Skripsi
Oleh:
1111101000083
ABSTRAK
Latar Belakang: Preeklampsia merupakan keadaan yang khas pada kehamilan
yang ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria yang terjadi
setelah usia kehamilan 28 minggu dan belum diketahui penyebabnya. Penyebab
kematian ibu di Kota Tangerang Selatan disebabkan oleh pre-eklampsia/eklampsia
(35,7%). PuskesmasPamulangmerupakan salah satu Puskesmas di Kota
Tangerang Selatan yang mempunyai jumlah komplikasi kehamilan yang paling
tinggi yaitu sebanyak 710 ibu hamil pada tahun 2014.
Tujuan: Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
preeklampsia kehamilan di wilayah kerja PuskesmasPamulang tahun 2014-2015.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi case control. Populasi penelitian
adalah ibu yang tinggal di wilayah kerja PuskesmasPamulang dan telah melakukan
persalinan dan pemeriksaan antenatal care di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah
kerja PuskesmasPamulang pada tahun 2014-2015.Sampel penelitian pada kelompok
kasus dan kontrol diambil secara acak dengan menggunakan teknik simple random
samplingdan menggunakan kreteria inklusi dan eksklusi jumlah sampel diperoleh
sebanyak 120 ibu dengan perbandingan kasus kontrol1:2. Medical record dari buku
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan kuesioner.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara usia
ibu(Pvalue=0,017; OR=2,627; 95% CI= 1,171-5,894), status pendidikan ibu (P
value=0,002; OR=3,548; 95% CI= 1,584-7,948), dan riwayat penyakit hipertensi (P
value=0,000; OR=9,444; 95% CI= 3,891-22,924)dengan kejadian preeklampsia.
Sedangkan faktor yang tidak berhubungan yaitu pekerjaan, pemeriksaan Antenatal
Care, jumlah paritas, jarak kehamilan, riwayat komplikasi kehamilan dan riwayat
penyakit Diabetes mellitus. Oleh karena itu, perlu dilakukannya pemeriksaan
antenatal care ke pelayanan kesehatan sehingga apabila terjadi preeklampsia dapat
ditangani dengan cepat dan tepat.
Kata Kunci: Preeklampsia, antenatal care, karakteristik ibu, riwayat penyakit dan
riwayat komplikasi kehamilan
Daftar Bacaan: 60 (2001-2015)
iv
ABSTRACT
Background: Preeclampsia is special condition followedby edema, hypertension,
and proteinuria, that mostly happens by in 28weeksof pregnancy and still not known
the exact causes. In PamulangCommunity Health Center (CHC),pre eclampsia
caused35.7% maternal deaths. Pamulang CHC is one of the health centers in
SouthTangerangCity that has the highest pregnancy complication that are 710
pregnancy mothers in 2014
Purpose: to know factors related with preeclampsia of pregnancy in the work region
of PamulangCHC in the year of 2014-2015.
Method:This research used case-control study design. The population are mother
who live at the work region of PamulangCHC and have undergone childbirth and
antenatal care servicesin health care facilities at PamulangCHC work region in 2014-
2015. The research sample in the case and control group was drawn by using simple
random sampling technics by using inclusion and exclusion criteria with the number
of sample was 120 mothers with comparison case and control 1:2. The research
instruments are medical records of KIA (Mothers and Children Health) book and
questionnaires.
KATA PENGANTAR
yang telah memberikan rahmat, hidayah dan nikmat yang berlimpah, sehingga
salam penulis haturkan kepada Rasulullah SAW, semoga kita semua mendapatkan
Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini bukan hanya karena usaha penulis
semata, namun banyak pihak yang telah membantu menyelesaikan proposal skripsi
ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulisjuga ingin mengucapkan rasa
terimakasih kepada :
1. Bapak DR. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes selaku dekan Fakultas Kedokteran
2. Ibu Fajar Ariyanti, S.KM, M.Kes selaku Kepala Program Studi Kesehatan
Masyarakat.
3. Ibu Fase Badriah, Ph.D sebagai pembimbing I yang telah banyak memberikan
skripsi.
5. Ibu Hoirun Nisa, M.Kes, Ph.D pembimbing yang telah memberikan masukan
7. Mamah, Papah, dan Nenek serta adik-adikku tersayang (Dede, Bagus, dan
Anggun) yang selalu memberikan dukungan, nasehat serta doa yang selalu
8. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan yang telah memberikan izin
untuk melakukan penelitian di salah satu Puskesmas wilayah kerja Dinas
Kesehatan Kota Tangerang Selatan.
10. Ika Amalia Putri yang selalu setia menemani turun lapangan
11. Teman – teman Promosi kesehatan dan teman-teman kosan Ballans dan juga
semua pihak yang dengan setia memberikan semangat, masukan,
dukungan, dan tempat berbagi ilmu dalam penyusunan proposal skripsi.
Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini masih kurang dari sempurna.Oleh
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Tabel 5.3 Distribusi Karakteristik Ibu pada Kelompok Kasus dan Kontrol di Wilayah
Tabel 5.4 Distribusi Karakteristik Ibu pada Kelompok Kasus dan Kontrol di Wilayah
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Teori ..................................................................................................... 28
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) masih menjadi salah satu masalah kesehatan
ibu dan anak di Indonesia. Tingginya AKI di Indonesia yakni mencapai 359 per
100.000 Kelahiran Hidup (KH), masih jauh dari target Millenium Development
Goals (MDGs) pada tahun 2015 yaitu AKI sampai pada 102 per 100.000 KH atau
1,02 per 1000 KH (SDKI, 2012). Data World Health Organization (WHO) tahun
kesehatan dunia menyatakan bahwa ada sekitar 287.000 kematian ibu pada tahun
2010 yang terdiri atas Afrika Sub-Sahara (56%) dan Asia Selatan (29%) atau
negara-negara Asia Tenggara yaitu 150 ibu per 100.000 kelahiran hidup
Secara global, setiap dua menit di suatu tempat di dunia, seorang perempuan
meninggal akibat komplikasi kehamilan dan kemungkinan bayinya yang baru lahir
untuk bertahan hidup sangat kecil. Pada setiap perempuan yang meninggal, 20
1
2
(OR) sebesar 12,189 apabila variabel komplikasi persalinan dan riwayat penyakit
mengalami kematian 12,198 kali lebih besar daripada ibu yang tidak mengalami
kematian ibu dengan OR sebesar 9,94 (Aeni, 2013). Adapun jenis komplikasi
eklampsia 24%, infeksi 11%, dan komplikasi kehamilan lain 15% (Afdhal dkk,
komplikasi pada persalinannya 2,15 kali dibandingkan ibu yang tidak mengalami
2010).
Kota Tangerang Selatan (Tangsel) juga masih terjadi kematian ibu dimana
pada tahun 2012 terjadi 12 kasus kematian ibu.Sedangkan pada tahun 2013 terjadi
(50%).Di wilayah Kota Tangerang Selatan jumlah kematian ibu paling banyak
kematian ibu. Pada wilayah tersebut, memiliki jumlah ibu hamil (bumil) yang
3
pada tahun 2014 terjadi peningkatan jumlah ibu hamil yang berisiko tinggi
ibu 14% tiap tahun dan dihubungkan dengan angka mortalitas dan morbiditas
neonatal serta angaka maternal yang tinggi (Rinawati, 2010).Di beberapa negara
Inggris sebesar 100 per 1 juta kehamilan (Sumarni, 2014). Di Amerika Serikat
sampai 0,7 persen, sedangkan pada negara maju angka preeklampsia lebih kecil
yaitu berkisar antara 0,05 persen sampai 0,1 persen. Di Indonesia preeklampsia
berat dan eklampsia merupakan penyebab kematian ibu 1,5 persen sampai 25
2010).
