P
DENGANMASALAHKEPERAWATAN UTAMA GANGGUAN PERSEPSI
SENSORI: HALUSINASI PENGLIHATAN DAN PENDENGARAN DIRSJ
MAGELANG
DisusunOleh:
LAZIMATUL KARIMAH
A01802438
1. Definisi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami
perubahan sensori, seperti merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaan atau penghiduan. Klien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak
ada. (WHO, 2016)
Halusinasi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh proses
diterimanya, stimulus oleh alat indra, kemudian individu ada perhatian, lalu diteruskan
ke otak dan baru kemudian individu menyadari tentang sesuatu yang dinamakan persepsi
(Yosep, 2016)
2. Etiologi
a. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi adalah factor resiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber
yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stress. Diperoleh baik dari klien
maupun keluarganya. Factor predisposisi dapat meliputi factor perkembangan, sosiokultural,
biokimia, psikologis, dan genetic. (Yosep, 2009)
1) Faktor perkembangan
Jika tugas perkembangan mengalami hambatan dan hubungan interpersonal
terganggu, maka individu akan mengalami stress dan kecemasan.
2) Faktor sosiokultural
Berbagai factor dimasyarakat dapat menyebabkan seseorang merasa
disingkirkan, sehingga orang tersebut merasa kesepian dilingkungan yang
membesarkannya.
3) Faktor biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terhadap terjadinya gangguan jiwa. Jika
seseorang mengalami stress yang berlebihan, maka didalam tubuhnya akan
dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia seperti
buffofenon dan dimethytrenferase (DMP).
4) Faktor psikologis
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggungjawab mudah terjerumus pada
penyalahgunaan zat adiktif. Berpengaruh pada ketidakmampuanklien dalam
mengambil keputusan demi masa depannya. Klien lebih memilih kesenangan
sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam hayal.
5) Faktor genetic
Gen yang berpengaruh dalam skizofrenia belum diketahui, tetapi hasil studi
menunjukkan bahwa factor keluarga menunjukkan hubungan yang sangat
berpengaruh pada penyakit ini.
b. Factor presipitasi
Respon klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan, penasaran, tidak aman,
gelisah, bingung, dan lainnya.
Menurut Rawlins dan Heacock, 1993 halusinasi dapat dilihat dari 5 dimensi yaitu :
1) Dimensi fisik
Halusinasi dapat timbul oleh kondisi fisik seperti kelelahan yang luar biasa,
penyalahgunaan obat, demam, kesulitan tidur.
2) Dimensi emosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas masalah yang tidak dapat diatasi
merupakan penyebab halusinasi berupa perintah memaksa dan menakutkan.
3) Dimensi intelektual
Halusinasi merupakan usaha dari ego untuk melawan implus yang menekan
merupakan suatu hal yang menimbulkan kewaspadaan yang dapat mengambil
seluruh perhatian klien.
4) Dimensi sosial
Klien mengalami interaksi sosial menganggap hidup bersosialisasi di alam nyata
sangat membahyakan. Klien asyik dengan halusinasinya seolah merupakan
temapat memenuhi kebutuhan dan interaksi sosial, kontrol diri dan harga diri
yang tidak di dapatkan di dunia nyata.
5) Dimensi spiritual
Secara spiritual halusinasi mulai denga kehampaan hidup, ritinitas tidak
bermakna, hilangnya aktifitas ibadah dan jarang berupaya secara spiritual untuk
menyucikan diri.
5. Mekanisme koping
Mekanisme koping merupakan tiap upaya yang diarahkan pada pengendalian stress,
termasuk upaya penyelesaian masalah secara langsung dan mekanisme pertahanan lain
yang digunakan melindungi diri. Mekanisme koping menurut Yosep, 2009 meliputi
cerita dengan orang lain (asertif), diam (represi/supresi), menyalahkan orang lain
(sublimasi), mengamuk (displacement), mengalihkan kegiatan yang bermanfaat
(konversi), memberikan alasan yang logis (rasionalisme), mundur ke tahap
perkembangan sebelumnya (regresi), dialihkan ke objek lain, memarahi tanaman atau
binatang (proyeksi).
