Anda di halaman 1dari 9

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat.

Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak,
yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam
administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam
melaksanakan hak dan kewajibannya.

NPWP diberikan kepada Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaralan subjektif dan objektif sebagaimana telah
diatur dalam peraturan perundang-undangan perpajakan.

NPWP tidak berubah meskipun Wajib Pajak pindah tempat tinggal/tempat kedudukan atau mengalami pemindahan
tempat terdaftar.

Pengelompokan Wajib Pajak

Kelompok Kategori Keterangan

Orang Pribadi (Induk) Wajib Pajak belum menikah, dan suami


sebagai kepala keluarga
Wajib Pajak orang pribadi
Hidup Berpisah (HB) wanita kawin yang dikenai pajak secara
terpisah karena hidup berpisah berdasarkan
putusan hakim

Pisah Harta (PH) suami-istri yang dikenai pajak secara terpisah


karena menghendaki secara tertulis
berdasarkan perjanjian pemisahan harta dan
penghasilan secara tertulis

Memilih Terpisah (MT) wanita kawin, selain kategori Hidup Berpisah


dan Pisah Harta, yang dikenai pajak secara
terpisah karena memilih melaksanakan hak
dan memenuhi kewajiban perpajakan terpisah
dari suaminya

Warisan Belum Terbagi (WBT) sebagai satu kesatuan merupakan subjek


pajak pengganti, menggantikan mereka yang
berhak, yaitu ahli waris

Badan sekumpulan orang dan/atau modal yang


merupakan kesatuan baik yang melakukan
Wajib Pajak badan usaha maupun yang tidak melakukan usaha

Joint Operation bentuk kerja sama operasi yang melakukan


penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa
Kena Pajak atas nama bentuk kerja sama
operasi

Kantor Perwakilan Perusahaan Asing Wajib Pajak perwakilan dagang asing atau
kantor perwakilan perusahaan asing
(representative office/liaison office) di
Indonesia yang bukan Bentuk Usaha Tetap
(BUT)

Bendahara bendahara pemerintah yang membayar gaji,


upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran
lain dan diwajibkan melakukan pemotongan
atau pemungutan pajak

Penyelenggara Kegiatan pihak selain empat Wajib Pajak badan


sebelumnya yang melakukan pembayaran
imbalan dengan nama dan dalam bentuk
apapun sehubungan dengan pelaksanaan
kegiatan

Apabila Anda hendak mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP sebagai Wajib Pajak Orang Pribadi, Anda
harus mengisi Formulir Pendaftaran [Unduh Formulir Pendaftaran - untuk pendaftaran secara
tertulis] dan melengkapi dokumen pendaftaran.

Ada empat kategori pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak Orang Pribadi, yaitu :

1. Apabila penghasilan berasal dari pekerjaan sebagai karyawan


2. Apabila selain penghasilan di atas, juga mendapatkan penghasilan yang berasal dari usaha dan/atau
pekerjaan bebas, maka Anda masuk ke kategori ini.
3. Apabila sudah memiliki NPWP pribadi, lalu mendapatkan penghasilan berasal dari usaha dan/atau
pekerjaan bebas pada 1 (satu) atau lebih tempat kegiatan usaha yang berbeda dengan tempat tinggal
Wajib Pajak
4. Warisan Belum Terbagi.
Dalam hal Wajib Pajak orang pribadi yang meninggalkan warisan belum memiliki NPWP, dan dari
warisan tersebut diterima atau diperoleh penghasilan.

Setelah Anda menentukan kategori tersebut, berikut dokumen yang harus dilampirkan:

1. Karyawan

Apabila penghasilan Anda berasal dari pekerjaan sebagai karyawan, silahkan lampirkan dokumen berikut.

Kewarganegaraan Dokumen

bagi Warga Negara Indonesia  Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP)

bagi Warga Negara Asing  Fotokopi Paspor; dan


 Fotokopi Kartu Izin Tinggal Sementara (KITAS) atau Kartu Izin
Tinggal Tetap (KITAP)
2. Usaha dan/atau pekerjaan bebas

Apabila penghasilan Anda berasal dari usaha dan/atau pekerjaan bebas, silahkan lampirkan dokumen berikut.