4
Padang tahun 2013 pada ibu bersalin, didapatkan ibu yang mengalami
preeklampsia 83,3% terjadi pada usia berisiko (usia <20 tahun dan >35 tahun),
46,4% terjadi pada paritas berisiko (paritas 1 dan >2), 75% pada kehamilan
kembar, 57,1% terjadi pada ibu yang memiliki penyakit obesitas dan 66,7% pada
ibu yang memiliki riwayat diabetes (Hanum, 2013). Sedangkan pada penelitian
kelompok 20-30 tahun sebesar 64,4%, ibu yang memiliki paritas primigravida
sebesar 69,5%, dan pada ibu yang memiliki kehamilan <4 sebesar 76,3%. Sampai
B. Rumusan Masalah
Angka kematian ibu di Indonesia pada 2012 yaitu 359 per 100.000 KH dan
masih jauh daritarget MDGs pada tahun 2015 yaitu AKI sampai pada 102 per
100.000 KH. Wilayah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) juga masih memberikan
sumbangan kematian ibu dimana pada tahun 2012 terjadi 12 kasus kematian ibu.
35,7%. Di wilayah Kota Tangsel jumlah kematian ibu paling banyak terdapat di
wilayah kerja PuskesmasPamulang pada tahun 2013 terjadi 3 kasus kematian ibu.
5
PuskesmasPamulang sebesar 651 orang pada tahun 2013 dan terjadi peningkatan
pada tahun 2014 yakni sebesar 710 orang.Jenis komplikasi kehamilan yang paling
C. Pertanyaan Penelitian
tahun 2014-2015?
6
D. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
E. Manfaat penelitian
kejadian preeklampsiakehamilan.
kehamilan.
F. Ruang Lingkup
sampai november 2015 dengan populasi penelitian yakni semua ibu yang
8
melahirkan pada periode 1 januari 2014 sampai September 2015 sebanyak 843
PuskesmasPamulang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pre-eklampsia
ditandai dengan gejala edema, hipertensi, serta proteinuria yang terjadi setelah
ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias: hipertensi,
proteinuria dan edema, yang kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma. Ibu
B. Gejala-gejala
9
10
sudah dapat dibuat sebagai diagnosa. Penentuan tekanan darah dilakukan minimal
2 kali dengan jarak waktu 6 jam pada keadaan istirahat. Tetapi bila diastolik sudah
mencapai 100 mmHg atau lebih, ini sebuah indikasi terjadi preeklampsia berat.
2. Sakit di ulu hati karena regangan selaput hati oleh haemorrhagia atau edema,
C. Macam-macam preeklampsia
ringan masih dapat berobat jalan dengan diet rendah garam dan kontrol setiap
lebih atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih pada usia kehamilan
b. Proteinuria 5gr per liter atau lebih dalam 24 jam atau kuantitatif 3+
atau 4+
epigastrium
diobati segera maka akan timbul kejang terutama pada saat persalinan.
2010).
12
D. Pencegahan Preeklampsia
yang cukup supaya penyakit tidak menjadi lebih berat, selalu waspada
dengan pelaksanaan pengawasan yang baik pada ibu hamil (Indriani, 2012)
E. Penanganan Preeklampsia
janinnya
preeklampsianya:
1. Preeklampsia ringan
urine (untuk proteinuria), dan kondisi janin.Selain itu Pasien diminta untuk
2. Preeklampsia berat
terhadap penyulit organ yang terlibat dan saat yang tepat untuk
1. Umur
Kehamilan bagi wanita dengan umur muda maupun umur tua merupakan
ibu.Pada Umur 20-35 tahun adalah periode yang aman untuk melahirkan
dengan risiko kesakitan dan kematian ibu yang paling rendah.Penelitian yang
tahun dan >35 tahun memiliki risiko 3,37 kali dibandingkan wanita umur 20-
umur ibu hamil <20 tahun dan >35 tahun berisiko 3,144 kali mengalami
preeklampsia, penelitian Salim (2005) juga menyebutkan usia ibu hamil < 20
tahun atau ≥ 35 tahun berisiko 3,615 kali lebih besar untuk mengalami
hamil dengan usia yang sama berisiko 3,659 kali lebih besar untuk
mengalami preeklampsia.
Pada umur kurang dari 20 tahun, rahim dan panggul seringkali belum
tumbuh mencapai ukuran dewasa.Akibatnya ibu hamil pada umur itu berisiko
akibatnya ibu hamil pada usia itu mempunyai kemungkinan lebih besar
itu, pada wanita usia>35 tahun sering terjadi kekakuan pada bibir rahim
sehingga menimbulkan perdarahan hebat yang bila tidak segera diatasi dapat
(1994), menyatakan bahwa wanita usia remaja yang hamil untuk pertama
kali dan wanita yang hamil pada usia >35 tahun akan mempunyai risiko
2. Pendidikan
mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa.
suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua
(Sulistiyani, 2013).
tahun. Menurut hasil penelitian Nuryani, dkk (2012) menunjukan bahwa ibu
3. Paritas
terhadap kehamilan, telah terbukti bahwa persalinan kedua dan ketiga adalah
persalinan yang paling aman. Pada The New England Journal of Medicine
2014). Paritas 2 sampai 3 merupakan paritas yang paling aman ditinjau dari
ibu yang tidak bekerja dengan tingkat pendapatan yang rendah akan
yang rendah menyebabkan kualitas gizi juga rendah. Kecuali itu pada
terpakai dan untuk kehamilan berikutnya dibutuhkan waktu 2-4 tahun agar
Jarak yang aman bagi wanita untuk melahirkan kembali paling sedikit 2
tahun.Hal ini agar wanita dapat pulih setelah masa kehamilan dan laktasi.Ibu
yang hamil lagi sebelum 2 tahun sejak kelahiran anak terakhir seringkali
kehamilan yang dekat atau kurang dari 24 bulan mempunyai risiko terjadi
preeklampsia berat yaitu 0,92 kali dibandingkan dengan seorang ibu dengan
jarak kehamilan 24 bulan atau lebih. Wanita dengan jarak kelahiran <2 tahun
6. Antenatal care
Kebidanan (SPK).
Kebidanan sangat mempengaruhi kondisi ibu dan janin, baik pada saat
kehamilan, persalinan, maupun masa nifas (0-42 hari) dan neonatus (0-28
dengan hipertensi.
2010). Pada hasil penelitian Langelo, dkk (2013) ibu yang melakukan
Pesuruan Jawa Timur Tahun 2012 dengan p value 0,004 dan ibu yang
d. Pelayanan Standar
kehamilan
“7T”, yaitu:
kehamilan
7. Riwayat komplikasi
Sedangkan menurut penelitian Diana, dkk (2014), diketahui bahwa ibu yang
komplikasi obstetri ibu 5,41 kali lebih besar daripada ibu yang tidak
infertilitas dan hasil akhir yang tidak normal termasuk keguguran, kehamilan
sebelumnya.
