PANDUAN
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BLORA
i
RUMAH SAKIT
PKU MUHAMMADIYAH BLORA
Jl. Raya Blora – Cepu Km.3 Jepon Blora, Telp/fax (0296) 532257/525634
Email : rsmuhblora@yahoo.co.id / rsmuhblora@gmail.com
Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Blora dengan senantiasa memohon bimbingan,
lindungan dan ridhlo Allah SWT :
MENIMBANG : 1. Bahwa pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit
merupakan suatu upaya kegiatan untuk meminimalkan atau
mencegah terjadinya infeksi pada pasien, petugas, pengunjung dan
masyarakat di sekitar rumah sakit
2. Bahwa upaya meminimalkan terjadinya infeksi di rumah sakit
tersebut diperlukan alat pelindung diri (APD).
3. Bahwa supaya APD dapat digunakan dengan baik dan tercapai
maksud dan tujuan penggunaannya diperlukan buku panduan.
4. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud di atas,
Buku Panduan Alat Pelindung Diri (APD) perlu ditetapkan dengan
Surat Keputusan Direktur.
MENGINGAT : 1. Undang – undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang – undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang – undang Nomor 8 Tahun 1992 tentang Perlindungan
Konsumen
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
159b/Menkes/Per/II/1998 Tentang Rumah Sakit.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No :
ii
RUMAH SAKIT
PKU MUHAMMADIYAH BLORA
Jl. Raya Blora – Cepu Km.3 Jepon Blora, Telp/fax (0296) 532257/525634
Email : rsmuhblora@yahoo.co.id / rsmuhblora@gmail.com
iii
RUMAH SAKIT
PKU MUHAMMADIYAH BLORA
Jl. Raya Blora – Cepu Km.3 Jepon Blora, Telp/fax (0296) 532257/525634
Email : rsmuhblora@yahoo.co.id / rsmuhblora@gmail.com
Ditetapkan di : Blora
Pada Tanggal : 27 Desember 2018
Direktur
RS PKU Muhammadiyah Blora,
Tembusan :
1. Semua unit
2. Arsip
iv
DAFTAR ISI
B. PENGERTIAN ................................................................................................................ 1
C. TUJUAN .......................................................................................................................... 1
LAMPIRAN ............................................................................................................................. 17
v
LAMPIRAN : SK DIREKTUR RS PKU MUHAMMADIYAH BLORA
NOMOR : 312c/KEP/I/XII/2018
TENTANG : PANDUAN APD DI RS PKU MUHAMMADIYAH
BLORA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Petugas pelayanan kesehatan setiap hari dihadapkan kepada tugas yang berat
untuk bekerja dengan aman dalam lingkungan yang membahayakan. Kini, resiko
pekerjaan yang umum dihadapi oleh petugas pelayanan kesehatan adalah kontak dengan
darah dan tubuh sewaktu perawatan rutin pasien. Pemaparan terhadap patogen ini
meningkatkan resiko mereka terhadap infeksi yang serius dan kemungkinan kematian.
Petugas kesehatan yang bekerja di kamar bedah dan kamar bersalin dihadapkan kepada
resiko pemaparan terhadap patogen yang lebih tinggi daripada bagian – bagian lainnya
( Gershon dan Vlavov 1992). Karena resiko yang tinggi ini, panduan dan praktik
perlindungan infeksi yang lebih baik diperlukan untuk melindungi staf yang bekerja di
area ini. Lagi pula, anggota staf yang tahu cara melindungi diri mereka dari pemaparan
darah dan tubuh dan secara konsisten menggunakan tindakan – tindakan ini akan
membantu melindungi pasien – pasiennya juga.
Sementara kesadaran terhadap keseriusan AIDS dan Hepatitis C meningkat, dan
bagaimana mereka dapat tertular di tempat kerja, banyak petugas kesehatan tidak
merasakan diri mereka dalam resiko. Terlebih lagi, mereka yang beresiko tidak secara
teratur menggunakan perlengkapan pelindung, seperti sarung tangan, atau praktik –
praktik lain ( cuci tangan ) yang disediakan untuk mereka.
B. PENGERTIAN
Alat Pelindung Diri (APD) adalah baju atau perlengkapan khusus yang digunakan
oleh petugas untuk mencegah terkontaminasi dengan bahan infeksius.
C. TUJUAN
Tujuan dalam menggunakan alat perlindungan diri ada beberapa macam, diantaranya :
1. Tujuan Umum
a. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
b. Meningkatkan keamanan petugas dilingkungan rumah sakit.
