Anda di halaman 1dari 16

Pengelolaan Sampah

BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN

4.1. Penentuan Lokasi TPA


Penentuan desain TPA harus memperhatikan karakteristik pada
lokasi, kondisi sosial ekonomi masyarakat, ekologi dan faktor pada saat
penggunaan lahan. Proses pemilihan lokasi TPA perlu
mempertimbangkan tiga hal penting, diantaranya:
1. Pertimbangan operasional, secara operasional TPA memerlukan
lahan yang cukup dalam menampung segala jenis sampah dan
zonasi ketersediaan lahan harus memperhatikan rencana regional
serta aspek aksesbilitas (keterjangkauan).
2. Pertimbangan ekologi, keberlanjutan lokasi TPA perlu diperhatikan
setelah tidak dipergunakan lagi nantinya.
3. Pertimbangan topografi, geologi dan hidrologi, lebih mengarah pada
aspek persyaratan fisik lahan, seperti berdasarkan topografi atau
relief dapat dipilih lokasi-lokasi yang bebas dari bahaya banjir atau
wilayah dengan muka air tanah yang dalam sehingga lindi sampah
tidak mencemari air tanah. Penentuan lokasi TPA melalui tiga tahap,
yaitu tahap regional, tahap penyisih, dan tahap penetapan. Tahap
regional dan tahap penyisih menggunakan nilai dan pembobotan
sesuai indikator variabel yang ada. Tahap regional menggunakan
bantuan SIG, sedangkan tahap penyisih menggunakan data
wawancara dan observasi. Penetuan lokasi TPA di Indonesia
dilakukan berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-3241-
1994 yang membagi kriteria pemulihan lokasi TPA menjadi tiga,
antara lain:
a. Kelayakan regional digunakan untuk menentukan zona layak
ataupun zona tidak layak dengan nilai yang bervariasi.
b. Kelayakan penyisih digunakan untuk menentukan tingkat
kesesuaian dari beberapa alternatif lokasi yang telah diperoleh
Wahyudi_1710815210019
1
Pengelolaan Sampah

pada pemilihan tahap pertama. merupakan batasan penilaian


yang digunakan untuk memilih lokasi terbaik dari beberapa calon
lokasi TPA.
c. Kelayakan rekomendasi dilakukan setelah hasil perhitungan
tahap regional dan tahap penyisih selesai, akan didapat lokasi
dengan bobot nilai tertinggi. Lokasi dengan nilai tertinggi inilah
yang menjadi lokasi rekomendasi untuk perencanaan
pembangunan lokasi TPA. untuk menetapkan lokasi terbaik dari
beberapa alternatif lokasi yang telah diperoleh pada penilaian
sebelumnya.
Kriteria pemilihan lokasi TPA berdasarkan SNI 03-3241-1994
Tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah.
Penentuan lokasi TPA dapat dilakukan melalui tiga tahapan penilaian.
Penilaian tahap pertama dapat dilakukan dengan metode binary untuk
melakukan zona layak atau tidak layak sebagai lokasi TPA berdasarkan
delapan kriteria penilaian diberi nilai 1 dan lahan yang tidak memenuhi
kriteria penilaian diberi nilai 0 sehingga zona layak TPA dapat ditentukan
apabila nilai lahan mencapai jumlah maksimal (delapan). Penilaian tahap
kedua dapat dilakukan dengan metode Analitycal Hierarchy Process
(AHP) dan Weighted Linier Combination (WLC) untuk menentukan tingkat
kesesuaian lahan dari beberapa alternatif lokasi yang telah diperoleh pada
penilaian tahap pertama berdasarkan tujuh kriteria penilaian kelayakan
penyisih. Hasil penilaian pada tingkat kesesuaian lahan masing-masing
lokasi dikelompokkan menjadi 5 tingkat kesesuaian, antara lain sangat
rendah (30-41), rendah (42-53), sedang (54-65), tinggi (66-77) dan sangat
tinggi (78-90). Penilaian tahap ketiga dapat dilakukan dengan
menggunakan metode overlay peta hasil penilaian tahap sebelumnya
dengan peta rencana umum tata ruang kabupaten.

