarsa / rusak
3. Mengumpulkan, mengolah, merangkum dan melaporkan data obat
kadaluwarsa / rusak
KEEMPAT : Dalam melaksanakan tugasnya Pelaksana Kegiatan berpedoman pada
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan bertanggungjawab
kepada Pengguna Anggaran Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang.

KELIMA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan
akan dilakukan koreksi apabila ternyata di kemudian hari terdapat
perubahan atau kekeliruan.

Ditetapkan di : Sumedang
Pada tanggal :

KEPALA,

DR.HARIS FATAH KRISTOFA


NIP. 196410302002121002.
PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMEDANG
UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP JATINANGOR
Jl.Raya Jatinangor No 234 022-7796143 Jatinangor
Sumedang45363
Email jatinangorjuara@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS JATINANGOR


NOMOR:

TENTANG

PENANGGUNG JAWAB TINDAK LANJUT PELAPORAN KESALAHAN


PEMBERIAN OBAT DAN KEJADIAN NYARIS CEDERA (KNC)

KEPALA PUSKESMAS JATINANGOR

Menimbang : a. bahwa demi terlaksananya kelancaran pelayanan kesehatan yang


bermutu, maka perlu petugas penanggung jawab tindak lanjut
pelaporan Kesalahan Pemberian Obat dan Kejadian Nyaris Cedera
(KNC);
b. b. bahwa untuk keperluan tersebut pada butir a perlu ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang;

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang


Pemerintah Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali yang
terakhir dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1332 Tahun 2002 tentang Tugas
Pokok dan Fungsi Apoteker di Puskesmas;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
MEMUTUSKAN
Menetapkan : Keputusan Kepala Puskesmas Jatinangor tentang Penanggungjawab
Tindak Lanjut Pelaporan Kesalahan Pemberian Obat dan Kejadian Nyaris
Cidera (KNC).

KESATU : Menunjuk dan menetapkan Penanggung Jawab Tindak Lanjut Pelaporan


Kesalahan Pemberian Obat dan Kejadian Nyaris Cedera (KNC) di
Puskesmas Jatinangor dengan susunan personalia seperti tersebut dalam
lampiran Keputusan ini
KEDUA : Penan ggung Jawab Tindak Lanjut Pelaporan Kesalahan Pemberian Obat
dan Kejadian Nyaris Cedera (KNC) di Puskesmas Jatinangor seperti
dimaksud dalam diktum Kesatu mempunyai tugas melakukan tindak lanjut
pelaporan Kesalahan pemberian Obat dan Kejadian Nyaris Cedera (KNC)
di Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang
KETIGA : Penanggung Jawab Tindak Lanjut Pelaporan Kesalahan Pemberian Obat
dan Kejadian Nyaris Cedera (KNC) di Puskesmas Jatinangor seperti
dimaksud dalam diktum Kesatu dapat bekerja sama dengan Tim Jaga Mutu
di Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang.
KEEMPAT : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan
akan dilakukan koreksi apabila ternyata di kemudian hari terdapat
perubahan atau kekeliruan.

Ditetapkan di : Sumedang
Pada tanggal :

KEPALA,

DR.HARIS FATAH KRISTOFA


NIP. 196410302002121002.
Lampiran : Keputusan Kepala Puskesmas Jatinangor
Nomor :
Tanggal :

PENANGUNG JAWAB TINDAK LANJUT PELAPORAN KESALAHAN


PEMBERIAN OBAT DAN KEJADIAN NYARIS CEDERA (KNC)
PUSKESMAS JATINANGOR KABUPATEN SUMEDANG

NO NAMA NIP. JABATAN


1 Hadini 196410302002121002
Reginamasli, 19830227 200604 2 015 Penanggung Jawab Tindak
AMF Lanjut Pelaporan Kesalahan
Pemberian Obat dan Kejadian
Nyaris Cedera (KNC)

Ditetapkan di : Sumedang
Pada tanggal :

KEPALA,

DR.HARIS FATAH KRISTOFA


NIP. 196410302002121002.
PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMEDANG
UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP JATINANGOR
Jl.Raya Jatinangor No 234 022-7796143 Jatinangor
Sumedang45363
Email jatinangorjuara@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS JATINANGOR


