Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
Kanker serviks atau yang biasa dikenal dengan kanker leher rahim merupakan
keganasan yang berasal dari sel serviks. Kanker serviks terjadi ketika sel pada
serviks mengalami pertumbuhan yang tidak normal serta menginvasi jaringan atau
organ – organ lain disekitar serviks maupun yang jauh (Arisusilo, 2012). Serviks
merupakan bagian dari organ reproduksi internal wanita tepatnya sepertiga bagian
bawah uterus, berbentuk silindris, menonjol dan terletak diantara rahim (uterus)
dengan vagina (Kemenkes RI, 2015). Kanker serviks adalah pertumbuhan sel-sel
abnormal pada daerah batas antara epitel yang melapisi ektoserviks (porsio) dan
endoserviks kanalis serviksalis yang disebut squamo-columnar junction (SCJ).
Kanker serviks merupakan kanker yang disebabkan oleh infeksi virus HPV tipe
16 dan 18. (CDC, 2014).
Jadi kesimpulannya, kanker serviks adalah pertumbuhan abnormal pada sel
serviks yang bersifat ganas, yang menyerang bagian squamosa columnar junction
(SCJ) serviks yang terletak diantara uterus dengan vagina pada organ reproduksi
wanita yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) tipa 16 dan 18.
2.2 Etiologi
Penyebab yang pasti dari kanker serviks belum diketahui, namun hasil
penelitian studi menyatakan dengan jelas bahwa sebagian besar dari timbulnya
kanker dapat disebabkan gaya hidup yang tidak sehat. Kanker serviks terjadi jika
sel-sel serviks menjadi abnormal dan membelah secara tidak terkendali. Jika sel
serviks terus membelah, maka akan terbentuk suatu massa jaringan yang disebut
tumor yang bersifat jinak atau ganas. Jika tumor tersebut ganas, maka keadaan ini
disebut kanker serviks. Penyebab terjadinya kelainan sel-sel serviks tidak
diketahui secara pasti,  Namun terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh
terhadap terjadinya kanker serviks.
a. HPV (Human Papiloma Virus)
HPV adalah virus penyebab kondiloma akuminata yang ditularkan melalui
hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe
16,18,45 dan 56.
b. Merokok
c. Hubungan seksual pertama dilakukan usia dini
d. Berganti-ganti pasangan seksual
e. Infeksi herpes genital atau infeksi klamidia menahun
f. Faktor-faktor atau zat-zat yang dapat menyebabkan kanker disebut
Karsinogen

1
2.3 Tanda dan Gejala
Perubahan prekanker pada serviks biasanya tidak menimbulkan gejala dan
perubahan ini tidak terdeteksi kecuali jika wanita menjalani pemeriksaan panggul
dan Pap Smear. Gejala biasanya baru muncul ketika sel serviks yang abnormal
berubah menjadi keganasan dan menyusup ke jaringan di sekitarnya. Pada saat ini
akan timbul gejala sebagai berikut:
a. Perdarahan pervaginam yang abnormal, terutama diantara 2
menstruasi   setelah melakukan coitus dan setelah menopause
b. Menstruasi abnormal (lebih lama dan lebih banyak)
c. Keputihan yang menetap dengan cairan yang encer, berwarna hijau,
coklat, mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.
d. Gejala dari Kanker Serviks Stadium Lanjut:
e. Nafsu makan berkurang, penurunan BB, kelelahan
f. Nyeri panggul, punggung atau tungkai
g. Dari vagina keluar air kemih atau tinja

