Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrahim,
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya yang senantiasa selalu menyertai seluruh tugas dan tanggungjawab,
sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah untuk matakuliah agama
sesuai dengan ketentuan dan waktu yang ditentukan walau masih sangat
sederhana.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
melengkapi nilai tugas kelompok agama. Adapun kendala-kendala yang sering
penyusun hadapi dalam penyusunan laporan ini. Namun berkat berbagai pihak,
penyusun dapat laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dan sebagai acuan penyusun untuk bisa melangkah
lebih maju lagi di masa depan..
Akhir kata, Penyusun berharap dengan adanya makalah ini, dapat
bermanfaat untuk semuanya.

Gombong, 23 Oktober 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I  PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.......................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................1
C. TUJUAN................................................................................................1

BAB II  PEMBAHASAN


A. KAJIAN TENTANG HAKIKAT MANUSIA....................................2
B. ASAL USUL KEJADIAN MANUSIA.............................................
C. POTENSI POTENSI MANUSIA.....................................................
D. KELEMAHAN KELEMAHAN MANUSIA....................................
E. SIFAT-SIFAT MANUSIA...............................................................
F. KELEBIHANNYA ATAS MAKHLUK LAIN................................... 

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN.................................................................................13
B. SARAN............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Allah SWT sebagai pencipta telah menciptakan langit dan bumi, dan
segala sesuatu yang ada di antara keduanya. Salah satu ciptaan Allah itu adalah
manusia, yang diberi keistimewaan berupa kemampuan berpikir yang melebihi
jenis makhluk lain yang sama-sama menjadi penghuni bumi. Kemampuan berpikir
itulah yang diperintahkan Allah agar dipergunakan untuk mendalami wujud atau
hakikat dirinya dan tidak semata-mata dipegunakan untuk memikirkan segala
sesuatu di luar dirinya. Demikianlah kenyataannya bahwa manusia tidak pernah
berhenti berpikir, kecuali dalam keadaan tidur atau sedang berada dalam situasi
diluar kesadaran. Manusia berpikir tentang segala sesuatu yang tampak atau dapat
ditangkap oleh pancaindera bahkan yang abstrak sekalipun. Dari sejarah
kehidupan manusia ternyata tidak sedikit usaha manusia dalam memikirkan wujud
atau hakikat dirinya, meskipun sebenarnya masih lebih banyak yang tidak
menaruh perhatian untuk memikirkannya. 

B.     RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kajian tentang hakikat manusia?
2. Bagaimana asal usul kejadian manusia?
3. Apa saja potensi potensi manusia?
4. Apa saja kelemahan kelemahan manusia?
5. Apa saja sifat-sifat manusia?
6. Apa saja kelebihannya atas makhluk lain?

C.    TUJUAN
1. Mememnuhi tugas matakuliah agama
2. Menambah wawasan tentang hakikat manusia dalam
pandangan islam
3. Menambah keimanan kepada Allah
4. Memahami kelebihan dan kekurangan manusia

1
BAB II

PEMBAHASAN

A.    KAJIAN TENTANG HAKIKAT MANUSIA


Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh
Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu
konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini.

Kedudukan akal dalam Islam adalah merupakan suatu kelebihan yang


diberikan Allah kepada manusia dibanding dengan makhluk-makhluk-Nya yang
lain. Dengannya, manusia dapat membuat hal-hal yang dapat mempermudah
urusan mereka di dunia.

 Di dalam diri manusia terdapat apa-apa yang terdapat di dalam makhluk
hidup lainnya yang bersifat khsusus. Dia berkembang, bertambah besar, makan,
istirahat, melahirkan dan berkembang biak, menjaga dan dapat membela dirinya,
merasakan kekurangan dan membutuhkan yang lain sehingga berupaya untuk
memenuhinya. Dia memiliki rasa kasih sayang dan cinta,rasa kebapaan dan
sebagai anak, sebagaimana dia memiliki rasa takut dan aman, menyukai harta,
menyukai kekuasaan dan kepemilikan, rasa benci dan rasa suka, merasa senang
dan sedih dan sebagainya yang berupa perasaan-perasaan yang melahirkan rasa
cinta. Hal itu juga telah menciptakan dorongan dalam diri manusia untuk
melakukan pemuasan rasa cintanya itu dan memenuhi kebutuhannya sebagai
akibat dari adanya potensi kehidupan yang terdapat dalam dirinya. Makhluk hidup
lain melakukannya hanya berdasarkan naluri yang telah Allah ciptakan untuknya
sementara manusia melakukannya berdasarkan akal dan pikiran yang telah Allah
karuniakan kepadanya.