6. Penatalaksanaan
a. Medis (Psikofarmako)
1) Chlorpromazine
a) Indikasi
Indikasi obat ini utnuk sindrom psikis yaitu berdaya berat dalam kemampuan
menilai realitas, kesadaran diri terganggu, daya ingat norma social dan tilik diri
terganggu. Berdaya berat dalam fungsi-fungsi mental seperti: waham dan halusinasi.
Gangguan perasaan dan perilaku yang aneh atau tidak terkendali, berdaya berat dalam
fungsi kehidupan sehari-hari seperti tidak mampu bekerja, hubungan social dan
melakukan kegiatan rutin.
b) Mekanisme kerja
Memblokade dopamine pada reseptor pasca sinap di otak, khususnya system ekstra
c) Efek samping
- Sedasi, dimana pasien mengatakan merasa melayang-layang antar sadar atau tidak
sadar.
- Gangguan otonomi (hipotensi) antikolinergik atau parasimpatik, seperti mulut
kering, kesulitan dalam miksi dan defekasi, hidung tersumbat, mata kabur, tekana
intraokuler meninggi, gangguan irama jantung.
- Gangguan ektrapiramidal seperti : distonia akut, akathsia syndrome
parkinsontren, atau bradikinesia regiditas.
d) Kontra indikasi
Kontra indikasi obat ini seperti penyakit hati, penyakit darah, epilepsi (kejang,
perubahan kesadaran), kelainan jantung, febris (panas), ketergantungan obat, penyakit
SSP (system saraf pusat), gangguan kesadaran disebabkan oleh depresan.
e) Penggunaan obat
Penggunaan obat pada klien dengan kondisi akut di berikan 3x100mg. Apabila
kondisi klien sudah stabil dosisnya di kurangi menjadi 1x100mg pada malam hari saja.
2) Haloperidol (HLP)
a) Indikasi
Indikasi dalam pemberian obat ini, yaitu pasien yang berdaya berat dalam
kemampuan menilai realitas, baik dalam fungsi mental dan dalam fungsi
kehidupan sehari-hari.
b) Mekanisme kerja
Obat anti psikis ini dapat memblokade dopamine pada reseptor pasca sinaptik
neuron di otak, khususnya system limbic dan system pyramidal.
c) Efek samping
- Sedasi dan inhibisi psikomotor
- Gangguan miksi dan parasimpatik, defekasi, hidung tersumbat, mata
kabur, tekanan intraokuler meninggi, gangguan irama jantung.
d) Kontra indikasi
Kontra indikasi obat ini seperti penyakit hati, penyakit darah, epilepsi
(kejang, perubahan kesadaran), kelainan jantung, febris (panas),
ketergantungan obat, penyakit SSP (system saraf pusat), gangguan kesadaran.
e) Penggunaan obat
Penggunaan obat pada klien dengan kondisi akut biasanya dalam bentuk
injeksi 3x5mg IM pemberian ini dilakukan 3x24 jam. Sedangkan pemberian
peroral di berikan 3x1,5mg atau 3x5 mg.
3) Trihexyphenidil (THP)
a) Indikasi dalam pemberian obat ini, yaitu segala jenis penyakit parkinson,
termasuk pasca encephalitis (infeksi obat yang disebabkan oleh virus atau
bakteri) dan idiopatik (tanpa penyebab yang jelas). Sindrom Parkinson akibat
obat, misalnya reserpina dan fenotiazine.
b) Mekanisme kerja
Obat ini sinergis (bekerja bersama) dengan obat kiniden; obat depreson, dan
antikolinergik lainnya.
c) Efek samping
Mulut kering, penglihatan kabur, pusing, mual, muntah, bingung, agitasi
(gerakan motorik yang menunjukkan kegelisahan), konstipasi, takikardia,
dilatasi, ginjal, retensi urine.
d) Kontra indikasi
Kontra indikasinya seperti hipersensitif terhadap trihexypenidil (THP),
glaucoma sudut sempit, psikosis berat psikoneurosis, hipertropi prostat, dan
obstruksi saluran edema.
e) Penggunaan obat
Penggunaan obat ini di berikan pada klien dengan dosis 3x2 mg sebagai anti
parkinson.
