Cacing pita ini hidup pada saluran pencernaan babi dan bisa menular ke manusia. Panjang
tubuhnya mencapai 3 m. Pada bagian kepala atau skoleks terdapat empat buah sucker dan
kumpulan alat kait atau rostelum. Di sebelah belakang skoleks terdapat leher atau daerah
perpanjangan (strobillus). Dari daerah inilah proglotid terbentuk melalui pembelahan transversal.
Dalam kondisi yang optimal panjang tubuh cacing pita babi dapat mencapai 2,5-3 m dengan
jumlah proglotid mencapai 1.000 buah. Cacing ini memiliki siklus hidup seperti pada gambar
berikut ini:
Siklus hidup cacing ini dimulai dari terlepasnya proglotid tua bersama feses manusia, pada
gambar diatas. Di dalam setiap proglotid terdapat ribuan telur yang telah dibuahi (zigot). Zigot
tersebut kemudian berkembang menjadi larva onkosfer di dalam kulit telur. Jika telur tersebut
termakan sapi, larva onkosfer akan menembus usus masuk ke dalam pembuluh darah atau
pembuluh limfa dan akhirnya sampai di otot lurik. Di dalam otot sapi, larva onkosfer berubah
menjadi kista dan berkembang menjadi cacing gelembung atau sisteserkus yang membentuk
skoleks pada dindingnya. Ketika daging sapi tersebut dimakan manusia (kemungkinan
sisteserkus masih hidup), di dalam
usus manusia skoleks tersebut akan keluar lantas menempel pada dinding usus, kemudian
tumbuh dewasa dan membentuk proglotidproglotid baru. Kemudian siklus hidupnya terulang
kembali.