Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna
(UU RI No.24 Tahun 2007). Kesiapsiagaan adalah upaya yang dilaksanakan untuk
mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana guna menghindari jatuhnya korban jiwa,
kerugian harta benda, dan berubahnya tata kehidupan masyarakat.
Kesiapsiagaan menghadapi bencana adalah suatu kondisi suatu masyarakat yang baik
secara invidu maupun kelompok yang memiliki kemampuan secara fisik dan psikis dalam
menghadapi bencana. Kesiapsiagaan adalah setiap aktivitas sebelum terjadinya bencana yang
bertujuan untuk mengembangkan kapasitas operasional dan memfasilitasi respon yang efektif
ketika suatu bencana terjadi.
B. Tahap Kesiapsiagaan Dalam Menghadapi Bencana
Berikut ini merupakan tahapan-tahapan dalam menghadapi bencana yang terdiri dari
sembilan (9) tahapan :
1. Penilaian Risiko / Risk Assessment
Pada aspek ini Merupakan suatu program kerja yang didalamnya terdapat proses
mengenali bahaya pada suatu pekerjaan, membuat identifikasi bahaya dan menilai
terhadap resiko yang akan terjadi diantaranya
a. Mengidentifikasi seluruh proses area dan wilayah yang ada
b. Mengidentifikasi sebanyak mungkin aspek area dan wilayah yang telah diidentifikasi
sebelumnya.
c. Mengidentifikasi seluruh area yang ada baik dalam kondisi normal maupun abnormal
d. Menganalisis resiko dan tingkat resiko yang ada dengan melakukan pemetaan
2. Perencanaan Siaga /Contingency Planning
Penyusunan rencana kontinjensi dapat dilakukan melalui tahapan dan proses
persiapan dan pelaksanaan sebagai berikut :
a. Melakukan penilaian bahaya
b. Melakukan penentuan kejadian
c. Melakukan pengembangan skenario terhadap segala aspek
d. Penetapan kebijakan dan strategi yang tepat
e. Perencanaan pada setiap sektoral
f. Sinkronisasi yaitu dengan mengitegrasikan semua elemen dan sektor sektor yang
terkait
g. Terstruktur dengan formal dalam setiap kegiatan
3. Mobilisasi Sumberdaya /Resource Mobilization
Mobilisasi sumberdaya merupakan tindakan pengerahan dan penggunaan sumber
daya, sarana dan prasarana telah dibina dan dipersiapkan sebagai komponen
kekuatan pertahanan keamanan negara untuk digunakan secara tepat, terpadu, dan terarah
bagi penanggulangan setiap ancaman, baik dari luar maupun dari dalam negeri. Adapun
tindakan yang dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Melakukan inventarisasi semua sumberdaya yang dimiliki oleh daerah dan setiap
sektor
b. Mengidentifikasi sumberdaya yang tersedia dan siap digunakan
c. Mengidentifikasi sumberdaya dari luar yang dapat dimobilisasi untuk keperluan
darurat
4. Pendidikan dan Pelatihan /Training & Education
Peran pendidikan merupakan knowledge aset yang dapat diwariskan kepada
generasi yang mendatang khususnya mengenai ilmu kebencanaan, peran pendidikan
tersebut dapat di terapkan melalui :
a. Pendidikan disekolah sekolah dengan memasukkan kurikulum kebencanaan
b. Pelatihan-pelatihan yang dilakukan secara berkala kepada masyarakat masyarakat
dengan menerapkan pengetahuan yang berbasis penanggulangan resiko bencana
secara terstruktur
5. Koordinasi /Coordination
Merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan teratur dan terstruktur dan
mengarah dengan harapan dapat menghasilkan suatu tindakan dan keputusan yang tepat
dan berkelanjutan. Dalam aspek kebencanaan tahap koordinasi dapat dilakukan sebagai
berikut :
a. Membentuk forum koordinasi dengan tujuan adanya sharing pengetahuan dan
pengalaman khususnya lembaga-lembaga kebencanaan dengan masyarakat dan
publik
b. Menyelenggarakan pertemuan berkala secara rutin, dengan harapan koordinasi antara
pihak pihak terkait dapat terkoneksi sehingga tidak adanya ketimpangan dalam
menjalankan tugas
c. Menyusun Rencana Terpadu dengan melakukan pertemuan-pertemuan dengan pihak
terkait untuk menyusun suatu konsep rencana penanggulangan bencana sesuai
dengan tupoksi tupoksi tiap sektor
6. Mekanisme Respon /Respon Mechanism
Merupakan suatu respon terhadap suatu sistem yang telah dibangun dan
dirancangkan dalam kesiapsiagaan bencana, pada aspek ini pelaksanaan dimaktubkan
pada masa tanggap darurat, adapun mekanismenya sebagai berikut :
a. Menyediakan posko-posko yang merupakan sumber informasi dilapangan terhadap
korban bencana dan pemantauan situasi yang berkala
b. Menyediakan tim reaksi cepat untuk penanggulangan bencana yang telah
dipersiapkan sebelumnya dengan membekali standar standar di lapangan
c. Adanya suatu protap maupun SOP dalam melaksanakan respon tanggap darurat,
sehingga pertolongan dan penanganan korban dapat tertangani dengan baik
d. Mengambil inisiatif lain dalam masa tanggap darurat yang terkadang tidak termaktub
dalam protap, akan tetapi harus memenuhi syarat dalam artian memanusiakan
manusia.
