Anda di halaman 1dari 25

MALPRESENTASI DAN DISPROPORSI KEPALA PANGGUL (DKP)

Dosen: Suyani, S.ST.,M.Keb

Oleh:
MASRINIH
1610104046

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan rahmat-
Nya sehingga dapat terselesaikannya makalah yang berjudul “Malpresentasi dan DKP
(Disproporsi kepala panggul)”.
Sebagai salah satu tugas praktikum patofiologi dalam kebidanan program
studi kebidanan program sarjana terapan universitas aisyiyah Yogyakarta. Dalam hal
ini, penulis masih banyak kekurangan sehingga mohon kritik dan sarannya agar dapat
membuat makalah yang lebih baik lagi selanjutnya.

Yogyakarta, 16 Desember 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

BAB I ............................................................................................................................ 5
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 5
A. Latar Belakang ................................................................................................... 5
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 6
1. Apa pengertian malpresentasi dan malposisi? ................................................ 6
2. Apa saja jenis jenis malposisi ? ...................................................................... 6
3. Apa pengertian disproporsi kepala panggul ? ................................................ 6
4. Apa Faktor risiko yang menyebabkan disproporsi kepala panggul ? ............. 6
5. Manajemen Kebidanan dan Dokumentasi Kebidanan ? ................................. 6
C. Tujuan ................................................................................................................ 6
1. Untuk mengetahui pengertian malpresentasi? ................................................ 6
2. Untuk mengetahui apa saja jenis jenis malpresentasi ? .................................. 6
3. Untuk mengetahui pengertian disproporsi kepala panggul ? ......................... 6
4. Untuk mengetahui apa saja Faktor risiko yang menyebabkan disproporsi
kepala panggul ? .................................................................................................... 6
5. Untuk mengetahui Bagaimana penatalaksanaan malpresentasi, dan
disproporsi kepala panggul ? ................................................................................. 6
6. Untuk mengetahui Patofisiologi malpresentasi dan DKP ? ........................... 6
D. Manfaat .............................................................................................................. 6
BAB II ........................................................................................................................... 8
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 8
A. Malpresentasi dan Malposisi .............................................................................. 8
1. Pengertian ....................................................................................................... 8
2. Macam-macam malpresentasi ........................................................................ 8
B. Disproporsi Kepala Panggul ............................................................................ 15

3
1. Pengertian ......................................................................................................... 15
2. Tipe/karakteristik panggul ............................................................................ 16
C. Factor resiko yang menyebabkan disproporsi kepala panggul ........................ 16
D. Manajemen Kebidanan dan Dokumentasi Kebidanan ..................................... 20
BAB III ....................................................................................................................... 24
PENUTUP ................................................................................................................... 24
A. Simpulan .......................................................................................................... 24
B. Saran ................................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 25

4
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan, persalinan dan masa nifas merupakan serangkaian proses
reproduksi pada wanita. Hal ini merupakan kejadian normal dalam kehidupan,
akan tetapi memiliki potensi terjadinya patologi pada ibu dan bayi. Angka
Kematian Ibu (AKI) diseluruh dunia diperkirakan 216/100.000 kelahiran
hidup dan angka kematian neonatal turun 47% menjadi 19/1000 kelahiran
hidup (World Health Organization, 2015).
Persalinan normal suatu keadaan fisiologis, normal dapat berlangsung
sendiri tanpa intervensi penolong. Kelancaran persalinan tergantung 5 faktor
”P” utama yaitu power, passage, passanger, psikologi ibu dan penolong saat
bersalin, dan posisi ibu saat persalinan. Dengan adanya keseimbangan atau
kesesuaian antara faktor-faktor "P" tersebut, persalinan normal diharapkan
dapat berlangsung. Bila ada gangguan pada satu atau lebih faktor “P” ini,
dapat terjadi kesulitan atau gangguan pada jalannya persalinan.
Gangguan terhadap jalannya proses persalinan dapat disebabkan oleh
kelainan presentasi, posisi dan perkembangan janin intrauterin. Diagnosa
distosia akibat janin bukan hanya disebabkan oleh janin dengan ukuran yang
besar, janin dengan ukuran normal namun dengan kelainan pada presentasi
intra uterin tidak jarang menyebabkan gangguan proses persalinan.
Disproporsi fetopelvik bukan hanya disebabkan oleh berat badan janin yang
besar, kelainan letak seperti posisio oksipitalis posterior, presentasi muka ,
presentasi dahi juga dapat menyebabkan hambatan persalinan.
Standar pelayanan asuhan persalinan tercakup kedalam 60 Langkah
asuhan persalinan normal. Peran pemerintah dalam manajemen asuhan
persalinan melalui P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi). program ini diharapkan dapat mendeteksi dini adanya