Wahyudi_1710815210019
2
Pengelolaan Sampah

4.2. Penentuan Desain TPA


Perencenan lahan TPA harus mengetahui jumlah penduduk serta
fasilitas-fasilitas umum yang dilayani oleh TPA Kabupaten Tanah Laut.
Jumlah penduduk dan fasilitas umum akan mengalami peningkatan
kemudian dilakukan pendekatan pertambahan penduduk dan fasilitas
umum dengan cara proyeksi penduduk. Proyeksi jumlah penduduk dan
fasilitas umum diproyeksikan selama 15 tahun mendatang. Proyeksi
penduduk dilakukan untuk masing-masing kecamatan yang ada di
Kabupaten Tanah Laut dan data jumlah penduduk yang digunakan
sebelumnya adalah data mulai tahun 2013 sampai 2018. Proyeksi
timbulan sampah juga harus dilakukan untuk mengetahui besarnya
volume sampah yang masuk ke TPA. Sehingga bisa melakukan desain
TPA sesuai dengan volume sampah yang dihasilkan selama 15 tahun
mendatang.
4.2.1. Proyeksi Timbulan Sampah
Sebelum menentukan estimasi kebutuhan lahan TPA, maka langkah
awal yang harus diperhatikan adalah menghitung jumlah proyeksi
timbulan sampah Kabupaten Tanah Laut selama 15 tahun mendatang.
Perhitungan proyeksi timbulan sampah dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1 Proyeksi Timbulan Sampah Kabupaten Tanah Laut

Proyeksi Proyeksi
Proyeksi Timbulan timbulan
No Tahun Penduduk sampah domestik sampah Yang dilayani
(Pn) perhari (T=2,5 domestik perhari
L/h) (m3/hari)
2018 342.352 855.881 856 85% 727,50
1 2019 348.574 871.436 871 85% 740,72
2 2020 354.793 886.983 887 85% 753,94
3 2021 361.009 902.523 903 85% 767,14
4 2022 367.222 918.055 918 85% 780,35
5 2023 373.432 933.579 934 85% 793,54
6 2024 379.638 949.095 949 85% 806,73
7 2025 385.842 964.604 965 85% 819,91
8 2026 392.042 980.106 980 85% 833,09

Wahyudi_1710815210019
3
Pengelolaan Sampah

Lanjutan Tabel 4.1

Proyeksi
Proyeksi
Proyeksi timbulan
Timbulan sampah
No Tahun Penduduk sampah Yang dilayani
domestik perhari
(Pn) domestik perhari
(T=2,5 L/h)
(m3/hari)
9 2027 398.240 995.599 996 85% 846,26
10 2028 404.434 1.011.085 1.011 85% 859,42
11 2029 410.625 1.026.564 1.027 85% 872,58
12 2030 416.814 1.042.034 1.042 85% 885,73
13 2031 422.999 1.057.497 1.057 85% 898,87
14 2032 429.181 1.072.953 1.073 85% 912,01
15 2033 435.360 1.088.401 1.088 85% 925,14
(Sumber : Hasil proyeksi timbulan sampah)
4.2.2. Kebutuhan Lahan TPA
Estimasi kebutuhan lahan TPA dan zona penyangga dapat
ditentukan dengan persamaan yang dirumuskan oleh Murtudo (1996).

M 
   SC
E (4.1)
LTPA 
T
L penyangga  (20  40%) x LTPA
Keterangan:
LTPA = Luas areal TPA (m2)
Lpenyangga = Luas zone penyangga dan fasilitas pendukung TPA (m2)
SC = Soil cover / lapisan tanah penutup (m3)
= 15-30 % dari volume sampah
T = Tinggi rata-rata timbunan
Menentukan estimasi kebutuhan Lahan TPA Kabupaten Tanah Laut
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2. Proyeksi Timbulan Sampah Berdasarkan Zona

Jumlah
Proyeksi Timbulan Sampah
Zona No Tahun Sampah Per
Domestik Perhari (Kg/hari)
Tahun (Kg)

1 1 2019 139429,73 50891850

Wahyudi_1710815210019
4
Pengelolaan Sampah

Lanjutan Tabel 4.2.

