Nim : 20500116010
hidup suatu bangsa atau Negara, serta menjadikan tingkat kualitas taraf hidup atau
dituntut untuk menimbah ilmu agar menjadi orang yang bermanfaat baik untuk
individu dan juga masyarakat disekitarnya. Dalam hal ini, pendidikan yang
didapatkan di bangku sekolah tidak semuanya dapat diterima dengan baik oleh siswa.
Karena tidak semua siswa mempunyai pendapat, pemikiran, dan daya tangkap yang
sama terhadap materi pelajaran yang di sampaikan oleh guru. Seorang guru harus bisa
menciptakan suatu kondisi atau proses yang mampu mengarahkan siswanya untuk
melakukan aktifitas belajar karena dalam hal ini seorang guru mempunyai peran yang
sangat penting mengingat tugas seorang guru sebagai motivator. Jadi seorang guru
harus mampu menumbuhkan dan memberikan motivasi kepada siswanya.
1
2
dengan munculnya feeling dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.1
Untuk belajar dengan baik maka di perlukan motivasi yang baik pula. Siswa yang
mengikuti pelajaran tanpa adanya motivasi maka tidak akan mendapatkan hasil yang
baik dari proses belajar mengajar tersebut. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa
motivasi belajar merupakan daya penggerak dalam diri siswa untuk dapat belajar,
yang dapat menjamin kelangsungan dari proses belajar mengajar dan memberikan
arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang akan di capai dalam proses belajar
Terjemahan:
Ayat tersebut menjelaskan bahwa tidak ada hal yang sulit jika kita mau
berusaha dengan kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas. Yang penting ada
kemauan dan ada kesungguhan serta gunakan logika dan juga ilmu pengetahuan
sesuai dengan kapasitas kita masing-masing yang telah Allah karuniakan. Setiap
manusia mempunyai potensi untuk tumbuh dan berkembang, jadi bukan hanya
modal dasar berupa otak dan akal yang lebih baik dibandingkan dengan makluk
1
Sardiman, Interaaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali,2016), h.73.
2
Ali Kandari dan Ali Nurdin, Konstruksi Pesan ”Man Jadda Wajada” Dalam Novel Negeri 5
Menara Karya A. Fuadi Analisis Wacana Model Norman Faiclough, Jurnal Ilmu Komunikasi,
(Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2012) , vol. 2, no. 2,
h. 3.
3
lainnya di muka bumi ini. Jadi sangatlah keliru jika seseorang beranggapan bahwa
nasib tidak bisa diubah. Hal tersebut telah dijelaskan dalam Al- Qur’an Surah Ar-
Rad/15:11.
Terjemahan:
melahirkan sumber daya manusia yang memunculkan motivasi dan retensi yang
tinggi, maka dibutuhkan sebuah strategi belajar yang mampu mendukung ingatan
siswa serta mampu memotivasi siswa untuk belajar. Salah satu strategi belajar yang
siswa untuk meninjau materi yang dipelajari dengan cara lain, akibatnya akan
membantu siswa dalam mengingat kembali informasi tersebut.4 Peserta didik yang
mengalami overlearning mampu mengingat materi yang di pelajari walau dilihat pada
28 hari berikutnya dan hal ini menunjukkan jika overlearning dapat meningkatkan
3
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan (Jakarta :PT Semen Bosowa, 2015),
h.250.
4
Yunandar. Muh Jufri & Arsad Bahri. Perbandingan Motivasi dan Retensi Siswa kelas X
Melalui penerapan Strategi Belajar Overlearning dan Retrieval Practice di SMA Negeri 3 Makassar,
Skripsi, (Makassar : Univerisitas Negeri Makassar, 2018), h. 12.
4
informasi tersebut dapat perbaharui sehingga menunjang daya ingat peserta didik5.
Ketika siswa terus berlatih terhadap tugas yang telah dikuasainya dan di posisi
seharusnya dia sudah berhenti akan tetapi siswa tersebut memutuskan untuk berlatih
lagi dengan mengulanginya walapun kriteria dari tugas yang diberikan telah di
kuasainya maka siswa tersebut dikatakan overlearning.6
Begitu pula pada saat pembelajaran terdapat interaksi antara siswa dan guru,
tentunya ada alat untuk menyampaikannya. Alat tersebut dapat berupa bahan ajar
pembelajaran. Penggunaan media dalam proses belajar merupakan salah satu cara
yang dapat digunakan untuk membangkitkan motivasi belajar siswa. Karena media,
merupakan salah satu hal yang mutlak yang ada dalam proses belajar. Akan tetapi
seperti halnya pada siswa terkadang menginginkan pembelajaran kreatif dan tidak
membosankan.
teknologi, hal ini ditegaskan dalam Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 70
5
Nicholas C. Soderstrom & Robert A. Bjork. Learning versus Performance:An Integrative
Review. Perspectives on Psychological Science. 2015, vol.10 No.2.h.176-177.
6
Yunandar, dkk, Perbandingan Motivasi dan Retensi Siswa Kelas X Melalui Penerapan
Strategi Belajar Overlearning dan Retrieval Practice Di SMA Negeri 3 Makassar,Prosiding Seminar
Nasional Biologi dan Pembelajarannya (Program Studi Pendidikan Biologi, Program Pascasarjana
Universitas Negeri Makassar,2018), h.468.