5
komplikasi dan memberikan intervensi secara dini untuk mencegah terjadinya
komplikasi pada masa persalinan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian malpresentasi dan malposisi?

2. Apa saja jenis jenis malposisi ?

3. Apa pengertian disproporsi kepala panggul ?

4. Apa Faktor risiko yang menyebabkan disproporsi kepala panggul ?

5. Manajemen Kebidanan dan Dokumentasi Kebidanan ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian malpresentasi?

2. Untuk mengetahui apa saja jenis jenis malpresentasi ?

3. Untuk mengetahui pengertian disproporsi kepala panggul ?

4. Untuk mengetahui apa saja Faktor risiko yang menyebabkan disproporsi


kepala panggul ?

5. Untuk mengetahui Bagaimana penatalaksanaan malpresentasi, dan


disproporsi kepala panggul ?

6. Untuk mengetahui Patofisiologi malpresentasi dan DKP ?

D. Manfaat
1. Bagi penulis
Untuk meningkatkan pengalaman, wawasan dan pengetahuan mahasiswa

dalam memberikan asuhan kebidanan secara holistic pada ibu bersalin

patologi.

2. Bagi Institusi Pendidikan

6
Sebagai bahan kajian meningkatkan ilmu pengetahuan bagi peserta didik.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Malpresentasi dan Malposisi

1. Pengertian
Malpresentasi adalah semua presentasi janin selain vertex sementara
malposisi adalah posisi kepala janin relatif terhadap pelvis dengan oksiput
sebagai titik referensi, masalah; janin yang dalam keadaan malpresentasi
dan malposisi kemungkinan menyebabkan partus lama atau partus macet.
(Rukiyah. 2010)
Malposisi merupakan posisi abnormal dari vertex kepala janin (dengan
ubun-ubun kecil sebagai penanda) terhadap panggul ibu. Malpresentasi
adalah semua presentasi lain dari janin selain presentasi vertex
(Prawirohardjo.2011)

2. Macam-macam malpresentasi
a. Presentasi Dahi
1) Etiologi
faktor ibu : panggul sempit, multiparitas, perut gantung
faktor janin : janin besar, janin mati, lilitan tali pusat
faktor uterus : plasenta previa, letak uretus yang miring, tumor
leher depan, spasma otot leher rahim
2) Penyebab
Adanya ekstensi parsial kepala janin sehingga terletak lebih tinggi
dari sinsiput.
3) Diagnosis
Pada pemeriksaan abdomen, kepala 3/5 di atas simpisis pubis.
Oksiput lebih tinggi dari sinsiput, tonjolan kepala sepihak dengan