7. Peringatan Dini /Early Warning
Merupakan sebuah sistem yang dirancang untuk mendeteksi suatu ancaman bahaya
sehingga memberikan peringatan untuk mencegah jatuhnya korban. Adapun peringatan
dini dalam mengahadapi bencana dapat dilakukakan dengan cara :
a. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang resiko, hal ini dapat dilakukan
dengan adanya data yang sinkron yaitu dengan terlebih dahulu melakukan asesment
b. Melakukan pemantauan dan memberikan layanan peringatan, sehingga parameter
yang diberikan kepada masyarakat dapat diterima dengan baik
c. Menyebarluaskan dan memberikan informasi tentang resiko, pada tahap ini harus
dipastikan bahwa sistem peringatan dini harus dapat dijangkau oleh masyarakat
dengan baik dan harus dimengerti oleh masyarakat sehingga tidak adanya
miskomunikasi antara eringatan yang diberikan dengan informasi yang diterima
masyarakat
d. Membangun kemampuan respons dari masyarakat, dalam artian sebuah sistem
peringatan harus terlokalisasi oleh masyarakat dengan mempertimbangkan aspek
lokal wisdom sehingga mampu melakukan upaya tanggap darurat yang efektif jika
terjadi bencana.
8. Manajemen Informasi /Information Systems
Merupakan suatu pengelolaan data dimana didalamnya mencakup proses mencari,
menyusun, mengklasifikasikan, serta menyajikan berbagai data yang terkait dengan
informasi kebencanaan dengan tujuan dapat terlaksana suatu kegiatan dengan baik.
Adapun manajemen informasi dalam kebencanaan dapat dilakukan dengan cara :
a. Menciptakan dan tersedianya suatu sistem informasi yang mudah di akses, mudah
dimengerti dan dapat disebarluaskan.
b. Informasi yang diberikan dan disampaikan kepada masyarakat harus akurat, tepat
waktu, dapat dipercaya dan mudah dikomunikasikan
9. Gladi/ Simulasi /Drilling/ Simulation
Uji coba dilakukan untuk menguji ketepatan Rencana Kontinjensi yang dibuat,
Dalam melakukan gladi ini diharapkan supaya besaran dan skalanya mendekati peristiwa/
kejadian yang di-skenario-kan. Apabila tidak memungkinkan, dapat diambil sebagian dari
luas yang sesungguhnya dan Gladi atau Simulasi harus dilakukan secara berkala, agar
masyarakat dapat membiasakan diri dengan terhadap uji coba tersebut.
C. Kesiapsiagaan Bencana Alam
1. Siap Siaga Menghadapi Banjir
Bencana banjir terjadi hampir setiap musim penghujan melanda Indinesia. Setiap
tahunnya, bencana banjir ini sering mendapat perhatian dan menimbulkan kerugian
secara ekonomi bahkan koeban jiwa.
Berdasarkan data BNPB, ditahun 2017 bencana banjir menempati urutan
pertama,yakni sebesar 787 kejadian diikuti putting beliung (716) dan tanah longsor
9614). Bencana banjir tersebut telah menyebabkan 135 orang meninggal dunia, 91 orang
luka-luka dan lebih dari 2,3 juta jiwa menderita dan mengungsi, serta ribuan rumah rusak.