5
tantangan eksternal, dan penyempurnaan pola pikir. Tantangan eksternal antara lain
terkait dengan arus globalisasi dan bebagai isu yang terkait dengan masalah
penyempurnaan pola pikir salah satunya adalah pola pembelajaran alat tunggal
menjadi menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia.7
Salah satu e-learning yang sedang berkembang akhir-akhir ini yaitu Quipper
School. Meskipun Quipper School masih termasuk jenis e-learning yang baru, namun
di dalamnya telah tersedia ribuan topic materi pembelajaran yang dapat dibagikan
oleh guru kepada peserta didiknya serta ribuan soal tugas yang dapat dikerjakan
pendukung pembelajaran yang menyenangkan bagi guru dan peserta didik. Melalui
media Quipper School ini maka strategi belajar overlearning lebih mudah diterapkan
karena peserta didik dapat mengakses materi pelajaran dimanapun dan kapanpun,
selain itu pendidik juga dapat mengetahui perkembangan peserta didik melaui system
yang adasehingga dapat menumbuhkan motivasi dalam belajar.
mewawancarai salah satu Guru Bidang Studi Biologi yaitu Ibu Muallimah S.Pd pada
Hari Jumat 06 Desember 2019 bahwa motivasi belajar di SMA Negeri 12 Sinjai
7
Hasryana S, Pengaruh Peneraapan Strategi Belajar Overlearning melalui Media Quipper
School Terhadap Hasil Belajar dan Retensi Biologi Peserta Didik pada Konsep Kingdom Animalia,
Tesis, (Makassar : Pascasarjana Universitas Negeri Makassar, 2019) , h. 5.
6
masih rendah hal ini dikarenakan siswa yang didorong untuk membaca buku biologi
setiap hari pun masih banyak yang tidak membaca dan juga jika ada guru yang
berhalangan masuk di kelas siswa pun tidak belajar, sebagian dari mereka hanya
tersebut. Hasil wawancara dengan Ibu Ima selaku Guru Biologi kelas XI MIA yang
menyatakan bahwa media pembelajaran yang digunakan biasanya bedah buku karena
sekarang sistemnya kurikulum 2013 jadi siswa di suruh membuat sebuah resume dari
buku yang telah mereka baca. Terkadang juga menggunakan LCD akan tetapi jarang
digunakan disebabkan karena alatnya yang terbatas, jadi media pembelajaran tidak
monoton yang digunakan.
School dapat meningkatkan hasil belajar dan retensi peserta didik dengan
menggunakan instrument penelitian tes dalm bentuk soal pilihan ganda, maka peneliti
Quipper School dengan memfokuskan pada motivasi belajar siswa. Dalam hal ini,
untuk mengetahui bagaimana motivasi belajar Biologi siswa SMA Negeri 12 Sinjai,
menarik dan menyenangkan siswa melalui suatu proses aktivitas siswa sehingga
menjadi yang terbaik sehingga dari sikap-sikap inilah yang akan melahirkan dan
menumbuhkan motivasi belajar siswa.
B. Rumusan Masalah
School terhadap motivasi belajar siswa pada Mata Pelajaran Biologi SMA
Negeri 12 Sinjai?
C. Hipotesis
8
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode penelitian Kuantitatif, (Jakarta:
Rajawali Pers. 2014), h.76.
8
Untuk menjauhkan diri dari pendapat yang berbeda antara peneliti dan
dalam memperoleh ilmu pengetahuan setelah materi tertentu diajarkan, yaitu dengan
cara membaca materi yang disajikan di media quipper school kemudian dilanjutkan
dengan pembuatan mind map atau jurnal. Sehingga, melalui hal ini diharapkan akan
terjadi proses pengulangan materi pelajaran yang pada akhirnya akan membuat materi
akan di ingat lebih lama.
Motivasi yang peneliti maksud dalam penelitian ini adalah dorongan yang
berasal dari dalam diri seseorang yang dapat mengarahkan siswa melakukan perilaku-
perilaku atau aktivitas-aktivitas tertentu dalam proses belajar sehingga tujuan belajar
E. Kajian Pustaka
Berikut ini adalah hasil penelitian yang berkaitan dengan Pengaruh Strategi
Belajar Overlearning melalui media Quipper School terhadap motivasi belajar siswa
dirangkum sebagai berikut:
9
Melalui Media Quipper School Terhadap hasil Belajar dan Retensi Peserta
Didik Pada Konsep Kingdom Animalia
School terhadap hasil belajar dan retensi peserta didik. Jenis penelitian in adalah pra
eksperimen dengan desain one grup pretest-posttest design. Pengumpulan data
peningkatan rata-rata skor dari pretest 24,38 ke posttest 65,50 yang berada pada
kategori sedang dengan nilai gain 0,5 yang termasuk kategori sedang. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi belajar
memiliki pengaruh dan dapat meningkatkan pada hasil belajar dan retensi biologi
peseta didik.9
9
Hasryana S, Pengaruh Penerapan Strategi Belajar Overlearning Melalui Media Quipper
School Terhadap hasil Belajar dan Retensi Peserta Didik Pada Konsep Kingdom Animalia, Tesis,
(Makassar : Universitas Negeri Makassar, 2018).
10
Ajaran 2017/2018 (terdiri dari 6 studi). Melalui teknik pengambilan sampel acak
sederhana, sampel dalam hal ini penelitian ini adalah kelas X MIA 6 sebagai kelas
adalah diperoleh melalui kuisioner pada kegiatan pretest dan posttest untuk data
motivasi siswa dan data retensi sisaa diperoleh pada posttest dan tes keterlambatan.
Data yang dikumpulkan adalah dianalisis statistic deskriptif dan statistic inferensial
menggunakan uji anacova dengan tingkat signifikansi 0,05.Kesimpulan dari
penelitian ini adalah terdapat perbedaan motivasi dan retensi antar siswa yang belajar
dengan strategi Overlearning dan Retrieval Practice. 10
mengetahui gambaran minat belajar fisika siswa yang diajar menggunakan media
pembelajaran Quipper School, untuk mengetahui gambaran minat belajar fisika siswa
yang diajar tanpa menggunakan media pembelajaran Quipper School, dan untuk
Peneltian ini merupakan penelitian eksperimen dengan Desain penelitian the statistic
comparasion group design. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI
MIPA SMA Negeri 10 Bulukumba yang terdiri dari 4 kelas dengan jumlah 138 siswa.