2.4 Patofisiologi
Terjadinya kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV yang onkogenik
umumnya adalah HPV tipe 16 dan 18 (Dethan, 2015). Risiko terinfeksi HPV
dapat meningkat pada wanita yang telah melakukan aktivitas seksual. Pada
umumnya, infeksi virus ini akan menghilang dengan sendirinya, namun apabila
infeksi bersifat persisten akan menyebabkan integrasi genom dari virus ke dalam
genom sel serviks. Akibatnya pertumbuhan sel dan ekspresi onkoprotein E6 atau
E7 yang bertanggung jawab terhadap perubahan maturasi dan diferensiasi dari
epitel serviks menjadi tidak normal atau disebut dengan mutasi sel (Nurwijaya,
2010). Terjadinya mutasi sel inilah berkembang menjadi kanker serviks. Proses
perkembangan kanker serviks berlangsung lambat, diawali adanya perubahan
displasia yang perlahan - lahan menjadi progresif. Displasia ini dapat muncul bila
ada aktivitas regenerasi epitel yang meningkat misalnya akibat trauma mekanik
atau kimiawi, infeksi virus atau bakteri dan gangguan keseimbangan hormon.
Dalam jangka waktu 7 – 10 tahun perkembangan tersebut menjadi bentuk
preinvasif berkembang menjadi invasif pada stroma serviks dengan adanya proses
keganasan. Perluasan lesi di serviks dapat menimbulkan luka, pertumbuhan yang
eksofitik atau dapat berinfiltrasi ke kanalis serviks. Lesi dapat meluas ke forniks,
jaringan pada serviks, parametria dan akhirnya dapat menginvasi ke rektum dan
atau vesika urinaria. Karsinoma serviks dapat meluas ke arah segmen bawah
uterus dan kavum uterus. Penyebaran kanker ditentukan oleh stadium dan ukuran
tumor, jenis histologik dan ada tidaknya invasi ke pembuluh darah, anemis
hipertensi dan adanya demam
2.4 Klasifikasi Klinis
Stadium kanker adalah cara bagi paramedis untuk merangkum seberapa jauh
kanker telah menyebar. Salah satu cara yang digunakan pada umumnya untuk

2
memetakan stadium kanker serviks yaitu sistem FIGO (Federasi Internasional
Ginekologi dan Obstetri). Berdasarkan Federation of International Gynecology
and Obsetrics (FIGO) tahun 2009 stadium klinis karsinoma serviks terbagi atas:

Stadium Deskripsi
Stadium Karsinoma insitu, karsinoma intra-ephitelial. Tumor masih
0 dangkal, hanya tumbuh di lapisan sel serviks
Stadium Kanker telah tumbuh dalam serviks.
I
IA Kanker invasive ditemukan hanya secara mikroskopik.
Kedalamannya 5 mm dan besarnya kurang dari 7 mm
IA 1 Invasi stromal sedalam <3 mm dan lebar <7 mm
IA 2 Invasi ke stroma sedalam 3-5 mm dengan lebar <7 mm
IB Lesi klinis masih pada serviks atau lesi mikroskopik lebih besar
dari lesi stadium IA
IB 1 Kanker serviks dapat dilihat dengan mata telanjang. Ukuran
tidak lebih dari 4 cm
IB 2 Kanker serviks dapat dilihat dengan mata telanjang. Ukuran
lebih besar dari 4 cm
Stadium Kanker telah menginvasi melewati serviks namun tidak sampai
II pada dinding pelvis atau 1/3 bawah vagina
IIA Kanker meluas sampai 2/3 atas vagina, tanpa invasi parametrial
IIA 1 Tumor yang terlihat secara klinis <4 cm. Meluas hingga 2/3
bagian atas vagina
IIA 2 Tumor yang terlihat secara klinis >4 cm namun tidak sampai
masuk dinding pelvis.
IIB Kanker telah menyebar ke jaringan sekitar vagina dan serviks,
namun belum sampai ke dinding panggul
Stadium Kanker meluas sampai ke dinding pelvis dan/atau mencapai 1/3
III bawah dinding vagina dana tau menyebabkan hidronefrosis atau
penurunan fungsi ginjal
III A Tumor meluas sampai 1/3 bawah vagina namun tanpa ekstensi
ke dinding pelvis
IIIB Meluas sampai dinding pelvis atau menyebabkan obstruksi
uropati.
Stadium Pada stadium ini, kanker telah menyebar ke pelvis, kandung
IV kemih, atau rectum.
IVA Kanker telah menyebar ke organ terdekat, seperti kandung
kemih dan rectum
IVB Metastase ke organ yang lebih jauh.

Diagnosis Kanker Serviks


Subjektif      :