Menurut BNPB, banjir adalah peristiwa atau kejadian dimana terendamnya suatu
daerah atau daratan karena volume air yang meningkat. Kejadian bencana banjir sangat
dipengaruhi oleh:
a. Curah hujan yang tinggi
b. Permukiman tanah yang lebih rendah dibandingkan air laut
c. Daerah yang terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan
pengaliran air keluar yang sempit
d. Kurangnya daerahresapan air akibat penebangan hutan dan pengembangan
pengembangan pemukiman
e. Buruknya penanganan sampah
f. Buruknya penanganan saluran air (drainase)
Langkah-langkah siap siaga menghadapi banjir yaitu:
a. Sebelum banjir :
1) Kenali dan waspadai tanda-tanda banjir
2) Ketahui system peringatan dini
3) Amankan barang berharga dan dokumen penting
4) Pantau perkembangan informasi seputar banjir
5) Pahami rencana kesiapsiagaan bencana banjir
6) Siapkan perlengkapan tanggap darurat
7) Matikan aliran listrik, gas dan keran air
8) Bersiaplah untuk kemungkinan mengungsi
b. Saat banjir:
1) Pantau perkembangan cuaca ketinggian air
2) Bila ada himbauan mengungsi segera lakukan
3) Bergeraklah ketempat yang lebih tinggi
4) Jangan melintasi air yang berarus
5) Hati-hati terhadap lubang dan gorong-gorong
6) Jangan menyentuh tempat kabel listrik
7) Jangan biarkan anak-anak bermain di air dan jangan minum air banjir
c. Setelah banjir
1) Jika mengungsi kembalikan ke rumah jika keadaan sudah aman
2) Gunakan alas kaki
3) Periksa kerusakan pada seluruh babgian rumah
4) Periksa adanya binatang bahaya
5) Keringkan peralatan listrik yang terendam
6) Periksa ketersediaan air bersih
7) Bersihkan rumah dan lingkungan sekitar
8) Jagala kebersihan setelah banjir
2. Siap Siaga Menghadapi Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang
disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, aktivitas gunung api atau
runtuhan bantuan. Gempa bumi biasanya mengakibatkan kerusakan pada rumah, sekolah,
gedung bertingkat, dan secara umum lainnya sehingga dapat menimbulkan korban jiwa.
Langkah-langkah siap siaga menghadapi gempa bumi yaitu:
a. Sebelum gempa bumi :
1) Antisipasi gempa:
a) Letakkan barang besar dan berat pada bagian bawa rak
b) Atur posisi rak dan lemari menempel kuat pada dinding
c) Perbaiki retakkan di dinding maupun lantai
d) Gantung benda berat jauh dari tempat tidur dan tempat orang duduk
2) Tempat berlindung yang aman :
a) Dibawah meja, kursi, atau ranjang yang kokoh
b) Di gedung bertingkat, merapat ke dinding atau pondasi bagian dalam seperti
pondasi dekat lift
c) Hindari jendela, lift, elefator dan area tangga
d) Di tempat terbuka hindari gedung, pohon tinggi dan tiang listrik
3) Latih diri dan anggota keluarga :
a) Pahami rencana kesiapsiagaan bencana
b) Selalu siapkan senter, pluit dan tas siaga
c) Catat dan simpan nomor telepon penting
b. Setelah gempa:
1) Tetap waspada terhadap gempa susulan
2) Periksa kondisi anda dan keluarga. Bila mengalami cidera, pastikan
mendapatkan pertolongan pertama
3) Bila kondisi bangunan tidak aman, segera keluar dan cari tempat aman
4) Perhatikan keamanan sekitar anda. Waspada kebakaran, gas bocor atau
korsleting
5) Tunggu informasi dari pihak berwenang dan bertindaklah sesuai himbauan
6) Bila terjebak reruntuhan :
a) Hindari gerakan yang tidak perlu untuk menghindari kontak dengan debu
berbahaya
b) Secara berkala gerakan tangan dan kaki agar sirkulasi darah tetap lancar
c) Tutup mulut dan hidung sesekali sebab debu dapat terhirup membuat sesak
napas
d) Pukulah tembok atau pipa agar petugas penyelamat bisa mengetahui
keberadaan anda
e) Jangan memindahkan reruntuhan kecuali anda aman
3. Siap Siaga Menghadapi Tanah Longsor
Menurut badan nasional penanggulangan bencana (BNPB), sejak 2014 hingga
2017, bencana tanah longsor menjadi bencana yang paling mematikan dan banyak
menimbulkan korban jiwa.