10
Yunandar, 2018, Perbandingan Motivasi dan Retensi Siswa kelas X Melalui Penerapan
Strategi Belajar Overlearning dan Retrieval Practice di SMAN 3 Makassar, Skripsi, (Makassar :
Universitas Negeri Makassar, 2018).
11
kelas dengan jumlah 68 siswa. Instrument yang digunakan adalah lembar angket
minat belajar fisika yang diberikan kepada siswa setelah menerapkan media
pembelajaran Quipper School untuk mengetahui minat belajar fisika Siswa SMA
Negeri 10 Bulukumba.
sedangkan nilai rata-rata minat belajar fisika siswa yang diajar tanpa menggunakan
media pembelajaran Quipper School, sebesar 74,94%. Hal ini dapat disimpulkan
pembelajaran Quipper School terhadap minat belajar fisika siswa SMA Negeri 10
Bulukumba. 11
Media Quipper School Terhadap Hasil Belajar dan Retensi Peserta Didik Pada
Konsep Kingdom Animalia. Perbedaan penelitian terdahulu yaitu dari segi
Penelitian yang dilakukan oleh Hasryana S variabel (Y) terdiri atas dua yaitu hasil
belajar dan retensi, sedangkan peneliti variabel (Y) yaitu motivasi belajar. Dapat
juga dilihat dari instrument penelitian yang dilakukan oleh Hasryana yaitu berupa
11
Nining Karmila, Pengaruh Media Pembelajaran Quipper School Terhadap Minat Belajar
Fisika Siswa SMA Negeri 10 Bulukumba, Skripsi, (Makassar : Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar, 2017).
12
digunakan oleh peneliti yaitu berupa Angket (Kuisioner). Lokasi penelitian yang
lokasi penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu di SMA Negeri 12 Sinjai.
Serta materi yang di bawakan pada penelitian Hasryana yaitu materi kelas X IPA
yaitu penelitian yang dilakukan oleh Nining Karmila yaitu imeneliti terkait minat
F. Tinjauan Teoretis
1. Motivasi Belajar
Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti bergerak
(move). Motivasi juga bisa diartikan sebagai usaha yang dapat menyebabkan
seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin
dirasakan namun hanya bisa dilihat efek yang dihasilkan olehnya. Pada kehidupan
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiaatan belajar,
yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikhendaki oleh subjek belajar itu dapat
tercapai.14
Jika siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi, maka seluruh proses
pembelajaran akan diikuti dengan baik mulai dari rasa ingin tahu, intensitas dalam
memperhatikan penjelasan pelajaran, membaca materi sampai pada mencari strategi
yang paling tepat guna meraih prestasi akademik yang tinggi bagi dirinya. Siswa
memiliki rasa ingin tahu yang besar, aktif dalam mencari informasi tentang materi
12
Izuddin Syarif, Pengaruh Model Blended Learning Terhadap Motivasi dan Prestasi
Belajar Siswa SMK, (Jurnal Pendidikan Vokasi,2019), Vol 2, No 2, h. 236.
13
Steve M, Jex, Organizational Psychology: A Scientist-Practitioner Approach (New York:
The Guilford Press,2002), h. 210.
14
Sardiman A,M, Interaksi dan Motivasi Belajar dan Mengajar, (Jakarta:Raja Grafindo
Persada,1994), h. 75.
14
yang dijelaskan oleh guru serta menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi untuk
mempelajaridanmenyerappelajaranyang diberikan.15
untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat
untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin.16
Ciri-ciri seseorang yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi antara lain,
tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan minat belajar dan
cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin. Dalam kaitannya dengan aktivitas belajar,
guru harus dapat mengembangkan motivasi belajar dalam setiap kegiatan berinteraksi
dengan siswanya.17 Seseorang yang berminat untuk belajar apabila belum sampai
pada tataran motivasi belum menunjukkkan aktivitas yang nyata. Bila seseorang
sudah termotivasi untuk belajar, maka dia akan melakukan aktivitas belajar dalam
rentangan waktu tertentu.18 Motivasi belajar adalah penggerak psikis yang bersifat
intelektual yang ada dalam diri siswa yangmenimbulkan kegiatan belajar, menjamin
15
Slavin, Robert E, Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik, (Terjemahan Marianto
Samosir),(Jakarta:Indeks,2008), h. 106.
16
Ghullam Hamdu, Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap prestasi Belajar IPA di
Sekolah Dasa, (Jurnal Penelitian Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, 2011) Vol 12, No 1,
h. 83.
17
Sardiman, Interaksi dan Motivasi belajar Mengajar, (Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada,2001), h. 100.
18
Djamarah Syaiful Bahri, Psikologi Belajar,(Jakarta:PT Asdi Mahasatya,2008), h. 19.
15
kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi
yang mengubah energy dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk
motivasi akan menentukan ukuran dalam usaha belajar yang dilakukan siswa. Berikut
Awalnya anak didik tidak memiliki hasrat untuk belajar, tetapi karena ada
sesuatu yang dicari muncullah minatnya untuk belajar. Sesuatu yang ingin dicari
19
Faninda Oktavia, Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Terhadao Motivasi Belajar
Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Siswa kelas VIII MTSN 6 Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018,
Skripsi, (Tarbiah dan Keguruan InstitutAgaama Islam Negeri Surakarta, 2018), h. 34.