KASUS JIWA
Klien Bernama tuan P, 35 Tahun, Belum menikah, Tanggal pengkajian 10 April 2016. Klien
masuk RSJ 2 minggu yang lalu diantar keluarganya, Jenis Kelamin laki-laki,agama
islam,pendidikan Terakhir :SMA,alamat: sokaraja.Diagnosa Medis :Skizofrenia Tak terinci,NO
CM: 26879 dengan keluhan klien selama di rumah sering ngmuk, melempari genteng
tetangga,bicara kacau,sulit tidur,marah-marah,ketawa sendiri,menangis sendiri.Klien masuk RSJ
magelang yang ke 4 kalinya, selama di rumah pengobatan tidak teratur, selama SD, SMP, SMA
klien mengaku tidak mempunyai masalah, namun setelah tamat SMA klien mencari kerja selalu
gagal dan ditolak, klien merasa tidak mungkin ada perusahaan yang mau menerima
pekerjaannya, Dalam keluarga tidak ada yang menderita gangguan jiwa.
Klien anak 9 dari 12 bersaudara, dirumah yang memberikan keputusan adalah bapaknya. Klien
merasa dalam tubuhnya tidak ada masalah, menyadari betul dirinya sebagai laki-laki yang
harusnya sudah membina keluarga namun sampai saat ini belum terjalin, harapannya klien ingin
bekerja terus menikah seperti yang lainya.dalam keluarga klien tidak ada yang mengalami
gangguan jiwa.
Selama pengkajian klien tampak tidak rapi, pakaian tidak sesuai, bicara lambat, tidak mampu
memulai pembicaraan, klein tampak lesu, gelisah, kadang mondar-mandir, dan tampak
tersenyum sendiri, afek datar pembicaraan sirkumtansial(berbelit-belit)saat interaksi tidak
kooperatif karena saat komunikasi tiba-tiba memalingkan ke arah kiri dan tampak bergumam
sendiri, klien mengaku sering melihat bayangan putih dan kadang menyuruhnya diam, klien
merasa takut dengan keadaan tersebut, bayangan itu datang setiap menjelang tidur dan saat
sendiri, atau melamun.
Pembicaraan berputar-putar walaupun ujungnya sampai pada tujuan, selama dirumah sakit sudah
tidak pernah mengamuk, tapi sering tampak menyendiri dan asyik dengan dunianya sendiri.
Klien tidak mengalami gangguan proses pikir waham,pada tingkat kesadaran terkaji klien tidak
bingung,klien mampu membedakan siang dan malam,daya ingat jangka panjang tidak
terganggu,klien masih ingat dulu pernah 2 kali di rawat di RSUD Banyumas bangsal sakura.
Dari data penunjangmendapatkanterapiHalloperidol 2x2mg,THP 3x2mg,CPZ 2x100mg.
Pemeriksaan fisik TD: 100/70 mmHG,S: 36,5 C , N: 88x/menit TB: 160 cm BB: 65 kg.
FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH GOMBONG
IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. P
Umur : 35 Tahun
Alamat : Sokaraja
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Status : Belum menikah
Tgl. Pengkajian : 10 April 2016
RM No. : 26879
Informan : Wawancara
Nama : Tn. R
Umur : 70 Tahun
Alamat : Sokaraja
Hub. Dengan Px : Ayah Kandung
ALASAN MASUK
Tn. P masuk pada tanggal 26 April 2016 yang keempat kalinya dengan keluhan selama di rumah
sering mengamuk, melempari genteng tetangga, bicara kacau, sulit tidur, marah-marah, ketawa
sendiri, menangis sendiri
FAKTOR PREDISPOSISI
Pengobatansebelumnya
Berhasil v Kurangberhasil Tidakberhasil
Aniayafisik -
Aniayaseksual
Penolakan - -
Kekerasandalam
keluarga
Tindakankrimina
l - -
Jelaskan No. 1, 2, 3 :Keluarga klien mengatakan klien tidak mengkonsumsi obat secara
teratur. Klien tidak pernah mengalami penganiayan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan,
tindakan criminal tetapi klien selama di rumah sering mengamuk, melempari genteng tetangga,
marah-marah, bicara kacau, ketawa sendiri, menangis sendiri. Klien menyadari bahwa dirinya
sebagai laki-laki yang harusnya sudah membina keluarga namun sampai saat ini belum terjalin.
Harapannya klien ingin beerja terus menikah seperti yang lain.
FISIK
Tanda vital : TD :100/70 mmHg N : 88/menit S : 36,5 C
Ukur : TB :160 cm BB : 65 Kg
Ya v Tidak
Keluhan fisik :
35 tahun
KETERANGAN:
: meninggal : hamil
: laki-laki : tinggalserumah
:perempuan : klien
Jelaskan : sejak kecil klien diasuh oleh ayah dan ibu nya dan dalam
keluarganya yang mengambil keputusan adalah ayahnya.
Konsepdiri
Gambarandiri : klien merasa dalam dirinya tidak ada masalah
Identitas : klien menyadari bahwa betul bahwa dirinya sebagai seorang
Laki – laki yang harusnya sudah membina rumah tangga namun
Sampai saat ini belum terjalin.
Peran : klien berperan sebagai seorang anak laki – laki dan merupakan
anak ke 9 dari 12 bersaudara
Ideal diri : klien mengatakan ingin bekerja trus menikah seperti yang lain
Hargadiri : klien merasa belum bisa membahagian kedua orang tua
Karena belum bisa bekerja dan mencari uang untuk keluarga
Hubungan sosial
1. Orang yang berarti : orang tua
2. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : tidakada
3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien lebih suka menyendiri, saat
berinteraksi klien tidak kooperatif, afek datar, tidak mampu memulai pembicaraan, bicara lambat.
STATUS MENTAL
Penampilan
Tidakrapih Penggunaanpakaia Cara
v v
ntidaksesuai berpakaiansepertib
Pembicaraan
Cepat Keras Gagap Inkoheren
AktivitasMotorik
Lesu Tegang Gelisah Agitasi
v v
AlamPerasaan
Ketakutan Putusasa Khawatir Gembirabe
v v rlebihan
v Sedih
Afek
Datar Tumpul Labil Tidaksesuai
v
Jelaskan : Interaksiklientidakkooperatifkarenasaatkomunikasitiba-
tibamemalingkankearahkiri
Persepsi
Pendengaran Penglihatan Perabaan
v
Pengecapan Penghidu
Proses Pikir
Pengulanganpembicaraan /persevarasi
Flight of idea Blocking
Waham
Agama Somatik Kebesaran Curiga
-
Tingkat Kesadaran
Bingung Sedasi Stupor
Jelaskan :
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
Memori
GangguandayaingatjangkapanjangGangguandayaingatjangkapendek
v
Gangguandayaingatsaatini Konfabulasi
Jelaskan :Saat komunikasi mudah beralih, tiba-tiba memalingkan ke arah kiri dan
tampak bergumam sendiri
Kemampuan Penilaian
v
Gangguanringan Gangguanbermakn
a
DayaTilikDiri
Mengingkaripenyakit Menyalahkanhal-
v
yang diderita haldiluardirinya
Jelaskan : Selama SD, SMP, SMA klien mengaku tidak mempunyai masalah, namun
setelah tamat SMA klien mencari kerja selalu gagal dan ditolak, klien merasa tidak mungkin ada
perusahaan yang mau menerima pekerjaannya. Klien merasa dalam tubuhnya tidak ada masalah,
menyadari betul dirinya sebagai laki-laki yang harusnya sudah membina keluarga namun sampai
saat ini belum terjalin, harapannya klien ingin bekerja terus menikah seperti yang lainya
BAB / BAK
v Bantuan minimal Bantuan total
Jelaskan : klien masih bisa makan tanpa bantuan 3x sehari dan klien
menggunakan kamar mandi dan mampu membersihkan kamar mandi setelah BAK dan
BAB, klien BAK 2x sehari dan BAB 1x sehari.