8. Penyakit kronik
resiko terjadinya lahir mati, retardasi pertumbuhan janin, dan pre eklampsi
23
akan menjadi lebih besar. Sedangkan ibu yang memiliki penyakit diabetes
G. Kerangka Teori
kematian ibu sebagai keadaan atau hal-hal yang melatarbelakangi dan menjadi
kematian ibu adalah kejadian kehamilan dan komplikasi kehamilan dan persalinan
perilaku sehat, akses terhadap pelayanan kesehatan, dan faktor-faktor lain yang
dalam keluarga dan masyarakat, status keluarga dalam masyarakat, dan status
sulit dicapai, jenis dan kualitas pelayanan yang kurang memadai, serta informasi
24
1. Determinan Proksi
a) Kejadian Kehamilan
dengan total fertility rate (TFR). Bila TFR tinggi maka penurunan kematian ibu
akan sangat dipengaruhi oleh keikutsertaan KB. Sebaliknya bila TFR cukup
penurunan AKI karena kematian ibu berkaitan pula dengan faktor-faktor lain
obstetri tersebut merupakan intervensi jangka pendek, yang hasilnya akan dapat
segera terlihat dalam bentuk penurunan AKI. Namun intervensi ini tidak akan
sebab itu upaya penurunan AKI dalam jangka panjang harus memperhatikan dan
2. Determinan Antara
a) Status kesehatan
Faktor-faktor status kesehatan ibu antara lain status gizi, penyakit infeksi atau
komplikasi.
b) Status reproduksi
tahun dan diatas 35 tahun merupakan usia berisiko untuk hamil dan melahirkan),
jumlah kelahiran (semakin banyak jumlah kelahiran yang dialami oleh seorang
lokasinya tidak strategis atau sulit dicapai oleh para ibu menyebabkan
terhadap informasi.
d) Perilaku sehat
Hal ini antara lain meliputi penggunaan alat kontrasepsi (ibu ber-KB akan
persalinan (ibu yang ditolong oleh dukun berisiko lebih besar untuk mengalami
Disamping hal-hal diatas terdapat keadaan yang mungkin terjadi secara tiba-
tiba dan tak terduga yang dapat menyebabkan terjadinya komplikasi selama
misalnya kontraksi uterus yang tidak adekuat, ketuban pecah dini, dan persalinan
kasep.
27
3. Determinan Kontekstual
sektor formal memiliki akses yang lebih baik terhadap berbagai informasi,
lebih aktif dalam menentukan sikap dan lebih mandiri dalam memutuskan hal
kematian ibu.
kematian ibu.
c) Status masyarakat
Berikut ini merupakan kerangka teori dalam dari McCarthy dan Maine
berikut:
Bagan 2.1
Kematian /
Status Masyarakat Perilaku Sehat
Kecacatan
Kesejahteraan, Sumber Penggunaan KB, Pemeriksaan
daya (dokter, klinik) Antenatal, Penolong Persalinan
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep pada penelitian ini mengacu pada kerangka teori Mc
Carthy dan Maine (1992). Hal ini dilakukan untuk mengetahui kedua hubungan
dipilih sesuai dengan teori determinan kematian ibu dan yang dapat berhubungan
diambil adalah status wanita dalam keluarga dan masyarakat berupa pendidikan
dan pekerjaan Sedangkan pada determinan antara, variabel yang diambil adalah
paritas, jarak kehamilan), dan perilaku pemeriksaan ANC. Berikut ini penjelasan
wanita berada pada umur <20 tahun dan >35 tahun maka risiko kesehatan
29
30
3. Perilaku pemeriksaan antenatal care penting untuk diteliti karena ibu yang
kehamilan. Selain itu, status pekerjaan ibu juga penting untuk diteliti
Berdasarkan kerangka teori yang ada, terdapat variabel yang tidak diteliti
yaitu akses pelayanan kesehatan dan status masyarakat. Variabel ini tidak
RSUD Tangsel, dan Rumah sakit serta tersedianya tenaga kesehatan seperti
Bagan 3.1
Status Kesehatan
Status Reproduksi
Preeklampsia
Perilaku Pemeriksaan antenatal care
a. Definisi Operasional
Tabel 3.1
No Variabel Pengertian Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
1 Preeklampsia Ibu hamil yang memiliki Tekanan Telaah Rekam Medis 0. Preeklampsia Ordinal
darah ≥140/90mmHg dandisertai Dokumen PuskesmasPa 1. Tidak preeklampsia
proteinuria (di atas positif 1) dan mulang
atau edema menyeluruhyang
didiagnosis oleh tenaga kesehatan.
2 Penyakit Responden yang memiliki salah satu Wawancara Kuesioner 0. Ya Ordinal
kronik atau beberapa penyakit kronik seperti 1. Tidak
hipertensi, diabetes mellitusyang di
telah didiagnosis oleh tenaga
kesehatan
3 Riwayat Responden yang pernah mengalami Wawancara Kuesioner 0. Ya Ordinal
komplikasi kompikasi kehamilan pada 1. Tidak
kehamilan sebelumnya
4 Umur Ibu Umur terakhir ibu pada saat Telaah Rekam Medis 0. Tidak berisko (umur Ordinal
Hamil kehamilan yang dinyatakan dalam Dokumen PuskesmasPa ibu 20-35 tahun)
tahun mulang 1. Berisiko (umur ibu <20
tahun dan >35 tahun
(Puspitasari, 2009)
5 Paritas Jumlah kelahiran yang pernah Wawancara Kuesioner 0. Sedikit (≤2) Ordinal
dialami responden 1. Banyak (>2)
(Priani, 2012)
33
6 Jarak Rentang waktu antara kehamilan Wawancara Kuesioner 0. Dekat (<24 bulan) Ordinal
kehamilan terakhir dengan kehamilan 1. Jauh (≥24 bulan)
sebelumnya (Armagustini, 2010)
7 Perilaku Suatu tindakan ibu hamil ke Wawancara Kuesioner 0. Tidak lengkap (<4 kali) Ordinal
Pemeriksaan pelayanan kesehatan untuk 1. Lengkap (≥4 kali)
Antenatal care memeriksakan kehamilannya, sesuai (Sarminah, 2012)
standar yang telah di tetapkan yaitu
minimal frekuensi 4 kali, minimal 1
kali pada triwulan pertama, minimal
1 kali pada triwulan kedua, dan 2
kali pada triwulan ketiga.
8 Pendidikan Ibu Jenjang pendidikan terakhir ibu yang Wawancara Kuesioner 0. Rendah : ≤SMP Ordinal
Hamil pernah diperoleh oleh ibu 1. Tinggi: >SMP
(sukaesih, 2012)
b. Uji Hipotesis
1. Adanya hubungan antara status kesehatan (penyakit kronik dan riwayat
kejadian preeklampsia
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
care, dan karakteristik ibu hamil (pendidikan dan status pekerjaan ibu)dengan
kebidanan pada tahun 2014 sebanyak 710 orang, dengan kejadian preeklampsia
35
36
Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang melahirkan pada periode 1
kehamilannya dan kelompok kontrol yaitu ibu yang tidak mengalami kejadian
kriteria inklusi dan eksklusi pada kelompok kasus adalah sebagai berikut:
1. Kriteria InklusiKasus
preeklampsia.