20
Herminarto Sofyan dan Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Aplikasinya dalam
Penelitian,(Gorontalo:Nurul Jannah,2004), h. 24.
21
Syaiful Bahri Djamarah,Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya,2008), h.157.
16
merupakan suatu kekuatan yang terbendung, yang kemudian menjelma dalam bentuk
gerakan psikomotorik. Disini anak didik telah melakukan aktivitas belajar dengan
Anak didik yang memiliki motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang
harus dilakukan dan mana perbuatan yang tidak harus dilakukan. Dalam hal ini
seorang anak didik akan mempelajari sesuatu yang sesuai dengan tujuan yang hendak
ia capai dan mengabaikan apa yang menurutnya tidak sesuai dengan tujuannya.
Dari uraian diatas, dapat diketahui bahwa motivasi belajar berfungsi sebagai
pengarah kegiatan.
a) Motif-motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, sehingga tanpa
dipelajari. Misal dorongan makan, minum dorongan bekerja, dorongan seksual.
b) Motif yang dipelajari disini motif timbul karena dipelajari. Contoh dorongan
untuk belajar dan mengajar. Disebut juga motif sosial sehingga disitilahkan
22
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,2001), h. 23.
17
a) Motivasi Instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak
perlu diransang dari luar. Contoh seorang siswa melakukan belajar karena betul-
betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah
tingkah lakunya secara konstruktif, sehingga motivasi muncul dari kesadaran diri
sendiri dengan tujuan yang esensial bukan sekedar symbol dan seremonial belaka.
rangsangan dari luar. Contoh siswa belajar karena akan menghadapi ujian dengan
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-
siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku. Pada
umumnya dengan beberapa indicator atau unsur yang mendukung. Motivasi tersebut
23
Hamzah B, Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya,(Jakarta: PT Bumi Aksara,2008) h 23
18
Hasrat dan keinginan untuk berhasil merupakan salah satu indicator dalam
motivasi belajar. Seseorang yang memiliki motivasi belajar yang tinggi pastinya
memilki hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam mencapai tujuannya. Dalam hal
belajar seseorang akan mempunyai keinginan untuk berhasil dalam mendapatkan nilai
baik, prestasi yang baik, dan cita-cita yang diharapkan.
termotivasi karena ia ingin meraih harapan dan cita-citanya itu. Dalam hal belajar,
cita-cita seorang siswa akan membuatnya bersemangat dalam belajar. Hal ini
merupakan kebutuhan bagi dirinya, sehingga ia tidak akan merasa jenh dalam belajar.
Dengan adanya dorongan dan kebutuhan belajar tersebut seseorang akan meraih
mendapatkan penghargaan akan prestasi yang dicapainya akan merasa bangga dan
Kegiatan yang menarik dalam belajar akan membuat siswa tetarik dan
Mereka akan termotivasi untuk melakukan hal yang membuatnya tertarik tersebut.
Lingkungan belajar pun adalah salah satu hal yang berpengaruh dalam
1) Faktor Internal
a) Faktor Fisik
penampilan individu. Faktor fisik meliputi nutrisi (gizi), kesehatan, dan fungsi-fungsi
b) Faktor Psikologis
24
Syamsu Yusuf,Program Bimbingan dan Konselling di Sekolah.(Bandung: Rizqi Pers,2009),
h. 23.
20
2) Faktor Eksternal
a) Faktor Sosial
lingkungan siswa. Faktor sosial meliputi guru, konselor, teman sebya, orang tua,
b) Faktor Non-Sosial
Faktor non-sosial merupakan faktor yang berasal dari keadaan atau kondisi
fisik di sekitar siswa. Faktor non-sosial meliputi keadaan udara (cuaca panas atau
dingin), waktu (pagi, siang, atau malam), tempat (sepi,bising, atau kualitas sekolah
3) Media Pembelajaran
sehingga dapat menimbulkan motivasi dan minat belajar peserta didik karena mampu
membawa peserta didik ke dalam suasana senang. Selain itu, media pembelajaran
dapat bermnfaat untuk mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu sehingga
proses pembelajaran akan lebih efektif.
sekolah, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh guru yaitu:25
1) Memberi angka dalam hal ini sebagai symbol dari nilai kegiatan belajarnya.
Banyak siswa yang justru untuk mencapai angka/nilai yang baik, sehingga
25
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,2005), h. 92.
21
yang dikejar hanyalah nilai ulangan atau nilai rapor yang baik. Angka-angka
yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Yang
2) Hadiah dapat menjadi motivasi yang kuat, dimana siswa tertarik pada bidang
tertentu yang akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika hadiah diberikan
unuk suatu pekerjaan yang tidak menarik menurut siswa.
saingan, siswa akan menjadi lebih bersemangat dalam mencapai hasil yang
terbaik.
adalah sebagai salah satu bentuk motivasi ang cukup penting. Bentuk kerja
keras dapat terlibat secara kognitif yaitu dengan mencari cara untuk dapat
meningkatkan motivasi.
5) Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Dengan
mengetahui hasil belajarnya, siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat.
Apalagi jika hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa pasti akan berusaha
dengan baik, pujian tersebut dalam bentuk reinforcement yang positif dan
memberikan motivasi baik bagi siswa. Pemberiannya juga harus pada waktu
22
2. Media Pembelajaran
Media merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa latin
dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti
peserta didik. Adapun yang dimaksud interaksi adalah terjadinya suatu proses belajar
pada diri peserta didik pada saat menggunakan atau memanfaatkan media. Misalnya
pada saat peserta didik menyaksikan tayangan program televise pembelajaran, film
oleh guru kepada siswa dalam hal ini prosesnya terjadi interaksi antara guru dan
siswa sebagai bentuk pembelajaran untuk mencapai tujuan dari proses pembelajaran
26
Muh Safei,Media Pembelajaran (Makassar: Alauddin University Press, 2011), h .4.
