Candi Borobudur
Pengertian
berikut.
7).
dari kata “boro” yang artinya kuno, dan “budur” yang merupakan
Dunia,” menyebutkan sampai saat ini, belum jelas pengertian nama Borobudur.
Dijelaskan pula bahwa Borobudur terdiri dari dua kata yaitu “boro” dan “budur.”
“Boro” berarti kompleks candi dan asrama, sedangkan “budur” berarti di atas.
itu, banyak sekali versi yang mengemukakan tentang definisi Borobudur. Adapun
Jika dikaji secara teliti, maka keterangan yang dikemukakan oleh Moens,
mengenai nama Borobudur. Borobudur yang berarti asrama yang berada di tanah
yang tinggi atau dikatakan sebagai tempat bagi para pengunjung. Tapi haruslah
diketahui bahwa sampai sekarang belum ada keterangan atau penafsiran yang tepart
merupakan bangunan suci agama Buddha yang dibangun diatas bukit di desa budur
yang merupakan tempat pemujaan dan tempat suci bagi Buddha (Sidharta Ghaotama)
atas merupakan bujur sangkar. Bangunan candi terdiri dari sepuluh tingkat. Tiga
tingkat yang paling atas berbentuk lingkaran dengan 3 teras. Teras pertama terdapat
tiga dua berlubang, teras kedua terdapat 24 stupa berlubang, teras ketiga terdapat 16
induk yang merupakan mahkota dari bangunan Candi Borobudur (Soedirman, 1980,
p. 48).
manusia dan kaitannya dengan alam semesta yang diyakini oleh warga Buddha
Kamadhatu
Kamadhatu merupakan alam bawah atau dunia hasrat dan hawa nafsu, dunia ini
menunjukan bahwa manusia terikat pada hasrat dan hawa nafsu, serta cenderung
terpengaruh serta dikuasai oleh hawa nafsu. Gambaran dan deskripsi alam
Kamadhatu secara jelas dalam bentuk relief-relief yang terdapat pada kaki candi
asli yang melambangkan adengan karmawidhangga, yang melukiskan hokum
sebab akibat.
Rupadhatu
Rupadhatu merupakan alam antara dunia rupa. Dunia Rubadhatu mengambarkan
bahwa manusi meninggalkan semua urusan dunia dengan meninggalkan hawa
nafsu dengan segala urusan duniawi. Gambaran tahapan ini dilambangkan
dengan bentuk lorong penghung antara tingkat 1 sampai tingkat 4
Aruphadhatu
Arupadhatu alam atas atau dunia tanpa rupa. Dunia arupadhatu merupakan
gambaran tentang tempat bersemayamnya para dewa. Gambaran tahapan ini
dilambangkan dengan teras bundar tingkat satu, dua, dan tiga, serta kehadiran
stupa induk pada tingkat tertinggi.
Hal yang serupa yang dikemukakan oleh Wardaya, beliau berpendapat bahwa
“Sturuktur Candi Borobudur terdiri dari tiga bagian yakni bagian bawah yang disebut
Kamadhatu, bagian tengah yang disebut dengan rupadhatu dan bagian atas yang
Sebagai sebuah bangunan, Candi Borobudur dapat dibagi dalam tiga bagian
yang terdiri dari kaki atau bagian bawah, tubuh, dan bagian puncak. Pembagian
menjadi tiga tersebut sesuai dengan tiga lambang atau tingkat dalam susunan ajaran
mempunyai tiga unsur. Ketiga unsur tersebut meliputi unsur nafsu, hasrat, atau
Kamadhatu, unsur wujud, rupa, bentuk, atau Rupadhatu, dan unsur tak berwujud,
Fungsi Candi Borobudur hampir sama dengan fungsi candi pada umumnya yaitu
sebagai berikut.
benda suci).
berfungsi untuk memuliakan orang yang telah meninggal dengan sebuah bangunan.