2. KriteriaEksklusiKasus
c. Ibu yang tidak memiliki buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
sebagai berikut :
4. Kriteria Eksklusi
( √( ) √ )
n= ()
( )
Keterangan: ()()
Tabel 4.1
dengan preeklampsia
untuk kelompok kasus yang diambil pada penelitian ini yaitu 38 orang dan
39
kontrol, 38 x 5%= 1,9=2 dan 76 x 5%= 3,8=4. Sehingga jumlah sampel yang
dibutuhkan pada :
didapat dari pusksmas baik dari kelompok kasus maupun kelompok kontrol
dipisahkan datanya yakni kelompok kasus (97 orang) dan kelompok kontrol
kontrol melalui nama ibu yang didapatkan dari frame sampling rekam medis
1. Data primer
Data primer pada penelitian ini diperoleh langsung dari responden dengan
kronik, dan riwayat kehamilan), status reproduksi (umur, paritas dan jarak
40
2. Data sekunder
Data sekunder penelitian ini diperoleh dari data profil Dinas kesehatan
Kota Tangerang Selatan tahun 2013 dan data rekam medisibu hamil di wilayah
f. Manajemen Data
kriteria inklusi dan eksklusi pada kelompok kasus dan kontrol saat penelitian
dalam penelitian dapat dipastikan telah sesuai dengan kriteria inklusi dan
data pada kuesioner yang telah di coding ke dalam komputer untuk dianalisis
computer. Jika data belum terisi lengkap, maka data tersebut tidak
ini yakni status kesehatan (penyakit kronik dan riwayat komplikasi), status
distribusi.
ibu hamil dengan variabel independen yaitu hamil dengan status kesehatan
ibu hamil (pendidikan dan status pekerjaan ibu) yang dilakukan dengan
menggunakan uji chi square. Hasil analisis bivariat berupa nilai P value dan
42
nilai Odd Ratio (OR). Jika dalam penelitian ini dihasilkan nilai P value
1. Bila tabel 2×2 dijumpai sell expected (harapan) <5 maka tabel yang
2. Bila tabel 2×2 dijumpai sell expected <5 maka tabel yang digunakan
3. Bila tabel 2×2 atau lebih, misalnya 3×2, 3×3, dsb maka tabel yang
interval (CI) yang tidak mencakup nilai 1,0 maka bisa dinyatakan signifikan
Pondok Cabe Ilir. Adapun Jumlah penduduk per Kelurahan adalah sebagai
berikut:
Tabel 5.1
Wilayah Kerja PuskesmasPamulang
No Nama Kelurahan Jumlah Penduduk
1 Pamulang Barat 56.458
2 Pamulang Timur 37.664
3 Pondok Cabe Ilir 23.944
4 Pondok Cabe Udik 36.951
Jumlah 155.017
(Sumber: Data Kecamatan Pamulang Tahun 2014)
Tangerang Selatan.
Ciputat, Kecamatan Setu dan Kota Depok, hal ini yang menyebabkan banyak
43
44
wilayahnya.
Kesehatan Ibu dan Anak, pelayanan KB, pelayanan BPJS dan rujukan,
konsultan gizi dan ASI eksklusif, klinik TB paru, klinik MTBS dan Poli anak,
baik, 7 buah sepeda motor dalam keadaan baik serta 1 buah kendaraan roda
tiga.
B. Analisis Univariat
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Kejadian Preeklampsia Kehamilan di Wilayah Kerja
PuskesmasPamulangKota Tangerang SelatanTahun 2014-2015
Kategori Frekuensi Presentase
(n) (%)
Kejadian Preeklampsia
Preeklampsia 40 33,3
Tidak Preeklampsia 80 66,7
Jumlah 120 100,0
45
sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Kelompok kasus yaitu berjumlah
Sedangkan sampel pada kelompok kontrol yang terdiri dari ibu yang pada masa
Tabel 5.3
Distribusi Karakteristik Ibu pada Kelompok Kasus dan Kontrol di Wilayah
Kerja PuskesmasPamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2014-2015
Pendidikan
Rendah (≤Tamat SMP) 21 (52,5) 19 (47,5) 40 (33,3)
Tinggi (>Tamat SMP) 19 (47,5) 61 (52,5) 80 (66,7)
Jumlah 40 (100,0) 80 (100,0) 120 (100,0)
Pekerjaan
46
Antenatal Care
Lengkap (≥4 Kali) 30 (75,0) 51 (63,8) 81 (67,5%)
Tidak Lengkap (<4 Kali) 10 (25,0) 29 (36,8) 39 (32,5%)
Jumlah 40 (100,0) 80 (100,0) 120 (100,0)
Jumlah Paritas
Berisiko (1 &>3) 16 (40,0) 34 (42,5) 50 (41,7)
Tidak berisiko (2-3) 24 (60,0) 46 (57,5) 70 (58,3)
Jumlah 40 (100,0) 80 (100,0) 120 (100,0)
Jarak kehamilan
Dekat (<24 bulan) 18 (45,0) 39 (48,8) 57 (47,5)
Jauh (≥24 bulan) 22 (55,0) 41 (51,2) 63 (52,5)
Jumlah 40 (100,0) 80 (100,0) 120 (100,0)
usia ibu saat hamil yaitu memiliki usia yang tidak berisiko yakni 55% pada
kelompok kasus dan 76,2% pada kelompok kontrol. Variabel pendidikan ibu,
pekerjaan ibu mayoritas kedua kelompok yakni 90% pada kelompok kasus dan
80% pada kelompok kontrol terjadi pada ibu yang tidak bekerja (ibu rumah
kunjungan lengkap ANC ≥ 4 kali, baik kelompok kasus (75,0%) dan kontrol
(63,8%). Pada variabel jumlah paritas sebagian besar pada kedua kelompok
yaitu memiliki jumlah paritas yang tidak berisiko (2-3 kali) yakni 60% pada
kehamilan ≥ 24 bulan atau ≥2 tahun yakni 55% pada kelompok kasus dan
sebagian besar ibu pada kelompok kasus memiliki riwayat komplikasi sebesar
komplikasi. Variabel riwayat penyakit kronik yang dimiliki ibu seperti penyakit
diabetes mellitus sebesar 87,5% pada kelompok kasus dan 88,8% pada
kelompok kasus 62,5% memiliki penyakit hipertensi dan 85,0% pada kelompok
C. Analisis Bivariat
Tahun 2014-2015
Tabel 5.4
Distribusi Karakteristik Ibu pada Kelompok Kasus dan Kontrol di Wilayah Kerja
PuskesmasPamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2014-2015
Kategori Kasus Kontrol P value OR 95%CI
(Preeklampsia) (tidak
preeklampsia)
n (%) n (%)
Usia Ibu
Berisiko (usia <20 18 (45,0) 19 (23,8) 0,017 2,627 (1,171-5,894)
tahun dan >35 tahun)
Tidak berisiko (usia 22 (55,0) 61 (76,2)
20-35 tahun)
Jumlah 40 (100,0) 80 (100,0)
Pendidikan
Rendah (≤Tamat SMP) 21 (52,5) 19 (47,5) 0,002 3,548 (1,584-7,948)
Tinggi (>Tamat SMP) 19 (47,5) 61 (52,5)
Jumlah 40 (100,0) 80 (100,0)
Pekerjaan
Bekerja 4 (10,0) 16 (20,0) 0,166 0.444 (0,138-1,1431)
Tidak bekerja 36 (90,0) 64 (80,0)
Jumlah 40 (100,0) 80 (100,0)
Antenatal Care
Lengkap (≥4 Kali) 30 (75,0) 51 (63,8) 0,215 1,706 (0,730-3,985)
Tidak Lengkap (<4 10 (25,0) 29 (36,8)
Kali)
Jumlah 40 (100,0) 80 (100,0)
Jumlah Paritas
Berisiko (1 &>3) 16 (40,0) 34 (42,5) 0,793 0,902 (0.417-1,953)
49
Jarak kehamilan
Dekat (<24 bulan) 18 (45,0) 39 (48,8) 0,698 1,163 (0,543-2,490)
Jauh (≥24 bulan) 22 (55,0) 41 (51,2)
Jumlah 40 (100,0) 80 (100,0)
Pada tabel 5.4 menunjukan bahwa baik kelompok kasus maupun kelompok
kontrol sebagian besar ibu memiliki usia yang tidak berisiko yaitu usia 20-35
tahun dengan 55% pada kelompok kasus dan 76,2% pada kelompok kontrol.
