1) Hubungan Internal Aspek yang sangat penting bagi kesuksesan organisasi adalah karyawan. Sebelum ada hubungan dengan konsumen, pelanggan, lingkungan, investor, dan pihak lain di luar organisasi, manajemen halus lebih dahulu memperhatikan orang-orang yang bekerja pada merekayaitu para karyawan. CEO di dalam organisasi sering memandang karyawan mereka sebagai publik nomor satu atau aset organisasi paling penting dan mereka berusaha mendapatkan kultur organisasi yang bias menarik dan mempertahankan karyawan atau pekerja yang produktif. Bagian dari praktik Public Relations ini dinamakan hubungan internal. Ahli hubungan internal bekerja di bagian komunikasi karyawan, hubungan karyawan, atau hubungan internal. Mereka merancang dan mengimplementasikan program komunikasi internal dengan tujuan agar karyawan tetap mendapat informasi baru dan tetap termotivasi, serta menciptakan kultur organisasi. Menurut Alvie Smith, mantan direktur komunikasi korporat di General Motors, ada dua faktor yang menjelaskan mengapa manajemen menghormati salah satu aspek dari fungsi Public Relation ini : a. Arti penting pemahaman, teamwork, dan komitmen karyawan dalam mencapai hasil standar. Aspek positif dari perilaku karyawan ini sangat dipengaruhi oleh komunikasi dua arah yang interaktif di seluruh organisasi. b. Kebutuhan untuk membangun jaringan komunikasi manajer, jaringan yang membuat setiap supervisor di setiap level bias melakukan komunikasi secara efektif dengan karyawannya. Kebutuhan ini bukan sekedar informasi yang berkaitan dengan tugas dan harus mencakup isu publik dan isu bisnis penting yang memengaruhi keseluruhan organisasi. Staf hubungan internal bekerja sama dengan departemen SDM untuk mengomunikasikan berbagai berita, pelatihan, dan topik penting lainnya kepada karyawan. Mereka bekerja sama dengan departemen legal dalam mengomunikasikan hal-hal yang berkaitan dengan ketenagakerjaan selama negosiasi kontrak kerja dan pemutusan hubungan kerja. Dan staf hubungan internal juga bekerja sama dengan staf hubungan eksternal untuk mengoordinasikan pesan-pesan sehingga perusahaan bisa mengemukakan pernyataannya dalam satu suara. 2) Publisitas Sumber-sumper public relations menyediakan informasi yang meraka anggap pantas untuk diberitakan, yang disebut publisitas, dengan harapan editor dan reporter akan menggunakan informasi tersebut. Pembuat keputusan di media mungkin memanfaatkan atau tidak memanfaatkan informasi tersebut berdasarkan penilaian mereka atas nilai dan kepentingan informasi tersebut bagi audien mereka. Peristiwa atau acara yang layak diberitakan juga bisa menciptakan publisitas dengan menarik liputan media. Upacara peresmian, pemotongan pita, open house, reuni, acara penghargaan, iklan layanan di televisi, lomba lari marathon, pertemuan seremonial, pengangkatan guru besar, penandatanganan kontrak dan perjanjian, protes terorganisir, konferensi pers, dan peristiwa media lainnya adalah acara yang didesain untuk menjadi berita. Model praktik publisitas juga disebut informasi publik. Banyak manajer dan klien jajaran atas menyewa ahli public relations untuk menangani peliputan media agar organisasi mereka dipandang positif. Mereka yang bekerja dalam publisitas biasanya mengawali kariernya sebagai jurnalis dan menggunakan pemahaman mereka tentang media untuk menyusun pesan yang layak berita dan acara yang menarik yang bisa menarik perhatian media. 3) Advertising Para ahli periklanan mengontrol isi, penempatan, dan timing dengan membayar media untuk mendapatkan waktu dan ruang penempatan iklannya. Meskipun publisitas dan advertising adalah komunikasi melalui media, advertising mempunyai kontrol atas isi dan penempatan. Banyak orang menghubungkan advertising dengan marketing atau pemasaran barang dan jasa, tapi sesungguhnya advertising tidak hanya terbatas pada soal itu. Bagian lain dari organisasi juga menggunakan alat terkontrol untuk menempatkan pesan di media massa dengan tujuan nonmarketing. Public relations menggunakan advertising ini untuk menjangkau audien yang lebih luas, bukan untuk konsumen yang menjadi sasaran marketing. Organisasi- organisasi menggunakan advertising untuk tujuan public relations ketika mereka ingin menanggapi kritik di media yakni kritik media yang tidak bisa dikontrol sepenuhnya atau saat mereka menganggap sudut pandang mereka tidak dimuat secara fair dan seimbang dan saat mereka merasa bahwa publik mereka tidak memahami isu dengan benar atau bersikap apatis, serta ketika mereka ingin mengemukakan pandangan terhadap suatu kasus. 