Jumlah
Proyeksi Timbulan Sampah
Zona No Tahun Sampah Per
Domestik Perhari (Kg/hari)
Tahun (Kg)
2 2020 141917,30 51799813
3 2021 144403,64 52707327
4 2022 146888,74 53614392
5 2023 149372,62 54521008
6 2024 151855,28 55427176
7 2025 154336,70 56332896
2 8 2026 156816,90 57238170
9 2027 159295,88 58142997
10 2028 161773,64 59047377
11 2029 164250,17 59951311
12 2030 166725,48 60854801
13 2031 169199,57 61757845
3
14 2032 171672,45 62660444
15 2033 174144,11 63562600
(Sumber: Hasil perhitungan proyeksi timbulan sampah)
Tabel 4.3 Perhitungan Estimasi Kebutuhan Lahan TPA di
Kabupaten Tanah Laut
Total Volume Sampah 1717020,01
Luas TPA 223212,60 m2
Luas TPA yang
22,32 Ha
diperlukan
Luas Penyangga 8,93 Ha
Total Luas yang
31,25 Ha
diperlukan
(Sumber: Hasil perhitungan estimasi lahan TPA di Kabupaten Tanah Laut)
4.2.3 Perhitungan Pembagian Luas Zona Penimbunan Sampah
Dari hasil perhutungan estimasi lahan TPA Kabupaten Tanah Laut,
maka dapat diketahui bahwa lahan untuk penimbunan sampah di TPA
adalah sebesar 22,32 hektar dengan zona penyangga sebesar 8,93
hektar untuk menyesuaikan dengan kriteria desain perencanaan TPA.

Wahyudi_1710815210019
5
Pengelolaan Sampah

Tabel 4.4 Perhitungan pembagian luas zona penimbunan sampah

Rata-Rata Jumlah
Jumlah Sampah Luas Zona Luas Zona
Kepadatan
Zona Sampah dalam dari rata- Penimbunan Penimbuhan
Sampah
Periode Waktu rata / 5 (m2) (ha)
5 Tahun (Kg) Tahun (Kg)
1 263534390 144402,41 527068,78 68518,94 6,85

2 286188615,7 156815,68 572377,23 74409,04 7,44

3 308787001,4 169198,36 617574,00 80284,62 8,03

(Sumber: Hasil perhitungan)


Perencanaan ada 3 zona penimbunan sampah dalam satu area
landfill. tiap zona penimbunan digunakan untuk menimbun sampah
selama 5 tahun periode pelayanan. Lahan TPA tersebut dibagi menjadi
beberapa zona-zona tersebut dibagi menjadi 3 wilayah zona penimbunan
sampah dengan mempunyai masing-masing luas zona sebagai berikut :
a. Zona 1 mempunyai luas 6.85 = 7 hektar
b. Zona 2 mempunyai luas 7.44 = 7 hektar
c. Zona 3 mempunyai luas 8.03 = 8 hektar
4.2.4 Perhitungan Dimensi Landfill Area/ Cell
Perhitungan dimensi cell perlu dilakukan untuk menghitung volume
sampah yang ditempatkan pada area cell landfill dalam satu periode
operasi selama 5 tahun dengan total volume cell sebesar 940,83 dan total
panjang cell yang juga ditentukan melalui perhitungan dengan jumlah
panjang cell 75,27 m. Perhitungan Dimensi cell dapat ditentukan :
Vcell = V sampah/hari / tingkat pemadatan di TPA

tcell  2  2,5m  Untuk menyesuaikan dengan tinggi Bench / Terrace


lcell  4  5m
 1,5 – 3 kali blade alat pemadat sampah
Vcell
pcell 
lcell xtcell
Vcell  p cell xlcell xtcell

Wahyudi_1710815210019
6
Pengelolaan Sampah

Tabel 4.5 Perhitungan Dimensi cell TPA untuk 15 Tahun Mendatang


Volume
Sampah Tinggi Lebar
Kepadat- Volum Panjan
Tahun / yang Rencan Rencan
No an e cell g Cell
Zona Masuk a Cell a Cell
(Kg/m3) (m3) (m)
TPA (m) (m)
(Kg/hari)
2019-2023
1 (Zona 1) 144402,41 500 2,5 5 288,80 23,10
2024-2028
2 (Zona 2) 156815,68 500 2,5 5 313,63 25,09
2029-2033
3 (Zona 3) 169198,36 500 2,5 5 338,40 27,07
470416,44
Jumlah 940,83 75,27