27
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran landasan dan Aplikasinya,(Jakarta: Cipta,2008),
h. 123.
28
Nining Karmila,Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Quipper School terhadap Minat
Belajar Fisika Kelas X Fisika Siswa SMA Negeri 10 Bulukumba,(Skripsi,Makassar: Jurusan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,2017), h. 10.
23
merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut
dan disusun kembali dengan media, seperti fotografi, video tape, audio tape,
computer, laptop, dan compact disk. Suatu objek yang telah diambil gambarnya atau
direkam dapat dengan mudah direproduksi kapan saja diperlukan.
atau objek karena media memilki ciri manipulative. Kejadian yang memakan waktu
yang lama dapat disajikan dalam waktu dua atau tiga menit melalui editor. Misalnya,
bagaimana metamorphosis kupu-kupu mulai dari fase larva hingga menjadi kupu-
memperlambat suatu proses kejadian melalui video. Misalnya, proses trsunami dapat
disajikan kepada sejumlah besar siswa. Sekali informasi direkam dalam format media
apa saja, maka ia dapat diproduksi beberapa kali dan siap digunakan secara
29
Cecep Kustandi dan Bambang Sujipto,Media Pembelajaran Manual dan Digital (Cet 1:
Bogor:Ghalia Indonesia,2013), h.12.
24
kemampuannya dalam mengolah data dengan jumlah yang sangat besar. Teknologi
informasi sudah menjadi jaringan computer terbesar di dunia, yang dapat berfungsi
dengan baik jika didukung oleh perangkat computer dengan perangkat lunakyang
1) E-Learning
E-Learning atau biasa disebut Media pembelajaran online merupakan sebuah
sekolah maya. Dalam teknologi e-learning semua proses belajar mengajar yang biasa
dilakukan di dalam kelas dilakukan secara live namun virtual artinya pada saat yang
sama seorang guru mengajar di depan computer yang ada di suatu tempat, sedangkan
peserta didik mengikuti pelajaran itu dari computer lain di tempat yang berbeda.
Materi pelajarannya bisa diperoleh secara gratis dalam bentuk file-file yang bisa di
download, sedangkan interaktif guru dan peserta didik dalam bentuk pemberian tugas
maupun diskusi dapat dilakukan secara intensif dalam bentuk forum diskusi dan
email. 31
E-Learning pada hakikatnya adalah bentuk pembelajaran konvensional yang
Learning perlu diciptakan seolah peserta didik belajar secara konvensional, hanya
learning yang paling menonjol adalah efisiensinya dalam penggunaan waktu dan
30
Rusman, Model-model Pembelajaran (Cet. 5; Jakarta: Rajawali Pers,2014), h. 334.
31
Evi Fatimatur, Desain Pembelajaran Inovatif (Cet. 1; Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 174-
175
25
ruang. Seperti telah disebutkan diatas, bahwa pendidikan berbasis teknologi informasi
cenderung tidak lagi bergantung pada ruang dan waktu. Tak ada halangan berarti
untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar lintas daerah, bahkan lintas Negara.
Melalui ee-learning, pengajar dan siswa tidak lagi selalu harus bertatap muka dalam
kesenjangan yang cukup jauh antara satu wilayah dengan wilayah yang lain.
Pendidikan di pulau Jawa dan Sumatera (Indonesia bagian Barat) cenderung lebih
maju dibandingkan dengan Indonesia bagian Timur. Kesenjangan seperti ini haruslah
mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah, e-learning dapat menjadi solusi
2) Quipper School
system E-Learning yang berbasis open source keluaran terbaru, dan diluncurkan pada
bulan januari 2014. Quipper School merupakan penghubung antar siswa dan guru
32
Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2012),
h. 12.
33
Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2012),
h. 12.
26
dalam pembagian tugas mata pelajaran secara online dan sesuai dengan mata
pelajaran yang diadaptasi dari kurikulum yang diterapkan di Indonesia, yaitu IPS,
IPA, Matematika dan Bahasa. Quipper merupakan media e-learning yang dapat
diakses secara gratis dan startup edukasi yang cukup menarik. Quipper memiliki lima
produk aplikasi e-learning sseperti Quipper Quiz, StraightAce, Quipper Courses, dan
pembuatan alat kursus, alat pendukung bagi peserta didik dan tutor, serta administrasi
mendukung keterlibatan guru dan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.34
tujuan pembelajaran, materi pelajaran, soal-soal untuk dijawab oleh siswa, hanya saja
yang membedakan proses pelajaran biasanya adalah pada Quipper School semua
materi pelajaran dan soal-soal sudah disiapkan di Quipper School jadi guru tidak
harus menyiapkan semua materi pelajaran hanya jika ada yang ingin ditambahkan
maka guru dapat menambahkan materi pelajaran untuk dipelajari oleh siswa melalui
School ini juga melatih kedisiplinan dsn kejujuran siswa dalam mengerjakan tugas
karena pengerjaan tugas oleh siswa dapat dipantau oleh guru melalui Quipper School.
34
Herri Mulyono,Using Quipper As An QUipper An Online Platform For Teaching And With
Technology, Vol. 16, No. 1 h. 59-70.