4) Press Agentry Agen pers berusaha menarik perhatian publik lebih dari sekedar membangun pemahaman publik. Publisitas adalah strategi utama mereka. Mereka mendasarkan pendekatannya pada teori penentuan agenda, yang menyatakan bahwa banyaknya liputan media massa akan menentukan persepsi publik terhadap arti penting relatif dari topik dan orang. Mereka menarik perhatian melalui praktik press agentry. Press agentry memainkan peran utama dalam industri rekaman musik, olahraga professional, atraksi turis, studi film, televisi, pertunjukan konser dan teater, dan usaha- usaha bisnis yang dipimpin oleh para selebritis. Press agentry juga merupakan faktor penting dalam kampanye politik dan konvensi partai politik yang berusaha mendapatkan pengakuan dan menarik pemilih melalui media. Ada agen pers full time atau ahli publisitas selebritis, tetapi banyak praktisi public relations kadang-kadang menggunakan taktik press agentry untuk menarik perhatian media kepada kliennya, organisasinya, atau tujuannya. 5) Public Affairs Dalam perusahaan, public affairs biasanya mengacu pada usaha public relations yang berkaitan dengan kebijakan publik dan corporate citizenship. Spesialis public affairs di perusahaan berfungsi sebagai perantara atau penghubung dengan unit-unit pemerintah; mengimplementasikan program bantuan masyarakar; mendorong aktivisme politik, mengampanyekan kontribusi, dan voting; dan melakukan kegiatan amal dan turut dalam organisasi pembangunan masyarakat. Hubungan antara public relations dan public affairs yaitu public affairs adalah kegiatan public relations yang menangani kebijakan public yang memengaruhi kebijakan tersebut. Public affair sebagai taktik public relations yang diterapkan pada strategi government relations untuk menghasilkan kebijakan public yang sangat baik. Bertambahnya minat kepada public affairs ini seiring dengan terjadinya perubahan dalam pemerintahan, perubahan di dalam komunikasi, meningkatnya arti penting pemerintah local dan negara, dan aturan yang semakin kompleks. 6) Lobbying Lobbying adalah sebuah kegiatan yang berusaha untuk memengaruhi keputusan legislatif dan peraturan pemerintah. Para pelobi di semua level pemerintah harus memahami proses legislatif, tahu bagaimana pemerintah berfungsi, dan kenal dengan para pembuat hukum dan pejabat hukum. Karena ini semua bukan dari Pendidikan praktisi public relations, para pelobi ini biasanya punya latar belakang dan kenal dengan pengacara, pejabat pemerintah, anggota staf pejabat terpilih, atau orang-orang di dalam pemerintah yang punya hubungan baik dengan pembuat keputusan. Dalam praktiknya, lobbying harus bekerja sama dengan kegiatan public relations lainnya yang ditujukan pada public nonpemerintah. Pelobi yang canggih memobilisasi konstituen yang berpandangan sama sehingga suara mereka dapat didengar oleh pembuat hukum dan pejabat pemerintah. Mailing list computer, printer berkecepatan tinggi, dan software untuk surat individual dapat menghasilkan banjir surat, telepon, dan kunjungan personal dari konstituen. 7) Manajemen Isu Ada dua esensi manajemen isu: (1) identifikasi dini atas isu yang berpotensi memengaruhi organisasi, dan (2) respon strategis yang didesain untuk mengurangi atau memperbesar konsekuensi dari isu tersebut. Manajemen isu pertama kali dikemukakan oleh konsultan public relation, W. Howard Chase pada 1976. Menurutnya manajemen isu mencakup identifikasi isu, analisis isu, menentukan prioritas, memilih program strategi, mengimplementasikan program aksi dan komunikasi, serta mengevaluasi efektivitasnya. Secara administratif, atau secara konseptual, manajemen isu adalah bagian dari fungsi public relations. Akan tetapi, jika hanya dilihat sebagai komunikasi persuasive, ia menjadi taktik untuk memengaruhi kebijakan publik, bukan sebagai bagian dari perencanaan strategi organisasi. Berkenaan dengan penyesuaian organisasi dan pembentukan hubungan dengan stakeholders untuk meraih tujuan bersama, manajemen isu dan public relations adalah sama dan menghasilkan hasil yang sama. 8) Hubungan Investor Hubungan investor merupakan bagian lain dari public relations dalam perusahaan. Hubungan investor bertugas menambah nilai stok (saham) perusahaan. Biaya modal dikurangi dengan cara menaikkan tingkat kepercayaan pemegang saham dengan membuat saham menjadi menarik bagi investor perorangan, analisis finansial, dan investor institusional. Spesialis hubungan investor selalu memberi informasi kepada pemegang saham dan loyal kepada perusahaan dalam rangka mempertahankan nilai saham yang layak. Pekerjaan mereka antara lain meneliti tren pasar, menyediakan informasi kepada public finansial, memberi saran manajemen, dan merespon permintaan informasi keuangan. Laporan tahunan dan laporan caturwulan, formulir SEC yang membutuhkan 10-K, laporan pendapatan melalui e-mail, dan link homepage ke informasi finansial adalah cara-cara yang dipakai untuk menyebarkan informasi kepada analis, investor, dan pers finansial. 9) Pengembangan