Pada hakikat diciptakannya manusia menurut islam yakni sebagai mahluk


yang diperintahkan untuk menjaga dan mengelola bumi. Hal ini tentu harus kita
kaitkan dengan konsekuensi terhadap manusia yang diberikan suatu
kesempurnaan berupa akal dan pikiran yang tidak pernah di miliki oleh mahluk-
mahluk hidup yang lainnya. Manusia sebagai mahluk yang telah diberikan
kesempurnaan haruslah mampu menempatkan dirinya sesuai dengan hakikat
diciptakannya yakni sebagai penjaga atau pengelola bumi yang dalam hal ini
disebut dengan khalifah. Status manusia sebagai khalifah , dinyatakan dalam Surat
All-Baqarah ayat 30. Kata khalifah berasal dari kata khalafa yakhlifu khilafatan

2
atau khalifatan yang berarti meneruskan, sehingga kata khalifah dapat diartikan
sebagai pemilih atau penerus ajaran Allah. Namun kebanyakan umat Islam
menerjemahkan dengan pemimpin atau pengganti, yang biasanya dihubungkan
dengan jabatan pimpinan umat islam sesudah Nabi Muhammad saw wafat baik
pimpinan yang termasuk khulafaurrasyidin maupun di masa
Muawiyah-‘Abbasiah. Akan tetapi fungsi dari khalifah itu sendiri sesuai dengan
yang telah diuraikan diatas sangatlah luas, yakni selain sebagai pemimpin manusia
juga berfungsi sebagai penerus ajaran agama yang telah dilakukan oleh para
pendahulunya,selain itu khalifah juga merupakan pemelihara ataupun penjaga
bumi ini dari kerusakan.

B.     ASAL USUL KEJADIAN MANUSIA


A. Asal usul kejadian manusia menurut  teori ilmu pengetahuan

Asal usul manusia menurut ilmu pengetahuan tidak bisa dipisahkan dari teori
tentang spesies lain yang telah ada sebelumnya melalui proses evolusi. Evolusi
menurut para ahli paleontology dapat dibagi menjadi empat kelompok
berdasarkan tingkat evolusinya, yaitu :
Pertama, tingkat pra manusia yang fosilnya ditemukan di Johanesburg Afrika
Selatan pada tahun 1942 yang dinamakan fosil Australopithecus.

Kedua, tingkat manusia kera yang fosilnya ditemukan di Solo pada tahun 1891
yang disebut pithecanthropus erectus.

Ketiga, manusia purba, yaitu tahap yang lebih dekat kepada manusia modern
yang sudah digolongkan genus yang sama, yaitu Homo.

B.  Asal usul kejadian manusia  berdasarkan Alquran

Terlepas dari beberapa pendapat diatas, benar atau salah, terbukti atau tidak, mari
kita lihat apa yang ada dalam al qur an.

a.       Manusia terbuat dari air

Dalam Al qur-an Allah SWT berfirman :


‫ك قَ ِدي ۬ ًرا‬
َ ُّ‫ص ۡه ۬ ًر ۗا‌ َو َكانَ َرب‬
ِ ‫ق ِمنَ ۡٱل َمٓا ِء بَ َش ۬ ًرا فَ َج َعلَهُ ۥ نَ َس ۬بًا َو‬
َ َ‫َوهُ َو ٱلَّ ِذى خَ ل‬
Artinya: ”Dan Dia [pula] yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia
jadikan manusia itu [punya] keturunan dan mushaharah, dan adalah Tuhanmu
Maha Kuasa.”

