Anda di halaman 1dari 2

BPJS BERBENAH DIRI DARI DEFISIT

HANIN RULIYANI/101911133038
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA

BPJS Kesehatan merupakan akronim dari Badan Pelayanan Jaminan Sosial Kesehatan.
Menurut definisi, BPJS adalah sebuah badan hukum yang diberi kewenangan untuk
menyelenggarakan sistem jaminan kesehatan bagi masyarakat Indonesia. Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional menyebutkan lima program
dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), yaitu Jaminan Kesehatan, Jaminan Kecelakaan
Kerja, Jaminan Hari Tua, Jaminan Pensiun, dan Jaminan Kematian. BPJS Kesehatan
menjalankan salah satu programnya yaitu jaminan kesehatan. Pemerintah telah menetapkan
target pada 2019 agar seluruh warga Indonesia telah memiliki BPJS. Namun, penyelenggaraan
BPJS selama ini masih menunjukkan beberapa polemik sehingga menimbulkan pelayanan
kurang maksimal dan memuaskan bagi warga.
Defisit BPJS Kesehatan telah menjadi topik hangat beberapa bulan terakhir. Pada tahun
2018, defisit anggaran BPJS menyentuh 19,4 triliun. Proyeksi pembengkakan defisit juga
menyebutkan bahwa pada tahun 2019 mencapai 32,8 triliun. Hal tersebut patut diberi perhatian
lebih. Anggaran yang defisit secara langsung dapat memberikan dampak kepada jalannya
pelayanan kesehatan. Kenyataan di lapangan telah menjadi bukti. Berbagai keluhan pun
dilayangkan masyarakat pengguna BPJS, salah satunya disampaikan melalui Yayasan
Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). Keluhan pertama adalah antrean panjang di rumah
sakit yang menyebabkan penumpukan pasien dan tidak ditangani dengan baik. Selain itu,
fasilitas kamar inap bagi pemilik BPJS juga tidak memadai sehingga pasien harus dibiarkan
menunggu kesakitan di IGD tanpa ada kepastian. Bukti terakhir adalah biaya pengobatan
jaminan BPJS yang tidak dibayarkan. Semua yang tersebut di atas menjadi indikator masih
buruknya pelaksanaan jaminan kesehatan di Indonesia dan dapat menghambat perwujudan
tujuan awal pemerintah menyelenggarakan BPJS Kesehatan yaitu membantu mempercepat
kesehatan masyarakat.
Iuran BPJS akan naik seratus persen dari angka saat ini mulai 1 Januari 2020. Kabar ini
menjadi hangat berasal dari usulan Menteri Keuangan, Sri Mulyani. Usulan tersebut
dikemukakan saat menggelar rapat bersama Komisi IX dan Komisi XI DPR di Jakarta, Selasa
27 Agustus 2019. Menurut Sri Mulyani, kenaikan iuran adalah salah satu solusi untuk
mengatasi defisit anggaran BPJS dan mengoptimalkan penyediaan fasilitas yang kurang
memadai. Namun, wacana ini lebih baik harus dikaji terlebih dahulu. Kenaikan yang drastis
juga harus dipertimbangkan kembali karena jangan sampai tindakan yang diambil hanya
berfokus kepada pemecahan masalah anggaran dengan mengabaikan kondisi masyarakat.
Gejolak dan konflik baru juga berpotensi terjadi di tengah masyarakat.
Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah pengelolaan keuangan atau anggaran
tersebut harus tepat, salah satunya adalah dialokasikan pada pengadaan fasilitas. Salah satu
pepatah umum, yaitu ada harga ada barang dapat dijadikan pedoman apabila pemerintah benar
ingin menetapkan kebijakan iuran yang naik. Harga sebesar dua kali lipat yang sudah
dibayarkan warga harus dibarengi dengan balas jasa yang sepadan. Fasilitas seperti kamar inap,
IGD, tenaga kesehatan, dan lain-lain harus dioptimalkan. Fakta yang terjadi di lapangan dapat
dijadikan evaluasi bagi pemerintah untuk memperbaiki kinerja faskes dalam pelayanan. Selain
itu, diperlukan manajemen yang tegas dan terarah untuk mengembalikan sistem kepada jalur
yang sesuai dengan undang-undang. Menaikkan iuran bukan satu-satunya solusi untuk
menutupi defisit. Cara lain yang dapat dilakukan adalah penegakan kembali aturan-aturan yang
berlaku sehingga akar-akar penyebab defiist dapat diberantas seperti rumah sakit yang
melakukan manipulasi data, manajemen klaim yang berantakan, data tidak valid, dan
perusahaan main-main.
Dengan demikian, kontroversi dalam BPJS memang menjadi isu yang belum pernah
habis untuk dibahas. Kebijakan yang diambil oleh pemerintah harus tetap mementingkan
keadaan masyarakat walaupun didesak oleh defisit anggaran yang semakin melambung tinggi.
Tindakan tegas juga sangat diperlukan untuk mengatasi para oknum yang mencari keuntungan
dengan cara curang. Tujuan utama adanya BPJS juga harus ditegakkan kembali. Pada akhirnya,
BPJS akan tetap dapat melaksanakan tugasnya untuk menjamin kesehatan masyarakat
Indonesia lebih baik lagi.

KATA KUNCI: BPJS, Iuran, Jaminan, Sehat

Yoga Sukmana. 2019. Akar Masalah Defisit BPJS Kesehatan, Peserta yang Sudah
Meninggal Pun Bisa Klaim… [online].
https://money.kompas.com/read/2019/08/22/055700526/akar-masalah-defisit-bpjs-kesehatan-
peserta-yang-sudah-meninggal-pun-bisa?page=all. 1 September 2019.

Triyasni. 2019. Iuran BPJS Kesehatan Akan Naik 100 Persen [online].
https://www.liputan6.com/news/read/4050178/iuran-bpjs-kesehatan-akan-naik-100-
persen?utm_expid=.9Z4i5ypGQeGiS7w9arwTvQ.0&utm_referrer=https%3A%2F%2Fwww.
liputan6.com%2Fnews%2Fread%2F4050178%2Fiuran-bpjs-kesehatan-akan-naik-100-
persen. 1 September 2019

Anda mungkin juga menyukai