Berdasarkan hasil uji chi square, nilai P pada variabel usia adalah 0,017. Hal
50
ini menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara faktor usia dengan
dapat diartikan untuk kelompok usia <20 tahun dan >35 tahun (usia berisiko)
Hasil uji chi square pada variabel pendidikan bernilai P sebesar 0,002. Hal
menyatakan bahwa pendidikan ibu yang rendah mempunyai risiko 3,548 kali
lebih besar mengalami preeklampsia dari pada ibu yang berpendidikan tinggi
(≥SMA).
P value untuk satus pekerjaan dalam hasil uji chi square adalah 0,166
antenatal care memiliki nilai P sebesar 0,215, nilai OR pada variabel ini yaitu
P>0,05 yaitu 0,793 dan nilai OR untuk variabel jumlah paritas yang diperoleh
Jarak kehamilan memilki nilai P yang didapat melalui uji statistik adalah
Nilai P yang didapat melalui uji chi square adalah 0,365.Sehingga tidak
3,044).
Riwayat penyakit kronik pada penelitian ini adalah penyakit hipertensi dan
0,841 sehingga penyakit diabetes mellitus tidak ada hubungan yang signifikan
hipertensi sebesar 9,444 hal tersebut menunjukan bahwa ibu yang memiliki
52
riwayat penyakit hipertensi akan berisiko 9,444 kali lebih besar mengalami
hipertensi.
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
Kehamilan dan karakteristik ibu pada kelompok kasus maupun kontrol tahun
2014-2015, yang mana pada tahun 2015 data diambil sampai bulan September.
1. Adanya data persalinan bulan september 2015 yang belum dilaporkan oleh
3. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapatkan dari dalam rekam
medis pasien, sehingga validitas data dalam penelitian ini sangat bergantung
53
54
4. Ibu yang terdaftar menjadi kelompok kasus banyak yang tidak memiliki buku
kasus dari 843 persalinan yang ada atau 4,74%. Hal ini sesuai yang disebutkan
kecil, yaitu 0,05% sampai 0,1% (Quedarusman, 2013). Penelitian lain yang
dilakukan oleh Agudelo (2000) dibeberapa rumah sakit di Amerika Latin juga
kesehatan dengan cepat dan tepat untuk mencegah terjadinya eklampsia dan
proteinuria), dan kondisi janin setiap bulannya. Selain itu Pasien diminta untuk
janinnya, keluarga dapat mengetahui apa yang harus dilakukannya. Obat anti
1. Faktor Usia
20 sampai 35 tahun (Depkes RI, 2000). Royston dan Armstrong (1994) juga
menyatakan bahwa wanita usia remaja yang hamil untuk pertama kali dan
wanita yang hamil pada usia >35 tahu akan mempunyai resiko yang sangat
56
responden dalam penelitian ini memiliki usia yang tidak berisiko yaitu usia
20-35 tahun sebesar 55,0% pada kelompok kasus dan 76,2% pada kelompok
berumur 28-35 tahun sebanyak 57,6%. Hal tersebut sesuai dengan teori Bobak
(2005), usia 20-35 tahun merupakan termasuk usia reproduksi yang sehat
padaumur ibu 20-35 tahun lebih banyak yaitu 51% dibandingkan dengan
umur ekstrim (<20 dan>35 tahun) yaitu sebanyak 46,7% sedangkan pada
Pada kehamilan <20 tahun, keadaan reproduksi yang belum siap untuk
tahun atau lebih akan terjadi perubahan pada jaringan dan alat reproduksi
serta jalan lahir tidak lentur lagi. Pada usia tersebut cenderung
57
didapatkan penyakit lain dalam tubuh ibu, salah satunya hipertensi dan
Usia ibu yang terlalu muda saat hamil akan memicu resiko kegawatan
dalam menerima kehamilan. Usia ibu yang terlalu tua saat hamil
karena usia akan berdampak langsung pada kondisi ibu saat menjalani
(Sumarni, 2014).
Berdasarkan hasil uji chi square, nilai P pada variabel usia adalah 0,017.
Hal ini menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara faktor usia
dengan batas bawah 1,171 dan batas atas 5,894 pada interval confidence 95%.
Sehingga dapat diartikan untuk kelompok usia<20 tahun dan >35 tahun (usia
dibandingkan dengan usia yang tidak berisiko (usia 20-35 tahun). Hasil
bahwa umur ibu hamil <20 tahun dan >35 tahun berisiko 3,144 kali
mengalami preeklampsia.
Penelitian Salim (2005) juga menyebutkan usia ibu hamil < 20 tahun atau ≥
yang sama berisiko 3,659 kali lebih besar untuk mengalami preeklampsia.
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Langelo, dkk (2013), menunjukan
bahwa wanita usia <20 tahun dan >35 tahun memiliki risiko 3,37 kali
dibandingkan wanita usia 20-35 tahun dengan nilai P value sebesar 0,000
antara umur ibu dengan kejadian preeklampsia. Oleh karena itu, apabila usia
ibu saat hamil termasuk usia yang berisiko maka ibu harus melakukan
2. Faktor Pendidikan
Pendidikan ibu yang tinggi didapat seiring dengan kemajuan ilmu dan
lebih dari 9 tahun sebesar 52,5%. Penelitian ini didukung dengan hasil
penelitian Nuryani, dkk (2012), yang memiliki tingkat status pendidikan yang
cukup. Pada hasil penelitian Langelo (2013) juga didapatkan bahwa tingkat
pendidikan ibu pada kelompok kasus paling banyak terdapat pada ibu dengan
tingkat pendidikan sekolah dasar (SD) yaitu 39,0% dan pada kelompok
kontrol yang paling banyak pada ibu dengan tingkat pendidikan SMA yaitu
39,7%.
Berdasarkan hasil uji chi square diketahui jumlah P value sebesar 0,002
juga yaitu sebesar 3,548 dengan batas bawah 1,584 dan batas atas 7,948 pada
interval confidence 95%. Sehingga dapat diartikan bahwa ibu yang memiliki
3,548 kali lebih besar dibandingkan ibu yang memiliki tingkat pendidikan
yang tinggi. Sehingga perlu adanya dukungan dari tenaga kesehatan untuk
wanita usiasubur (WUS), pasangan usia subur dan keluarga ibu hamil terkait
sangatlah penting terlebih bagi ibu hamil. Dengan pendidikan yang baik
maka sangat membantu ibu hamil dalam mengetahui apa yang terjadi
dalam dirinya dan janinnya sehingga kehamilan akan lebih aman. Sikap
pendidikan dimana ini merupakan salah satu indikator sosial dalam suatu
dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
hipertensi sebesar 9,444 hal tersebut menunjukan bahwa ibu yang memiliki
riwayat penyakit hipertensi akan berisiko 9,444 kali lebih besar mengalami
yang menunjukan bahwa dari hasil analisis uji statistik menggunakan uji chi
square dan perhitungan nilai OR dengan derajat kepercayaan (CI) 95% dapat
diketahui ada hubungan yang signifikan antara kejadian ibu yang memiliki
Penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian Djannah (2010), yang
yang paling besar adalah ibu yang tidak memiliki riwayat hipertensi yaitu
sebesar 83,9%. Selain itu didukung oleh penelitian Astuti (2013), yang
(1,270-19,685).