b.      Manusia terbuat dari tanah debu

3
Qs Ali Imran 59 :
ٍ ۬ ‫إِ َّن َمثَ َل ِعي َس ٰى ِعن َد ٱهَّلل ِ َك َمثَ ِل َءا َد َۖ‌م خَ لَقَهُ ۥ ِمن تُ َرا‬
ُ‫ب ثُ َّم قَا َل لَهُ ۥ ُكن فَيَ ُكون‬
Artinya: “Sesungguhnya misal [penciptaan] ’Isa di sisi Allah, adalah
seperti [penciptaan] Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah
berfirman kepadanya: "Jadilah" [seorang manusia], maka jadilah dia”.
c.       Manusia terbuat dari Tanah liat

Qs Ash-shaaffat 11 :
ِ ۭ ‫ٱست َۡفتِ ِہمۡ أَهُمۡ أَ َش ُّد َخ ۡلقًا أَم َّم ۡن َخلَ ۡقنَ ۚٓا‌ إِنَّا خَ لَ ۡقنَ ٰـهُم ِّمن ِطي ۬ ٍن اَّل ِز‬
‫ب‬ ۡ َ‫ف‬
Artinya: “Maka tanyakanlah kepada mereka [musyrik Mekah]: "Apakah
mereka yang lebih kokoh kejadiannya ataukah apa [2] yang telah Kami ciptakan
itu?" Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat.”
d.      Manusia terbuat dari tanah lumpur

Qs Al-Hijr 28 :

‫ص ٰـ ۬ ٍل ِّم ۡن َح َم ۬إ ٍ َّم ۡسنُو ۬ ٍن‬ ُ ۢ ِ‫ك لِ ۡل َملَ ٰـ ٓ ِٕٕٮِـ َك ِة إِنِّى خَ ٰـل‬


َ ‫ق بَ َش ۬ ًرا ِّمن‬
َ ‫ص ۡل‬ َ ُّ‫َوإِ ۡذ قَا َل َرب‬

Artinya: “Dan [ingatlah], ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:


"Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering
[yang berasal] dari lumpur hitam yang diberi bentuk.”

e.       Manusia terbuat dari tanah tembikar

Qs Ar Rahman 14 :
ۡ َ ‫ص ۡل‬
َ ‫ق ٱإۡل ِ ن َسـٰنَ ِمن‬
ِ ‫ص ٰـ ۬ ٍل َكٱلفَ َّخ‬
‫ار‬ َ َ‫َخل‬
Artinya: “Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar”.

f.       Manusia terbuat dari saripati tanah

Qs Al Mu minun 12-16 :
‫ار َّم ِكي ۬ ٍن ثُ َّم خَ لَ ۡقنَا ٱل ُّن ۡطفَةَ َعلَقَ ۬ةً فَخَ لَ ۡقنَا‬ ۬ ۡ ۬
ٍ ۬ ‫ ثُ َّم َج َع ۡلنَ ٰـهُ نُطفَةً فِى قَ َر‬ ‫َولَقَ ۡد َخلَ ۡقنَا ٱإۡل ِ ن َسـٰنَ ِمن ُسلَ ٰـلَ ٍة ِّمن ِطي ۬ ٍن‬
‫ك ٱهَّلل ُ أَ ۡح َسنُ ۡٱلخَ ٰـلِقِينَ ثُ َّم‬ َ َ‫ض َغةَ ِعظَ ٰـ ۬ ًما فَ َك َس ۡونَا ۡٱل ِعظَ ٰـ َم لَ ۡح ۬ ًما ثُ َّم أَن َش ۡأنَ ٰـهُ خ َۡلقًا َءاخَ َۚ‌ر فَتَب‬
َ ‫ار‬ ۡ ‫ض َغ ۬ةً فَ َخلَ ۡقنَا ۡٱل ُم‬
ۡ ‫ۡٱل َعلَقَةَ ُم‬
َ‫إِنَّ ُكم بَ ۡع َد َذٲلِكَ لَ َميِّتُونَ ثُ َّم إِنَّ ُكمۡ يَ ۡو َم ۡٱلقِيَ ٰـ َم ِة تُ ۡب َعثُون‬
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu
saripati [berasal] dari tanah. (12) Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani
[yang disimpan] dalam tempat yang kokoh [rahim]. (13) Kemudian air mani itu
Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
4
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk
yang [berbentuk] lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
(14) Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.
(15) Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan [dari kuburmu]
di hari kiamat. (16)”.
g.      Manusia terbuat dari tanah bumi