Masalahkeperawatan : tidak ada masalah keperawatan
Mandi
v Bantuan minimal Bantuan total
Berpakaian / Berhias
v Bantuan minimal Bantuan total
IstirahatdanTidur
v Kegiatansebelum / sesudahtidur
PenggunaanObat
v Bantuan minimal Bantuan total
PemeliharaanKesehatan
Perawatanlanjutan v Ya Tidak
Perawatanpendukung v Ya Tidak
Kegiatan di DalamRumah
Mempersiapkanmakanan v Ya Tidak
Menjagakerapianrumah v Ya Tidak
Mencucipakaian v Ya Tidak
Pengaturankeuangan v Ya Tidak
Kegiatan di LuarRumah
Belanja Ya v Tidak
Transportasi Ya v Tidak
Lain-lain Ya v Tidak
Jelaskan :
- Klien mulai tidur siang pukul 13 : 00 dan tidur malam mulai pukul 20 : 00 setelah
sholat isya
- Klien teratur memium obat selama di RSJ Mgelang, yaitu pagi, siang dan malam
- Pemeliharaan kesehatan mendapatkan dukungan dari keluarga dan tim medis lainnya
- Aktivitas didalam rumah klien mengatakan adalah menonton TV
- Aktivitas diluar rumah klien mengatan tidak melakukan apa apa
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
v Bicaradengan orang lain - Minumalkohol
Teknikrelaksasi Bekerjaberlebih-lebihan
Aktivitaskonstruktif - Menghindar
Olahraga - Mencederaidiri
Lainnya___________________ Lainnya_______________
Jelaskan : Klien mampu beradaptasi dengan baik, yaitu: mampu berbicara dengan
orang lain, mampu menyelesaikan masalah, mampu melakukan teknik relaksasi, aktivitas
konstruktif, dapat berlahraga dan tidak memiliki koping maladaptive, seperti: minum alcohol,
reaksi lambat, bekerja berlebihan, menghindar, danmencederaidiri
Faktorpresipitasi Penyakitfisik
Koping Obat-obatan
Lainnya______________________________________________
Analisis Data
DIAGNISIS MEDIK
TerapiMedik :
1) Halloperidol (HP) 2 x 2mg
2) Trihexyphenidyl (THP) 3 x 2mg
3) Chlorpromazine (CPZ) 2 x 100mg
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tgl / Jam Diagnosis Implementasi Evluasi Paraf
27 Maret Gangguan 1. Mendiskusika S : Klien mengatakan merasa
2020 / Persepsi n masalah tidak nyaman dengan keadaan
15.00 Sensori yang dihadapi yang sekarang, atau sering
berhubungan klien dihantui rasa takut dan
dengan 2. Membantu khawatir
Halusinasi klien untuk O:
Psikologis / meningkatkan 1. Klien tampak merenung
SP1 pemikiran 2. Klien tampak kehilangan
yang positif semanggat
3. Memotivasi 3. Klien dapat mengikuti
klien untuk kegiatan sesuai instruksi
membuat perawat
jadwal
kegiatan A : Klien belum sepenuhnya
4. Memberikan mampu melaksanakan
pengetahuan perintah perawat
untuk pasien
supaya tidak P : Lanjutkan terapi kegiatan
khawatir atau yang dapat menghilangkan
takut. ketakutan dan
5. Memberikan kekhawatiran.
pujian jika
klien berhasil
melakukan
kegiatan yang
bagus