8
punggung janin, DJJ sepihak dengan bagian kecil, dagu dan
oksiput mudah diraba.
Pada pemeriksaan vagina, teraba fontanella anterior dan orbita.
4) Penanganan
Pada presentasi dahi, biasanya kepala tidak turun dan persalinan
macet. Konversi spontan kearah presentasi verteks dan muka
jarang terjadi, khususnya jika janin mati atau kecil. Konversi
spontan biasanya jarang terjadi pada janin hidup dengan ukuran
normal jika ketuban telah pecah.
(a) Jika janin kecil bisa lahir dengan spontan tanpa masalah
(b) Jika janin hidup, lakukan sectio secaria
(c) Jika janin mati dan pembukaan serviks: Tidak lengkap,
lakukan seksio sesaria. Lengkap, lakukan kraniotomi
(d) Jika tidak terampil melakukan kraniotomi, lakukan seksio
sesaria.
5) Komplikasi
ibu : morbiditas meningkat, robekan perinium
janin : mortanitas meningkat 20%, moelase berat, kerusakan otak
yang reversible
b. Presentasi Muka
1) Etiologi
faktor ibu : panggul sempit, multiparitas, perut gantung
faktor janin : janin besar, janin mati, lilitan tali pusat, anensepalus
faktor uterus : plasenta previa, letak uretus yang miring, tumor
leher depan, spasma otot leher rahim
2) Penyebab
Adanya hiperekstensi kepala janin sehingga tidak teraba oksiput
maupun sinsiput pada pemeriksaan vagina.
3) Diagnosis

9
Pada pemeriksaan abdomen, teraba lekukan antara oksiput dan
punggung, tonjolan kepala bertentangan letak dengan bagian kecil
(letak dada), auskultasi DJJ terdengan jelas pada bagian kecil
antara kepala dan tubuh terdapat sudut runcing.
Pada pemeriksaan vagina teraba dagu yang runcing, mulut dengan
gusi yang keras, puncak hidung dan pangkal hidung atau cekungan
orbita.
4) Penanganan
Dagu berfungsi sebagai indikator posisi kepala. Dalam hal ini,
sangatlah penting untuk membedakan posisi dagu depan, di mana
dagu terletak di bagian depan pada rongga panggul ibu, dengan
posisi dagu belakang. Sering terjadi persalinan lama. Kepala bisa
lahir spontan apabila dagu anterior dan fleksi. Presentasi muka
dengan dagu posterior kepala tidak akan turun dan persalinan akan
macet.
Dagu anterior
(a) Jika pembukaan lengkap: Biarkan persalinan spontan, Jika
kemajuan lambat dan tidak terdapat tanda – tanda obstruksi,
percepat persalinan dengan oksitosin, jika kepala tidak turun
dengan baik, lakukan ekstrasi cunam (forseps).
(b) Jika pembukaan tidak lengkap dan tidak ada tanda – tanda
obstruksi: Akselerasi dengan oksitosin, Periksa kemajuan
persalinan secara presentasi verteks.
Dagu posterior
(a) Jika pembukaan serviks lengkap, lahirkan dengan seksio
sesarea
(b) Jika pembukaan serviks tidak lengkap, nilai penurunan, rotasi,
dan kemajuan persalinan. Jika macet, lakukan seksia sesarea

10
(c) Jika janin mati, lakukan kraniotomi (jika terampil), atau seksia
sesarea.
(d) jika janin mati lakukan embriotomi
5) Komplikasi
Ibu : morbiditas meningkat
Janin : mortalitas 2,5 – 5%
c. Presentasi Ganda (Majemuk)
1) Etiologi
Prematuritas, KPD, multiparitas, panggul sempit, bayi kembar,
perut gantung, janin kecil.
2) Penyebab
Terjadi jika prolaps tangan bersamaan dengan bagian terendah
janin, tangan yang mengalami prolaps dan kepala janin terdapat
dirongga panggul secara bergantian.
3) Diagnosis
Pada pemeriksaan vagina eraba 2 bagian (lengan dan kaki), selain
itu kemungkinan juga teraba tali pusat menumbung.
4) Penanganan
Persalinan spontan hanya bisa terjadi jika janin sangat kecil atau
mati dam maserasi. Persalinan macet terjadi pada fesa ekspulsi.
Lengan yang mengalami prolaps, kadang – kadang dapat diubah
posisinya:
(a) Bantulah ibu untuk mengambil posisi knee-chest (posisi
trendelenburg)
(b) Sorong tangan keatas keluar dari simpisis pubis, pertahankan
disanan sampai timbul kontraksi kemudian dorong kepala
masuk kedalam kepanggul
(c) Lanjutkan dengan penatalaksanaan persalinan normal