Dalam sebuah bangunan candi bukanlah mayat atau abu jenazah yang dikuburkan,
melainkan bermacam-macam benda, seperti potongan berbagai jenis logam dan batu
akik yang disertai dengan saji-sajian. Semua barang tersebut disatukan dan
ditempatkan pada sebuah wadah yang disebut pripih. Di dalam candi (yang bercorak
Buddha) tidak terdapat peti pripih. Maka dari itu, candi dalam agama Buddha
Selain yang kita ketahui dari fungsi Candi Borobudur sebagai tempat
sembahyang bagi beribadah bagi umat Buddha, ternyata Candi Borobudur juga
merupakan lambang suci umat Buddha. Kesucian itu tercermin dari nilai-nilai agama
yang mengandung rasa rendah hati yang didasari penciptanya. Fungsi lain dari Candi
Candi Borobudur adalah bangunan suci agama Buddha sekaligus tempat ziarah yang
mampu menuntun umat manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan
Relief
Pengertian Relief
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Poerwodarmiinto, 1990, p.
bentuk dan gambar dari permukaan yang rata menjadi timbul. Relief dalam
Relief adalah gambar dalam bentuk ukiran yang dipahat. Relief yang
dipahatkan pada candi biasanya mengandung suatu arti atau melukiskan suatu
ornament tempat sacral tidak hanya dipilih secara acak, tetapi dicari tema-
tema cerita atau ornament lain yang dapat diartikan dengan fungsi keagamaan
dihasilkan dari peninggian kayu atau batu dengan cara teknik pahat atau
belakanginya.
Ditinjau dari segi dan perwujudannya, karya seni relief pada dasarnya
yang dekat. Medium, menunjukkan objek yang sedang, dan tipis untuk
menjadi tiga jenis yaitu: (1) relief rendah, bentuknya tipis karena teknik
pencukilannya diarahkan dalam bentuk-bentuk anatomi plastis dengan bentuk
tipis, (2) relief tinggi, bentuk relief hampir mendekati patung, sehingga
bentuk objek serta backgroundnya tampak agak terpisah, karena media yang
digunakan dalam ukuran yang tebal, (3) relief tembus, bentuk relief yang
bagian dasarnya, sehinga objeknya akan tampak lebih menonjol dan akan
timbul senantiasa berlatar belakang dan kedudukannya lebih tinggi dari latar
belakangnya. Relief juga merupakan bagian dari seni pahat dan hasil
pahatannya tidak selalu mengikuti atau tergantung pada bentuk mata pahat.
Dilihat dari segi fungsi, relief sebagai seni murni karena mampu berdiri
sendiri dan tidak menempel pada suatu benda. Selain dinikmati karena bentuk
Stupa
Pengertian Stupa
struktur kosmik yang menetap terbuat dari batu atau tanah atau material
Bagian-bagian Stupa
Harmika yaitu oagar empat segi stupa memberi peringatan “syurga 33 tahun lambang dari peti
Stambha, tiang yang bertuliskan ayat-ayat kitab subi dari kitab Pali berfungsi sebagai alat
Vedik, pagar yang mengelilingi stupa pada mulanya dibuat dari bahan kayu, pada zamn syurga
Torana, gerbang (jalan/pintu masuk) ke dalam stupa yang berasal dari bahasa Sansekerta.
Mudra
Pengertian Mudra
Mudra dalam bahasa Sansekerta artinya: “lambang” atau “segel” adalah
gestur atau sikap yang bersifat simbolis atau ritual dalam Hinduisme dan
Buddhisme. Mudra adalah gestur spiritual dan penanda energi dan keaslian
dalam ikonografi dan praktik spiritual dalam tradisi agama Dharma serta
Taoisme.
merupakan gestur atau sikap tangan yang bersifat simbolis, spiritual, dan
Mudra di Borobudur
stupa berperforasi yang ada pada tingkatan-tingkatan ke-7, ke-8, dank e-9
yang berdenah bulat. Seluruh arca Dhyani Buddha pada ketiga tingkatan
tersebut duduk dalam sikap wajrasana pula seperti yang berada di dalam
relung-relung, namun sikap tangannya khusus, yaitu dipertemukan di depan
jam dimulai dari sisi Timur, maka mudra arca-arca Buddha di Borobudur
Dharmachakra Wairocana
mudra
Borobudur terdiri dari: (1) Bhumisparsa mudra, (2) Wara mudra, (3) Dhyana
mudra, (4) Abhaya mudra, (5) Witarka mudra, dan (6) Dharmachakra mudra.