(Sumber: perhitungan dimensi cell untuk 15 tahun mendatang)


4.2.5 Perhitungan Volume Daily Cover
Daily cover mempunyai fungsi untuk kontrol kelembapan sampah
untuk mencegah tersebarnya sampah, mencegah timbulnya bau,
mencegah pertumbuhan, binatang/ vektor penyakit dan mencegah
kebakaran. Perhitungan kebutuhan volume daily cover untuk perencanaan
(15 tahun perencanaan) adalah sebesar 215,41 m3. Daily cover adalah
lapisan penutup harian ditempatkan dibagian atas cell dalam satu periode
operasi. Perhitungan volume daily cover dapat ditentukan :

Vdc  t dc x( AT  AF  AS )

tdc  15  30cm  Standar kriteria tebal lapisan daily


cover
AT = Luas area cell bagian atas (m2)
= pcell x lcell
AF = Luas area sisi miring cell bagian depan (m2)
= lcell x √(tcell 2+ rasio tcell2)  pcell x √(tcell 2+ rasio tcell2)
AS = Luas area sisi miring cell bagian samping (m2)

Wahyudi_1710815210019
7
Pengelolaan Sampah

Tabel 4.6 Perhitungan Volume Daily Cover


Tebal Pan
Rasio Tebal Leb Perba
Lapisa jan
Tinggi Lapis ar AF Vdc n-
N Tahun / n g AT AS
Cell an Cell (m2 (m3 dingan
o Zona Daily Cell (m2) (m2)
) )
a/b Cover DC VSampah
(m) (m)
(1/3) (cm) (m) / Vdc
2019-
23, 115, 31,2 66,9
1 2023 0,33 30 0,3 5 76,51 1:3
10 52 5 8
(Zona 1)
2024-
25, 125, 31,2 71,4
2 2028 0,33 30 0,3 5 81,48 1:3
09 45 5 5
(Zona II)
2029-
27, 135, 31,2 75,9
3 2033 0,33 30 0,3 5 86,43 1:3
07 36 5 1
(Zona III)
244,4 214,
Jumlah 0.99 2 35

(Sumber : Hasil perhitungan)


4.2.6 Perhitungan Volume Landfill Liner
Landfill liner adalah material (natural atau buatan) yang digunakan
untuk melapisi dasar dan sisi dalam area landfill untuk mengandalikan
pergerakan leachete dan gas landfill (20-50 cm). Linier TPA (lapisan
dasar) dibuat kedap air sehingga dapat menhambat proses meresapnya
lindi ke dalam tanah dan tidak mencemari air tanah. Lapisan kedap air
yang digunakan sebagai liner pada perencanaan ini adalah tanah
lempung (clay) yang memiliki koefisien permeabilitas < 10-6 cm/detik dan
telah dipadatkan. Rumus yang digunakan dalam perhitungan volume
landfill liner

AT    2 
LAT x PAT  ( PAT . tan  )  x AT
2

   VLL= tLL x (AT+AF+AS)


AS    PTPA x tTPA  rasio tTPA   x2
2 2
tLL= 20-50 cm
 
AF   LTPA x tTPA  rasio tTPA  x 2
2 2

 

Wahyudi_1710815210019
8
Pengelolaan Sampah

Tabel 4.7 Perhitungan Bagian Dasar TPA


Tebal Tebal
L L T a Rasi
P Lanfil Lanfil
N P AT TP AT TP A o
Tahun/Zona TPA l l ∑AT
o (m) A (m A T TPA
(m) Liner Liner
(m) ) (m) (º) (a/b)
(cm) (m)
2019-2023 23,1
1 150 50 5 5 2 1:3 50 0,5 64,92
(Zona I) 0
2024-2028 25,0
2 200 50 5 5 2 1:3 50 0,5 79,71
(Zona II) 9
2029-2033 27,0
3 250 50 5 5 2 1:3 50 0,5 92,35
(Zona III) 7
75,2 236,9
Jumlah 600 150 15 15 150 1,5
7 8
(Sumber : Hasil perhitungan)
Tabel 4.8 Perhitungan volume landfill liner
No Tahun/Zona AT (m2) AS (m2) AF (m2) Volume Landfill Liner (m3)
1 2019-2023 (Zona I) 7504,59 4743,42 1581 58,80