Kewarganegaraan Dokumen

bagi Warga Negara Indonesia 1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP), dan
2. Memilih salah satu dari dokumen berikut
o surat pernyataan bermeterai dari Wajib Pajak yang
menyatakan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang
dilakukan dan tempat atau lokasi kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas tersebut dilakukan, atau
o keterangan tertulis atau elektronik dari penyedia jasa
aplikasi online yang menyatakan bahwa Wajib Pajak
merupakan mitra usaha penyedia jasa aplikasi online.

bagi Warga Negara Asing 1. Fotokopi Paspor;


2. Fotokopi Kartu Izin Tinggal Sementara (KITAS) atau Kartu Izin
Tinggal Tetap (KITAP); dan
3. Memilih salah satu dari dokumen berikut :
o surat pernyataan bermeterai dari Wajib Pajak yang
menyatakan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang
dilakukan dan tempat atau lokasi kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas tersebut dilakukan, atau
o keterangan tertulis atau elektronik dari penyedia jasa
aplikasi online yang menyatakan bahwa Wajib Pajak
merupakan mitra usaha penyedia jasa aplikasi online.

Apabila penghasilan berasal dari usaha dan/atau pekerjaan bebas pada 1 (satu) atau lebih tempat kegiatan usaha
yang berbeda dengan tempat tinggal Wajib Pajak silahkan lampirkan dokumen berikut.

1. Fotokopi Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan


2. Memilih salah satu dari dokumen berikut
o surat pernyataan bermeterai dari Wajib Pajak yang menyatakan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas yang dilakukan dan tempat atau lokasi kegiatan usaha atau pekerjaan bebas tersebut
dilakukan, atau
o keterangan tertulis atau elektronik dari penyedia jasa aplikasi online yang menyatakan bahwa
Wajib Pajak merupakan mitra usaha penyedia jasa aplikasi online.

Pada dasarnya, pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak Warisan Belum Terbagi
menggunakan NPWP dari Wajib Pajak orang pribadi yang meninggalkan warisan tersebut.

Dalam hal Wajib Pajak orang pribadi yang meninggalkan warisan belum memiliki NPWP, dan dari warisan
tersebut diterima atau diperoleh penghasilan, yang mendaftarkan diri adalah wakil dari Wajib Pajak Warisan
Belum Terbagi yaitu:

 salah seorang ahli waris


 pelaksana wasiat
 pihak yang mengurus harta peninggalan
Dokumen yang perlu dilampirkan adalah sebagai berikut.

1. fotokopi dokumen yang menunjukkan identitas diri orang pribadi yang meninggalkan warisan,
2. fotokopi akta kematian, surat keterangan kematian, atau dokumen lain yang dipersamakan, dan
3. dokumen yang menunjukkan kedudukan sebagai wakil Wajib Pajak Warisan Belum Terbagi.

Surat Pemberitahuan yang selanjutnya disingkat SPT adalah surat yang Anda gunakan untuk melaporkan
penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.

Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan yang selanjutnya disebut SPT Tahunan PPh adalah SPT PPh untuk
suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak, yang meliputi SPT Tahunan Orang Pribadi dan SPT Tahunan Bada

1. ketentuan pengisian SPT

Sebagai Wajib Pajak, Anda wajib mengisi SPT dengan benar, lengkap, dan jelas, dalam bahasa Indonesia dengan
menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke
KPP, atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.

Untuk Anda, Wajib Pajak badan yang diizinkan untuk menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa
Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat, wajib menyampaikan SPT PPh Wajib Pajak badan beserta
lampirannya dalam bahasa Indonesia kecuali lampiran berupa laporan keuangan, dan menggunakan satuan mata
uang Dollar Amerika Serikat.