Qs An Najm 32 :
َ‫ٲس ُع ۡٱل َم ۡغفِ َر ِۚ‌ة ه َُو أَ ۡعلَ ُم بِ ُكمۡ إِ ۡذ أَن َشأ َ ُكم ِّمن‬
ِ ‫ك َو‬ َ َّ‫ش إِاَّل ٱللَّ َم َۚ‌م إِ َّن َرب‬ َ ‫ٲح‬ ِ ‫ٱلَّ ِذينَ يَ ۡجتَنِبُونَ َكبَ ٰـ ٓ ِٕٕٮِـ َر ٱإۡل ِ ۡث ِم َو ۡٱلفَ َو‬
۬
ِ ُ‫ض َوإِ ۡذ أَنتُمۡ أَ ِجنَّةٌ فِى بُط‬
‫ون أُ َّمهَ ٰـتِ ُك ۖمۡ‌ فَاَل تُ َز ُّك ٓو ْا أَنفُ َس ُك ۖمۡ‌ هُ َو أَ ۡعلَ ُم بِ َم ِن ٱتَّقَ ٰ ٓى‬ ِ ‫ٱ َ ۡر‬
‫أۡل‬

Artinya: “[Yaitu] orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji
yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas
ampunan-Nya. Dan Dia lebih mengetahui [tentang keadaan]mu ketika Dia
menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu;
maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui
tentang orang yang bertakwa.”

C.    POTENSI - POTENSI MANUSIA


Karena manusia adalah satu – satunya makhluk Allah yang diberi tugas
sebagai khalifah di dunia ini. Karena tugasnya sebagai khalifah ini, maka didalam
diri manusia pasti meiliki potensi – potensi yang dapat mendukug tugasnya
sebagai khalifah. Karena tidaklah mungkin Tuhan memberikan tugas kepada
manusia tanpa bekal apapun. Ada tiga potensi yang adapada diri manusia, yaitu
potensi akal, potensi jasmani dan potensi rohani.
1. Potensi Akal
Akal adalah karunia yang Allah Swt berikan kepada manusia, yang
menjadikan manusia berbeda dengan makhluk Allah Swt yang lain. Ketinggian
derajat manusia dibandingkan dengan mahkluk yang lain adalah karena manusia
memiliki akal. Namun Allah Swt menghendaki agar akal kita digunakan untuk
memikirkan tentang keberadaan dan keEsaan Allah Swt. Jika akal manusia
digunakan untuk memikirkan keberadaan dan keEsaan Allah maka manusia akan
mengenal Allah Swt. Dan akal manusia akan menjadi bernilai di sisi Allah Swt.
Dengan potensi akal manusia mampu mencari ilmu pengetahuan,
5
penemuan-penemuan dan menciptakan segala sesuatunya. Akallah yang bisa kita
gunakan untuk menciptakan ilmu yang bermanfaat dan menciptakan segala
sesuatu yang mempunyai kemaslahatan bagi manusia lainnya, dan begitu pula
sebaliknya.
2. Potensi Rohani
Potensi rohani merupakan potensi yang penting bagi manusia. Jiwa atau
Ruh merupakan potensi asasi manusia yang sepenuhnya ditentukan oleh Allah.
Dengan potensi rohani, manusia dapat melihat mana yang haq dan mana yang
bathil, mana yang benar dan mana yang salah, mana yang bersih dan mana yang
kotor, maka jika hati manusia bersih tentunya manusia akan memilih yang haq,
benar, dan bersih. Begitu pula sebaliknya. Maka dari  itu sebagai manusia yang
memiliki potensi rohani, kita harus memperkuat keyakinan kita agar potensi ini
berjalan dengan baik.
3. Potensi Jasmani
Potensi jasmani manusia sangat didukung oleh kuatnya jasmani. Dan
kuatnya jasmani sangat didukung oleh masukan makanan bergizi yang
mengandung zat yang dibutuhkan oleh tubuh kita dan diikuti pula oleh istirahat
yang cukup. Tak lupa olahraga akan membuat jasmani kita semakin bertambah
kuat. Manusia bisa menggunakan potensi ini untuk berbuat amal kebaikan dan
melakukan apa saja yang bermanfaat bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat,
agama, nusa dan bangsa.