2 2024-2028 (Zona II) 10000 6324,56 1581 66,91

3 2029-2033 (Zona III) 12500 7905,69 1581 74,14


(Sumber : Hasil perhitungan)
4.2.7 Perhitungan Estimasi Gas Landfill
Estimasi timbulan gas landfill (terutama pada fase dekomposisi anaerobic)
dilakukan berdasarkan persamaan reaksi :
Organic mater
+ H2O CH4 + CO2 + NH3
(solid waste)
CaHbOcNd+  4a  b  2c  3d  H O bacteria  4a  b  2c  3d 
  2  CH 4
 4   8 
 4a  b  2c  3d 
 CO2 + d NH3
 8 

Wahyudi_1710815210019
9
Pengelolaan Sampah

Tabel 4.9 Tabel Karakteristik Kimia Sampah

Berat Kadar
Berat Kering Karakteristik Kimia Sampah (%) Jumlah
Jenis Sampah Basah Air
Karakteristik
(Kg) (%) (Kg) C H O N S Ash

Organik cepat terurai

Sisa Makanan 80925,60 0,7 34682,40 16370,09 2115,63 14072,38 563,59 60,69 15000138,00 15033320,39
Kertas 1445,10 0,102 13005,90 6138,78 793,36 5277,14 211,35 22,76 5625051,75 5637495,14
Total 82370,70 47688,3 22508,9 2909 19349,5 774,9 83,455 20625189,75 20670815,53

Organik lama terurai

Kayu/Ranting/Daun 34682,40 0,6 23121,60 10913,40 1410,42 9381,59 375,73 40,46 10000092,00 10022213,59
Kain Tekstil 867,06 0,1 7803,54 3683,27 476,02 3166,29 126,81 13,66 3375031,05 3382497,09
Karet Kulit 5780,40 0,012 23121,60 10913,40 1410,42 9381,59 375,73 40,46 10000092,00 10022213,59
Plastik 75,15 0,002 37497,45 17698,80 2287,34 15214,59 609,33 65,62 16217649 16253525
Total 41405,01 91544,2 43209 5584,2 37144,1 1487,59 160,20 39592864 39680449,16
Anorganik
Logam 346,82 0,03 11213,976 5293,00 684,05 4550,07 182,23 19,62 4850044,62 4860773,59
Kaca 115,61 0,02 5664,79 2673,78 345,55 2298,49 92,05 9,91 2450022,54 2455442,33
Lainnya 1300,59 0,15 7370,01 3478,64 449,57 2990,38 119,76 12,90 3187529,33 3194580,58
Total 1763,02 24248,78 11445,42 1479,18 9838,94 394,04 42,44 10487596,49 10510796,50
(Sumber : Hasil perhitungan karakteristik sampah)

Wahyudi_1710815210019
10
Pengelolaan Sampah

Perhitungan selanjutnya yaitu dengan menentukan molaritas kimia


sampah dan mengabaikan komponen Ash serta komponen sampah
anorganik, dengan menggunakan rumus seperti dibawah ini:
(𝐶, 𝐻, 𝑂, 𝑁, 𝑆)
Σ=
𝑀𝑟 (𝐶, 𝐻, 𝑂, 𝑁, 𝑆)
Tabel 4.10 Perhitungan Molaritas

Uraian C H O N S

Molaritas (Mr) 12 1 16 14 32

Total Mole

Organik Cepat Terurai (RD)


1875,74 2908,99 1209,35 55,35 2,61

Organik Lama Terurai (SD)


3600,74 5584,20 2321,50 106,26 5,01

Anorganik
953,79 1479,18 614,93 28,15 1,33

(Sumber : Hasil perhitungan molaritas)