Menurut BNPB tanah longsor merupakan salah satu jenis gerakan masa tanah atau
batuan ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya
kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng.
Longsor sering kali di picu oleh getaran gempa, meletusnya gunung api, curah
hujan tinggi, dan terjadi selama beberapa hari, erosi lahan banyak yang di sebabkan oleh
alam maupun manusia. Longsor dapat menimbulkan kerugian material dan non material.
Longsor bisa membuat korban kehilangan harta, tempat tinggal, hingga kehilangan
nyawa.
Oleh karena itu sangat penting untuk mengenali tanda-tanda longsor dan
memahami tindakan kesiapsiagaan menghadapi tanah longsor. Tanda-tanda tanah longsor
yaitu:
a. Tanah dan bukit bergetar
b. Terdengar suara runtuhan tanah,lumpur atau pohon
c. Retakkan panjang di lereng
d. Kerikil berjatuhan
e. Perubahan warna air sungai
f. Bermunculnya mata air baru secara tiba-tiba
Langkah-langkah siap siaga menghadapi tanah longsor yaitu:
a. Sebelum longsor
1) Waspada curah hujan tinggi
2) Kenali dan waspadai tanda-tanda longsor
3) Pahami rencana kesiapsiagaan bencana longsor
4) Siapkan perlengkapan tanggap darurat
5) Pantau informasi mengenai curah hujan dan kemungkinan tanah longsor
6) Bila ada himbauan mengungsi segera lakukan
b. Saat longsor
Di dalam rumah
1) Jangan panik
2) Segera keluar. Evakuasi diri dan keluarga
3) Hindari jalur longsor
4) Lari ketempat lebih tinggi dan aman
Di luar rumah
1) Jangan panik
2) Lari ketempat yang lebih tinggi dan aman
3) Perhatikan sisi tanah yang mengalami lonsor
4) Hindari jalur longsor
c. Setelah Longsor
1) Tetap waspada terhadap longsor susulan
2) Periksa kondisi anda dan keluarga, bila mengalami cedera pastikan mendapat
pertolongan pertama
3) Tetap bertahan di tempat yang aman
4) Tunggu informasi dari pihak berwenang dan bertindak sesuao himbawan
5) Jangan kembali ke rumah sebelum keadaan benar-benar aman
6) Bila belum ada bantuan, segera hubungi pihak-pihak terkait penangan bencana.
4. Siap Siaga Menghadapi Tsunami
Pada umumnya, sunami yang terjadi di Indonesia di akibatkan oleh gempa bumi
tektonik. Menurut BMKG, tsunami berasal dari bahasa jepang yang berarti gelombang
ombak lautan. Tsunami adalah serangkaian gelombang ombang laut raksasa yang timbul
akibatnya adanya struktur geologis dasar laut secara vertikal dalam waktu singkat
sehingga mengakibatkan air laut dalam volume sangat banyak berpindah tempat secara
mendadak.
Perubahan tersebut dapat di akibatkan gempa bumi, letusan gunung api di dasar
laut, longsor dilaut atau meteor jatuh dilaut. Bencana tsunami memiliki kecepatan 800
km/ jam dilaut dan 25-100 km/ jam saat di daratan. Saat mencapai daratan tinggi
gelombang bisa mencapai 10-36 meter. Inilah mengapa tsunami mampu merusak dan
banyak menimbulan korban jiwa. Oleh karena itu, kita harus mengenali tanda-tanda dan
memahami rencana ke siap siagan tsunami. Tanda-tanda tsunami diantaranya yaitu:
a. Di dahului gempa besar dan lama
b. Gelombang lebih dari 1 kali
c. Air laut mendadak surut
d. Terdengar suara gemuruh, dari arah laut
e. Tercium bau yang tidak biasa seperti amis, atau belerang yang kuat.
