Anda di halaman 1dari 5

.

Penyebaran Pendidikan Di Indonesia Pada Masa Portugis

Sejarah pendidikan yang melaksanakan dengan system pengajaran dengan wujud lembaganya
yang lebih dikenal dengan sekolah sebenarnya sudah di mulai pada permulaan abad ke-16 yaitu pada
saat kedatangan bangsa Portugis di Indonesia yang kemudian di susul oleh bangsa Spanyol. Kedatangan
bangsa Portugis membawa pandangan tidak terlepas dari konteks perkembangan sistem dunia yang
semakin meluas sebagai akibat ekspansi barat sejak akhir abad ke-15 antara bangsa-bangsa Eropa di Asia
khusunya.

Dilihat dari sudut pandangng bangsa-bangsa Eropa dengan sikap keagamaanya dalam abad
pertengahan dengan usaha kristenisasi yang dilakukan oleh misionaris yang menyertai ekspedisi Portugis
dan Spanyol semakin memperhebat membawa pengaruh terhadap pendidikan di daerah-daerah yang
bersangkutan

Ketika pendeta Ignatius Loyola untuk pertama kali mendirikan Ordo Jesuit di Paris dengan
membangun sebuah organisasi yang sangat militant untuk memperjuangkan dan menyebarluaskan
agama tersebut dengan segala penjuru dunia.

Kemasyuran dan jumlah peserta sekolah-sekolah Jesuit yang semakin meningkat sebagian besar
terhantung pada prioritas pelajaran tentang Sastra Yunani dan Romawi.para murid dianjurkan untuk
berpartisipasi dalam berbagai kegiatan deklamasi dan perdebatan di luar jam sekolah ,bersaing untuk
memperoleh penghargaan dan hadiah,sehingga sekolah mampu menarik anak-anak berbakat yang
akhirnya mendapat perhatian dan sambutan dari berbagai kalangan masyarakat tanpa mempersoalkan
agama dan status sosialnya,sehingga murid-muris yang berbakat inilah yang nantinya memberikan
pengaruh besar terhadap pendidikan di Indonesia

Salah seorang pengikut Ordo Jesuit yang pertama adalah Franciscus Xaverius ,meninggal pada
tahun 1552 semasa hidupnya Franciscus Xaverius berhasil mendirikan berbagai misi gereja Katolik Roma
di Indonesia dan sekaligus menjadi peletak dasar dari Katholisisme di Indonesia dan menegaskan bahwa
untuk memperluas agama Nasrani perlu didirikan sekolah di mana-mana terutama di daerah –daerah
non-kristen dan berkat Francicus Xaverius juga agama katolik menjadi pijakan yang kuat di Halmahera
Ternate dan Ambon sehingga ketiga pangkalan itu banyak orang yang memeluk agama khatolik

2.3. Daerah Penyebaran Pengaruh Portugis

A.Maluku

Secara historis kepulauan Maluku sangat terkenal dengan sebagai suatu daerah penghasil rempah-
rempah tetapi sebenarnya daerah tersebut bukanlah pulau penghasil rempah-rempah yang asli selama
berabad-abad sebelum kedatangan orang-orang barat di kepulauan Maluku para pedangan melayu,jawa
dan cina telah melakukan dagang cengkeh dengan system barter di daerah-daerah bagian tertentu yaitu
pulau Halmahera,Ternate,Tidore,Moti,Makian dan Bacan.

Pada tahun 1525 orang-orang portugis melakukan kontak hubungan dengan penduduk Hitu akan
tetapi mereka terpaksa pindah kesemenanjung Leitimor di tempat itulah orang-orang Portugis ini
mendirikan benteng yang selanjutnya menjadi kota Ambon sekarang,bersamaman dengan itu mereka
memperluas penanaman pohon cengkeh sampai kepualuan Leiser

Pada tahun 1536 penguasa portugis untuk Maluku adalah Antonio Galvano berhasil mendirikan
sekolah Seminari untuk anak-anak para pembuka pribumi di Ternate yang merupakan sekolah agama
Kristen bagi-anak-anak mereka dan sekolah yang sejenis kemudian didirikan di pulau Solor dengan
jumlah murid sebanyak 50 orang,murid-murid yang berasal dari golongan pribumi dan ternyata mampu
mengikuti pelajaran dengan baik dan berkeinginan melanjutka pendidikannya ke Goa (India)

Pada tahun 1546 di Ambon sudah banyak pemeluk agama khatolik selain pelajaran agama yang di
berikan pelajaran seperti membaca,menulis dan berhitung juga di berikan dengan tambahan bahasa
latin

B.Sumatra Selatan

Hubungan kesultanan Palembang dengan bangsa Portugis di malaka sampai akhir abad ke-16
selalau mengikuti kebijakan Demak yang telah mengambil alih peran malaka dalam penyebaran agama
Islam di daerah nusantara,serbuan Demak terhadap malaka sejak tahun 1512 sampai 1513 dan 1551-
1574 selalu mendapatkan bantuan dari Palembang sehingga tidak memberikan kesempatan kepada
bangsa eropa untuk berpengaruh di daerah palembang

