Anda di halaman 1dari 17

PENAGIHAN PAJAK -

PENYITAAN
KELOMPOK 2

LUTFINA PUTRI EZZA SANGRILLA CHYNTIA TESSA


INDRASWARI 175030400111013 SYANESWARI
175030400111010 175030400111036
DASAR HUKUM 01
UU Nomor 19 Tahun 2000 Tentang
Penagihan Pajak Dengan Surat

02 Paksa

UU Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum Dan


Tata Cara Perpajakan Bab IV Tentang Penagihan Pajak

03 Peraturan DJP Nomor PER-04/PJ/2016 Tentang

04 Surat, Daftar, Formulir, Dan Laporan Yang


Digunakan Dalam Pelaksanaan Penagihan Pajak
Dengan Surat Paksa
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 135
Tahun 2000 Tentang Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka
Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa
DEFINISI PENYITAAN
Menurut Pasal 1 ayat (17) UU Nomor 19
Tahun 2000, penyitaan adalah
tindakan Jurusita Pajak untuk menguasai
barang Penanggung Pajak, guna
dijadikan jaminan untuk melunasi utang
pajak menurut peraturan perundang-
undangan.
PELAKSANAAN PENYITAAN
Penyitaan dilaksanakan apabila utang
pajak tidak dilunasi dalam jangka waktu
2 X 24 jam terhitung sejak tanggal Surat
Paksa diberitahukan kepada
Penanggung Pajak.
SURAT PERINTAH MELAKSANAKAN PENYITAAN
 Surat sita adalah surat yang diterbitkan jika dalam waktu 2 x 24 jam
sejak diterbitkannya surat paksa, penanggung pajak belum
membayarkan pajaknya.
 Ada biaya yang dikenakan untuk surat sita sebesar Rp75.000, yang
digunakan untuk pelaksanaan sita.
KEWAJIBAN JURUSITA PAJAK

Menurut Pasal 4 PP Nomor 135 Tahun 2000, dalam


melaksanakan penyitaan, Jurusita Pajak harus:
 Memperlihatkan kartu tanda pengenal Jurusita
Pajak
 Memperlihatkan Surat Perintah Melaksanakan
Penyitaan
 Memberitahukan tentang maksud dan tujuan
penyitaan.
Barang bergerak termasuk mobil, perhiasan, uang
BARANG YANG DAPAT tunai, dan deposito berjangka, tabungan, saldo rekening
koran, giro, atau bentuk lainnya yang dipersamakan

DISITA
dengan itu, obligasi saham, atau surat berharga lainnya,
piutang, dan penyertaan modal pada perusahaan lain

Barang tidak bergerak termasuk tanah,


bangunan, dan kapal dengan isi kotor tertentu
Pakaian dan tempat Persediaan Perlengkapan Buku-buku yang Peralatan dalam Peralatan
tidur beserta makanan dan Penanggung Pajak bertalian dengan keadaan jalan yang penyandang cacat
perlengkapannya minuman untuk yang bersifat dinas jabatan atau masih digunakan untuk yang digunakan oleh
yang digunakan oleh keperluan satu yang diperoleh dari pekerjaan melaksanakan Penanggung Pajak
penanggung pajak bulan beserta negara Penanggung Pajak pekerjaan atau usaha dan keluarga yang
dan keluarga yang peralatan dan alat-alat yang seharihari dengan menjadi
menjadi memasak yang dipergunakan untuk jumlah seluruhnya tanggungannya.
tanggungannya berada di rumah. pendidikan, tidak lebih dari Rp
kebudayaan dan 20.000.000,00 (dua
keilmuan. puluh juta rupiah)

Barang-Barang yang Dikecualikan dari Penyitaan


Berita Acara Pelaksanaan Sita yang
BERITA ACARA diterima oleh Kepala Sub Seksi
Penagihan dari Jurusita diteliti,
PELAKSANAAN kemudian diteruskan kepada Kepala
PENYITAAN Seksi Penagihan untuk disimpan dalam
Berkas Penagihan
Penyitaan Tanpa Hadirnya Penanggung Pajak atau
Wajib Pajak
Dapat dilaksanakan Berita Acara Pelaksanaan Sita Untuk barang sitaan tidak
dengan catatan salah satu tetap dtitandatangani oleh bergerak dan bergerak,
saksi haruslah Kepala Jurusita Pajak dan saksi, dan di maka penyimpanannya
Daerah Setempat (contoh : dalamnya harus memuat alasan dititipkan kepada aparat
Camat atau Kepala Desa). ketidak hadiran Wajib Pajak. yang menjadi saksi atau
disimpan di kantor pejabat
bagi barang sitaan bergerak.
PENYITAAN TAMBAHAN