D.    KELEMAHAN – KELEMAHAN MANUSIA


Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang mempunyai berbagai
kelemahan.  Walaupun manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya dan
dalam bentuk yang sempurna namun tetap memiliki kelemahan yang mendasar
sebagai bentuk ujian manusia ketika hidup di dunia yang fana.

Allah menggambarkan kelemahan-kelemahan manusia dalam al Qur’an.


Manusia itu selalu membantah, bersifat lemah, selalu zalim dan bodoh, senang
berbuat maksiat, mencintai kehidupan dunia, melampaui batas, malas berbuat
baik, senang berkeluh

kesah dan gelisah, tergesa-gesa, dan pelit. Beberapa Bentuk Kelemahan Manusia
yang Hidup di Dunia Pada Umumnya :

1. Bodoh

6
Secara umum kita manusia adalah makhluk yang bodoh karena tahu
kebenaran namun enggan untuk menjalankannya. Sebagaimana firman Allah
dalam surat Al-Ahzab ayat 72 Berikut :

Artinya : “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit,


bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan
mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh”.(QS. Al-Ahzab 72)

2.      Zalim

Manusia zalim karena cenderung membinasakan diri sendiri serta mencari


kesenangan tanpa mempedulikan nasib orang lain. Sebagaimana firman Allah
dalam surat Al-Ahzab ayat 72 Berikut :

Artinya : “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat


kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan
untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh”.(QS. Al-
Ahzab 72)
3.      Kikir

Manusia kikir karena suka menimbun harta serta malas untuk menafkahkan
hartanya di jalan Allah SWT.Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Isra’ ayat
100 Berikut :

Artinya : “Katakanlah: "Kalau seandainya kamu menguasai


perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu
kamu tahan, karena takut membelanjakannya". Dan adalah manusia itu sangat
kikir”.(QS. Al-Isra 100)

4.      Mengeluh

Manusia berkeluh kesah ketika berhadapan dengan kesulitan namun tidak


halnya jika mendapatkan kenikmatan. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-
Ma’arij ayat 19 Berikut :

Artinya : “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi


kikir”.(QS. Al-Ma’arij 19)

7
5.      Lemah
Manusia adalah makhluk yang lemah karena penuh dengan keterbatasan

kemampuan serta mudah meninggal dunia (mati) hanya dengan berbagai


hal sepele nan mematikan. Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa ayat
28 Berikut :

Artinya : “Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia


dijadikan bersifat lemah”.(QS. An-Nisa 28)

Dari kutipan terjemahan ayat-ayat di atas maka dapat kita simpulkan bahwa
manusia memanglah diberikan kelemahan yang mendasar.  Allah SWT
memberikan kita kekurangan agar

kita tidak sombong sehingga kita bisa sadar bahwa diri kita lemah dan kecil di
hadapan Allah

SWT.  Tidak sepantasnya kita menyombongkan diri kita sendiri di hadapan orang
lain karena merasa memiliki berbagai kelebihan strategis yang tidak dimiliki oleh
kebanyakan orang.

