YOGYAKARTA
OLEH :
PRODI METALURGI
2019
ETIKA DAN PERANNYA DALAM KEHIDUPAN
Etika disebut juga dengan istilah etik. Dari segi etimologi etika berasal dari
kata ethicus (bahasa Latin), ethicos (bahasa Yunani), dan ethics (bahasa Inggris)
artinya adat kebiasaan atau watak kesusilaan (Sri Haryudhowati,2001; K.
Bertens,2001) Kata tersebut hamper sama dengan kata ‘moral’ yang berasal dari
bahasa Latin yaitu mos. Bentuk jamak dari kata tersebut adalah mores yang artinya
kebiasaan hidup. Dalam bahasa Arab etika dikenal dengan istilah akhlaq (Ahsanul In’am,
2002).
Etika merupakan cabang ilmu filsafat. Dikatakan demikian karena dalam ilmu etika
memuat penyelidikan filosofis mengenai kewajiban – kewajiban manusia akan hal – hal
yang baik dan yang buruk. Etika disebut juga sebagai ilmu normatif karena berisi ketentuan
– ketentuan norma – norma dan nilai – nilai yang digunakan dalam kehidupan sehari –
hari. Etika juga merupakan cabang ilmu dari Aksiologi yaitu ilmu tentang nilai yang
menitikberatkan pada pengertian salah dan benar.
A. Pengertian Etika
Etika menurut para ahli secara umum adalah suatu norma atau aturan yang
dipakai sebagai pedoman dalam berperilaku di masyarakat bagi seseorang terkait
dengan sifat baik dan buruk.
Ada juga yang menyebutkan pengertian etika adalah suatu ilmu tentang
kesusilaan dan perilaku manusia di dalam pergaulannya dengan sesama yang
menyangkut prinsip dan aturan tentang tingkah laku yang benar. Dengan kata lain,
etika adalah kewaijban dan tanggungjawab moral setiap orang dalam berperilaku di
masyarakat.
Secara etimologis, kata etika berasal dari bahasa Yunani kuno,
yaitu “Ethikos” yang artinya timbul dari suatu kebiasaan. Dalam hal ini etika
memiliki sudut pandang normatif dimana objeknya adalah manusia dan
perbuatannya.
Uraian di atas merupakan simpulan para ahli. Mari kita simak pendapat ahli satu
per satu sebai berikut :
Soergarda Poerbakawatja
Menurut Soergarda Poerbakawatja, pengertian etika adalah suatu ilmu yang
memberikan arahan, acuan, serta pijakan kepada suatu tindakan manusia.
H. A. Mustafa
Menurut H. A. Mustafa, pengertian etika adalah ilmu yang menyelidiki terhadap
suatu perilaku yang baik dan yang buruk dengan memerhatikan perbuatan manusia
sejauh apa yang diketahui oleh akan serta pikiran manusia.
K. Bertens
Menurut K. Bertens, definisi etika adalah nilai dan norma moral yang menjadi suatu
acuan bagi umat manusia secara baik secara individual atau kelompok dalam
mengatur semua tingkah lakunya.
Dalam kehidupan sehari – hari terkadang kita sering kurang tepat dalam
menggunakan istilah – istilah etika. Contohnya adalah menyamakan etika dan etiket
yang sebenarnya arti dari kedua istilah tersebut sangatlah berbeda. Etiket berarti
sopan santun. Selain itu, etiket juga dapat berarti secarik kertas yang ditempelkan
pada botol plastik atau kemasan. Perbedaan tersebut kian mencolok ketika kita
telusuri secara etimologis.
Etiket berasal dari bahasa Prancis, etiquette, artinya yaitu undangan yang lazim
dipakai petinggi Negara dalam menyelenggarakan pesta.
1. Etika tetap berlaku meskipun tidak ada orang lain yang menyaksikan.
Etika merupakan hal yang bersifat batiniyah sehingga ketika kita melakukan
suatu kesalahan yang terjadi adalah hukuman secara batiniyah atau perasaan
bersalah.
2. Etika sifatnya absolut atau mutlak.
Etika bersifat absolut karna berlaku untuk siapa saja dan kapan saja. Sehingga
etika tidak memiliki batas tempat dan waktu berlaku.
3. Dalam etika terdapat cara pandang dari sisi batiniah manusia.
Etika dapat lahir dari kebiasaan masyarakat setempat sehingga etika biasanya
tidak tersurat melainkan hanya menurut keyakinan masyarakat sekitar saja
4. Etika sangat berkaitan dengan perbuatan atau perilaku manusia.
Etika benar benar melekat pada diri manusia. Kita sebagai manusia diciptakan
untuk bergaul dan berkumpul dengan yang lainnya guna memenuhi kebutuhan
yang ada. Sehingga dengan adanya etika maka terdabat batas batas untuk
bergaul dan berkumpul agar tidak mengganggu individu yang lain.