Tabel 4.11 Perhitungan Untuk Menentukan Rumus Kimia Bahan Organik
Sampah
Mole Ratio ( N = 1)
Komponen Reapidly
Slowly decomposable
decomposable
C 0 34
H 53 53
O 22 22
N 1 1
(Sumber: Hasil perhitungan rumus kimia bahan organik sampah)
Reapidly decomposable C34H53O22N
Slowly decomposable C34H53O22N
Estimasi jumlah gas yang dihasilkan dari reapidly decomposable dan
slowly decomposable :

CaHbOcNd +  4a  b  2c  3d  H 2O bacteria  4a  b  2c  3d CH


 
 4a  b  2c  3d 
 CO2
 
4
4  8   8 

 4.34  53  2.22  3.1   4.34  53  2.22  3.1   4.34  53  2.22  3.1 


C34H53O22N +   H 2O  CH 4   CO2
 4   8   8 

Wahyudi_1710815210019
11
Pengelolaan Sampah

11
C34H53O22N + 18 CH4 + 16 CO2 + NH3
H2O
827 198 288 704 17
Estimasi volume gas methane dan carbon dioxide yang dihasilkan dari
rapidly decomposable dan slowly decomposable. Untuk melakukan
estimasi tersebut harus diketahui berat jenis methane dan carbondioxide.
Berat jenis methane = 0,717 kg/m3 dan carbon dioxide = 1,978 kg/m3.
Maka dari data diatas dapat diketahui jumlah volume CH4 pada komposisi
sampah organik yang cepat terurai dan jumlah volume CO2 pada
komposisi sampah organik yang lambat terurai seperti perhitungan berikut
yaitu :
Rapidly decomposable

vol CH 4 . berat kering sampah


CH 4 
vol rumus kimia sampah . berat jenis CH 4
= 4718402,015 m3/ hari (STP)
vol CO2 . berat kering sampah
CO2 
vol rumus kimia sampah . berat jenis CO2
= 1719230,596 m3/ hari (STP)
Slowly decomposable
vol CH 4 . berat kering sampah
CH 4 
vol rumus kimia sampah . berat jenis CH 4
= 378312,417 m3/ hari (STP)
vol CO2 . berat kering sampah
CO2 
vol rumus kimia sampah . berat jenis CO2
= 924763,688 m3/ hari (STP)
Perhitungan jumlah total gas yang dihasilkan setiap kg berat kering
sampah organik
Rapidly decomposable

CH 4  CO2 (4718402,015  1719230,596) m / hari


3

   134,9 m / kg
3

 berat kering sampah 47688,3


Wahyudi_1710815210019 kg
/ hari
12
Pengelolaan Sampah

Slowly decomposable

CH 4  CO2 (378312,417  924763,688) m / hari


3

   14,234 m / kg
3

 berat kering sampah kg


91544,2 / hari

4.2.8. Perhitungan Estimasi Timbulan Lindi


Estimasi timbulan leachate dilakukan berdasarkan prinsip
kesetimbangan air (water balance) dengan persamaan berikut :
Win = Wout
(WSW+WCM+WA) = (WLG+WL)
Keterangan :
WSW = Jumlah air dalam sampah (m3/hari)
WCM = Jumlah air dalam cover material (m3/hari)
WA = Jumlah air hujan yang masuk dalam timbunan sampah (m 3/hari)
WLG = Jumlah air yang digunakan pada saat pembentukan gas landfill
(m3/hari)
WL = Timbulan leachate (m3/hari)

Tabel 2.12 Perhitungan jumlah air dalam sampah (W sw)


Berat Kadar Volume
Basah Air Sampah Volume Air Kepadatan
Jenis Sampah
(m3/hari) (Kg/m3)
(Kg) (%) (m3)
Sampah Organik 80925,60 0,3 161,85 0,49
Kayu 34682,40 0,9 69,36 0,62
Karet Kulit 5780,40 0,4 11,56 0,05
Plastik 75,15 0,9 0,15 0,00

Logam 346,82 0,8 0,69 0,01


500
Kain tekstil 867,06 0,998 1,73 0,02
Kertas 1445,10 0,97 2,8902 0,03
Kaca 115,61 0,98 0,231216 0,00
Dan lain-lain 1300,59 0,85 2,60118 0,02
Total 125538,73 251,08 1,23
(Sumber : Hasil perhitungan jumlah air dalam sampah)