11
(d) Jika prosedur gagal atau terjadi prolapsus tali pusat, lakukan
seksio sesarea
5) Komplikasi
janin : tali pusat menumbung, prolaps tali pusat
d. Presentasi Bahu
1) Etiologi
Relaksasi berlebihan dinding abdomen akibat multiparitas yang
tinggi, riwayat kehamilan (prematur, gemeli, polihidramniom),
panggul sempit, adanya tumor didaerah panggul yang menutupi
jalan lahir, plasenta previa,.
2) Penyebab
Insiden letak lintang adalah sekitar 1:5000. Letak ini terjadi jika
aksis panjang ibu dan janin membentuk sudut satu sama lain.bayi
dapat langsung berada pada posisi lintang atau miring dengan
kepala atau bokong pada fosa iliaka. Bagian presentasi yang paling
sering adalah bahu.
Penyebab maternal meliputi lemahnya otot uterus, seperti yang
terlihat pada multipara dan anomali uterus. Plasenta previa dan
panggul yang berkontraksi juga meningkatkan resiko.
Penyebab janin meliputi prematuritas dan polihidramnion, yang
dalam kondisi tersebut janin memiliki lebih banyak ruang untuk
mengubah posisi, serta kehamilan multipel.letak melintang lebih
sering terjadi pada bayi kedua dari kehamilan kembar.
3) Diagnosis
Pada pemeriksaan abdomen, perut membuncit kesamping, DJJ
setinggi pesat kanan kiri, fundus lebih rendah dari usia kehamilan
seharusnya. sumbu panjang janin teraba melintang, tidak teraba
bagian besar (kepala atau bokong) pada simpisis pubis. Kepala
biasanya teraba didaerah pinggang. Pada pemeriksaan vagina,

12
dapat teraba bahu, tetapi tidak selalu. Lengan dapat menjadi
prolaps dan siku, lengan atau tangan dapat teraba di vagina.
6) Penanganan
(a) Lakukan versi luar jika ibu pada permulaan inpartu dan
ketuban intak
(b) Jika versi luar berhasil, lanjutkan dengan persalinan normal
(c) Jika versi luar gagal. Atau tidak dianjurkan, lakukan seksia
sesarea. Lakukan pengawasan adanya prolapsus tali pusat. Jika
tali pusat mengalami prolaps dan persalinan belum mulai,
lakukan seksio sesarea.
7) Komplikasi
Ruptur uteri, tali pusat menumbung dan trauma akibat versi
ekstraksi.
e. Presentasi Bokong (Sungsang)
1) Etiologi
ibu : panggul sempit, antropoid, multiparitas.
Janin : Janin kecil, janin besar, gemeli, kepala janin panjang.
Uterus : Plasenta previa, polihidramniom, uteri bicormus
2) Penyebab
Terjadi jika bokong dengan/atau kaki merupakan bagian terendah
janin. Presentasi bokong terbagi menjadi 3 macam, yaitu :
(a) Presentasi bokong sempurna terjadi jika kedua kaki mengalami
fleksi pada panggul dan lutut
(b) Presentasi bokong murni terjadi jika kedua kaki mengalami
fleksi pada panggul dan ekstensi pada lutut
(c) Presentasi kaki terjadi jika sebuah kaki mengalami ekstensi
pada panggul dan lutut
3) Diagnosis