f. Hewan berlarian menjauhi pesisir
Langkah-langkah siap siaga menghadapi tsunami yaitu:
a. Sebelum tsunami
1) Kenali dan waspada tanda-tanda tsunami
2) Jauhi area pantai dan tepian sungai
3) Ketahui tanda-tanda peringatan dini di wilayah anda
4) Siapkan perlengkapan darurat
5) Ikuti arahan petugas
b. Saat tsunami
1) Lari ke tempat yang tinggi atau tempat evakuasi sementara terdekat
2) Berjalan kaki evakuasi saat di anjurkan
3) Ikuti petunjuk dari evakuasi petugas setempat
4) Hindari area aliran sungai dari jembatan
5) Tetap bertahan sampai keadaan di nyatakan aman
6) Bila terbawa arus tsunami carilah benda terapung sebagai tempat berpegangan
dan menghemat tenaga
7) Pada saat darurat bangunan/pohon yang cukup tinggi dan kokoh bisa di gunakan
sebagai alternatif tempat evakuasi
c. Setelah tsunami
1) Periksa kondisi anda dan keluarga bila mengalami cedara, pastikan mendapatkan
pertolongan pertama
2) Jangan kembali kerumah sebelum keadaan belum benar-benar aman
3) Tunggu informasi dari pihak berwenang dan bertindaklah sesuai himbauan
4) Waspadah runtuhan bangunan dan puing-puing yang terbawa arus.
5. Siap siaga Menghadapi Letusan Gunung Api
Sebagian besar gunung api yang tersebar di Indonesia adalah gunung api aktif.
Menurut BMKG, Indonesia memiliki 127 gunung api yang tersebar di sepanjang pulau
Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Sulawesi hingga Halmahera.
Menurut BMKG, letusan gunung api merupakan bagian dari aktivitas vulkanik
yang di kenal dengan istilah erupsi. Letusan gunung api diakibatkan oleh aktivitas magma
dan pergerakan lempeng tektonik, dimulai dari adanya tekanan kuat dari dalam yang
menggerakan magma ke segala arah. Berikut empat tingkatan status gunung api:
a. Normal, yakni tidak ada aktivitas magma
b. Waspada, yakni adanya aktivitas seismic, kejadian vulkanik dan sedikit perubahan
aktivitas akibat pergerakan magma, tektonik dan hidrometal
c. Siaga, dimana terjadi peningkatan aktivitas seismic dan letusan dapat terjadi dalam
waktu 2 minggu
d. Awas, dimana letusan dapat terjadi dalam waktu 24 jam
Bahaya-bahaya letusan gunung api
a. Awas panas, dimana terdapat gabungan awan campuran gas, pasir dan batu hasil
letusan bersuhu 200-700°C dan berkecepatan > 70 km/ jam
b. Bom vulkanik, lontaran batu/ material gunung api dengan diameter >10 cm dan suhu
> 200°C
c. Hujan abu, abu atau pasir halus hasil letusan, baik dari awan panas maupun jatuhan
piroklastik dan beterbangan mengikuti arah angin
d. Lava, makna yang mencapai permukaan berbentuk cairan kental dan bersuhu 700-
1200°C
e. Gas beracun, gas yang keluar dari rekahan atau lubang kawah seperti CO2, H2S,
HCl, SO2 dan CO
f. Lahar, banjir materil letusan yang diakibatkan oleh curah hujan tinggi pada
tumpukan material mekanik dipuncak gunung api
Tanda-tanda letusan gunung api
a. Suhu lereng atau sekitar kawah meningkat drastic
b. Sumber mata air mongering
c. Sering terjadi gempah tremor
d. Banyak hewan turun gunung
e. Sering terdengar suara gemuruh
Langkah-langkah siap siaga menghadapi letusan gunung api yaitu:
a. Sebelum letusan gunung api
1) Kenali dan waspadai tanda letusan
2) Tutup pintu dan jendela
3) Matikan peralatan listrik
4) Siapkan perlengkapan darurat
5) Ikuti petunjuk dari pihak berwenang
6) Bila ada himbaun mengungsi segera lakukan
b. Saat letusan gunung api
Didalam rumah
1) Pada tingkatan status awas segera mengungsi ketempat efakuasi
2) Hindari area berbahaya seperti lereng gunung dan lembah
3) Tutup mulut dan hhidung dengan masker atau kain basah
4) Kenakan pakaian tertutup yang melindungi tubuh
Diluar rumah
1) Lindungi diri dari materi hasil letusan
2) Lari ketempat berlindung yang aman
3) Hindari area berbahaya, seperti lereng gunung dan lembah
4) Bila terjadi hujan abu, tutup mulut dan hidung dengan masker atau kain basah
c. Setelah letusan gunung api
1) Jika mengungsi, kembalilah kerumah bila keadaan sudah aman
2) Bersihkan atap dari timbunan debu fulkanik
3) Tetap lindungi diri dari abu
4) Bantu warga disabilitas, lanjut usia atau anak-anak
5) Hindari wilayah yang terkena hujan abu, jika memungkinkan

Anda mungkin juga menyukai