3
a. Perdarahan pervaginam yang abnormal, terutama diantara 2
menstruasi   setelah melakukan coitus dan setelah menopause
b. Menstruasi abnormal (lebih lama dan lebih banyak)
c. Keputihan yang menetap dengan cairan yang encer, berwarna hijau,
coklat, mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.
d. Nafsu makan berkurang, penurunan BB, kelelahan
e. Nyeri panggul, punggung atau tungkai
f. Dari vagina keluar air kemih atau tinja
Objektif
a. Pemeriksaan Dalam (Vaginal Toucher)
Inspeculo
b. Pemeriksaan penunjang :
 X-ray dada : X-ray sering kali dapat menunjukkan apakah kanker  telah
menyebar ke paru-paru.
 CT Scan :Suatu mesin X-ray yang dihubungkan ke sebuah komputer
mengambil suatu rentetan dari gambar-gambar yang mendetail dari
organ-organ Px. Pemeriksaan ini area-area normal lebih mudah untuk
dilihat. Suatu tumor di hati, paru-paru, atau di mana saja dalam tubuh
dapat terlihat pada CT Scan.
 MRI : Suatu magnet yang kuat yang dihubungkan ke
sebuah komputer digunakan untuk membuat gambar-gambar yang
mendetail dari pelvis dan perut Px. MRI dapat menunjukkan apakah
kanker telah menyebar.
 USG : Suatu alat ultrasound diletakkan pada perut atau
dimasukkan  ke dalam vagina. Gambar yang dihasilkan dapat
menunjukkan apakah kanker telah menyebar
2.5 Pencegahan
Untuk mencegah kanker serviks banyak hal yang bisa dilakukan yaitu antara
lain, menghindari beberapa penyebab dari kanker serviks seperti merokok,
berganti-ganti pasangan hubungan seksual, melakukan hubungan seksual di usia
muda, dan ibu dengan paritas lebih dari 5. Selain menghindari factor resiko, pada
masa sekarang ini telah ada vaksin yang bisa mencegah tumbuhnya sel HPV
berlebihan melalui imunisasi HPV. Selain dengan Imunisasi HPV dan
menghindari factor resiko ada beberapa screening yang bisa dilakukan secara
teratur dan kontinyu agar kanker serviks bisa dideteksi saat stadium awal sehingga
dapat segera di obati, beberapa screening yang bisa dilakukan yaitu dengan test
IVA dan Pap Smear.
Penanganan
Pada stadium O dan Ia dilakukan biopsi kerucut dan histerektomi transvaginal.
Pada stadium Ib dan IIa penanganan yang dillakukan yaitu histerektomi radikal.

4
sedangkan pada stadium IIb, III, dan IV dilakukan histrektomi transvaginal. Dan
pada stadium IVa dan IVb penanganan yang diberikan yaitu radioterapi, radiasi
paliatif, dan kemoterapi.
Pengobatan
Pada pengobatan lesi prekanker pada serviks tergantung pada beberapa system
berikut:
 Tingkat lesi (apakah tingkat rendah atau tingkat tinggi)
 Rencana penderita untuk hamil lagi
 Usia dan keadaan umum penderita
 Lesi tingkat rendah biasanya tidak memerlukan pengobatan lebih lanjut,
terutama jika daerah yang abnormal seluruhnya telah diangkat pada waktu
pemeriksaan ystem. Tetapi penderita harus menjalani pemeriksaan Pap
Smear dan pemeriksaan panggul secara rutin.
Pengobatan pada lesi prekanker bisa berupa:
a. Kriosurgery (pembekuan)
b. Kauterisasi (pembakaran, juga disebut diatermi)
c. Pembedahan besar, untuk menghancurkan sel-sel yang abnormal
tanpa   melukai jaringan yang sehat disekitarnya
d. LEEP (Loop Electrosurgical Excision Procedure) atau konisasi
Setelah menjalani pengobatan, penderita mungkin akan merasakan kram
atau nyeri lainnya. Perdarahan maupun keluarnya cairan encer dari
vagina. Pada beberapa kasus mungkin perlu dilakukan histerektomi,
terutama jika sel-sel abnormal ditemukan di dalam lubang
serviks. Histerektomi dilakukan jika penderita tidak memiliki rencana
untuk hamil lagi.
Pengobatan untuk kanker serviks, pengobatan pada Ca Cervix tergantung pada
lokasi dan ukuran tumor, stadium penyakit, usia, keadaan umum penderita, dan
rencana penderita untuk tidak hamil lagi.
a. Pembedahan
Pada Karsinoma Institu, seluruh kanker sering kali dapat diangkat dengan
bantuan pisau bedah atau melalui LEEP. Dengan pengobatan ini penderita
masih bisa mempunyai anak, karena kanker bisa kembali kambuh maka
dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan ulang dan Pap Smear setiap 3 bulan
sekali selama 1 tahun pertama dan selanjutnya tiap 6 bulan. Jika pasien tidak
memiliki rencana untuk hamil lagi, dianjurkan untuk menjalani
histerektomi. Pada kanker ysteme, dilakukan histerektomi dan pengangkatan
struktur disekitarnya (histerektomi radikal) serta kelenjar getah bening.Pada
wanita muda, ovarium yang normal dan berfungsi tidak diangkat.
b. Terapi Penyinaran (radioterapi)

