Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MANAJEMEN KESEHATAN MENSTRUASI


Topik : Pernikahan Dini
Sub pokok bahasan : Peran Orang tua dalam mencegah pernikahan dini
Sasaran : Ibu-ibu Dasawisma
Hari : Sabtu
Tanggal : 9 September 2019
Waktu : 45 menit
Tempat : Rumah warga Rw 19

A. Latar Belakang
Pernikahan dini merupakan suatu hal yang marak tejadi di desa
Petungsewu. Pernikahan dini adalah pernikahan yang berlangsung pada
usia dibawah 20 tahun untuk wanita dan pria. Dampak negatif dari
pernikahan dini sangatlah banyak, pernikahan dini tidak hanya merugikan
bagi pihak wanita saja, namun jika wanita mengandung juga akan
berdampak pada bayi. Faktor penyebab pernikahan dini di Desa
Petungsewu adalah budaya dan kurangnya pengetahuan tentang dampak
yang terjadi dari pernikahan dini. Peran orang tua sangatlah penting untuk
mencegah terjadi nya pernikahan dini.
Setelah dilakukan pengkajian pada Desa Petungsewu, Kecamatan
Dau, Kabupaten Malang didapatkan data dari 249 Kepala Keluarga
diantaranya 62% wanita yang menikah dibawah usia 19 th. Kebanyakan
dari kasus tersebut di dukung oleh orangtua dan faktor budaya setempat .
oleh karena itu penulis melaksanakan penyuluhan tentang peran orang tua
dalam mencegah pernikahan dini pada ibu-ibu dasawisma di RW 04, Desa
Petungsewu, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.

B. Tujuan Umum :
Setelah mendapatkan penyuluhan, ibu-ibu mampu mengetahui dan
mencegah terjadinya pernikahan dini
C. Tujuan Khusus:

1
Setelah mendapatkan kegiatan penyuluhan selama 45 menit, diharapkan
peserta dapat :
1. Menjelaskan definisi Pernikahan dini dengan benar
2. Menjelaskan faktor terjadinya Pernikahan dini
3. Menyebutkan 4 dari 6 dampak dari pernikahan dini
4. Menjelaskan peran orang tua dalam mencegah pernikahan dini
D. Garis Besar Materi
1. Definisi pernikahan dini
2. Faktor-faktor terjadinya pernikahan dini
3. Dampak dari pernikahan dini
4. Peran orang tua dalam mencegah pernikahan dini
E. Metode
1. Ceramah dan Tanya jawab
F. Media dan Alat Peraga
1. Leaflet
G. Kegiatan Penyuluhan
KEGIATAN KEGIATAN
KEGIATAN PENYULUH
/ WAKTU PESERTA

Pembukaan Memberi salam Menjawab salam

5 menit (5%) Memperkenalkan diri Memperhatikan dan


bertanya

Mengajukan pertanyaan pendapat Menjawab


peserta tentang pernikahan dini pertanyaan

Memberitahukan topic dan tujuan Memperhatikan dan


instruksional khusus mendengarkan

Pelaksanaan Meminta beberapa peserta untuk Peserta menjawab


menjelaskan pengertian dari pengertian
35 menit
pernikahan dini menstruasi
(80-90%)
Menyimpulkan jawaban peserta Mendengarkan dan

2
penyuluhan memperhatikan

Memberi kesempatan kepada peserta Mengajukan


untuk bertanya hal-hal yang belum pertanyaan terkait
dipahami terkait materi yang materi yang kurang
disampaikan dipahami

Menjawab pertanyaan peserta Mendengarkan dan


menyimak

Menjelaskan faktor terjadinya Mendengarkan dan


pernikahan dini memperhatikan

Menjeaskan dampak dari pernikahan Mendengarkan dan


dini memperhatikan

Menjelaska tentang peran orang tua Mendengarkan dan


dalam mencegah pernikahan dini memperhatikan

Memberi kesempatan kepada peserta Mengajukan


untuk bertanya hal-hal yang belum pertanyaan terkait
dipahami terkait materi yang materi yang kurang
disampaikan dipahami

Menjawab pertanyaan peserta Mendengarkan dan


menyimak

Penutup Membuat rangkuman bersama Membuat


peserta rangkuman

Evaluasi Melaksanakan evaluasi pembelajaran Mengerjakan/menja


secara umum wab evaluasi yang
diberikan oleh
fasilitator

Pada tahap Menutup pertemuan dengan ucapan Membalas salam


penutup, terimakasih dan apresiasi kepada
evaluasi dan

3
terminasi peserta

5 menit

(10-15%)

H. Evaluasi Kegiatan
Dalam kegiatan penyuluhan dengan topic pernikahan dini, unsur-unsur dari
kegiatan penyuluhan tersebut yang perlu dievaluasi meliputi evaluasi struktur,
evaluasi proses dan evaluasi hasil, yang dipaparkan sebagai berikut.