13
Diagnosis ditegakan dengan pemerikasaan abdominal. Pada
palpasi di bagian bawah teraba bagian yang kurang keras dan
kurang bundar, sementara di fundus teraba bagian yang keras,
bundar dan melenting. Denyut jantung janin terdengar di atas
pusat. Pemeriksaan dengan USG atau rontgen dapat mengetahui
letak yang sebenarnya pada pemeriksaan pervaginam teraba bagian
lunak anus juga akan teraba bagian sacrum.
4) Penanganan
Persalinan dianjurkan di rumah sakit di bawah pengawasan dokter
ahli obstetri, anastesi dan ahli anak. Jika ibu tidak partus spontan
pada 40 minggu biasanya dilakukan induksi persalinan.
Kebanyakan dokter ahli kebidanan menganjurkan induksi
persalinan pada 38 minggu, ketika fetus masih agak kecil.
Mekanisme persalinan letak sungsang : Hubungan sacrum
dengan panggul ibu akan menentukan posisi janin, posisinya sama
dengan letak kepala tetapi pada letak sungsang sacrum sebagai
penunjuk.
Persalinan pada presentasi sungsang
1. Persalinan pervaginam:
a. Persalinan sungsang spontan pervaginam (cara Bracht)
b. Ekstraksi bokong parsialis
c. Ekstraksi bokong / kaki totalis
2. Persalinan perabdominal: Sectio Caesar
Indikasi :
a. Janin besar
b. Janin “viable” dengan gawat janin
c. Nilai anak sangat tinggi ( high social value baby )
d. Keadaan umum ibu buruk

14
e. Inpartu tapi dengan kemajuan persalinan yang tidak
memuaskan ( partus lama, “secondary arrest“ dsbnya)
f. Panggul sempit atau kelainan bentuk panggul
g. Hiperekstensi kepala
h. Bila sudah terdapat indikasi pengakhiran kehamilan dan
pasien masih belum inpartu (beberapa ahli mencoba untuk
mengakhiri kehamilan dengan oksitosin drip)
i. Disfungsi uterus (beberapa ahli mencoba untuk mengakhiri
persalinan dengan oksitosin drip)
j. Presentasi bokong tidak sempurna atau presentasi kaki
k. Janin sehat preterm pada pasien inpartu dan atau terdapat
indikasi untuk segera mengakhiri kehamilan atau
persalinan.
l. Gangguan pertumbuhan intrauterine berat
m. Riwayat obstetri buruk
n. Operator tidak berpengalaman dalam melakukan
pertolongan persalinan sungsang spontan pervaginam
o. Pasien menghendaki untuk dilakukan sterilisasi setelah
persalinan ini.
5) Komplikasi
Komplikasi ibu: Perdarahan, Trauma jalan lahir, Infeksi

B. Disproporsi Kepala Panggul

1. Pengertian
Disproporsi kepala panggul yaitu suatu keadaan yang timbul karena tidak
adanya keseimbangan antara panggul ibu dengan kepala janin disebabkan
oleh panggul sempit, janin yang besar sehingga tidak dapat melewati
panggul ataupun kombinasi keduanya (Cunningham, et al., 2014).

15
Ibu hamil dengan risiko tinggi terjadinya disproporsi kepala panggul
seharusnya dibawa ke rumah sakit yang memiliki fasilitas ruangan
operasi sebelum proses persalinan dimulai (Toh-Adam, et al., 2012).

2. Tipe/karakteristik panggul
Tipe panggul menurut Caldwell-Moloy (Rachimhadhi, 2009) :
a) Tipe gynaecoid : bentuk pintu atas panggul seperti elips melintang kiri-
kanan, hampir mirip lingkaran. Diameter anteroposterior kira-kira
sama dengan diameter transversal. Diameter transversal terbesar
terletak ditengah. Dinding samping panggul lurus. Ditemukan pada
45% perempuan. Merupakan jenis panggul tipikal wanita (female
type).
b) Tipe anthropoid : bentuk pintu atas panggul seperti elips membujur
anteroposterior. Diameter anteroposterior lebih panjang daripada
diameter transversal. Dinding samping panggul lurus. Ditemukan pada
35% perempuan. Merupakan jenis panggul tipikal golongan kera (ape
type).
c) Tipe android : bentuk pintu atas panggul seperti segitiga. Diameter
transversal terbesar terletak di posterior dekat sakrum. Dinding
samping panggul membentuk sudut yang makin sempit ke arah bawah.
Bagian belakangnya pendek dan gepeng, bagian depannya menyempit
ke depan. Ditemukan pada 15% perempuan. Merupakan jenis panggul
tipikal pria (male type).
d) Tipe platypelloid : bentuk pintu atas panggul seperti "kacang" atau
"ginjal". Dinding samping panggul membentuk sudut yang makin
lebar ke arah bawah. Jenis ini ditemukan pada 5% perempuan.

