Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN TANDA BAHAYA


Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yangmengindikasikan adanya bahaya
yang dapat terjadi selamakehamilan/ periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan
atautidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes,2003).Menurut Kusmiyati
dkk, 2008, kehamilan merupakan hal yangfisiologis. Namun kehamilan yang normal dapat
berubah menjadipatologi. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatanuntuk
menapis adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian diniadanya komplikasi/ penyakit
yang mungkin terjadi selama hamil.Pada umumnya 80-90 % kehamilan akan berlangsung
normaldan hanya 10-12 % kehamilan yang disertai dengan penyulit atauberkembang menjadi
kehamilan patologis. Kehamilan patologistidak terjadi secara mendadak karena kehamilan
dan efeknyaterhadap organ tubuh berlangsung secara bertahap dan berangsurangsur. Deteksi
dini gejala dan tanda bahaya selama kehamilanmerupakan upaya terbaik untuk mencegah
terjadinya gangguan yangserius terhadap kehamilan ataupun keselamatan ibu hamil.
Faktorpredisposisi dan adanya penyulit penyerta sebaiknya diketahui sejakawal sehingga
dapatdilakukan berbagai upaya maksimal untukmencegah gangguan yang berat baik terhadap
kehamilan dankeselamatan ibu maupun bayi yang dikandungnya.

2.2 TANDA BAHAYA PADA TRIMESTER II


2.2.1 OEDEMA
Pembengkakan akibat cairan pada tangan, muka dan sekitar mata, atau penambahan
berat badan yang tiba-tiba, sekitar 1kg atau lebih, yang tidak berkaitan dengan pola makan.
Oedema adalah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh,
biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan
muka. Oedema retibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak
seberapa berarti untuk penentuan diagnosis pre-eklamsi,kenaikan berat badan ½ kg setiap
minggu dalam kehamilan masih dapat dianggap normal, tetapi bila kenaikan dalam 1kg
perminggu beberapa kali, hal ini perlu menimbulkan kewaspadaan terhadap timbulnya pre-
eklamsi. Untuk menegakkan diagnosa apakah pre-eklamsia diperlukan pemeriksaan
laboratorium lanjutan.
Pre- eklamsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai
dengan proteinuria. Pre-eklamsia dan eklamsia,merupakan kesatuan penyakit,yakni yang
langsung disebabkan oleh kehamilan, walaupun belum jelas bagaimana hal itu terjadi. Pre-
eklamsia diikuti dengan timbulnya hipertensi disertai protein urin dan oedema akibat
kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera persalin.
Diagnosa
2.2.2 GERAKAN JANIN KURANG
Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam). Ibu mulai
merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Jika bayi tidak bergerak seperti biasa
dinamakan IUFD (Intra Uterine Fetal Death). IUFD adalah tidak adanya tanda-tanda
kehidupan janin didalam kandungan.
Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya
akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau
beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik (Pusdiknakes, 2003).

2.2.3 DEMAM TINGGI


Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan merupakan suatu
masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Menurut
SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena infeksi (11%). Penanganan demam antara
lain dengan istirahat baring, minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu
(Saifuddin, 2002, p.249). Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu
masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian
menyebabkan timbulnya tanda atau gejala–gejala penyakit.
Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat
terjadi selama kehamilan, persalinan dan masa nifas (Pusdiknakes, 2003).

2.2.4 PERDARAHAN
Dilihat dari SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu dikarenakan perdarahan (28%).
Pada akhir kehamilan perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak dan kadang-
kadang tidak disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan semacam ini berarti plasenta previa.
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat yang abnormal
yaitu segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri interna.
Penyebab lain adalah solusio plasenta dimana keadaan plasenta yang letaknya normal,
terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir, biasanya dihitung sejak kehamilan 28
minggu.
Perdarahan pervarginam dalam kehamilan adalah jarang yang normal. Pada masa
awal sekali kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan yang sedikit atau spotting
disekitar waktu pertama haid nya. Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi, dan ini
normal terjadi. Pada waktu yang lain dalam kehamilan, perdarahan ringan mungkin pertanda
dari servix yang rapuh atau erosi. Perdarahan semacam ini mungkin normal atau mungkin
suatu tanda adanya infeksi. Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah yang
merah, perdarahan yang banyak, atau perdarahan dengan nyeri. Perdarahan ini dapat berarti
abortus, kehamilan mola, atau kehamilan ektopik. Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang
tidak normal adalah merah (bisa merah segar atau tidak), banyak, dan kadang-kadang, tetapi
tidak selalu, disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan semacam ini bisa berarti prasenta previa
atau abrupsio plasenta (pusdiknakes, 2003).

Tabel 2.1 Tanda-Tanda Bahaya Pada Trimester II


No Tanda bahaya Penyebab Komplikasi Penatalaksanaan
1 Oedema a) Pre-eklamsi a) Kelainan ginjal Ibu dianjurkan
b) Eklamsi banyak istirahat,
diet : cukup protein,
rendah karbohidrat,
lemak dan garam;
pemberian sedativa
ringan : tablet
phenobarbital 3x 30
mg atau diazepang
3x 2mg peroral
selama 7 hari ( atas
instruksi dokter) ;
pemeriksaan
laboratorium :
hemoglobin,
hematokrit,
tromboit, urin
lengkap, asam urat
darah, fungsi hati,
fungsi ginjal ;
2 Gerakan janin
kurang

3 Demam tinggi a) Infeksi intra a) Ketuban pecah Ibu diberi obat


partum dini antibiotik untuk
b) Infeksi saluran b) IUFD kultur serviko
kemih vaginal (+);
pembatasan
aktivitas;
pemantauan infeksi;
pemeriksaan janin
secara regular;
pemeriksaan USG
secara teratur per 3-
4 minggu ; tes
lakmus (tes nitrasin)
lakmus merah
berubah menjadi
biru menunjukan
adanya cairan
ketuban (alkalis).
4 Perdarahan Plasenta previa a) Anemia Segera melakukan
b) Syok oprasi persalinan
untuk dapat
menyelamatkan ibu
dan anak atau untuk
mengurangi
kesakitan dan
kematian;
memecahkan
ketuban diatas meja
operasi, selanjutnya
pengawasan untuk
dapat melakukan
pertolongan lebih
lanjut; bidan yang
menghadapi
perdarahan placenta
previa dapat
mengambil sikap
melakukan rujukan
ke tempat
pertolongan yang
mempuyai fasilitas
yang cukup, dalam
melakukan rujukan
penderita plasnta
previa sebaiknya
dilengkapi dengan
pemasangan infus
untuk mengimbangi
perdarahan, sedapat
mungkin diantar
oleh petugas,
dilengkapi dengan
keterangan
secukupnya,
dipersiapkan donor
darah untuk
transfusi darah.

Anda mungkin juga menyukai