1. Evaluasi Struktur

Pemateri aktif memberikan materi dengan memberikan pertanyaan


kepada peserta, jumlah leaflet yang dibagikan mencukupi.

2. Evaluasi Proses

a) Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta


penyuluhan memahami materi penyuluhan yang diberikan.
b) Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.
c) Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara
penyuluh dengan sasaran.
d) Kehadiran peserta diharapkan 80% dari kapasitas ruangan yang
tersedia dan tidak ada peserta yang meninggalkan tempat
penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
Peserta penyuluhan mengerti 80 % dari apa yang telah disampaikan
dengan kriteria mampu menjawab pertanyaan dalam bentuk lisan yang
akan diberikan oleh penyuluh. Berikut beberapa pertanyaan yang akan
diberikan:
 Jelaskan definisi Manajemen Kebersihan Menstruasi !
 Sebutkan manfaat dari Manajemen Kebersihan Menstruasi

4
 Jelaskan cara memanajemean menstruasi secara bersih dan
sehat
 Menjelaskan mitos dan fakta tentang menstruasi.

Meningkatkan pengetahuan masyarakat sehingga dapat


mengetahui bagaimana cara menjaga personal hygine pada saat
menstruasi.

5
Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN
PERAN ORANG TUA DALAM MENCEGAH PERNIKAHAN DINI

A. Definisi Pernikahan Dini


Pernikahan dini adalah pernikahan yang langsung pada usia kurang
dari 20 tahun pernikahan sebaiknya dilakukan pada usia 20 tahun untuk
wanita dan pria 25 tahun karena pada saat itu baik secara fisik maupun
mental sudah siap menjalani bahtera rumah tangga.
B. Faktor terjadinya pernikahan dini
1. Adat istiadat
Kebiasaan yang kemudian dijadikan dasar hubungan antara orang-
orang tertentu. pada suatu lingkungan orang tua takut anak gadis nya
menjadi perawan tua dan menikahkan anak gadisnya pada usia muda.
2. Pergaulan bebas
 Kualitas remaja
Perkembangan remaja yang tidak sehat mengalami hambatan
dalam pergaulan sehat, tidak mampu menggunakan waktu
luang, lingkungan yang tidak baik.
 Kualitas lingkungan keluarga
Keluaga yang kurang mendukung anak untuk berperilaku baik,
anak yang tidak dapat mendapatkan kasih sayang yang
disebabkan kesibukan orang tua di luar rumah, kurang adanya
pendidikan dan kebiasaan melakukan norma agama.
3. Desakan ekonomi
4. Tingkat pendidikan
C. Dampak dari pernikadhan dini
1. Dampak terhadap hukum
Adanya pelanggaran terhadap 3 Undang-undang di negara kita yaitu:
a. UU No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan :

6
 Pasal 7 (1) Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah
mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur
16 tahun.
 Pasal 6 (2) Untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum
mencapai umur 21 tahun harus mendapat izin kedua orang tua.
b. UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
 Pasal 26 (1) Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab
untuk: mengasuh, memelihara, mendidik dan melindungi anak
menumbuh kembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat
dan minatnya dan; mencegah terjadinya perkawinan pada usia
anak-anak.
 UU No.21 tahun 2007 tentang PTPPO Patut ditengarai adanya
penjualan/pemindah tanganan antara kyai dan orang tua anak
yang mengharapkan imbalan tertentu dari perkawinan tersebut.
2. Dampak biologis
Anak secara biologis alat-alat reproduksinya masih dalam proses
menuju kematangan sehingga belum siap untuk melakukan hubungan
seks dengan lawan jenisnya, apalagi jika sampai hamil kemudian
melahirkan. Jika dipaksakan justru akan terjadi trauma, perobekan yang
luas dan infeksi yang akan membahayakan organ reproduksinya sampai
membahayakan jiwa anak. Patut dipertanyakan apakah hubungan seks
yang demikian atas dasar kesetaraan dalam hak reproduksi antara isteri
dan suami atau adanya kekerasan seksual dan pemaksaan
(penggagahan) terhadap seorang anak. Namun psikologisnya belum
siap untuk mengandung dan melahirkan. Jika dilihat dari tinggi badan,
wanita yang memiliki tinggi dibawah 150 cm kemungkinan akan
berpengaruh pada bayi yang dikandungnya. Posisi bayi tidak akan lurus
di dalam perut ibunya. Sel telur yang dimiliki anak juga diperkirakan
belum matang dan belum berkualitas sehingga bisa terjadi kelainan
kromosom pada bayi.
3. Dampak psikologis