C. Factor resiko yang menyebabkan disproporsi kepala panggul


Faktor resiko, yaitu (Surapanthapisit, et al., 2006; Wianwiset, 2011)
1) Taksiran berat janin yang besar

16
2) Tinggi badan ibu
3) BMI sebelum kehamilan dan sebelum kelahiran ≥ 25 kg/m2
4) Kenaikan berat badan selama kehamilan ≥ 16 kg
5) Nullipara
6) Tidak ada pelvimetri yang memadai

1) Penyebab :
a) Faktor Panggul Ibu
Diameter anteroposterior = 12 cm
Diameter transversal = 12,5-13 cm
Diameter obliqua = 13 cm
1) Terdapat panggul-panggul sempit yang umumnya disertai
perubahan dalam bentuknya.
(a) Defek nutrisi dan lingkungan
(1) Defek minor : tepi panggul berbentuk segitiga (android),
tepi panggul datar (platipeloid).
(2) Defek mayor : rakitis, osteomalasia.
(b) Penyakit atau cidera
(1) Spinal (kifosis, skoliosis, spondilolistesis).
(2) Pelvik (tumor, fraktur, karies).
(3) Anggota gerak (atrofi, poliomyelitis pada masa kanak-
kanak, dislokasi panggul kongenital).
(c) Malformasi kongenital
(1) Pelvis naegel dan pelvis robert.
(2) Pelvis asimilasi.
2) Kesempitan pintu masuk panggul
Pintu panggul dapat dikatakan sempit apabila diameternya
lebih kecil 1-2 cm atau lebih. Kesempitan panggul bisa pada
pintu atas panggul, ruang tengah panggul atau pintu bawah

17
panggul, ataupun kombinasi dari ketiganya.
(a) Kesempitan pintu atas panggul
Bila diameter anteroposterior kurang dari 10 cm dan
transversalnya kurang dari 12 cm, maka pintu atas panggul
dianggap sempit.
(b) Kesempitan pintu tengah panggul
Apabila ukurannya distansia interspinarum kurang dari 9,5
cm diwaspadai akan kemungkinan kesukaran dalam
persalinan, ditambah lagi bila ukuran diameter sagitalis juga
pendek.
(c) Kesempitan pintu bawah panggul
Pintu bawah pangul terdiri atas segitiga depan dan segitiga
belakang yang mempunyai dasar yang sama, yakni distansia
tuberum. Bila distansia tuberum dengan diameter sagitalis
posterior kurang dari 15 cm, maka dapat timbul kemacetan
pada kelahiran ukuran normal.
b) Faktor Janin
1) Janin Besar
Rata-rata bayi baru lahir dengan usia cukup bulan (37 minggu-42
minggu) berkisar antara 2.500 gram hingga 4.000 gram. Janin
besar apabila >4.000 gram. Janin dapat terlahir besar karena
beberapa faktor, yaitu pada ibu dengan diabetes gestational, post
term atau pascamaturitas, faktor herediter.
2) Malpresentasi Kepala
Sikap janin yang fisiologis adalah badan dalam keadaan kifose
dan menghasilkan sikap fleksi. Pada sikap ini akan menghasilkan
presentasi belakang kepala. Dengan adanya malpresentasi kepala,
seperti presentasi puncak kepala (defleksi ringan), presentasi dahi
(defleksi sedang), dan presentasi muka (defleksi maksimum),