Sehingga bagi ibu yang hamil dengan memiliki riwayat hipertensi harus
terjadinya preeklampsia dan menjaga kesehatan ibu dan janin, baik pada saat
kehamilan, persalinan, maupun masa nifas (0-42 hari) dan neonatus (0-28
1. Faktor Pekerjaan
adanya aktifitas fisik dan stress yang merupakan faktor resiko terjadinya
preeklampsia.
Variabel pekerjaan ibu mayoritas pada kedua kelompok yakni 90% pada
kelompok kasus dan 80% pada kelompok kontrol terjadi pada ibu yang tidak
bekerja. P value untuk status pekerjaan dalam hasil uji chi square adalah
0,166 menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara status
63
dan nilai OR sebesar 4,580 yang berarti bahwa ibu yang bekerja mempunyai
resiko 4,580 lebih besar mengalami preeklampsia daripada ibu yang tidak
bekerja.
2. Faktor Paritas
Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup atau jumlah anak yang dimiliki
gangguan selama masa kehamilannya terlebih pada ibu yang pertama kali
berisko (1 kali dan >3 kali) pada penelitian ini yaitu terdapat40% kelompok
kasus dan42,5% pada kelompok kontrol. Hasil uji chi square menunjukan
bahwa tidak ada hubungan antara variabel jumlah paritas dengan kejadiaan
variabel jumlah paritas yang diperoleh pada CI 95% yaitu sebesar 0,902
(0,417-1,953).
64
bahwa ibu yang memiliki jumlah paritas berisiko sebesar 56,8% pada
kelompok kasus dan pada kelompok kontrol yaitu sebagian besar terjadi pada
ibu yang jumlah paritas tidak berisko (2-3 kali) yaitu sebesar 55,3% dengan
hasil uji statistik dengan uji chi-square menunjukan tidak terdapat hubungan
OR=1,628). Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
(p= 0.194 >0.05) dengan nilai Odds Ratio1.34. Selain itu menurut penelitian
(Djannah, 2010).
kehamilan ≥ 24 bulan atau ≥2 tahun yakni 55% pada kelompok kasus dan
51,2% pada kelompok kontrol. Jarak kehamilan memilki nilai P yang didapat
menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara jarak kehamilan < 2 tahun
2,07). Jarak antar kehamilan yang terlalu dekat (kurang dari 2 tahun) dapat
Jarak antar kehamilan yang disarankan pada umumnya adalah paling sedikit
dua tahun.
pasangan suami istri bahwa 2 anak pada masing-masing pasangan suami istri
sudah cukup (BKKBN, 2012). Hal ini merupakan salah satu upaya untuk
kehamilan sumber biologis dalam tubuh ibu secara sistematis terpakai dan
untuk kehamilan berikutnya dibutuhkan waktu 2-4 tahun agar kondisi tubuh
66
tahun, kesehatan ibu akan mundur secara progresif. Jarak yang aman bagi
wanita untuk melahirkan kembali paling sedikit 2 tahun.Hal ini agar wanita
dapat pulih setelah masa kehamilan dan laktasi.Ibu yang hamil lagi sebelum 2
kunjungan ANC selama masa kehamilan secara teratur, maka ibu hamil telah
saran pola makan dan aktivitas fisik yang sesuai dan dukungan psikologis
(Ernawati.,dkk, 2011).
dini, sehingga tatalaksana dan penanganan dapat dilakukan dengan cepat dan
tepat. Selain itu, Ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC secara teratur
kunjungan lengkap ANC ≥ 4 kali, baik kelompok kasus (75,0%) dan kontrol
memiliki nilai P sebesar 0,215, nilai OR pada variabel ini yaitu sebesar 1,706
kelompok penderita yang melakukan ANC kurang dari 4 kali (< 4 kali) yaitu
melakukan ANC lebih dari dan sama dengan kali (≥4) kali. Hal ini juga
preeklampsia/eklampsia.
gejala dan tanda yang berkembang selama kehamilan. Jika ibu tidak
kronis akan sulit dibuat karena tekanan darah biasanya menurun selama
2012 dengan p value 0,004 dan nilai OR=5,700 sehingga ibu yang memiliki
komplikasi obstetric ibu 5,41 kali lebih besar daripada ibu yang tidak
berikutnya.
kontrol yakni 56,2% tidak memiliki riwayat komplikasi. Nilai P yang didapat
melalui uji chi square adalah 0,365.Sehingga tidak ada hubungan yang
didukung dengan penelitian Resmi (2013), hasil uji statistik dengan ujichi
square menunjukan bahwa nilai p= 0.632 > α = 0.05 hal ini berarti tidak
berarti ibu hamil yang memiliki Bad Obstetric History memiliki risiko
sebesar 36,0%, dan yang tidak mengalami preeklampsia hanya berat 6,0%.
Sedangkan pada responden yang tidak ada riwayat preeklampsia yang tidak
untuk mengalami preeklampsia berat. Hasil uji chi square diperoleh bahwa
70
dari nilai OR nya dapat disimpulkan bahwa ibu yang mengalami hamil
berat dibandingkan dengan seorang ibu hamil yang tidak ada riwayat
preeklampsia.
insulin dalam jumlah yang cukup atau sebaliknya, tubuh kurang mampu
karbohidrat dalam tubuh ibu yang diperlukan untuk energi lebih dari biasanya
membuat hormone insulin dalam tubuh tidak mencukupi. Peran hormone ini
yaitu untuk mengendalikan kadar gula dalam darah yang diubah dari
kenaikan kadar gula darah. Diabetes bawaan maupun diabetes yang didapat
selama hamil bisa berakibat buruk bagi kehamilan dan berisko terjadinya
diabetes mellitus sebesar 87,5% pada kelompok kasus dan 88,8% pada
diketahui nilai P adalah 0,841 sehingga penyakit diabetes mellitus tidak ada
mellitus yaitu sebesar 85,7% pada kelompok kasus dan sebesar 94,29% pada
memiliki riwayat diabetes mellitus hanya 4% dari 148 ibu hamil yang diteliti.
preeklampsia sebanyak 40,7%. Dari hasil uji chi square menunjukkan bahwa
BAB VII
A.S Simpulan
Berdasarkan Hasil Penelitian mengenai Faktor-faktor yang Berhubungan
sebagai berikut:
preeklampsia.
dan tidak ada hubungan yang signifikan antara riwayat penyakit Diabetes
pada variabel paritas dan jarak kehamilan menunjukan tidak adanya hubungan
(63,8%). Melalui uji chi-square maka diketahui tidak ada hubungan yang
B. Saran
preeklampsia
75
maupun kelompok terkait dampak preeklampsia bagi ibu dan janin, faktor
seharusnya tidak hanya dilakukan pada ibu hamil, melainkan pada Wanita
Usia Subur, Pasangan Usia Subur dan keluarga ibu hamil. Kegiatan
faktor risiko terhadap kejadian preeklampsia seperti ibu yang hamil pada
usia<20 tahun dan ≥35 tahun dan ibu yang memiliki riwayat penyakit
hipertensi.
secara rutin ke tempat pelayanan kesehatanatau sesuai standar (≥4 kali) untuk
preeklampsia saat kehamilan dapat ditangani secara cepat dan tepat oleh tenaga
kesehatan. Selain itu, ibu juga harus menjaga status gizi selama kehamilannya
dengan cara mengkonsumsi makanan yang bergizi, istirahat yang cukup dan
4. Peneliti selanjutnya
Daftar Pustaka
Aeni, Nurul. 2013. Faktor Risiko Kematian Ibu. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional Volume 7 Nomor 10. Halaman 453-459
Afdhal, Muh dkk.2012. Faktor Risiko Perencanaan Persalinan Terhadap Kejadian
Komplikasi Persalinan di Kabupaten Pinrang Tahun 2012. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Universitas Hasanuddin
Armagustini, Yetti. 2010. Determinan Kejadian Komplikasi Persalinan Di Indonesia
(Analisis Data Sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun
2007). Skripsi. Program Pascasarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia
Artikasari, Kurniawati. 2009. Hubungan Antara Primigravida dengan Angka
Kejadian Preeklampsia/Eklampsia di RSUD Dr. Moewadi Surakarta
Periode 1 Januari-31 Desember 2008. Fakultas Kedokteran, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Asrianti, Tanti. 2009. Faktor Risiko Kejadian Preeklampsia pada Ibu Melahirkan
di RSIA Siti Fatimah Makassar. Skripsi. Universitas Hasanuddin Makassar
Astuti, Sri Lestari Dwi. dkk. 2013. Analisis Faktor Risiko yang Terjadinya
Preeklampsia Berat Pada Ibu Hamil Trimester Ketiga. Jurnal Terpadu Ilmu
Kesehatan. Volume 2.Nomor 2, Nopember 2013. Halaman 41-115
Bobak, Lowdermik dan Jensen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta:
EGC
Christina, Dilla. 2013. Hubungan Kualitas Pelayanan Antenatal dengan Komplikasi
Persalinan Wilayah Perdesaan di Indonesia (Analisis Data Sekunder Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2007). Tesis. Universtas
Indonesia; Depok
78
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013
Langelo, Wahyuny. dkk. 2013. Faktor Risiko Kejadian Preeklampsia di RSKD Ibu
dan Anak Siti Fatimah Makassar Tahun 2011-2012.Jurnal. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
Lockhart, Anita dan Lyndon Saputra.2014. Asuhan Kebidanan Kehamilan
Fisiolologis & Patologis.Binapura Aksara Publisher. Halaman 13- 15 dan
226
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta. EGC
Nugroho, Antonius Joko. 2008. Sosial Ekonomi Rendah Merupakan Salah Satu
Predisposisi Kejadian Preeklampsia. Skripsi. Fakultas Kedokteran,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
80
Retnowati, Indah dan Asid Dwi Astuti. 2010. Hubungan penerapan program
perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) oleh ibu hamil
dengan upaya pencegahan komplikasi kehamilan di Puskesmas Sidorejo
Kidul Salatiga. Jurnal Kebidanan. Volume II Nomor 02, 2010. Halaman 39-
51
Rinawati, Silvia. 2010. Hubungan Antara Preeklampsia dengan Persalinan Prematur
di RSUD Dr. Soesilo Kabupaten Tegal.Skripsi. Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian kesehatan RI tahun 2013
Riskesdas. 2013. KuesionerRiset Kesehatan Dasar 2013. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian kesehatan RI tahun 2013
Ritonga, Fatimah Jahra. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil dalam
Melakukan pemeriksaan Antenatal Care Di Desa Tanjung Rejo Kec. Percut
Sei Tuan Kab.Deli serdang Tahun 2012.Skripsi. Universitas Sumatera Utara
Rostika, Asri Deny. 2012. Kejadian Preeklampsia dan Hubungan Konsumsi Kalsium
serta Faktor-Faktor Terkait pada Ibu Hamil Trimester II dan III di RSUD
Dr.R. Soedarsono Kota Pasuruan Jawa Timur Tahun 2012.Skripsi. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Depok
Rozanna. F. R., dkk. (2009). Risk Factors of Early and Late Onset Preeclampsia
among Thai Women, Journal Medical Assocciation
Rozikhan. 2007. Faktor-faktor Risiko Terjadinya Preeklampsia Berat di Rumah Sakit
Dr. H. Soewondo Kendal. Tesis. Program Studi Magister Epidemiologi
Universitas Diponegoro Semarang
Sa’adah, Niswatus. 2013. Hubungan Antara Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil
dengan Angka Kejadiaan Preeklampsia di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Naskah Publikasi. Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Salim, Adriani, R. 2005. Faktor Risiko Kejadian Preeklampsia di Rumah Sakit Ibu
dan Anak St. Fatimah Makassar. Skripsi. Universitas Hasanuddin Makassar
82
Sari, Puti., dkk. 2014. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap risiko kehamilan “4
terlalu (4T)” pada wanita usia 10-59 tahun (Analisis Riskesdas
2010)”.Jurnal Media Litbangkes.Volume 24 nomor 3, 2014. Halaman 143-
152
Sarminah. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Antenatal
Care di Provinsi Papua Tahun 2010.Skripsi. Program Sarjana Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia
SDKI.2012. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012. Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana Nasional Kementerian Kesehatan
SDKI.2012. Kuesioner Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012. Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Kementerian Kesehatan
Sukaesih, Sri. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan Ibu
Hamil Mengenai Tanda Bahaya dalam Kehamilan di Puskesmas Tegal
Selatan Kota Tegal Tahun 2012. Skripsi. Program sarjana Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia
Sulistiyani, Dwi. 2013. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Mengnai
Perubahan Fisik Saat Kehamilan di BPM Anik Suroso Mojosongo Surakarta
Tahun 2013. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: STIKes Kusuma Husada
Sumarni, Sri. 2014. Hubungan Gravida Ibu dengan Kejadian Preeklampsia. Jurnal
Kesehatan Wiraraja Medika
Supriandono, Agung. 2001. Faktor Risiko Terjadinya Preeklampsia Berat di RSUP
Dr. Sardjito Yogyakarta. Skripsi
Sutrimah., dkk. 2014. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Preeklampsia Pada Ibu Hamil di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah
Semarang
Quedarusman, Hermanto. Dkk. 2013.Hubungan Indeks Massa Tubuh Ibu dan
Peningkatan Berat Badan Saat Kehamilan dengan Preeklampsia.Jurnal e-
Biomedik (eBM). Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, halaman 305-311
83
Unicef. 2012. Resiko Kematian Ibu dan Anak Indonesia Masih Tinggi Walaupun
Angka Kematian Sudah Menurun. Diakses pada 23 September 2014 dari
http://www.unicef.org/indonesia/id/media_18818.html
Widyaningrum, Siti. 2012.Hubungan Antara Konsumsi Makanan dengan Kejadian
Hipertensi Pada Lansia. Skripsi.Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Jember.
Lampiran 1
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN IKUT SERTA DALAM
PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, ...................................2015
(.....................................................)
Lampiran 2
Lembar Kuesioner
Ya Tidak
a. Pernafasan sesak
b. Kejang
c. Demam/Panas
d. Anemia
e. Nyeri kepala hebat
f. Nyeri perut hebat
g. Pendarahan (>2 kain)
h. Masalah pada janin
i. Bengkak kaki/badan
j. Keluhan pecah dini
k. Persalinan >24 jam
l. Hipertensi
m. Lainnya
n. Tidak ada komplikasi
H2 Pada kehamilan sebelumnya apakah 1. Ya
ibu pernah mengalami komplikasi 2. Tidak Pernah
persalinan?