5
Efektif untuk mengobati kanker ysteme yang masih terbatas pada daerah
panggul. Pada radio terapi digunakan sinar berenergi tinggi untuk merusak
sel-sel kanker dan menghentikan pertumbuhannya.
Ada 2 macam radioterapi, yaitu:

Radiasi Eksternal : Sinar berasal dari sebuah mesin besar. Penderita
tidak perlu dirawat di rumah sakit, penyinaran biasanya dilakukan
sebanyak 5 hari/minggu selama 5-6 minggu.
 Radiasi Internal : Zat radio aktif terdapat di dalam sebuah kapsul
dimasukkan langsung ke dalam seviks. Kapsul ini dibiarkan selama 1-
3 hari dan selama itu penderita dirawat di rumah sakit. Pengobatan ini
bisa diulang beberapa kali selama 1-2 minggu. Efek samping dari
terapi penyinaran adalah
- Iritasi rectum pada vagina
- Kerusakan kandung kemih dan rectum
- Ovarium berhenti berfungsi
- Kelelahan
- Sakit maag
- Sering ke belakang (diare)
- Mual
- Muntah
- Perubahan warna kulit (seperti terbakar)
- Kekeringan atau bekas luka pada vagina yang menyebabkan
senggama menyakitkan
- Menopause dini
- Masalah dengan buang air kecil
- Tulang rapuh sehingga mudah patah tulang
- Rendahnya jumlah sel darah merah (anemia)
- Rendahnya jumlah sel darah putih
- Pembengkakan di kaki (disebut lymphedema)
c. Kemoterapi
Kanker serviks stadium lanjut (IIB-IVA) dapat diobati dengan radioterapi dan
kemo berbasis cisplatin. Pada stadium sangat lanjut (IVB), dokter dapat
mempertimbangkan kemo dengan kombinasi obat, misalnya hycamtin dan
cisplatin. Pada kemoterapi digunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel
kanker. Obat anti kanker bisa diberikan melalui suntikan intravena atau
melalui mulut. Kemoterapi diberikan dalam suatu siklus, artinya suatu periode
pengobatan diselingi dengan periode pemulihan, lalu dilakukan pengobatan,
diselingi dengan pemulihan, begitu seterusnya. Beberapa jenis kemoterapi
yang biasanya digunakan pada pengobatan kanker serviks adalah
- Carboplatin
- Cisplatin
- Paclitaxe

6
- Fluorouracil (5FU)
- Cyclophosphamid
- Docetaxel
- Ifosfamide
- Gemcitabine

7
KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA CA SERVIKS
I.     PENGKAJIAN DATA
No. Register :
Tanggal Pengkajian :
Tempat Pengkajian :
Data Subyektif
a. Biodata
Nama : Nama klien dan suami ditanyakan untuk mengenal dan memanggi
penderita dan agar tidak keliru dengan penderita lain.
Umur : usia yang rentan terjadinya kanker adalah diatas 40 tahun. Karena
usia diatas 40 tahun daya tahan tubuh mulai menurun dan beresiko
untuk terserang virus HPV.
Agama : Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh terhadap
kebiasaan kesehatan klien. Dengan mengetahui kebiasaan klien,
maka akan memudahkan bidan melakukan pendekatan didalam
melaksanakan asuhan kebidanan. Agama ini ditanyakn
berhubungan dengan perawatan penderita.
Pendidikan : Dikaji untuk menyesuaikan dalam memberi pengetahuan sesuai
dengan tingkat pendidikannya. Tingkat pendidikan mempengaruhi
sikap dan perilaku kesehatan seseorang.
Pekerjaan : Wanita dengan status ekonomi yang rendah tidak mampu
memperoleh pelayanan kesehatan yang baik seperti pap smear atau
melakukan vaksinasi HPV. Hal ini menyebabkan mereka tidak
dapat melakukan skrining atau deteksi dini kanker serviks maupun
tidak mampu melakukan penatalaksanaan pre-kanker.
Alamat           : Dikaji untuk maksud mempermudah hubungan bila dalam keadaan
mendesak. Dengan diketahui alamat tersebut, bidan mengetahui
tempat tinggal pasien dan linkungannya.
b. Alasan Datang
Mengungkapkan alasan apa pasien datang ke pelayanan kesehatan
c. Keluhan Utama
Gejala kanker leher rahim Ibu mengatakan mengeluarkan darah saat atau setelah
berhubungan seksual, keluar cairan berbau dari kemaluan, lebih lama dan lebih
banyak, keputihan yang menetap dengan cairan yang encer, berwarna hijau,
coklat, mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.
d. Riwayat Kesehatan Sekarang dan yang lalu