NOMOR:

TENTANG

PENYEDIAAN OBAT-OBAT EMERGENSI Dl UNIT-UNIT PELAYANAN

KEPALA PUSKESMAS JATINANGOR

Menimbang : a. bahwa demi tercapainya kelancaran pelayanan kesehatan dan


kegawatdaruratan di Puskesmas maka perlu penyediaan obat-obat
emergensi di unit-unit pelayanan di Puskesmas Jatinangor;
b. bahwa untuk keperluan tersebut pada butir a perlu ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Puskesmas Jatinangor ;
Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali yang
terakhir dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1332 Tahun 2002 tentang Tugas
Pokok dan Fungsi Apoteker di Puskesmas;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
MEMUTUSKAN
Menetapkan : Keputusan Kepala Puskesmas Jatinangor tentang Penyediaan Obat-obat
Emergensi di Unit-unit Pelayanan.
KESATU : Memutuskan dan menetapkan Penyediaan obat-obat emergensi di Unit-unit
Pelayanan di Puskesmas Jatinangor
KEDUA : Penyediaan obat-obat emergensi di Unit-unit Pelayanan di Puskesmas
Jatinangor seperti dimaksud dalam diktum Kesatu dilaksanakan oleh Tim
Penyediaan obat-obat emergensi di Unit-unit Pelayanan dengan susunan
terlampir
KETIGA : Penyediaan obat-obat emergensi di Unit-unit Pelayanan di Puskesmas
Jatinangor berpedoman pada Peraturan Perundang-undangan yang berlaku
dan bertanggung jawab demi keselamatan pasien.
KEEMPAT : Obat-obat emergensi yang disediakan di unit-unit pelayanan seperti
dimaksud dalam diktum Kesatu digunakan untuk tindakan-tindakan
emergensi, dengan daftar obat terlampir

KELIMA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan
akan dilakukan koreksi apabila ternyata di kemudian hari terdapat
perubahan atau kekeliruan.

Ditetapkan di : Sumedang
Pada tanggal :

KEPALA,

DR.HARIS FATAH KRISTOFA


NIP. 196410302002121002.
Lampiran 1 : Keputusan Kepala Puskesmas Jatinangor
Nomor :
Tanggal :

DAFTAR OBAT-OBAT EMERGENSI Dl UNIT-UNIT PELAYANAN


PUSKESMAS JATINANGOR KABUPATEN SUMEDANG

NO NAMA OBAT LOKASI

1 Diazepam inj 5 mg/ml 2ml FARMASI

2 Dexamethason inj 5 mg/ml 1 ml BPU,BPG,KIA

3 Difenhydramin HCI inj 10mg/ml 1 ml BPU,BPG,KIA

4 Dextrose infus 5% BPU,BPG,KIA

5 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% BPU,BPG,KIA

6 Magnesium Sulfat inj (IV) 20% 25 ml FARMASI

7 Methergin inj FARMASI

8 Natrium Klorida infus 0,9% BPU,BPG,KIA

9 Stesolid 5 mg/ ml 2.5 ml suppo FARMASI

10 Syntocynon inj FARMASI

11 Ventolin nebules 2.5 mg/2.5 ml BPU

12 Flixotide nebules 0.5 mg/2 ml BPU

Ditetapkan di : Sumedang
Pada tanggal :

KEPALA,

DR.HARIS FATAH KRISTOFA


NIP. 196410302002121002.
Lampiran 2 : Keputusan Kepala Puskesmas Jatinangor
Nomor :
Tanggal :

SUSUNAN TIM PENYEDIAAN OBAT-OBAT EMERGENSI


Dl UNIT-UNIT PELAYANAN PUSKESMAS JATINANGOR KABUPATEN
SUMEDANG

NO NAMA JABATAN

1 Hadini Reginamasli, AMF Koordinator

2 Anita Nurul Ihsani S, AMF Anggota

3 Nani Nurmala Anggota

4 Lela Nurlaela, AMK Anggota

Ditetapkan di : Sumedang
Pada tanggal :

KEPALA,

DR.HARIS FATAH KRISTOFA


NIP. 196410302002121002.

Anda mungkin juga menyukai