2. Jenis dan bentuk SPT

SPT Tahunan PPh, yang terdiri dari:

1. SPTTahunan PPh untuk satu Tahun Pajak; dan


2. SPTTahunan PPh untuk Bagian Tahun Pajak.

SPT dapat berbentuk:

1. dokumen elektronik; atau


2. formulir kertas (hardcopy).

SPT dianggap tidak disampaikan apabila:

1. SPT tidak ditandatangani;


2. SPT tidak sepenuhnya dilampiri keterangan dan/atau dokumen yang dipersyaratkan;
3. SPT yang menyatakan lebih bayar disampaikan setelah 3 (tiga) tahun sesudah berakhirnya Masa Pajak,
bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, dan Wajib Pajak telah ditegur secara tertulis; atau
4. SPT disampaikan setelah Direktur Jenderal Pajak melakukan pemeriksaan, melakukan pemeriksaan bukti
permulaan secara terbuka, atau menerbitkan surat ketetapan pajak.

4. Kanal penyampaian SPT tahunan badan

Dalam hal SPT dianggap tidak disampaikan, Direktur Jenderal Pajak harus memberitahukan secara tertulis kepada
Wajib Pajak.
1. E-Filing

Untuk WP Badan yang pelaporan sebelumnya masa atau tahunan sudah menggunakan bentuk elektronik

Menggunakan jasa konsultan pajak

Laporan Keuangannya diaudit Akuntan Publik

serta Wajib Pajak Badan yang terdaftar pada:

a. KPP Madya

b. KPP di lingkungan Kanwil DJP Jakarta Khusus

c. Kanwil DJP Wajib Pajak Besar

2. E-Form

Bisa disampaikan melalui laman djponline.pajak.go.id dengan memilih layanan e-FORM dan mengunggah laporan
keuangan dalam bentuk PDF.

Setelah terkirim, Bukti Penerimaan Elektronik akan masuk ke surel yang sudah didafta

Sejak 1 Januari 2013, ada 4 (empat) cara bagi Wajib Pajak (WP) untuk dapat menyampaian Surat Pemberitahuan
(SPT) Tahunan, yaitu:

1. Secara Langsung
Penyampaian SPT Tahunan secara langsung dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu:
1. melalui Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat WP terdaftar,
dalam hal SPT yang disampaikan adalah:
 SPT Tahunan Lebih Bayar (LB);
 SPT Tahunan Pembetulan;
 SPT Tahunan yang disampaikan setelah batas waktu penyampaian SPT; dan/atau
 SPT Tahunan dalam bentuk e-SPT.
2. Melalui Pojok pajak/mobil pajak/dropbox dimana saja
Yang dapat disampaikan melalui Pojok pajak/mobil pajak/dropbox dimana saja adalah untuk SPT
Tahunan selain SPT Tahunan LB, SPT Tahunan pembetulan, atau SPT Tahunan yang
disampaikan setelah batas waktu penyampaian SPT, dan SPT Tahunan dalam bentuk e-SPT.
Penyampaian SPT secara langsung ini dilakukan tidak dalam amplop atau kemasan lainnya.
Dalam hal SPT disampaikan dalam amplop atau kemasan lainnya, maka Petugas Penerima SPT
akan membuka amplop atau kemasan lainnya tersebut.
2. Melalui Pos dengan bukti pengiriman Surat ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Tempat WP
terdaftar
Penyampaian SPT Tahunan melalui pos dilakukan dalam amplop tertutup yang telah dilekati lembar
informasi amplop SPT Tahunan (format terlampir di lampiran 1 Peraturan Dirjen Pajak nomor PER-
26/PJ/2012) yang berisi data sebagai berikut:
o Nama Wajib Pajak;
o NPWP;
o Tahun Pajak;
o Status SPT (Nihil/Kurang Bayar/Lebih Bayar);
o Jenis SPT (SPT Tahunan/SPT Tahunan Pembetulan ke-…);
o Perubahan Data (Ada/Tidak Ada);
o Nomor Telepon;
o Pernyataan; dan
o Tanda tangan WP.
3. Melalui Perusahaan Jasa Ekspedisi atau kurir dengan bukti pengiriman surat ke KPP tempat WP
terdaftar
Penyampaian SPT Tahunan melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dilakukan dalam amplop
tertutup yang telah dilekati lembar informasi amplop SPT Tahunan (format terlampir di lampiran 1
Peraturan Dirjen Pajak nomor PER-26/PJ/2012) yang berisi data sebagai berikut:
o Nama Wajib Pajak;
o NPWP;
o Tahun Pajak;
o Status SPT (Nihil/Kurang Bayar/Lebih Bayar);
o Jenis SPT (SPT Tahunan/SPT Tahunan Pembetulan ke-…);
o Perubahan Data (Ada/Tidak Ada);
o Nomor Telepon;
o Pernyataan; dan
o Tanda tangan WP.
4. e-Filing melalui website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) atau Penyedia Jasa ASP
(Application Service Provider)
0. Penyampaian e-Filing melalui website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) dapat
dilakukan untuk WP Orang Pribadi (OP) yang menggunakan Formulir SPT Tahunan 1770 S dan
Formulir SPT Tahunan 1770 SS. (selengkapnya tata cara penyampaian SPT Tahunan secara e-
Filing melalui Website DJP dapat dilihat disini)
1. Penyampaian SPT (Tahunan dan Masa) dan Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan Secara
elektronik (e-Filing) melalui Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal
Pajak selengkapnya dapat dilihat disini.