8
Wanita yang mengalami immunocompromised (penurunan imunitas tubuh)
seperti pasien transplantasi ginjal dan AIDS dapat mempercepat perkembangan
sel kanker dari non-invasif menjadi invasif. Ditanyakan untuk mengetahui apakah
ibu menderita penyakit kencing manis (gejala: sering minum, sering makan,
sering kencing), tekanan darah tinggi,  menular seksual seperti HIV-AIDS (BB
turun drastis, diare lebih dari 1 bulan, nafsu makan berkurang, tidak enak badan ),
GO (pengeluaran cairan dari alat kelamin berwarna hijau, berbau), syifilis (ada
borok sebesar uang logam jika ditekan mengeluarkan cairan), sering berganti-
ganti pasangan, endometritis (keluar cairan dari alat kelamin berwarna kuning
kehijauan)
e. Riwayat Kesehatan keluarga
Seorang wanita yang memiliki saudara kandung atau ibu dengan kanker serviks,
berisiko mengalami kanker serviks 2–3 kali lebih besar dibandingkan dengan
orang normal. Hasil penelitian menduga hal tersebut disebabkan berkurangnya
kemampuan untuk melawan infeksi HPV
f. Riwayat haid
Ditanyakan untuk mengetahui menarche, lama haid, banyaknya, keluhan.
g. Riwayat Pernikahan
Usia pertama kali melakukan hubungan seksual yang masih relatif muda (dibawah
20 tahun) dapat meningkatkan risiko kejadian kanker serviks. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa semakin muda seorang wanita melakukan hubungan seksual
maka semakin tinggi risiko mengalami kanker serviks. Hasil penelitian Sadewa
(2014) menunjukkan bahwa sebanyak 90% pasien yang terdiagnosa kanker
serviks menikah pada usia ≤ 20. Wanita yang memiliki perilaku seksual dengan
sering berganti-ganti pasangan seks dapat meningkatkan penularan penyakit
kelamin. Risiko mengalami kanker serviks pada wanita yang sering berganti-ganti
pasangan seks akan meningkat 10 kali lipat (American Cancer Society, 2017).
h. Riwayat Obstetrik
Kejadian kanker serviks juga sering ditemukan pada wanita yang sering partus
atau melahirkan. Semakin sering partus semakin besar risiko seseorang
mengalami kanker serviks. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Reis, et al (2011)
menunjukkan bahwa wanita dengan jumlah paritas >3 berisiko mengalami kanker
serviks lebih tinggi 9,127 kali dibandingkan dengan wanita dengan paritas ≤3
i. Pola Kebiasaan Sehari-hari (sebelum dan sesudah sakit)
Untuk mengetahui apakah ada perbedaam pada pola kebiasaan sehari-hari.

Nutrisi

9
Personal hygiene Sebelum sakit Sekarang

Makan Keluhan : Keluhan :

Minum

Aktivitas
Sebelum sakit Sekarang

Eliminasi
Personal hygiene Sebelum sakit Sekarang

BAB Keluhan : Keluhan :

BAK

Pola Seksual
Sebelum sakit Sekarang

Keluhan : Keluhan :

Istirahat
Sebelum sakit Sekarang

Tidur Tidur

Tanya apakah ibu memiliki kebiasaan merokok. Wanita yang merokok berisiko
terkena kanker serviks 2 kali lebih besar dibandingkan dengan wanita yang tidak