18
maka kemungkinan akan menimbukan kemacetan dalam
persalinan. Hal ini disebabkan karena kepala tidak dapat masuk
pintu panggul karena diameter kepala pada malpresentasi lebih
besar dari diameter panggul (Rachimhadhi, 2009).
Table diameter kepala janin dan presentasinya
No Diameter Panjang Presentasi
1 Suboksipito bregmatika 9,5 cm Fleksi vertex
2 Suboksipito frontal 10,5 cm Defleksi
vertex parsial
3 Oksipito frontal 11,5 cm Defleksi
vertex
4 Mento vertical 13 cm Dahi
5 Submento bregmatika 9,5 cm Wajah
2) Prognosis
Apabila persalinan dengan disproporsi kepala panggul tanpa tindakan
yang tepat, maka (Mose, et al., 2009) :
Bahaya pada ibu:
a. Partus lama yang sering disertai dengan pecahnya ketuban, bakteri
menyebabkan bakteremia, infeksi intrapartum, dehidrasi, dan asidosis.
b. Apabila kemajuan janin dalam jalan lahir tertahan, menyebabkan
peregangan dan penipisan berlebihan segmen bawah uterus sering
menimbulkan cincin retraksi patologis bandl. Jika tidak segera diambil
tindakan akan menyebabkan ruptur uteri.
c. Dalam disproporsi kepala panggul, bagian terbawah janin akan
menekan tulang dan pintu panggul dengan kuat dan lama yang akan
menimbulkan gangguan sirkulasi dengan akibat terjadinya iskemia dan
kemudian nekrosis pada tempat tersebut. Beberapa hari setelah

19
melahirkan akan terjadi fistula vesikoservikalis, atau fistula
vesikovaginalis, atau fistula rektovaginalis.
d. Peregangan dan pelebaran dasar panggul menyebabkan terjadinya
perubahan fungsional dan anatomik otot, saraf, dan jaringan ikat.

Bahaya pada janin:

a. Partus lama dapat meningkatkan kematian perinatal, ditambah dengan


infeksi intrapartum.
b. Persalinan panggul sempit menyebabkan kaput suksedaneum.
c. Molase (molding) atau lempeng tulang tengkorak yang bertumpang
tindih tidak menimbukan kerugian yang nyata, tetapi apabila terdapat
distorsi yang mencolok, molase dapat menyebabkan robekan
tentorium, laserasi pembuluh darah janin, dan perdarahan intrakranial
janin.
d. Penekanan tulang-tulang panggul pada jaringan di atas tulang kepala
janin, dapat menyebabkan fraktur pada os parietalis.

D. Manajemen Kebidanan dan Dokumentasi Kebidanan


1. Pengertian Asuhan Kebidanan

Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi

tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang

mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil,

masa persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana

(Sulistyoningsih, 2011).

2. Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan yang digunakan yaitu metode SOAP dengan

menggunakan pola pikir 7 langkah Varney.

20
a. Pengkajian

Pengkajian adalah pengumpulan data dasar untuk mengevaluasi

keadaan pasien. Data ini termasuk riwayat kesehatan dan pemeriksaan

fisik. Data yang dikumpulkan meliputi data subyektif dan data obyektif

serta data penunjang. Data Subyektif menggambarkan

pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa.

Data Obyektif menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan

fisik kilen, hasil laboratorium yang telah dirumuskan dalam data fokus

untuk mendukung asuhan.

b. Interpretasi Data

Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat

merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumus dan

diagnosa tujuannya digunakan karena masalah tidak dapat

didefinisikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan

(Varney, 2007).

c. Diangnosa Potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa

potensial berdasarkan masalah dan diagnosa yang telah diindentifikasi.

Langkah – langkah ini membutuhkan antisipasi sambil mengamati

pasien, bila kemungkinan dilakukan pencegahan infeksi. Bidan

21
diharapkan dapat bersiap-siap mencegah diagnosa atau masalah

potensial ini benar-benar terjadi (Varney, 2007).

d. Antisipasi Tindakan Segera

Menentukan kebutuhan klien terhadap tindakan yang segera dilakukan

oleh bidan atau konsultasi, kolaborasi bila diperlukan serta melakukan

rujukan terhadap penyimpangan yang abnormal (Estiwidani, 2008).

e. Rencana Tindakan

Pada langkah ini dilakukan rencana tindakan yang menyeluruh yang

merupakan kelanjutan dari manejemen terhadap diagnosa yang telah

terindetifikasi. Tindakan yang dapat dilakukan berupa observasi,

penyuluhan, atau pendidikan kesehatan.