27
ikuti yaitu35:
1) Mendaftarkan Akun
Untuk mulai menggunakan Quipper, baik guru dan siswa diminta untuk
mendaftar sebuah akun. Mereka bisa menggunakan akun facebook mereka atau
membuat yang baru, akun Quipper gratis. Untuk mendapatkan akun gratis, guru dan
siswa hanya perlu memberikan alamat email, nomor telepon, dan nama sekolah. Jika
sekolah mereka sudah terdaftar dalam database Quipper, guru kemudian dapat
dapat login ke dalam system dengan username dan password yang telah mereka buaat
memulai login akun, Quipper awalnya akan meminta peran pengguna ke dalam
system dapat dilihat (gambar 2.1) berikut:
35
Tim Pengembang Quipper School, http://indonesia.quipperschool.com/ pada 25 Mei 2016
Pukul 20.30 WIB
28
Kedua pengguna yaitu guru dan siswa memiliki masing-masing alamat untuk
alamat learn.quipper.com.
Quipper School Link adalah tempat seorang guru dapat mengelolah kelas secara
online dan melihat perkembangan siswa. Dibawah ini adalah hal-hal yang dapat
a) Mengirim tugas dan ujian maksudnya yaitu manfaatkan ribuan materi dan soal
yang sesuai dengan kurikulum, untuk dijadikan tugas bagi seluruh siswa di kelas
b) Membuat konten edukasi yaitu jika ada yang kurang atau hilang, guru dapat
mengubah konten yang sudah tersedia atau membuat materi dan soal baru dari
awal.
29
langsung antara learn dan link, sehingga guru dapat mengakses pusat informasi
Quipper School Learn adalah tempat siswa belajar. Platform ini dipenuhi
dengan fitur yang membuat belajar selalu terasa aman dan menyenangkan, saat login
a) Siswa dapat dengan mudah membuka materi yang telah disiapkan oleh guru dari
akun Quipper.
b) Siswa dapat mengerjakan tugas yang diberikan guru yang telah dilengkapi dengan
c) Siswa dapat bertanya kepada guru mengenai hal yang tidak dipahami melalui fitur
pesan.
computer/PC ataupun melalui gadget, hanya saja sebelum itu harus mendaftarkan diri
terlebih dahulu agar dapat bergabung dan memilki kelas baik siswa maupun guru.
periode waktu tertentu untuk belajar beberapa materi atau keterampilan yang telah
mereka pelajari, mereka harus memberi ketentuan titik dimana mereka berhenti,
terlepas dari apakah mereka kemudian kembali ke bahan yang sama. Sebagai contoh
jika peserta didik telah belajar daftar kosakata hingga setiap defenisi dapat di panggil
kembali secara benar dan tepat, kemudian peserta didik tersebut akan menentukan
segera setelah peserta didik mencapai performa yang sempurna adalah overlearning.
meningkatkan retensi jangka panjang.36 Namun sesuatu yang mungkin terjadi jika
36
Doug Rohrer and Harold Pashler. Increasing Retension Without Increasing Study Time.
(Journal Association For Psychological Science. Vol 14 (4) 2007), h. 4.
37
Jeffrrey D. Karpicke, Henry L. Roediger III. Repeated Retrieval During Learning is the Key
to Long-Term Retention. (Journal of Memory and Language 57.2006), h. 151-162.
31
Overlearning merupakan suatu cara strategi belajar yang dapat dipercaya. 38 Upaya
belajar yang melebihi batas penguasaan dasar terhadap materi pelajaran tertentu
pembelajaran atas respon tersebut dengan cara diluar kebiasaan maka reaksi atau
respon tertentu akan muncul. Kegiatan berdoa yang dilaksanakan setiap hari yang
menjadikan ingatan peserta didik terhadap doa lebih kuat merupakan salah satu
contoh yang dipakai untuk Overlearning.39
walaupun tugas yang diberikan telah melampui batas kriteria. Tipe overlearning
dalam pembelajaran yaitu ketika subjek pada kelas control mengerjakan tugas
retensi. Kedua, merupakan prosedur pelatihan yang efektif untuk kedua tugas yaitu
tugas fisik dan tugas kognitif. Ketiga, semakin besar tingkat overlearning, semakin
besar retensi yang dihasilkan. Keempat, untuk tugas kognitif semakin lama
terutama dalam hal mengingat suatu informasi yang didapatkan setelah beberapa
38
Nicholas C. Soderstrom & Robert A. Bjork. Learning Versus Performance: An Integrative
Review. (Journal of Perspectives on Psychological Science, Vol 10(2). 2015), h.176-199.
39
Muhibbin, Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakaarya.2014), h. 15.
32
mengingat kembali informasi yang didapatkannya. Seperti halnya seorang atlet yang
hendak mengikuti lomba maka atlet akan menggunakan strategi overlearning untuk
kecemasan yang ada dalam diri seseorang akan menganggu kemampuan dalam
rentan terhadap kecemasan apabila informasi overlearned yang kuat telah tertanam
dalam memori jangka panjang.42
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
semu (quasi eksperimental design), dimana terdapat kelompok kelas eksperimen dan
40
Gholamreza Lotfi & Hamid Rahmani . The Effecy Of Overlearning on Performance and
Learning of Open and Closed Skills in Basketball. (International Journal of Review in Life Science vol
5 (9).2015), h. 863-868.
41
Prasetya. Pengaruh Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mata Diklat Listrik Otomotif
Siswa Kelas XI Teknik Perbaikan Budi Otomotif SMKN 2 Depok Sleman. Skripsi. (Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.2012) h 12
42
Blerkom.College Study Skills: Becoming a Strategic Learner. (Boston: Wadsworth-
Cengage.2009), h. 2.
43
Khalifah Mustami, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Aynat Publishing,
2015), h. 13.
33
strategi belajar Overlearning melalui media Quipper School, adapun kelas kontrol
akan diberikan perlakuan dengan model belajar konvensional.