1. Nilai barang yang disita sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 14 ayat (1) nilainya tidak cukup untuk melunasi
biaya penagihan pajak dan utang Pajaki atau
2. Hasil lelang barang yang telah disita tidak cukup untuk
melunasi biaya penagihan pajak dan utang pajak."
PENYITAAN TANAH DAN BANGUNAN, SERTA ASET YANG
DIKECUALIKAN DARI PENJUALAN SECARA LELANG, DAN
SURAT BERHARGA

Penyitaan tanah dan bangunan yang dilakukan oleh jurusita pajak dapat
didefinisikan mengambil alih penguasaan tanah dan bangunan dari
Penyitaan
penanggung pajak secara fisik dan yuridis beserta hak – hak yang melekat
Tanah atas tanah dan bangunan tersebut. Hak – hak tanah bangunan yang dapat
Bangunan dijadikan objek sita meliputi hak milik, hak guna usaha, hak guna Penyitaan
bangunan, hak pakai, hak milik atas satuan rumah susun serta hak Terhadap
perolehan. Hak – hak tanah dan bangunan akan beralih penguasaannya Surat
secara yudiris kepada negara.
Berharga

Penyitaan terhadap surat berharga berupa obligasi,


saham, dan sejenisnya yang diperdagangkan di bursa
efek
Memindahkan hak,
memindahtangankan,
menyewakan, meminjamkan,
LARANGAN BAGI PENANGGUNG
menyembunyikan,
menghilangkan, atau merusak
PAJAK SEHUBUNGAN DENGAN
barang yang telah disita
Membebani barang tidak
PENYITAAN
bergerak yang telah disita
dengan hak tanggungan untuk
pelunasan utang tertentu;
Membebani barang bergerak
yang telah disita dengan fidusia
atau diagunkan untuk pelunasan
utang tertentu; dan atau
Merusak, mencabut, atau
menghilangkan segel sita atau
salinan berita acara pelaksanaan
sita yang telah ditempel pada
barang sitaan
PENCABUTAN SITA
Pencabutan Sita dilaksanakan apabila
Penanggung Pajak telah melunasi
Biaya Penangihan Pajak dan Utang
Pajak dimana pencabutan sita
dilaksanakan berdasarkan Surat
Pencabutan Sita yang diterbitkan oleh
Penjabat
KASUS PENYITAAN
Salah satu kasus penyitaan pernah terjadi di Bandung pada tahun 2017. Diberitakan pada 22 Agustus 2017 dengan judul “Punya
Utang Pajak, Harta Penunggak Pajak Disita dan Dilelang”
Dalam rangka melaksanakan penegakan hukum di bidang perpajakan dan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam
pembayaran utang pajak, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Cibeunying melelang sebidang tanah di Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Purwakarta, Jl. Siliwangi No. 9, Purwakarta, Jumat (04/08/2017).
Tanah seluas 5.030 m2 di daerah Ciater disita dari Wajib Pajak badan dengan inisial PDAP yang dipimpin oleh AS.
Sebelumnya, KPP Pratama Bandung Cibeunying melakukan penyitaan terhadap PDAP (25/04/2017) karena wajib pajak yang
bergerak dalam bidang pertambangan dan galian tersebut tercatat belum melunasi utang pajaknya dengan nilai total (pokok dan
bunga) sebesar Rp639 juta.
Lelang aset sitaan Wajb Pajak tersebut dilakukan karena Wajib Pajak pemilik tanah tersebut belum melunasi utang pajaknya
setelah dilakukan tindakan penagihan berupa Surat Teguran, Surat paksa, dan Pelaksanaan Sita Aset Wajib Pajak. Pelaksanaan
lelang dilakukan oleh Pejabat Lelang KPKNL Purwakarta secara konvensional dengan harga limit Rp2,025 miliar dan uang
jaminan sebesar Rp1,0125 miliar. Harga limit tersebut ditentukan oleh Kantor Jasa Penilai Publik sesuai permintaan dari Kepala
KPP Pratama Bandung Cibeunying. Pelaksanaan lelang berjalan lancar dengan harga Rp2,030 miliar. Hasil lelang tersebut
digunakan untuk membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak.
Sementara itu, KPP Pratama Bandung Tegallega berhasil menyita mesin press hidrolik senilai Rp 20 juta dari penanggung
pajak DD, yang merupakan Direktur CV. KKM, Jumat (11/8). Penyitaan dilakukan karena Wajib Pajak tidak segera melunasi
utang pajak yang berasal dari 24 Surat Ketetapan Pajak dengan nilai total sekitar Rp13 juta. CV. KKM memiliki kemampuan
untuk membayar, namun hingga jatuh tempo (11/8) tidak juga melakukan pelunasan.
Proses sita hingga lelang merupakan bagian dari upaya penagihan pajak yang hingga kini belum dilunasi utang pajaknya
oleh wajib pajak yang bersangkutan. Tindakan sita dan lelang harta penunggak pajak tersebut dilakukan karena upaya
penagihan aktif lainnya tidak dapat membuat penunggak pajak melunasi utang pajaknya.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai