Anda di halaman 1dari 15

PEMENUHAN KEBUTUHAN TRANSPORTASI

Makalah

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia II
Dosen : Sofia Februanti, S.Kep., Ners, M.Kep.

Oleh:
Daffa Afib Nugraha P2.06.20.5.19.006
Lidia Anggraeni Pratiwi P2.06.20.5.19.019
Linda Nimatillah P2.06.20.5.19.020
Ridca Novia Sualiyani P2.06.20.5.10.036
Shofa Nazhroh H P2.06.20.5.19.037

JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D IV KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA
2019
LEMBAR PENGESAHAN / PENERIMAAN

Makalah ini diterima pada hari …….. tanggal …….


Oleh
Dosen Mata Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia II

Sofia Februanti, S.Kep., Ners, M.Kep.


KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah yang maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya penulis telah mampu menyelesaikan makalah berjudul
“Pemenuhan kebutuhan Transportasi”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia II.
Transportasi pasien adalah sarana yang digunakan untuk mengangkut penderita atau
korban dari lokasi bencana ke sarana kesehatan yang memadai dengan aman tanpa memperberat
keadaan penderita ke sarana kesehatan yang memadai. Dewasa ini banyak pasien yang harus bisa
kita ajarkan untuk dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, karena jika tidak, pasien-pasien itu
tidak akan bisa berjalan dengan mandiri.
Penulis menyadari bahwa selama penulisan makalah ini, penulis banyak mendapat
bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Sofia Februanti, S.Kep., Ners, M.Kep. selaku dosen mata kuliah yang telah
membantu penulis menyusun makalah ini
2. Rekan- rekan kelompok yang telah membantu penulis untuk meyelesaikan penulisan
makalah ini
3. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih banyak memiliki banyak
kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini. Akhirnya semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan bagi pembaca.
Amiin.

Tasikmalaya, 08 Februari 2020 Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN / PENERIMAAN ………………………………….…………….. i


KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………... iii

BAB I ……………………………………………………………………………………………. 1

PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………… 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1

C. Tujuan Penulisan .................................................................................................................. 1

BAB II ............................................................................................................................................ 2

PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 2

A. Pengertian Transportasi Pasien ............................................................................................ 2

B. Teknik Transportasi ………………………………………………………………………... 2

C. Jenis – jenis Transportasi ..................................................................................................... 2

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Transportasi .............................................. 7

E. Masalah Pada Kebutuhan Transportasi ................................................................................ 8

F. Tindakan yang Berkaitan dengan Transportasi.................................................................... 8

BAB III …………………………………………………………………………………….……. 9

PENUTUP ……………………………………………………………………………………… 9

Simpulan ………………………………………………………………………………………… 9

Saran ……………………………………………………………………………………………. 9

iii
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………. 10

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Transportasi pasien adalah sarana yang digunakan untuk mengangkut penderita atau
korban dari lokasi bencana ke sarana kesehatan yang memadai dengan aman tanpa
memperberat keadaan penderita ke sarana kesehatan yang memadai.
Dewasa ini banyak pasien yang harus bisa kita ajarkan untuk dapat melakukan
aktivitas seperti biasanya, karena jika tidak, pasien-pasien itu tidak akan bisa berjalan
dengan mandiri.
Untuk itu kami menyusun makalah ini dengan tujuan berbagi pengetahuan tentang
bagaimana caranya memenuhi kebutuhan transportasi pasien kepada masyarakat luas yang
mana di negara Indonesia masih kurang mengetahuinya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kebutuhan transportasi ?
2. Apa saja teknik transportasi ?
3. Apa saja jenis – jenis tranportasi ?
4. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi kebutuhan transportasi ?
5. Apa masalah pada kebutuhan transportasi ?
6. Apa saja tindakan yang berkaitan dengan transportasi ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian kebutuhan transportasi.
2. Untuk mengetahui teknik transportasi.
3. Untuk mengetahui jenis – jenis tranportasi
4. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kebutuhan transportasi.
5. Untuk mengetahui masalah pada kebutuhan transportasi.
6. Untuk mengetahui tindakan yang berkaitan dengan transportasi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Transportasi Pasien


Transportasi pasien adalah sarana yang digunakan untuk mengangkut penderita atau
korban dari lokasi bencana ke sarana kesehatan yang memadai dengan aman tanpa
memperberat keadaan penderita ke sarana kesehatan yang memadai. Transportasi pasien
saat ini mendapatkan sedikit perhatian dari sorang perawat sebagai sebuah pelayanan
kesehatan pasien. Pelayanan transportasi pasien seringkali dilakukan tanpa ada dasar ilmu
dan alasan medis yang dibenarkan. Perawat menggunakan cara yang salah dan tanpa
aturan yang dibenarkan dalam melaksanakan fungsi pelayanan transportasi pasien sesuai
dengan kodisi medis pasien. Perawat perlu memahami tata cara dan etika dalam
memberikan pelayanan transportasi yang benar dan tepat terutama terhadap pasien yang
memiiki keterbatasan dalam mobilisasi dan transpotasi. Pelayanan transportasi pasien
perlu ditingkatkan untuk menjamin kenyamanan dan keselamatan pasien tanpa
menimbulkan sebuah cidera atau menambah cidera yang telah di derita pasien.

B. Teknik Transportasi
Teknik transportasi adalah teknik yang dapat digunakan oleh perawat untuk
memberi perawatan pada klien. Teknik ini membutuhkan mekanika tubuh yang sesuai
sehingga memungkinkan perawat untuk menggerakan, mengangkat atau memindahkan
klien dengan aman, dan juga melindungi perawat dari cedera sistem musculoskeletal,
seperti pemindahan pasien dari satu tempat ke tempat lain, baik menggunakan alat
transport seperti ambulance, dan branker yang berguna sebagai pengangkut pasien gawat
darurat.
1. Pemindahan klien dari tempat tidur ke brankar
Memindahkan klien dri tempat tidur ke brankar oleh perawat membutuhkan
bantuan klien.Pada pemindahan klien ke brankar menggunakan penarik atau kain
yang ditarik untuk memindahkan klien dari tempat tidur ke branker.Brankar dan
tempat tidur ditempatkan berdampingan sehingga klien dapat dipindahkan dengan

2
cepat dan mudah dengan menggunakan kain pengangkat. Pemindahan pada klien
membutuhkan tiga orang pengangkat.
2. Pemindahan klien dari tempat tidur ke kursi
Perawat menjelaskan prosedur terlebih dahulu pada klien sebelum pemindahan.
Kursi ditempatkan dekat dengan tempat tidur dengan punggung kursi sejajar dengan
bagian kepala tempat tidur. Pemindahan yang aman adalah prioritas pertama, ketika
memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi roda perawat harus menggunakan
mekanika tubuh yang tepat.
3. Pemindahan pasien ke posisi lateral atau prone di tempat tidur
a. Pindahkan pasien dari ke posisi yang berlawanan
b. Letakan tangan pasien yang dekat dengan perawat ke dada rentangan yang jauh
dari perawat, sedikit kedepan badan pasien
c. Letakan kaki pasien yang terjauh dengan perawat menyilang di atas kaki yang
terdekat
d. Tempatkan diri perawat sedekat mungkin dengan pasien
e. Tempatkan tangan perawat di bokong dan bantu pasien
f. Tarik badan pasien
g. Beri bantal pada tempat yang diperlukan
C. Jenis – jenis Transportasi
1. Transportasi Gawat Darurat, Setelah penderita diletakan diatas tandu (atau Long
Spine Board bila diduga patah tulang belakang) penderita dapat diangkut ke rumah
sakit.Sepanjang perjalanan dilakukan Survey Primer, Resusitasi jika perlu
a. Mekanikan saat mengangkat tubuh gawat darurat Tulang yang paling kuat ditubuh
manusia adalah tulang panjang dan yang paling kuat diantaranya adalah tulang
paha (femur). Otot-otot yang beraksi pada tutlang tersebut juga paling kuat.
Dengan demikian maka pengangkatan harus dilakukan dengantenaga terutama
pada paha dan bukan dengan membungkukangkatlah dengan paha, bukan dengan
punggung.
b. Panduan dalam mengangkat penderita gawat darurat
1. Kenali kemampuan diri dan kemampuan pasangan kita. Nilai beban yang akan
diangkat secara bersama dan bila merasa tidakmampu jangan dipaksakan.

3
2. Kedua kaki berjarak sebahu kita, satu kaki sedikit didepan kakisedikit
sebelahnya
3. Berjongkok, jangan membungkuk, saat mengangkat.
4. Tangan yang memegang menghadap kedepan.
5. Tubuh sedekat mungkin ke beban yang harus diangkat. Bilaterpaksa jarak
maksimal tangan dengan tubuh kita adalah 50 cm.
6. Jangan memutar tubuh saat mengangkat
7. Panduan diatas berlaku juga saat menarik atau mendorong penderita
2. Transportasi Pasien Kritis, Definisi: pasien kritis adalah pasien dengan disfungsi atau
gagal pada satu atau lebih sistem tubuh, tergantung pada penggunaan
peralatanmonitoring dan terapi.
a. Transport intra hospital pasien kritis harus mengikuti beberapaaturan, yaitu:
1. Koordinasi sebelum transport
 Informasi bahwa area tempat pasien akan dipindahkan telahsiap untuk
menerima pasien tersebut serta membuat rencana terapi
 Dokter yang bertugas harus menemani pasien dankomunikasi antar
dokter dan perawat juga harus terjalinmengenai situasi medis pasien.
 Tuliskan dalam rekam medis kejadian yang berlangsungselama
transport dan evaluasi kondisi pasien
 Profesional beserta dengan pasien: 2 profesional (dokter atau perawat)
harus menemani pasien dalam kondisi serius.
 Salah satu profesional adalah perawat yang bertugas, dengan
pengalaman CPR atau khusus terlatih pada transport pasienkondisi
kritis.
 Profesional kedua dapat dokter atau perawat. Seorang dokter harus
menemani pasien dengan instabilitas fisiologik dan pasien yang
membutuhkan urgent action
2. Peralatan untuk menunjang pasien
 Transport monitor
 Blood presure reader

4
 Sumber oksigen dengan kapasitas prediksi transport, dengantambahan
cadangan30 menit
 Ventilator portable, dengan kemampuan untuk
menentukanvolume/menit, pressure FiO2 of 100% and PEEP with
disconnection alarm and high airway pressure alarm.
 Mesin suction dengan kateter suction
 Obat untuk resusitasi: adrenalin, lignocaine, atropine dan sodium
bicarbonate
 Cairan intravena dan infus obat dengan syringe atau pompa infus
dengan baterai
 Pengobatan tambahan sesuai dengan resep obat pasientersebut3.
3. Monitoring selama transport.
Tingkat monitoring dibagi sebagai berikut : Level 1 = wajib, level 2 =
Rekomendasi kuat, level 3= ideal
 Monitoring kontinu: EKG, pulse oximetry (level 1)
 Monitoring intermiten: Tekanan darah, nadi, respiratory rate (level 1
pada pasien pediatric, Level 2 pada pasien lain.
3. Transport Pasien Rujukan
Rujukan adalah penyerahan tanggung jawab dari satu pelayanan kesehatan ken
pelayanan kesehatan lainnya.
System rujukan upaya kesehatan adalah suatu system jaringan fasilitas pelayanan
kesehatan yang memungkinkan terjadnya penyerangan tanggung jawab secara
timbale-balik atas masalah yang timbul, baik secara vertical maupun horizontal ke
fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau, rasional, dan tidak dibatasi oleh
wilayah administrasi.
a. Tujuan Rujukan
Tujuan system rujukan adalah agar pasien mendapatkan pertolongan pada
fasilitas pelayanan keseshatan yang lebih mampu sehinngga jiwanya dapat
terselamtkan, dengan demikian dapat meningkatkan AKI dan AKB
b. Cara Merujuk
Langkah-langkah rujukan adalah :

5
1. Menentukan kegawatdaruratan penderita
 Pada tingkat kader atau dukun bayi terlatih ditemukan penderita yang
tidak dapat ditangani sendiri oleh keluarga atau kader/dukun bayi, maka
segera dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang terdekat, oleh
karena itu mereka belum tentu dapat menerapkan ke tingkat
kedaruratan.
 Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembatu dan puskesmas. Tenaga
kesehatan yang ada pada fasilitas pelayanan kesehatan tersebut harus
dapat menentukan tingkat kegawatdaruratan kasus yang ditemui, sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawabnya, mereka harus menentukan
kasus manayang boleh ditangani sendiri dan kasus mana yang harus
dirujuk.
2. Menentukan tempat rujukan
Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah pelayanan yang
mempunyai kewenangan dan terdekat termasuk fasilitas pelayanan swasta
dengan tidak mengabaikan kesediaan dan kemampuan penderita.
3. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarga
4. Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju
 Memberitahukan bahwa akan ada penderita yang dirujuk
 Meminta petunjuk apa yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan
dan selama dalam perjalanan ke tempat rujukan
 Meminta petunjuk dan cara penangan untuk menolong penderita bila
penderita tidak mungkin dikirim.
5. Persiapan penderita (BAKSOKUDA)
6. Pengiriman Penderita
7. Tindak lanjut penderita :
 Untuk penderita yang telah dikembalikan
 Harus kunjungan rumah, penderita yang memerlukan tindakan lanjut
tapi tidak melapor.
c. Jalur Rujukan
Alur rujukan kasus kegawatdaruratan :