1
2. Tujuan khusus
a. Mencegah kontak tangan petugas dengan darah maupun cairan tubuh pasien,
selaput lendir, kulit yang tidak utuh/ alat kesehatan/ permukaan yang telah
terkontaminasi.
b. Mencegah membran mukosa petugas (hidung dan mulut) kontak dengan percikan
darah/ cairan tubuh pasien.
c. Mencegah membran mukosa petugas kontak dengan percikan darah atau cairan
tubuh pasien.
d. Mencegah kulit petugas kontak dengan percikan darah/ cairan tubuh pasien.
e. Mencegah perlukaan kaki oleh benda tajam yang terkontaminasi/ terjepit benda
berat (misalnya : mencegah luka karena karena menginjak benda tajam atau
kejatuhan alat kesehatan) dan mencegah kontak derngan darah dan cairan tubuh
lainnya.
2
BAB II
RUANG LINGKUP
3
BAB III
TATA LAKSANA PENGGUNAAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI (APD)
4
Melindungi tangan petugas dari kontak dengan darah atau cairan tubuh
lainnya, membran mukosa, kulit yang tidak utuh atau bahan infeksius lainnya.
b. Jenis
- Sarung tangan bersih
- Sarung tangan steril
- Sarung tangan rumah tangga
c. Indikasi pemakaian
a) Sarung tangan steril :
Semua prosedur pembedahan, persalinan pervaginam, prosedur invasif
radiologi, melakukan prosedur pemasangan akses vena sentral, menyiapkan
bahan nutisi parenteral total dan kemoterapi.
b) Sarung tangan bersih :
Prosedur yang berpotensi kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi,
ekskresi, dan bahan yang terlihat jelas terkontaminasi cairan tubuh.
Kontak langsung dengan pasien :
Kontak dengan darah, kontak dengan membran mukosa dan kulit yang
tidak utuh, potensi tinggi keberadaan mikroorganisme infeksius dan
berbahaya, situasi epidemik dan emergensi, memasang dan melepas IV
kateter, pengambilan sampel darah, melepas vena sentral, pemeriksaan
pelvis dan vagina, suction endotrakeal tube dengan sistem terbuka.
Kontak tidak langsung dengan pasien :
Bilas lambung, membersihkan instrumen, menangani sampah,
membersihkan tumpahan cairan tubuh.
Yang bukan merupakan indikasi pemakaian sarung tangan (kecuali untuk
pencegahan kontak) : tidak ada potensi terhadap paparan darah dan cairan
tubuh atau bahan terkontaminasi bahan infeksius.
Kontak langsung dengan pasien :
Melakukan pengukuran tekanan darah, suhu dan nadi, melakukan injeksi IM
dan SC, memandikan dan memakaikan baju pasien, mengantar pasien,
perawatan mata dan telinga (tanpa sekresi), memanipulasi saluran pembuluh
darah tanpa ada kebocoran darah.
5
Kontak tidak langsung dengan pasien :
Menggunakan telepon, menulis di lembar catatan pasien, memberikan obat
oral, mendistribusikan dan mengumpulkan nampan makanan pasien, melepas
atau mengganti linen pasien, memasang peralatan ventilator non invasive dan
selang oksigen, memindah perabotan pasien.
d. Hal Yang Harus Diperhatikan Pada Pemakaian Sarung Tangan
a) Gunakan sarung tangan dengan ukuran yang sesuai, khususnya untuk
sarung tangan bedah. Sarung tangan yang tidak sesuai dengan ukuran
tangan dapat menggangu ketrampilan dan mudah robek.
b) Jaga agar kuku selalu pendek untuk menurunkan risiko sarung tangan
robek.
c) Tarik sarung tangan ke atas manset gaun (jika Anda memakainya) untuk
melindungi pergelangan tangan.
d) Gunakan pelembab yang larut dalam air (tidak mengandung lemak) untuk
mencegah kulit tangan kering/berkerut.
e) Jangan gunakan lotion atau krim berbasis minyak, karena akan merusak
sarung tangan bedah maupun sarung tangan periksa dari lateks.
f) Jangan menggunakan cairan pelembab yang mengandung parfum karena
dapat menyebabkan iritasi pada kulit.
g) Jangan menyimpan sarung tangan di tempat dengan suhu yang terlalu panas
atau terlalu dingin misalnya di bawah sinar matahari langsung, di dekat
pemanas, AC, cahaya ultraviolet, cahaya fluoresen atau mesin rontgen,
karena dapat merusak bahan sarung tangan sehingga mengurangi
efektifitasnya sebagai pelindung.