Ketika inggris menguasai Bengkulu sempat misi Kristenisasi dibawah zending Kristen memasuki
daerah Tanjung Sakti dibawah asuhan seorang pastur Khatolik di daerah tanjung sakti dibangun sebuah
sekolahan desa (volkschool) dan voorvolkschool di simpang tiga Tanjung Sakti setelah itu di buka pula
sebuah sekolahan pertanian dalam masyarakat setempat sekolahan itu di kenal dengan nama sekolah
mingguan

Penyebaran agama khatolik dengan mempergunakan sarana pendidikan yang setingkat dengan
pendidikan pada akhir abad ke-19 hanya terbatas daerah Tanjung Sakti saja karena tidak dapat
menjangkau daerah yang lebih luas dan setela jatuhnya kesultanan Palembang pada tahun 1848-1868
sumatra selatan berhasil dikuasi belanda dan mengambil alih segala harta benda milik gereja dan semua
lembaga pendididkannya

2.4 Ciri-Ciri Pendidikan pada masa portugis

Seorang penguasa dari portugis di Maluku bernama Antonio Galvano mendirikan sebuah
sekolahan Missionaris untuk anak-anak pemuka pribumi adapun sekolahan mengajarkan beberapa
pelajaran seperti :

1. Membaca

2. Menulis

3. berhitung dan agama

Metode yang di pergunakan berupa:


1. Ceramah

2. Menghapal

3. Mengkaji ulang pekerjaan

Adapun ciri-ciri pendididkan pada masa Portugis yaitu:

1.Yang memberikan pelajaran biasanya di panggil pastur atau pendeta

2.Metode yang diajarkan bersifat ceramah,menghafal,mengkaji ulang pekerjaan

3.Waktu belajar pada hari minggu

4. bersifat klasikal

2.5 Pengaruh Kedatangan Bangsa Portugis Di Indonesia

Selama berada di Indonesia orang-orang portugis meninggalkan beberapa pengaruh kebudayaan


mereka seperti :

1. Dalam Bidang Kesenian

Bangsa portugis meninggalkan kesenian yang berupa balada-balada keroncong yang diiringi gitar yang
berasal dari kebudayaan portugis

2. Dalam Bidang Bahasa

Kosa kata bahasa Indonesia juga ada yang berasal dari bahasa portugis seperti,bendera,keju dll

3. Dalam Bidang agama

Adanya bangunan-bangunan gereja di Indonesia dan masyarakat Indonesia bagian timur kebanyakan
memeluk agama khatolik

4. Dalam Bidang Pendididkan

Didirikannya sekolahan seminari di Ambon dan volkschool dan voorvokschool di tanjung sakti

2.6 Reaksi Masyarakat Indonesia Kedatangan Portugis

Kedatangan bangsa portugis di Indonesia disambut baik oleh penguasa setempat karena bangsa
portugis membawa bahan pangan dan membeli rempah-rempah.akan tetapi perdagangan asia bangkit
kembali sehingga portugis tidak perna dapat melakukan suatu monopoli yang efektif dalam perdagangan
rempah-rempah.

Hubungan Ternate dan Portugis berubah menjadi tegang karena upaya yang lemah membuat
Portugis melakukan kristenisasi sedangkan masyarakat Ternate pada waktu itu memeluk agama Islam
dan prilaku orang-orang Portugis yang tidak sopan dan pada tahun 1570 orang Portugis membunuh
Sultan Ternate sehingga orang-orang Portugis di usir dari Ternate dan pada tahun 1575 terjadi
peperangan sehingga orang –orang portugis pindah ke Tidore dan membangun sebuah benteng baru
namun yang menjadi pusat orang-orang portugis melakukan semua aktivitasnya adalah Ambon.

BAB III

KESIMPULAN

Sistem pendidikan di Indonesia pada masa Portugis secara mendasar dikerjakan oleh organisasi
misi katolik dimana orang yang terkenal dalam penyebarab agama khatolik adalah Franciscus Xaverius
dikalangan masyarkat pribumi Franciscus Xaverius dikenal jujur dan keiklasannya membantu kesulitan
rakyat dengan berkeliling kampung sambil membawa lonceng di tangan untuk mengumpulkan anak-anak
dan orang dewasa untuk diajarkan agama khatolik.

Pada tahun 1536 penguasa portugis di Maluku bernama Antonio Galvano mendirikan sebuah
sekolahan missionaris di Ternate untuk anak-anak pribumi adapun metode yang diajarkan adalah dengan
cara ceramah,menghafal dan mengkaji ulang pekerjaan,Sekolah sejenis pun di buka di solor di mana
bahasa latin juga di ajarkan kepada murid-muridnya

Dibawah asuhan seorang pastur di bukalah sekolah desa(volkschool dan voorvolkschool di desa
simpang tiga Tanjung Sakti dalam masyarakat setempat sekolahan itu dikenal dengan sebutan sekolah
mingguan

Adapun pengaruh ataupun peninggalan bangsa portugis di Indonesia,yaitu dalam bidang


kesenian,agama,bahasa dan pendidikan

Anda mungkin juga menyukai