Dengan mengetahui ciri-ciri etika ini maka kita dapat mengetahui dan
mengidentifikasi etika – etika yang ada di masyarakat setempat. Sehingga
memudahkan kita dalam bergaul dan berkumpul dengan individu yang lain.
Etika Deskriptif
Etika deskriptif merupakan jenis etika yang berupaya melihat sikap dan perilaku
manusia serta apa yang ia kejar dalam kehidupan ini sebagai hal yang memiliki nilai.
Upaya melihat sikap dan perilaku tersebut dilakukan dengan kritis dan rasional. Etika
jenis ini menjadikan fakta sebagai suatu dasar untuk pengambilan keputusan
mengenai sikap dan perilaku yang hendak diambil.
Etika Normatif
Etika normatif adalah jenis etika yang berupaya menetapkan beragam sikap dan
perilaku ideal yang semestinya dimiliki oleh setiap orang dalam kehidupan ini. Etika
jenis ini memberikan penilaian dan juga memberikan norma sebagai kerangka dan
dasar perilaku manusia yang hendak diputuskan.
Selain pembagian etika di atas, secara umum etika juga masih dibagi lagi menjadi dua
bagian, yaitu etika umum dan etika khusus. Berikut penjelasannya
Etika Umum
Etika jenis ini berhubungan dengan keadaan dasar tentang tindakan manusia secara
etis. Selain itu, juga berkaitan dengan bagaimana manusia mengambil suatu
keputusan etis tersebut dan juga teori-teori dalam etika serta prinsip moral dasar yang
dijadikan pegangan oleh manusia dalam berbuat. Sehingga, adanya etika di sini
menjadi tolak ukur atas baik buruknya suatu tindakan.
Etika Khusus
Sedangkan untuk etika khusus di sini merupakan suatu penerapan dari prinsip moral
di dalam kehidupan manusia secara khusus. Misalnya, bagaimana seseorang
mengambil suatu keputusan dan bertindak dalam kehidupannya. Selain itu juga
menentukan kegiatan khusus yang mesti dilakukan dengan prinsip moral dasar yang
ada. Etika khusus di atas kemudian masih dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu etika
individual dan etika sosial. Berikut penjelasannya.
Etika dapat pula dibagi berdasarkan sumbernya. Terdapat dua jenis etika
berdasarkan sumbernya, yaitu etika filosofis dan etika teologis.
Etika Filosofis
Pengertian etika filosofis adalah suatu etika yang bersumber dari aktivitas berpikir
yang dilakukan oleh manusia. Dengan kata lain, etika merupakan bagian dari filsafat.
Berbicara tentang filsafat maka kita perlu mengetahui sifat dari etika tersebut, yaitu;
1. Empiris, yaitu cabang filsafat yang membahas sesuatu yang ada atau konkret.
Misalnya filsafat hukum yang mempelajari mengenai hukum.
2. Non Empiris, yaitu filsafat yang berusaha melampaui hal konkret dengan
seolah-olah menanyakan sesuatu yang ada di balik semua gejala konkret.
Etika Teologis
Pada dasarnya etika teologis terdapat pada setiap agama. Etika teologis ini adalah
bagian dari etika secara umum karena mengandung berbagai unsur etika umum dan
dapat dimengerti jika memahami etika secara umum.
Etika sangatlah perlu diterapkan dalam kehidupan sehari – hari karna hal tersebut
dapat menentukan kesuksesan dalam bergaul dengan teman sebaya, berorganisasi,
dan bermasyarakat. Berikut beberapa paparan mengenai penerapan etika di kehidupan
sehari – hari :
1. Saling menyadari bahwa semua orang saling membutuhkan dan tidak merasa
paling benar.
2. Hubungan memberikan nilai positif bagi kedua belah pihak
3. Saling menghormati dan menghargai
4. Tidak berprasangka buruk
5. Saling memahami perbedaan
6. Saling memberikan nasihat
Dengan beberapa indicator di atas, kita sebagai remaja dapat membentengi diri kita
sendiri dan bahkan menyelamatkan teman sekitar dengan cara melalukan pendekatan
psikologis agar kedepannya tidak terjerumus ke dalam lingkaran pergaulan yang
membawa dampak buruk.
Surata Agus, Tuhana Taufiq Andrianto.2015.Bela Negara & Widya Mwat Yasa.
Yogyakarta: UPN “Veteran” Yogyakarta
http://claudialfeline.blogspot.com/2015/06/etika-dalam-bermasyarakat.html
https://jagad.id/definisi-etika/
https://id.wikipedia.org/wiki/Etika