6
Bagan alur pemilihan sarung tangan
2. Masker
a. Tujuan : menahan cipratan yang keluar sewaktu petugas kesehatan atau
petugas bedah berbicara, batuk atau bersin serta untuk mencegah percikan
darah atau cairan tubuh lainnya memasuki hidung atau mulut petugas
kesehatan.
b. Jenis
a) Masker bedah
b) Masker dengan efisiensi tinggi
c. Indikasi pemakaian
a) Masker bedah : digunakan saat melakukan pembedahan
Gambar 4. Masker
b) Masker dengan efisiensi tinggi : digunakan jika penyaringan udara dianggap
penting, misal merawat pasien yang telah diketahui atau dicurigai menderita
penyakit menular melalui udara maupun doplet.
7
Gambar 4. Masker efisiensi tinggi N-95
8
masker, menggunakan kedua telunjuk dengan cara menekan dan menyusuri
bagian atas masker.
d) Jika mungkin, dianjurkan fit test dilakukan setiap saat sebelum memakai
masker efisiensi tinggi.
Langkah 3
Tariklah tali pengikat respirator yang atas
dan posisikan tali agak tinggi di belakang
kepala Anda di atas telinga.
Tariklah tali pengikat respirator yang bawah
dan posisikan tali di bawah telinga.
Langkah 4
Letakkan jari-jari kedua tangan Anda di atas
bagian hidung yang terbuat dati logam
Tekan sisi logam tersebut (Gunakan dua jari
dari masing-masing tangan) mengikuti
bentuk hidung Anda. Jangan
menekanrespirator dengan satuy tangan
karena dapat mengakibatkan.
9
Langkah 5
Tutup bagian depan respirator dengan kedua
tangan, dan hati-hati agar posisi respirator
tidak berubah.
4. Apron
a. Tujuan : melindungi kulit dan baju petugas dari potensial percikan/ semprotan
darah, cairan tubuh, sekresi atau ekskresi.
b. Indikasi pemakaian :
10
Gambar 4. Apron
5. Pelindung Kaki
a. Tujuan : melindungi kaki dari cidera akibat benda tajam atau benda berat yang
mungkin jatuh secara tidak sengaja ke atas kaki.
b. Jenis : sepatu karet atau plastik yang menutupi seluruh ujung dan telapak kaki
c. Indikasi pemakaian :
b. Masker
1) Eratkan tali atau karet elastis pada bagian
tengah kepala dan leher.
2) Paskan klip hidung dari logam fleksibel pada
12
batang hidung.
3) Paskan dengan erat pada wajah dan di
bawah dagu sehingga melekat dengan baik.
4) Periksa ulang pengepasan masker.
d. Sarung tangan
Tarik hingga menutupi bagian pergelangan
tangan gaun isolasi.
13
D. PRINSIP-PRINSIP PPI YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA PELEPASAN
APD
a. Sarung tangan
1) Ingatlah bahwa bagian luar sarung
tangan telah terkontaminasi!
2) Pegang bagian luar sarung tangan
dengan sarung tangan lainnya,
lepaskan.
3) Pegang sarung tangan yang telah
dilepas dengan menggunakan
tangan yang masih memakai
sarung tangan.
4) Selipkan jari tangan yang sudah
tidak memakai sarung tangan di
bawah sarung tangan yang belum
dilepas di pergelangan tangan.
5) Lepaskan sarung tangan di atas
sarung tangan pertama.
6) Buang sarung tangan di tempat
limbah infeksius.
b. Kacamata atau pelindung wajah
1) Ingatlah bahwa bagian luar
kacamata atau pelindung wajah
telah terkontaminasi!
2) Untuk melepasnya, pegang karet
atau gagang kacamata.
3) Letakkan di wadah yang telah
disediakan untuk diproses ulang
atau dalam tempat limbah
infeksius.
c. Gaun Pelindung
1) Ingatlah bahwa bagian depan gaun
dan lengan gaun pelindung telah
terkontaminasi!
14
2) Lepas tali.
3) Tarik dari leher dan bahu dengan
memegang bagian dalam gaun
pelindung saja.
4) Balik gaun pelindung.
5) Lipat atau gulung menjadi
gulungan dan letakkan di wadah
yang telah disediakan untuk
diproses ulang atau buang di
tempat limbah infeksius.
d. Masker
1) Ingatlah bahwa bagian depan
masker telah terkontaminasi –
JANGAN SENTUH!
2) Lepaskan tali bagian bawah dan
kemudian tali atau karet bagian
atas.
3) Buang ke tempat limbah
infeksius.
15
BAB IV
PENUTUP
16
LAMPIRAN
(Petugas IPCLN)
17
AUDIT KEPATUHAN PETUGAS MENGGUNAKAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI (APD)
RS PKU MUHAMMADIYAH BLORA
NO TGL JENIS KEGIATAN MASKER SARUNG SEPATU APRON KACA TUTUP PENILAI
TANGAN PELINDUNG MATA KEPALA
YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK
JUMLAH TOTAL
SKOR AKHIR : YA X 100%
YA+TIDAK
Petugas :....................
18