BATAS WAKTU PEMBAYARAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK

1. Untuk Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi (OP)
a. Batas waktu penyampaian SPT-nya adalah paling lama 3 bulan setelah akhir Tahun Pajak
 Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender kecuali bila Wajib Pajak
menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender.
 Dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT Tahunan adalah WP OP yang dalam
satu tahun Pajak menerima atau memperoleh penghasilan neto tidak melebihi
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
b. Kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan SPT Tahunan PPh harus dibayar lunas
sebelum SPT PPh disampaikan.
Batas Pembayaran
(Paling Lambat ...) Batas Pelaporan
No. Jenis Pajak
(Pasal 2 PMK Undang Undang di bidang
242/PMK.03/2014) Perpajakan
1 PPh pasal 4(2) setor sendiri tgl 15 bulan berikutnya tgl 20 bulan berikutnya
2 PPh pasal 4(2) pemotongan tgl 10 bulan berikutnya tgl 20 bulan berikutnya
3 PPh pasal 15 setor sendiri tgl 15 bulan berikutnya tgl 20 bulan berikutnya
4 PPh pasal 15 pemotongan tgl 10 bulan berikutnya tgl 20 bulan berikutnya
5 PPh pasal 21 tgl 10 bulan berikutnya tgl 20 bulan berikutnya
6 PPh pasal 23/26 tgl 10 bulan berikutnya tgl 20 bulan berikutnya
7 PPh pasal 25 tgl 15 bulan berikutnya tgl 20 bulan berikutnya
PPh pasal 22 impor setor sendiri (dilunasi saat penyelesaian
8
bersamaan dg bea masuk, PPN, PPnBM) dokumen PIB
PPh pasal 22 impor yang pemungutan hari kerja terakhir minggu
9 1hari kerja berikutnya
oleh BC berikutnya
hari yang sama dg
PPh pasal 22 pemungutan oleh
10 pembayaran atas 14 hari setelah masa pajak berakhir
bendaharawan
penyerahan barang
11 PPh pasal 22 migas tgl 10 bulan berikutnya tgl 20 bulan berikutnya
PPh pasal 22 pemungutan oleh WP badan
12 tgl 10 bulan berikutnya tgl 20 bulan berikutnya
tertentu
akhir bulan berikutnya
setelah masa pajak akhir bulan berikutnya setelah masa
13 PPN & PPnBM
berakhir & sebelum SPT pajak berakhir
masa PPN disampaikan
tgl 15 bulan berikutnya
akhir bulan berikutnya setelah masa
14 PPN atas kegiatan membangun sendiri setelah Masa Pajak
pajak berakhir
berakhir
PPN atas pemanfaatan BKP tidak tgl 15 bulan berikutnya
akhir bulan berikutnya setelah Masa
15 berwujud dan/atau JKP dari Luar Daerah setelah saat terutangnya
Pajak berakhir
Pabean pajak
PPN & PPnBM Pemungutan akhir bulan berikutnya setelah masa
16 tgl 7 bulan berikutnya
Bendaharawan pajak berakhir
harus disetor pada hari
yang sama dengan
PPN dan/ atau PPnBM pemungutan oleh
pelaksanaan pembayaran
17 Pejabat Penandatanganan Surat Perintah
kepada PKP Rekanan
Membayar sebagai Pemungut PPN
Pemerintah melalui
KPPN
tgl 15 bulan berikutnya
PPN & PPnBM Pemungutan selain akhir bulan berikutnya setelah masa
18 setelah Masa Pajak
bendaharawan pajak berakhir
berakhir
PPh 25 WP kriteria tertentu yang dapat
harus dibayar paling
melaporkan beberapa Masa Pajak dalam 20 hari setelah berakhirnya Masa
19 lama pada akhir Masa
satu SPT Masa. (Pasal 3 ayat (3B) UU Pajak terakhir
Pajak terakhir.
KUP)
Pembayaran masa selain PPh 25 WP harus dibayar paling
kriteria tertentu yang dapat melaporkan lama sesuai dengan batas 20 hari setelah berakhirnya Masa
20
beberapa Masa Pajak dalam satu SPT waktu untuk masing- Pajak terakhir.
Masa. (Pasal 3 ayat (3B) UU KUP) masing jenis pajak.