E.     SIFAT-SIFAT MANUSIA
1.      Manusia merupakan makhluk yang lemah

Meski terkadang kita lihat ada manusia yang merasa dirinya kuat
dibandingkan dengan orang lain, namun ternyata semua manusia pada dasarnya
sangatlah lemah. Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 28
Berikut :

Artinya : “Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia


dijadikan bersifat lemah”.(QS. An-Nisa 28)

2.      Mudah Terpedaya

Diakhir nanti, neraka sesungguhnya akan banyak dihuni oleh manusia


dikarenakan mudahnya manusia terpedaya oleh hasutan setan. Sebagaimana
firman Allah dalam surat Al Infithar Ayat 6 Berikut :

 Artinya : “Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu


(berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah”.(QS. Al-Infithar 6)

2. Manusia Bersifat Lalai

8
Banyak ayat yang menjelaskan bahwa manusia merupakan makhluk yang
lalai, terutama dalam ketaatan kepada Allah karena mementingkan kehidupan
duniawi. Sebagaimana firman Allah dalam surat At-Takasur ayat 1 Berikut :

Artinya : “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu”.(QS. At-Takasur 1)

4.      Manusia adalah Penakut

Ketakutan dalam diri manusia bukanlah dalam perkara ghaib saja, namun
juga berbagai perkara yang berhubungan dengan kehidupan yang mereka jalani
selama di dunia. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 155
Berikut  :

Artinya : “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan


sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”.(QS. Al-Baqarah
155)

5.      Mudah Bersedih

Manusia diciptakan dengan sifat yang mudah bersedih hati. Karena


kesedihan tersebut, banyak yang akhirnya berputus asa dari pertolongan Allah.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 62 Berikut :

6.      Tergesa-Gesa

Sifat manusia disebut dalam Al-Qur’an adalah senantiasa tergesa-gesa, baik


dalam amalan untuk dunia ataupun amalan untuk akhirat. Sebagaimana firman
Allah dalam surat Al-Isra ayat 11 Berikut :

Artinya : “Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa


untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa”.(QS. Al-Isra 11)

7.      Suka Membantah

Sifat manusia yang lain adalah suka membantah. Tentu saja hal ini banyak
difokuskan bantahan terhadap keimanan dan ketakwaan kepada Allah.
Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 4 Berikut :

Artinya : “Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi


pembantah yang nyata”.(QS. An-Nahl 4)

8.      Suka Berlebih-lebihan

9
Mengapa Allah dalam beberapa ayat senantiasa mengakhiri dengan kalimat
‘Jangan berlebih-lebihan’? ini karena memang sifat manusia tidak puas dan selalu
ingin lebih dalam segala sesuatu. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Alaq
ayat 6 Berikut :

Artinya : “Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui


batas.”(QS. Al-Alaq 6)

9.      Pelupa

Manusia memang seringkali lupa dengan nikmat yang telah Allah berikan.
Padahal nikmat tersebut sangat jelas di hadapannya, namun tertutup karena sifat
buruknya. Sebagaimana firman Allah dalam surat Az-Zumar ayat 8 Berikut : 

Artinya : “Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon


(pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila
Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang
pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan
dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari
jalan-Nya. Katakanlah: "Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu
sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka".(QS. Az-
Zumar 8)

10.  Senang Berkeluh Kesah

Tak hanya senang bersedih, namun manusia juga senantiasa berkeluh kesah
atas kehidupan yang Allah berikan. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-
Ma’arij ayat 20 Berikut :

Artinya : “Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran,


penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang
telah mereka kerjakan”.(QS. Al-Ma’arij 20)

11.  Manusia Makhluk Kikir

Sifat yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan merupakan sifat yang buruk
adalah kikir dimana ia enggan untuk membagi nikmat yang telah didapatnya
kepada orang lain. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Isra ayat 100
Berikut :

10
Artinya : “Katakanlah: "Kalau seandainya kamu menguasai
perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu
kamu tahan, karena takut membelanjakannya". Dan adalah manusia itu sangat
kikir”.(QS. Al-Isra 100)

12.  Kufur Nikmat

Sifat manusia yang sangat buruk dan telah disebut dalam Al-Qur’an adalah
kufur terhadap nikmat Allah. Sebagaimana firman Allah dalam surat Az-Zukhruf
ayat 15 Berikut :

Artinya : “Dan mereka menjadikan sebahagian dari hamba-hamba-Nya


sebagai bahagian daripada-Nya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar
pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah)”.(QS. Az-Zukhruf 15)

13.  Senang Menuruti Prasangka

Manusia merupakan makhluk yang lebih dahulu mengutamakan prasangka.