7
Secara psikis anak juga belum siap dan mengerti tentang hubungan
seks, sehingga akan menimbulkan trauma psikis berkepanjangan dalam
jiwa anak yang sulit disembuhkan. Anak akan murung dan menyesali
hidupnya yang berakhir pada perkawinan yang dia sendiri tidak
mengerti atas putusan hidupnya. Selain itu, ikatan perkawinan akan
menghilangkan hak anak untuk memperoleh pendidikan (Wajar 9
tahun), hak bermain dan menikmati waktu luangnya serta hak-hak
lainnya yang melekat dalam diri anak. Hal ini juga bisa berdampak
pada pola asuh kepada anak.
4. Dampak social
Fenomena sosial ini berkaitan dengan faktor sosial budaya dalam
masyarakat patriarki yang bias gender, yang menempatkan perempuan
pada posisi yang rendah dan hanya dianggap pelengkap seks laki-laki
saja. Kondisi ini sangat bertentangan dengan ajaran agama apapun
termasuk agama Islam yang sangat menghormati perempuan
(Rahmatan lil Alamin). Kondisi ini hanya akan melestarikan budaya
patriarki yang bias gender yang akan melahirkan kekerasan terhadap
perempuan.
5. Dampak Kehamilan Resiko Tinggi pada Usia Muda.
a. Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak disengaja.
misalnya : karena terkejut, cemas, stres. Tetapi ada juga keguguran
yang sengaja dilakukan oleh tenaga non profesional sehingga dapat
menimbulkan akibat efek samping yang serius seperti tingginya
angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya
dapat menimbulkan kemandulan.
b. Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan
kelainan bawaan.
c. Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi
terutama rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan,
berat badan lahir rendah (BBLR) juga dipengaruhi gizi saat hamil
kurang dan juga umur ibu yang belum menginjak 20 tahun. cacat
bawaan dipengaruhi kurangnya pengetahuan ibu tentang

8
kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi rendah, pemeriksaan
kehamilan (ANC) kurang, keadaan psikologi ibu kurang stabil. Ibu
yang hamil pada usia muda biasanya pengetahuannya akan gizi
masih kurang, sehingga akan berakibat kekurangan berbagai zat
yang diperlukan saat pertumbuhan dengan demikian akan
mengakibatkan makin tingginya kelahiran prematur, berat badan
lahir rendah dan cacat bawaan.
d. Mudah terjadi infeksi.
Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress
memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.
e. Anemia kehamilan / kekurangan zat besi. Penyebab anemia pada
saat hamil di usia muda disebabkan kurang pengetahuan akan
pentingnya gizi pada saat hamil di usia muda.karena pada saat
hamil mayoritas seorang ibu mengalami anemia. tambahan zat besi
dalam tubuh fungsinya untuk meningkatkan jumlah sel darah
merah, membentuk sel darah merah janin dan plasenta.lama
kelamaan seorang yang kehilangan sel darah merah akan menjadi
anemis..
f. Keracunan Kehamilan (Gestosis). Kombinasi keadaan alat
reproduksi yang belum siap hamil dan anemia makin
meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-
eklampsia atau eklampsia. Pre-eklampsia dan eklampsia
memerlukan perhatian serius karena dapat menyebabkan kematian.
g. Kematian ibu yang tinggi. Kematian ibu pada saat melahirkan
banyak disebabkan karena perdarahan dan infeksi. Selain itu angka
kematian ibu karena gugur kandung juga cukup tinggi.yang
kebanyakan dilakukan oleh tenaga non profesional (dukun).
Adapun akibat resiko tinggi kehamilan usia dibawah 20 tahun antara lain:
1. Resiko bagi ibunya :
 Mengalami perdarahan.
 Kemungkinan keguguran / abortus.
 Persalinan yang lama dan sulit.

9
2. Dari bayinya :
 Kemungkinan lahir belum cukup usia kehamilan.
 Berat badan lahir rendah (BBLR).
 Cacat bawaan.
D. Peran orang tua
1. Memberi kasih sayang yang cukup terhadap anak
2. Meningkatkan hubungan antara anak dan orangtua
3. Menanamkan nilai-nilai agama yang kuat sejak dini
4. Memberikan anak kesempatan untuk mengikuti pendidikan
5. Mengarahkan anak untuk mengikuti kegiatan-kegiatan positif
6. Mengenalkan pengetahuan tentang reproduksi sejak dini
7. Menjelaskan dampak dari pergaulan bebas.

10
Lampiran 2 (daftar hadir)

No. Nama TandaTangan

1. 1.

2. 2.

3. 3.

4. 4.

5. 5.

6 6.

7. 7.

8. 8.

9. 9.

10. 10.

11. 11.

12. 12.

13. 13.

14. 14.

15. 15.

16. 16.

17. 17.

18. 18.

19. 19.

20. 20.

11
DAFTAR RUJUKAN

WHO.2007.”pencegahan dan pengendalian infeksi saluran pernafasan akut yang


cenderung menjadi epidemi dan pendemi di fasilitas pelayanan
kesehatan”.Jenewa:WHO

Munaya,emafiki.2013.”Faktor Risiko Kejadian ISPA di Kota Magelang Jawa


Tengah”: UI

12

Anda mungkin juga menyukai