Hasil SPSS
A. Analisis Univariat
1. Kejadian Preeklampsia
kejadian_preeklampsia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
2. Usia
usia_ok
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
3. Pendidikan
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
5. paritas
paritas_baru
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Ajumlahsel
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
6. Jarak Kehamilan
jarak_kehamilan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
7. Antenatal Care
antenatal_care
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
8. Riwayat komplikasi
Riwayatkomplikasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
riwayat_DM
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
riwayat_hipertensi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
B. Analisis Bivariat
Cases
antenatal_care *
120 100.0% 0 .0% 120 100.0%
kejadian_preeklampsia
riwayat_DM *
120 100.0% 0 .0% 120 100.0%
kejadian_preeklampsia
riwayat_hipertensi *
120 100.0% 0 .0% 120 100.0%
kejadian_preeklampsia
jarak_kehamilan *
120 100.0% 0 .0% 120 100.0%
kejadian_preeklampsia
paritas *
120 100.0% 0 .0% 120 100.0%
kejadian_preeklampsia
tk_pend *
120 100.0% 0 .0% 120 100.0%
kejadian_preeklampsia
pekerjaan *
120 100.0% 0 .0% 120 100.0%
kejadian_preeklampsia
riwayatkomplikasi *
120 100.0% 0 .0% 120 100.0%
kejadian_preeklampsia
usia_ok *
120 100.0% 0 .0% 120 100.0%
kejadian_preeklampsia
1. Usia
Crosstab
kejadian_preeklampsia
tidak
preeklampsia preeklampsia Total
% within
76.2% 55.0% 69.2%
kejadian_preeklampsia
berisiko Count 19 18 37
% within
23.8% 45.0% 30.8%
kejadian_preeklampsia
% within
100.0% 100.0% 100.0%
kejadian_preeklampsia
Chi-Square Tests
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,33.
Risk Estimate
For cohort
kejadian_preeklampsia = .545 .335 .887
preeklampsia
2. Pendidikan
Crosstab
kejadian_preeklampsia
tidak
preeklampsia preeklampsia Total
% within
76.2% 47.5% 66.7%
kejadian_preeklampsia
rendah Count 19 21 40
% within
23.8% 52.5% 33.3%
kejadian_preeklampsia
% within
100.0% 100.0% 100.0%
kejadian_preeklampsia
Chi-Square Tests
Risk Estimate
For cohort
kejadian_preeklampsia = 1.605 1.133 2.273
tidak preeklampsia
For cohort
kejadian_preeklampsia = .452 .277 .739
preeklampsia
3. Pekerjaan
Crosstab
kejadian_preeklampsia
tidak
preeklampsia preeklampsia Total
% within
80.0% 90.0% 83.3%
kejadian_preeklampsia
bekerja Count 16 4 20
% within
20.0% 10.0% 16.7%
kejadian_preeklampsia
% within
100.0% 100.0% 100.0%
kejadian_preeklampsia
Chi-Square Tests
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,67.
Risk Estimate
For cohort
kejadian_preeklampsia = .800 .614 1.042
tidak preeklampsia
For cohort
kejadian_preeklampsia = 1.800 .721 4.493
preeklampsia
4. Antenatal care
Crosstab
kejadian_preeklampsia
tidak
preeklampsia preeklampsia Total
% within
36.2% 25.0% 32.5%
kejadian_preeklampsia
lengkap Count 51 30 81
% within
63.8% 75.0% 67.5%
kejadian_preeklampsia
kejadian_preeklampsia
tidak
preeklampsia preeklampsia Total
% within
36.2% 25.0% 32.5%
kejadian_preeklampsia
lengkap Count 51 30 81
% within
63.8% 75.0% 67.5%
kejadian_preeklampsia
% within
100.0% 100.0% 100.0%
kejadian_preeklampsia
Chi-Square Tests
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,00.
Risk Estimate
For cohort
kejadian_preeklampsia = .692 .378 1.268
preeklampsia
5. Paritas
paritas_baru * kejadian_preeklampsia Crosstabulation
kejadian_preeklampsia
tidak
preeklampsia preeklampsia Total
% within
57.5% 60.0% 58.3%
kejadian_preeklampsia
berisiko Count 34 16 50
% within
42.5% 40.0% 41.7%
kejadian_preeklampsia
% within
100.0% 100.0% 100.0%
kejadian_preeklampsia
Chi-Square Tests
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16,67.
For cohort
kejadian_preeklampsia = .966 .749 1.247
tidak preeklampsia
For cohort
kejadian_preeklampsia = 1.071 .638 1.799
preeklampsia
6. Jarak kehamilan
Crosstab
kejadian_preeklampsia
tidak
preeklampsia preeklampsia Total
% within
48.8% 45.0% 47.5%
kejadian_preeklampsia
jauh Count 41 22 63
% within
51.2% 55.0% 52.5%
kejadian_preeklampsia
% within
100.0% 100.0% 100.0%
kejadian_preeklampsia
Chi-Square Tests
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19,00.
Risk Estimate
For cohort
kejadian_preeklampsia = 1.051 .817 1.354
tidak preeklampsia
For cohort
kejadian_preeklampsia = .904 .543 1.505
preeklampsia
7. Riwayat komplikasi
Crosstab
kejadian_preeklampsia
tidak
preeklampsia preeklampsia Total
% within
56.2% 47.5% 53.3%
kejadian_preeklampsia
ya Count 35 21 56
% within
43.8% 52.5% 46.7%
kejadian_preeklampsia
kejadian_preeklampsia
tidak
preeklampsia preeklampsia Total
% within
56.2% 47.5% 53.3%
kejadian_preeklampsia
ya Count 35 21 56
% within
43.8% 52.5% 46.7%
kejadian_preeklampsia
% within
100.0% 100.0% 100.0%
kejadian_preeklampsia
Chi-Square Tests
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18,67.
Risk Estimate
For cohort
kejadian_preeklampsia = 1.125 .869 1.456
tidak preeklampsia
For cohort
kejadian_preeklampsia = .792 .477 1.314
preeklampsia
kejadian_preeklampsia
tidak
preeklampsia preeklampsia Total
% within
88.8% 87.5% 88.3%
kejadian_preeklampsia
ya Count 9 5 14
% within
11.2% 12.5% 11.7%
kejadian_preeklampsia
% within
100.0% 100.0% 100.0%
kejadian_preeklampsia
Chi-Square Tests
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,67.
Risk Estimate
95% Confidence Interval
For cohort
kejadian_preeklampsia = 1.042 .690 1.574
tidak preeklampsia
For cohort
kejadian_preeklampsia = .925 .435 1.964
preeklampsia
b. Penyakit Hipertensi
Crosstab
kejadian_preeklampsia
tidak
preeklampsia preeklampsia Total
% within
85.0% 37.5% 69.2%
kejadian_preeklampsia
ya Count 12 25 37
% within
15.0% 62.5% 30.8%
kejadian_preeklampsia
% within
100.0% 100.0% 100.0%
kejadian_preeklampsia
Chi-Square Tests
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,33.
Risk Estimate
For cohort
kejadian_preeklampsia = 2.526 1.569 4.066
tidak preeklampsia
For cohort
kejadian_preeklampsia = .267 .161 .445
preeklampsia