Wahyudi_1710815210019
13
Pengelolaan Sampah

Tabel 2.13 Perhitungan Jumlah Air Dalam Cover Material (W CM)

Volume Daily Kadar Air Jumlah Air Dalam


No. Tahun / Zona Cover DC
(%)
(m3) m3/hari
1 2019-2023 (Zona I) 66,98 3 2,01
2 2024-2028 (Zona II) 71,45 3 2,14
3 2029-2033 (Zona III) 75,91 3 2,28
Jumlah 214,35 6,43
(Sumber : Hasil perhitungan jumlah air dalam cover material)
Tabel 2.14 Perhitungan jumlah air hujan yang masuk timbunan sampah (W A)
A C
I (mm/hari) I (m/hari) Jumlah Air Hujan (Q) (m3/hari)
2
(m ) (m)
223,28 1 30 0,03 6,70
238,18 1 30 0,03 7,15
253,04 1 30 0,03 7,59
714,50 21,43
(Sumber : Hasil perhitungan jumlah air hujan yang masuk timbunan sampah)
Perhitungan jumlah air yang digunakan pada saat pembentukan gas
landfill (WLG)
WLG (m3/hari) rapidly decomposable
𝐻2𝑂 𝑥 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 (𝑟𝑒𝑎𝑝𝑖𝑑𝑙𝑦)
WLG =
𝑣𝑜𝑙.𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 𝐾𝑖𝑚𝑖𝑎 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑥 1000
WLG = (198× 47688,3 ) / (827×1000)
= 11,42 m3/hari
WLG (m3/hari) slowly decomposable
H2O x Berat Kering (Slowly)
=
vol. Rumus Kimia Sampah x 1000
WLG = (198× 91544,2 ) / (827×1000)
= 21,9 m3/hari
Total WLG = WLG rapidly decomposable + WLG slowly decomposable
= 11,42 m3/hari + 21,9 m3/hari
= 33,32 m3/hari
Perhitungan kesetimbangan air dalam timbunan sampah (estimasi
timbulan lindi)
(WSW+WCM+WA) = (WLG+WL)

Wahyudi_1710815210019
14
Pengelolaan Sampah

WL = (WSW+WCM+WA) + (WLG)
= (1,23 + 6,43 + 21,43) + (33,32)
= 62,41 m3/hari

Wahyudi_1710815210019
15
Pengelolaan Sampah

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan perencanaan TPA di Kabupaten Tanah Laut selama 15
tahun mendatang dapat diambil kesimpulan sebagai berkut :
1. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari proses buffering, overlay, dan
calculating pada peta kelayakan regional, diperoleh tujuh lokasi yang
termasuk dalam kategori zona layak TPA dan hanya satu lokasi yang
dapat direkomendasikan menjadi zona layak TPA. Lokasi tersebut
terletak di Desa Panjaratan Kecamatan Pelaihari dengan lahan seluas
491 ha.
2. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari proyeksi 2019-2033 diperoleh
luas total TPA di Kabupaten Tanah Laut yang diperlukan sebesar
22,32 ha dengan luas TPA 223212.60 m 3 dan luas penyangga 8.93
ha.
3. Berdasarkan karakteristik sampah diperoleh jumlah total gas yang
dihasilkan setiap kg berat kering sampah organik dengan rapidly
decomposable 134,9 m3/kg dan slowly decomposable 14,234 m3/kg.

5.2 Saran
1. Sebaiknya dalam menentukan lokasi TPA perencana harus
menggunakan data terbaru dan sumber dapat dipertanggung
jawabkan sehingga ketika melakukan proses penentuan lokasi TPA
mendapat hasil yang sesuai dengan standarnya.
2. Perencanaan desain TPA selama 15 tahun kedepan sebaiknya
perencana harus benar-benar memperhatikan data-data yang
diperoleh agar sesuai dengan fakta dan terhindar dari kekeliruan
penempatan desain dan pengambilan keputusan.

Wahyudi_1710815210019
16

Anda mungkin juga menyukai