Tak heran jika Allah menyebut sifat manusia tersebut dalam Al-Qur’an dengan
jelas. Sebagaimana firman Allah dalam surat Yunus ayat 36 Berikut :

Artinya : “Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan


saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai
kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan”.
(QS. Yunus 36)

F.     KELEBIHANNYA ATAS MAKHLUK LAIN

Manusia pada hakikatnya sama saja dengan makhluk hidup lainnya, yaitu
memiliki hasrat dan tujuan. Ia berjuang untuk meraih tujuannya dengan di dukung
oleh pengetahuan dan kesadaran. Perbedaan di antara keduanya terletak pada
dimensi pengtahuan, kesadaran, dan tingkat tujuan. Di sinilah letak kelebihan dan
keunggulan yang di banding dengan makhluk lain. Di banding makhluk lainnya,
manusia mempunyai kelebihan. Kelebihan itu membedakan manusia dengan
makhluk lainnya. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Isra ayat 70 Berikut :

Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan anak


adam (manusia) dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami
melebihkan mereka atas makhluk-makhluk yang Kami ciptakan, dengan kelebihan
yang menonjol”. ( QS. Al Isra 70 )

11
Pada prinsipnya, malaikat adalah makhluk yang mulia. Namun jika manusia
beriman dan taat kepada Allah SWT ia bisa melebihi kemuliaan para malaikat.
Ada beberapa alasan  yang mendukung pernyataan tersebut.

Pertama, Allah SWT memerintahkan kepada malaikat untuk bersyujud


(hormat) kepada Adam as. Allah berfirman saat awal penciptaan manusia dalam
surat Al-Baqarah ayat 34 Berikut :

Artinya : “Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada Malaikat, sujudlah


kamu kepada adam, maka sujudlah mereka kecuali iblis, ia enggan dan takabur 
dan ia adalah termasuk golongan kafir”.( QS. Al Baqarah 34)

 Manusia memiliki karakter yang khas, bahkan di bandingkan makhluk lain


yang paling mirip sekalipun. Kekhasan inilah yang menurut Al-Qur’an
menyebabkan adanya konsekuensi kemanusiaan di antaranya kesadaran, tanggung
jawab, dan pembalasan. Diantara karakteristik manusia adalah:

1.      Aspek kreasi

Apapun yang ada pada tubuh manusia sudah di rakit dalam suatu tatanan
yang terbaik dan sempurna. Hal ini bisa di bandingkan dengan makhluk lain
dalam aspek penciptaannya. Mungkin banyak kesamaannya, tetapi tangan
manusia lebih fungsional dari tangan sinpanse, demikian pula organ-organ
lainnya.

2.      Aspek ilmu

Hanya manusia yang punya kesempatan memahami lebih jauh hakekat alam
semesta di sekelilingnya. Pengatahuan hewan hanya berbatas pasa naluri dasar
yang tidak bisa di kembangkan melalui pendidikan dan pengajaran. Manusia
menciptakan kebudayaan dan peradaban yang terus berkembang.

3.      Aspek kehendak

Manusia memiliki kehendak yang menyebabkan bisa mengadakan pilihan


dalam hidup. Makhluk lain hidup dalam suatu pola yang telah baku dan tak akan
pernah berubah. Para malaikat yang mulia tak akan pernah menjadi makhluk yang
sombong atau maksiat.

4.      Pengarahan akhlak

Manusia adalah makhluk yang dapat di bentuk akhlaknya.

12
Ada manusia yang sebelulmnya baik, tetapi karena pengaruh lingkungan
tertentu dapat menjadi penjahat. Demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu
lembaga pendidikan diperlukan untuk mengarahkan kehidupan generasi yang
akan datang.

13
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Hakekat manusia adalah kebenaran atas diri manusia itu sendiri sebagai
makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT. Tetapi terdapat dua sudut pandang
yang dapat digunakan untuk memahami apa hakekat manusia itu, yaitu dari
pandangan umum dan pandangan agama Islam.