6
1. Dari Kader Dapat langsung merujuk ke :
 Puskesmas pembantu
 Pondok bersalin atau bidan di desa
 Puskesmas rawat inap
 Rumah sakit swasta / RS pemerintah

2. Dari Posyandu
Dapat langsung merujuk ke :
 Puskesmas pembantu
 Pondok bersalin atau bidan di desa

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Transportasi


1. Gaya Hidup
Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan seseorang karena
gaya hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaan sehari-hari. Perokok berat akan
cenderung mempunyai pola pernapasan pendek. Anak-anak yang senang bermain
akan mengembangkan keterampilan aktivitas lebih cepat dibandingkan anak-anak
yang tidak senang bermain atau kurang aktif.
2. Proses Penyakit atau Cedera
Proses penyakit dapat mempengaruhi kemampuan karena dapat mempengaruhi
fungsi sistem tubuh. Sebagai contoh, orang yang menderita fraktur femur akan
mengalami keterbatasan pergerakkan dalam ekstremitas bagian bawah, cedera pada
urat saraf tulang belakang, pasien pasca operasi atau yang mengalami nyeri
cenderung membatasi gerakan.
3. Kebudayaan
Kemampuan melakukan dapat juga dipengaruhi oleh kebudayaan. Contoh :
orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh memiliki kemampuan yang kuat;
sebaliknya ada orang yang memiliki budaya tertentu dilarang untuk beraktivitas,
misalnya 40 hari sesudah melahirkan tidak boleh keluar rumah.
4. Tingkat Energi

7
Energi adalah sumber untuk melakukan. Agar seseorang dapat melakukan
dengan baik, dibutuhkan energi yang cukup.
5. Usia dan Status Perkembangan
Terdapat perbedaan kemampuan pada tingkat usia yang berbeda. Hal ini
dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan dengan
perkembangan usia. Misalnya orang pada usia pertengahan cenderung mengalami
penurunan aktivitas yang berlanjut sampai usia tua.

E. Masalah Pada Kebutuhan Transportasi


Masalah pada kebutuhan transportasi adalah imobilitas. Imobilitas merupakan
keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang
mengganggu pergerakkan (aktivitas), misalnya mengalami trauma tulang belakang,
cedera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas, dan sebagainya.
Pada keadaan lebih lanjut pasien mengalami perubahan konsep diri serta
memberikan reaksi emosi yang sering tidak sesuai dengan situasi.

F. Tindakan yang Berkaitan dengan Transportasi


1. Mengkaji tingkat intensitas dan frekwensi nyeri dan observasi TTV.
2. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesik.
3. Mengajarkan dan pantau pasien dalam hal penggunaan alat bantu.
4. Mengajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif dan pasif.
5. Memantau TTV
6. Melakukan perawatan terhadap prosedur inpasif seperti infus, kateter, drainase
luka, dll.
7. Melakukan kolaborasi untuk pemberian antibiotik.

8
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Transportasi pasien adalah sarana yang digunakan untuk mengangkut penderita atau
korban dari lokasi bencana ke sarana kesehatan yang memadai.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan transportasi, yaitu gaya hidup, proses
penyakit atau cedera, kebudayaan, tingkat energi, dan usia dan status perkembangan.
Masalah pada kebutuhan transportasi, yaitu perubahan metabolisme,
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, gangguan zat gizi, gangguan fungsi
gastrointestinal, perubahan sistem pernapasan, perubahan kardiovaskular, perubahan sistem
muskuloskeletal, perubahan sistem integumen, perubahan eliminasi, dan perubahan perilaku.
B. Saran
Evaluasi keperawatan yang diharapkan dari hasil tindakan keperawatan untuk mengatasi
masalah transportasi adalah untuk menilai kemampuan pasien dalam penggunaan tubuhnya
dengan baik.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/427047278/Asuhan-Keperawatan-Gangguan-Pemenuhan-
Kebutuhan-Transportasi

https://seputarkuliahkesehatan.blogspot.com/2019/03/sop-assessment-kebutuhan-
transportasi.html?m=1

http://mayamahdarika.blogspot.com/2015/02/makalah-kdm-kebutuhan-dasar-mobilisasi.html?m=1

https://id.scribd.com/presentation/355823681/Konsep-Pemenuhan-Kebutuhan-Mobilisasi-Dan-
Transportasi

10

Anda mungkin juga menyukai