2. Untuk SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan


a. Batas waktu penyampaian SPT-nya adalah paling lama 4 bulan setelah akhir Tahun Pajak
 Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender kecuali bila Wajib Pajak
menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender.
b. Kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan SPT Tahunan PPh harus dibayar lunas
sebelum SPT PPh disampaikan.
3. Untuk SPT Masa
a. Batas waktu penyampaian SPT nya adalah paling lama 20 hari setelah akhir Tahun Pajak.
b. Menteri Keuangan menentukan tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak yang
terutang untuk suatu saat atau Masa Pajak bagi masing-masing jenis pajak, paling lama 15 (lima
belas) hari setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak.
c. Tanggal jatuh tempo pembayaran, penyetoran pajak, dan pelaporan pajak untuk SPT Masa, yaitu :

1. Jika tanggal jatuh tempo pembayaran pajak bertepatan dengan hari libur termasuk hari
sabtu atau hari libur nasional, maka pembayaran pajak dapat dilakukan pada hari kerja
berikutnya.
2. Jika tanggal batas akhir pelaporan bertepatan dengan hari libur termasuk hari sabtu atau
hari libur nasional, pelaporan dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya.
3. Hari libur nasional termasuk hari yang diliburkan untuk penyelenggaraan Pemilihan
umum yang ditetapkan oleh Pemerintah dan cuti bersama secara nasional yang ditetapkan
oleh Pemerintah.
4. Batas waktu pembayaran, penyetoran, atau pelaporan pajak untuk SPT masa
adalah :
b. Ketentuan terkait SPT Masa PPh Pasal 25 :

1. Dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 25 adalah :


 WP OP yang tidak menjalankan usaha atau tidak melakukan pekerjan bebas.
 WP OP yang dalam satu tahun Pajak menerima atau memperoleh penghasilan
neto tidak melebihi PTKP (kepada WP ini juga dikecualikan dari kewajiban
menyampaikan SPT Tahunan)
2. Wajib Pajak yang melakukan pembayaran PPh Pasal 25 melalui bank persepsi atau
kantor pos persepsi dengan sistem pembayaran secara online dan Surat Setoran Pajak
(SSP)-nya telah mendapat validasi dengan Nomor Transaksi Pembayaran Negara
(NTPN), maka SPT Masa PPh Pasal 25 dianggap telah disampaikan ke KPP sesuai
dengan tanggal validasi yang tercantum pada SSP.
2. Sanksi denda:

No Pasal Masalah Sanksi Keterangan


1 7 (1) SPT Terlambat disampaikan :
Rp100.000 atau
a. Masa Per SPT
Rp500.000
Rp100.000 atau
b. Tahunan Per SPT
Rp 1.000.000
Dari jumlah pajak
2 8 (3) Pembetulan sendiri dan belum disidik 150%
yang kurang dibayar
pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP, tetapi tidak
14
3 membuat faktur pajak atau membuat faktur pajak, tetapi tidak 2% Dari DPP
(4)
tepat waktu;
pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP yang tidak
2% Dari DPP
mengisi faktur pajak secara lengkap
PKP melaporkan faktur pajak tidak sesuai dengan masa
2% Dari DPP
penerbitan faktur pajak

3. Sanksi bunga:
No Pasal Masalah Sanksi Keterangan
No Pasal Masalah Sanksi Keterangan
8 (2 dan Per bulan, dari jumlah pajak yang
1. Pembetulan SPT Masa dan Tahunan 2%
2a) kurang dibayar
9 (2a Per bulan, dari jumlah pajak
2. Keterlambatan pembayaran pajak masa dan tahunan 2%
dan 2b) terutang
Per bulan, dari jumlah kurang
3. 13 (2) Kekurangan pembayaran pajak dalam SKPKB 2%
dibayar, max 24 bulan
SKPKB diterbitkan setelah lewat waktu 5 tahun karena
Dari jumlah paak yang tidak mau
4. 13 (5) adanya tindak pidana perpajakan maupun tindak pidana 48%
atau kurang dibayar.
lainnya
Per bulan, dari jumlah pajak tidak/
5. 14 (3) a. PPh tahun berjalan tidak/kurang bayar 2%
kurang dibayr, max 24 bulan
Per bulan, dari jumlah pajak tidak/
b. SPT kurang bayar 2%
kurang dibayr, max 24 bulan
PKP yang gagal berproduksi dan telah diberikan Per bulan, dari jumlah pajak tidak/
14 (5) 2%
pengembalian Pajak Masukan kurang dibayr, max 24 bulan
SKPKBT diterbitkan setelah lewat waktu 5 tahun karena
Dari jumlah pajak yang tidak atau
6. 15 (4) adanya tindak pidana perpajakan maupun tindak pidana 48%
kurang dibayar
lainnya
SKPKB/T, SK Pembetulan, SK Keberatan, Putusan Banding Per bulan, atas jumlah pajak yang
7. 19 (1) 2%
yang menyebabkan kurang bayar terlambat dibayar tidak atau kurang dibayar
Per bulan, bagian dari bulan
8. 19 (2) Mengangsur atau menunda 2%
dihitung penuh 1 bulan
Atas kekurangan pembayaran
9. 19 (3) Kekurangan pajak akibat penundaan SPT 2%
pajak

4. Sanksi kenaikan:
No Pasal Masalah Sanksi Keterangan
Dari pajak yang kurang
1. 8 (5) Pengungkapan ketidak benaran SPT sebelum terbitnya SKP 50%
dibayar
Apabila: SPT tidak disampaikan sebagaimana disebut dalam surat
13
2. teguran, PPN/PPnBM yang tidak seharusnya dikompensasikan
(3)
atau tidak tarif 0%, tidak terpenuhinya Pasal 28 dan 29
Dari PPh yang tidak/
a. PPh yang tidak atau kurang dibayar 50%
kurang dibayar
Dari PPh yang tidak/
b. tidak/kurang dipotong/ dipungut/ disetorkan 100%
kurang dipotong/ dipungut
Dari PPN/ PPnBM yang
c. PPN/PPnBM tidak atau kurang dibayar 100%
tidak atau kurang dibayar
15 Dari jumlah kekurangan
3. Kekurangan pajak pada SKPKBT 100%
(2) pajak tersebut

Anda mungkin juga menyukai