Hakekat manusia menurut pandangan umum mempunyai arti bermacam-


macam, karena tedapat berbagai ilmu dan perspektif yang memaknai hakekat
manusia itu sendiri. Seperti dalam perspektif filsafat menyimpulkan bahwa
manusia merupakan hewan yang berpikir karena memiliki nalar intelektual.
Dalam perspektif ekonomi mengatakan bahwa manusia adalah makhluk ekonomi.
Perspektif Sosiologi melihat bahwa manusia adalah makhluk social yang sejak
lahir hingga matinya tidak pernah lepas dari manusia lainnya. Sedangkan,
perspektif antropologi berpendapat manusia adalah makhluk antropologis yang
mengalami perubahan dan evolusi. Dan dalam perspektif psikologi, manusia
adalah makhluk yang memiliki jiwa.

Hakekat manusia menurut pandangan Islam:

1.      Sebagai khalifah dimuka bumi

2.      Untuk beribadah kepada Allah

B.     SARAN
Sebagai civitas akademik yang berpendidikan, sebaikya mahasiswa
memahami pengertian hakikat manusia dan dapat menerapkan hakikat manusia di
dunia pendidikan.

14
DAFTAR PUSTAKA

-          Ari Mardana,  2015., Hakikat Manusia Dalam


Islam. http://arimardana.blog.fisip.uns.ac.id/2015/04/23/hakikat-manusia-
menurut-islam/Diakses pada tanggal 19 Oktober 2016.

-          Hj. Khairuddin bin Haiyon, 2016., Asal Usul Kejadian


Manusia. http://www.jais.gov.my/article/asal-usul-kejadian-manusiaDiakses pada
tanggal 19 Oktober 2016.

-          Tina Aulia, 2010., Potensi-Potensi


Manusial. https://tianista.wordpress.com/2010/10/26/potensi-potensi-manusia/ Di
akses pada tanggal 19 Oktober 2016.

-          Agung Sasongko, 2014., Ini Sifat-sifat Manusia Dalam Al-


Qur’an. http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-
nusantara/14/11/09/ner00l-ini-15-sifat-manusia-dalam-alquranDiakses pada
tanggal 20 Oktober 2016.

-          Islam Wiki, 2012., Kelemahan Manusia Menurut Agama


Islam.http://islamiwiki.blogspot.co.id/2012/06/kelemahan-manusia-menurut-
agama-islam.html Diakses pada tanggal 20 Oktober 2016.

-          Ammar Aulia, 2015.,  Beberapa Kelebihan Manusia Jika di


Bandingkan Dengan Makhluk Yang
Lain.http://ammaraulia.blogspot.co.id/2015/09/beberapa-kelebihan-manusia-jika-
di.html Diakses pada tanggal 20 Oktober 2016
            

15
LAMPIRAN

1. Dewi
Menurut agama manusai pertama adalah adam sedangkan menurut ilmuwan yaitu
megantropus lalu bagaimana pendapat kalian?
2. Yasinta
Bagaimana cara kita menghindari sifat mengeluh?
3. Anisa Febriani
Hakikat manusia adalah kebenaran atas diri manusia itu sendiri sebagai makhluk
yang diciptakan oleh Allah apa maksudnya?
4. Heni
Kesimpulan terbentuknya manusia terbuat dari?

Jawab
1. Sebagai seorang muslim kita sepatutnya percaya bahwa manusia pertama
adalalah Nabi Adam, karena sudah terjamin dalam Al-Quran. Dimana dalam Al-
Quran sudah tidak diragukan lagi kebenaranya. (Milla)
2. Cara kita agar terhindar dari sifat mengeluh adalah dengan senantiasa bersyukur
atas nikmat yang telah Allah berikan.(Ayu)
3. Artinya bahwa setiap tindakan baik buruknya seriap orang tergantung pada diri
manusia itu sendiri atau dalam kata lain pengendalian diri pribadi.(Andriani)
4. Mengenai proses terbentuknya manusia itu sendiri dalam Al-Quran sudah
dijelaskan dan ada beberapa poin dan kita hanya boleh mempercayainya.(Milla)

Anda mungkin juga menyukai