10
merokok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada lendir serviks wanita
perokok mengandung nikotin dan zat tersebut menyebabkan penurunan daya
tahan serviks selain merupakan ko-karsinogen infeksi virus
j. Riwayat KB
Penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka panjang (lebih dari 5 tahun) seperti
konsumsi pil KB dapat meningkatkan risiko kanker serviks 1-2 kali terutama pada
wanita yang positif terinfeksi HPV (American Cancer Society, 2017)
k. Aspek mental-intelektual-psikososial-spiritual
Pada penderita kanker harus dikaji karena mempengaruhi factor kesembuhan,
seperti penderita mampu menerima kondisinya yang sekarang.
Data Obyektif
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum  : Baik, sedang, lemah
Kesadaran            : Composmentis, Apatis, Samnolen
Tekanan Darah    : > 130/90 mmHg
Pemeriksaan Fisik
Muka              : pucat / tidak
Mata               : tampak konjungtiva pucat dan sclera kuning / tidak 
Abdomen : terdapat nyeri tekan atau tidak          
Genetalia (Ca. Cerviks):
Inspeksi   :kotor, ada rabas, keluar cairan kuning kehijauan berbau busuk, ada
darah inspekulo :Pada portio tampak kemerahan, dan ada masa seperti bunga
kol yang berdungkul-dungkul dan mudah berdarah
Pemeriksaan Penunjang
Tes IVA       : setelah di oles asam asetat 5% ada bercak putih pada portio
Pap smear     : menunjukkan sel-sel abnormal
X-ray dada    :    X-ray sering kali dapat menunjukkan apakah kanker  telah
menyebar ke paru-paru
CT Scan    :   Suatu mesin X-ray yang dihubungkan ke sebuah komputer
mengambil suatu rentetan dari gambar-gambar yang mendetail dari organ-organ
Px. Pemeriksaan ini area-area normal lebih mudah untuk dilihat. Suatu tumor di
hati, paru-paru, atau di mana saja dalam tubuh dapat terlihat pada CT Scan.

11
MRI    :    Suatu magnet yang kuat yang dihubungkan ke sebuah komputer
digunakan untuk membuat gambar-gambar yang mendetail dari pelvis dan perut
Px. MRI dapat menunjukkan apakah kanker telah menyebar.
USG    :    Suatu alat ultrasound diletakkan pada perut atau dimasukkan  ke dalam
vagina. Gambar yang dihasilkan dapat menunjukkan apakah kanker telah
menyebar
Pemeriksaaan lab darah lengkap.
II.  DIAGNOSA DAN MASALAH
Dx  : P….Ab…dengan ca cerviks stadium….
Ds   : Ca Cerviks
·      ibu mengatakan mengeluarkan darah saat berhubungan seksual
·      ibu merasa dari kemaluan keluar keputihan yang berbau
Do  : Ca Cerviks
·      Inspeksi vagina
Mengeluarkan cairan berbau dan berwarna kehijauan
·      Inspekulo
Pada portio tampak kemerahan dan mudah berdarah, berdungkul seperti bunga
kol.
·         Pemeriksaan penunjang : USG, biopsi
III.   DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Secara umum komplikasi yang terjadi pada kanker adalah syok neurologic, infeksi
luka dan dehisensi, limfoedema, infeksi, obstruksi usus, perdarahan penyebaran
sel kanker ke kelenjar getah bening, penyempitan saluran kemih.
IV.   KEBUTUHAN SEGERA
Kolaborasi dengan dokter dalam mencegah metastase sel kanker dan memperbaiki
kondisi pasien.
V.      INTERVENSI
Dx             : P….Ab…dengan Ca serviks stadium . . . . . . . .
Tujuan      : Ibu mengerti dan memahami tentang penyakit yang dideritanya
KH           :
Ibu tidak cemas dan merasa tenang
Kanker dapat ditangani sesuai dengan pengobatannya

12
Intervensi
1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
R/ pasien lebih kooperatif menganenai keadaannya
2. Perbaiki kondisi ibu seperti memberi ogsigenasi dan memberi transfusi
darah
R/ membantu pasien dalam penyembuhan
3. Kolaborasi dengan dokter SPOG dan tim medis dalam pemberian terapi
sesuai stadiumnya
R/ dengan kolaborasi dokter dapat memberikan terapi yang tepat
4. Lakukan dokumentasi
5. R/ dokumentasi digunakan untuk mecatat tindakan apa yang telah
dilakukan ke pasien
VI. IMPLEMENTASI
Mengacu pada intervensi
VII. EVALUASI
Mengacu pada kriteria hasil

13
DAFTAR PUSTAKA
Arisusilo C (2012). Kanker leher rahim (cancer cervix) sebagai pembunuh wanita
terbanyak di negara berkembang. Saintis. 1 (1): 112-123.
American Cancer Society (2017). Cervical cancer prevention and early detection.
Atlanta, Ga: American Cancer Society 2017
KEMENKES. Buletin Kanker. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan
RI 2015. 2015
CDC. Division of Cancer Prevention and Control, National Center for Chronic
Disease Prevention and Health Promotion. 2014.

14

Anda mungkin juga menyukai