2. Lokasi Penelitian
3. Variabel Penelitian
Suatu sifat yang menjadi ciri khas yang di nilai oleh orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan disebut dengan variable penelitian. Ada
dua macam variabel dalam penelitian yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas disebut dengan variable
terikat.44 Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini yaitu strategi belajar
overlearning melalui quipper school, sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah
motivasi belajar.
4. Desain penelitian
Desain penelitian ini adalah The static comparasion group design, desain ini
benar-benar sama dengan desain “pretest-posttest control gorup’ hanya di sini tiddak
ada pretest, subjek ditempatkan secara random ke dalam kelompok-kelompok,
44
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D” (Bandung: Alfabeta, 2014),
h.38.
34
diekspose sebagai variable bebas dan diberi posttest. Nilai-nilai posttest kemudian
dibandingkan untuk menentukan keefektifan treatment.45 Suatu skor posttest
ditentukan untuk mengukur perbedaan, setelah perlakuan antara kedua kelompok.46
overlearning melalui media Quipper School diberikan kelas pada satu kelompok
Eksperimen X Y2
1.
Kontrol - Y2
2.
Keterangan:
45
Hamid Darmadi, Dimensi-dimensi Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial, (Bandung:
Alfabeta,2013), h. 241.
46
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: Rajawali Pers,
2015), h. 97.
47
Hamid Darmadi, Dimensi-dimensi Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial, h. 241.
35
a. Populasi
XI MIA 1 35
XI MIA 2 35
XI MIA 3 37
b. Sampel
sesuai dengan karakteristik populasi itu.49 Pada penelitian ini cara pengambilan
sampel yaitu simple random sampling yaitu pengambilan sampel dari populasi yang
memiliki ciri yang sama dalam penggunaan tekhnik ini setiap sampel diberikan
48
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:
PT.Rajagrafindo Persada, 2014), h.119.
49
Muh.Khalifah Mustami, Metodologi Penelitian Pendidikan, h.63.
50
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.95.
36
1. XI MIA 1 35
2. XI MIA 2 35
Jumlah Sampel 70
Guna memperoleh data untuk informasi yang akurat, maka dalam penelitian
a. Pengamatan (Observasi)
pengamatan wal secara langsung terhadap lokasi penelitian. Observasi ini dilakukan
Overlearning melalui media Quipper School terhadap motivasi belajar siswa pada
mata pelajaran biologi kelas XI di SMA Negeri 12 Sinjai. Hal ini dilakukan dengan
b. Angket (Kuisioner)
Angket merupakan salah satu cara yang digunakan dalam pengumpulan data
responden. Teknik angket merupakan teknik utama yang digunakan peneliti dalam
penelitian ini, misalnya lokasi penelitian dan struktur organisasi dan juga visi misi.
7. Instrumen Penelitian
penelitian ini adalah angket motivasi belajar. Angket motivasi belajar digunakan
untuk melihat gambaran bagaimana motivasi belajar siswa dengan beberapa indicator
Angket ini terdiri atas 21 pernyataan dengan pilihan jawaban menggunakan Skala
Likert, yaitu sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
Data hasil validasi instrumen yang terdiri dari angket minat belajar dianalisis
secara deskriptif kuantitatif berupa penilaian umum dari validator yang meliputi: baik
sekali, baik, kurang baik, serta tidak baik. Perangkat pembelajaran ini dapat
digunakan dengan kategori: tanpa revisi, revisi, revisi banyak, dan tidak dapat
minat belajar fisika siswa terhadap media pembelajaran Quipper School setelah
diberikan angket minat belajar adalah sebagai berikut:
a. Menghitung persentase motivasi belajar siswa dari hasil pengisian angket minat
Skor
+ -
Kategori
SS (Sangat Setuju) 4 1
S (Setuju) 3 2
TS (Tidak Setuju) 2 3
1) Untuk pernyataan positif (+): Jawaban (STS) diberi skor 1 yang menunjukkan
minat belajar sangat rendah; Jawaban (TS) diberi skor 2 menunjukkan minat
belajar rendah; Jawaban (S) diberi skor 3 menunjukkan minat belajar sedang;
Jawaban (SS) diberi skor 4 menunjukkan minat belajar tinggi.
2) Untuk pernyataan negatif (-): Jawaban (STS) diberi skor 4 menunjukkan
minat belajar tinggi; Jawaban (TS) diberi skor 3 menunjukkan minat belajar
sedang; Jawaban (S) diberi skor 2 menunjukkan minat belajar rendah;
Jawaban (SS) diberi skor 1 menunjukkan minat belajar sangat rendah.
39
dianalisis sesuai prosedur pemberian skor dan dijumlahkan sehingga diperoleh skor
total. Skor total ini menggambarkan tinggi rendahnya minat belajar peserta didik.
Semakin besar skor total yang diperoleh peserta didik maka makin tinggi pula tingkat
Keterangan:
Kriteria pengujian: (1) jika rxy ≥ rtabel maka butir item dikatakan valid
(dipakai) pada taraf signifikansi 5 %, (2) jika rxy < rtabel maka butir item dikatakan
51
Arikunto, Statistik penelitian Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h.237.
40
𝒌 ∑ 𝝈𝟐𝒃
𝒓𝟏𝟏 = (𝟏 − 𝟐 )
(𝒌 − 𝟏) 𝝈𝒕
Keterangan:
sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat
52
Arikunto, Statistik Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 239.
53
Sugiono, Statistik Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2007 h. 229
41
Analisis statistik deskriptif juga digunakan untuk mendeskripsikan skor dari semua
variabel dalam penelitian ini. Pada teknik ini penyajian data berupa:
1) Membuat tabel distribusi frekuensi
2) Menentukan nilai rata-rata skor:
∑ 𝑓𝑖.𝑥𝑖
X̅ = ∑ 𝑓𝑖
Keterangan:
X̅ = mean (rata-rata)
fi = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas xi
Keterangan:
S = standar deviasi
X̅ = mean (rata-rata)
Xi = menghitung varians
n = jumlah responden
4) Menghitung Varians
54
Saifuddin Azwar, Penyusunan Skala Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h. 149.