Setiap rencana harus disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu bidan dan

klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien diharapkan

juga akan melaksanakan rencana tersebut (Estiwidani, 2008).

f. Pelaksanaan

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang

telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan

aman. Yang bidan dilaksanakan oleh semua bidan atau sebagian lagi

oleh kilen atau anggota tim kesehatan lainnya (Varney, 2007).

Pelaksanaan dikerjakan sesuai dengan rencana asuhan yang telah

dibuat.

g. Evaluasi

22
Tujuan evaluasi adalah adanya kemajuan pada pasien setelah
dilakukan tindakan (Estiwidani, 2008).

23
BAB III

PENUTUP
A. Simpulan
Malpresentasi adalah semua presentasi janin selain vertex
sementara malposisi adalah posisi kepala janin relatif terhadap pelvis
dengan oksiput sebagai titik referensi, masalah; janin yang dalam keadaan
malpresentasi dan malposisi kemungkinan menyebabkan partus lama atau
partus macet. (Rukiyah. 2010). Jenis-jenis malpresentasi ialah, presentasi
muka, presentasi dahi, presentasi ganda (majemuk), presentasi bahu,
presentasi bokong (sungsang).
Disproporsi kepala panggul yaitu suatu keadaan yang timbul
karena tidak adanya keseimbangan antara panggul ibu dengan kepala janin
disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar sehingga tidak dapat
melewati panggul ataupun kombinasi keduanya (Cunningham, et al.,
2014). Tipe-tipe panggul yaitu, Tipe gynaecoid, Tipe Android, Tipe
anthropoid.
Dalam kehamilan maupun persalinan jika sudah diketahui
malpresentasi dan disproporsi kepala panggul sebaiknya segera lakukan
rujukan dan dianjurkan melakukan persalinan dengan metode caesarea/
SC, agar menghindari komplikasi yang kemungkinan terjadi.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis masih banyak kesalahan serta
kekurangan, diharapkan bagi penulis selanjutnya dapat
mengembangkan lagi makalah tentang malpresentasi dan disproporsi
kepala panggul.

24
DAFTAR PUSTAKA

Depkes, RI. (2015). Profil Kesehatan Indonesia Rakorpop Kementerian Kesehatan RI


Jakarta, 1 Desember 2015. Jakarta : Depkes.

Dinas Kesehatan DIY. 2017. Profil Kesehatan DIY. Yogyakarta: Dinas Kesehatan

Dinas Kesehatan Kulon Progo. (2018). Profil Kesehatan Tahun 2018 (Data 2017).
Kulon Progo: Dinkes.

Estiwidani, D. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya

Kemenkes, RI. (2016). Profil Kesehatan. Jakarta : Depkes.

Rahmawati, Erna. 2015. Hubungan Pemenuhan Gizi Ibu Nifas Dengan Pemulihan
Luka Perineum. Jurnal Wiyata, Vol.2 No. 1.

Sulistyaningsih. 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan. Yogyakarta: Graha Ilmu


Sulistyawati, Ari. 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidana pada Ibu Nifas. Yogyakarta:
Penerbit Andi

Sunarsih, Tri & Dewi. 2013. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba
Medika
Varney H., et.al. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan (Edisi Bahasa Indonesia). Ed.
Esty Wahyuningsih, et.al. Edisi 4 Volume 1. Jakarta: EGC
World Health Organization. 2015. Trends in Maternal Mortality 1990 to 2015.
Apps.who.int/iris/9789241565141_eng (diakses 10 Maret 2019).

25

Anda mungkin juga menyukai