42
No Nilai Kategorisasi
1. X<[µ-1,0·σ] Rendah
3. [µ + 1,0·σ]≤X Tinggi
1) Pengujiaan Normalitas
berikut55:
D = ǀmax(f0(x)-S(x)ǀ
Keterangan:
55
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung: Alfabeta,2010),h. 273.
43
D = nilai D hitung
2) Pengujian Homogenitas
Untuk mengetahui varians kedua sampel homogen atau tidak, maka perlu
Kriteria pengujian jika Fhitung < Ftabel pada taraf nyata dengan Ftabel terdapat
3) Pengujian Hipotesis
H0 : μ1 =μ2
H1:μ1≠μ2
Keterangan:
56
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung:Alfabeta,2010), h.229.
44
μ2 = rata-rata motivasi belajar biologi siswa kelas XI MIA yang diajar tanpa
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui gambaran motivasi belajar siswa pada Mata Pelajaran Biologi
b. Untuk mengetahui gambaran motivasi belajar siswa pada Mata Pelajaran Biologi
School terhadap motivasi belajar siswa pada Mata Pelajaran Biologi SMA Negeri
12 Sinjai.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
Manfaat secara teoritis dari hasil penelitian ini yaitu dapat menambah
strategi belajar yang tepat untuk digunakan oleh peserta didik maupun mahasiswa
b. Manfaat praktis
1) Bagi peserta didik
2) Bagi pendidik
strategi belajar dan jenis-jenis media pembelajaran yang dapat digunakan dalam
kegiatan pembelajaran untuk mendukung peningkatan motivasi belajar peserta didik.
3) Bagi sekolah
Hasil penelitian mampu memberikan gambaran tentang salah satu strategi belajar
I. Komposisi Bab/Outline
B. Rumusan Masalah
C. Hipotesis
D. Kajian Pustaka
46
E. Tinjauan Teoritis
1. Motivasi Belajar
2. Media Pembelajaran
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
2. Lokasi Penelitian
3. Variabel Penelitian
4. Desain Penelitian
7. Instrument Penelitian
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
H. Komposisi Bab/Outline
I. Hasil dan Pembahasan
J. Penutup
1. Kesimpulan
2. Saran
K. Daftar Pustaka
L. Lampiran
47
DAFTAR PUSTAKA
Hamdani S dan Maunah S. Statistik Terapan. Surabaya: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sunan Ampel. 2013
Hamdu,Ghallum. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap prestasi Belajar IPA di
Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan. Universitas Pendidikan
Indonesia. Vol 12. No 1.2011.
Karpicke & Roediger III., H. L. Repeated Retrieval During Learning is the Key to
Long-Term Retention. Journal of Memory and Language 57.2006.
Khairani Makmur. Psikologi Belajar.Yogyakarta:Aswaja Pressindo. 2014
Khalifah Mustami. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Aynat
Publishing. 2015
Kustandi, Cecep dan Bambang Sujipto. Media Pembelajaran Manual dan Digital .
Cet 1: Bogor:Ghalia Indonesia.2013.
Lotfi, G. & Rahmani, H. The Effecy Of Overlearning on Performance and Learning
of Open and Closed Skills in Basketball. International Journal of Review
in Life Science vol 5 (9) hal 863-868. 2016
Martinis Y. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press. 2007.
Mulyono,Herri. Using Quipper As An QUipper An Online Platform For Teaching
And With Technology. Vol. 16. No. 1.
Mustami, Khalifah. Metodologi Penelitian Pendidikan.Yogyakarta: Aynat
Publishing. 2015.
Nurhayati. Strategi Belajar Mengajar. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri
Makassar . 2014
Oktavia Faninda. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Terhadao Motivasi
Belajar Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Siswa kelas VIII MTSN 6 Boyolali
Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi, Tarbiah dan Keguruan InstitutAgaama
Islam Negeri Surakarta. 2018.
Prasetya. Pengaruh Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mata Diklat Listrik
Otomotif Siswa Kelas XI Teknik Perbaikan Budi Otomotif SMKN 2 Depok
Sleman. Skripsi.Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.2012.
Prasetyo B & Lina Miftahul Jannah, Metode penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rajawali
Pers. 2014.
Rohrer, Daug and Harold Pashler. Increasing Retension Without Increasing Study
Time. Journal Association For Psychological Science. Vol 14 (4) 2007.
Rusman. Model-model Pembelajaran . Cet. 5; Jakarta: Rajawali Pers.2014.
Safei, Muh. Media Pembelajaran . Makassar: Alauddin University Press. 2011.
Sardiman, A,M. Interaksi dan Motivasi Belajar dan Mengajar. Jakarta:Raja Grafindo
Persada.1994
Sardiman. Interaksi dan Motivasi belajar Mengajar. Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada. 2001.
Slavin, Robert E. Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik, (Terjemahan Marianto
Samosi. Jakarta:Indeks.2008.
Soderstorm, N. C. & Bjork, R. A. Learning Versus Performance: An Integrative
Review. Journal pf Perspectives on Psychological Science, Vol 10(2) h.176-
199 . 2015.
Sofyan Hermianto dan Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Aplikasinya dalam
Penelitian. Gorontalo:Nurul Jannah. 2004.
Steve M, Jex. Organizational Psychology: A Scientist-Practitioner Approach . New
York: The Guilford Press. 2002.
Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 2010.
Sugiono. Statistik Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2007.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
2014.
49