Anda di halaman 1dari 4

TRAKEOSTOMI

RSUP Dr. Hasan Sadikin


No. Dokumen No. Revisi Halaman
Bandung
HS.02.B21.1. 01 1/4
Ditetapkan
Tanggal terbit Direktur Utama,

22 Januari 2019
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL Dr. R. Nina Susana Dewi, Sp.PK(K)., M.Kes.,
MMRS
NIP 196212031988032001
PENGERTIAN Prosedur tindakan mengiris atau membuat lubang pada dinding
depan/anterior trakea.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1. Mengatasi sumbatan jalan napas atas, yang dapat
disebabkan oleh:
 Infeksi saluran napas (epiglotitis akut,
laringotrakeobronkitis akut)
 Trauma daerah kepala leher
 Tumor jinak maupun ganas daerah faring, laring,
esofagus
TUJUAN  Kelainan kongenital saluran napas atas
 Abduktor paralisis bilateral
 Benda asing jalan napas
2. Mengeluarkan sekret dari trakeobronkial (bronkopneumoni,
bronkiektasis, koma)
3. Menunjang pemberian napas bantuan (empisema paru,
paralisis otot napas)
4. Mencegah aspirasi (operasi bedah daerah kepala leher, dan
pada kasus kelumpuhan laring).
Tindakan dilakukan oleh dokter ahli T.H.T.K.L atau PPDS
KEBIJAKAN T.H.T.K.L yang dianggap mampu di bawah supervisi dokter ahli
T.H.T.K.L.
1) Persiapan Alat:
PROSEDUR
a) Sterile scalpel blades no.15
b) Scalpel handle
c) Gunting metzenbum
d) Pinset chirurgis dan anatomis
e) Klem arteri (Mosquito)
f) Klem kocher
g) Pengait (haak).
h) Jarum dan benang (untuk jaringan subkutan: benang
catgut/chromic catgut/Vicryl 3.0 dengan jarum round
type ½; untuk kulit: benang
TRAKEOSTOMI

RSUP Dr. Hasan Sadikin


No. Dokumen No. Revisi Halaman
Bandung
HS.02.B21.1 01 2/4

sutra/nilon 3.0 dengan jarum cutting type)


PROSEDUR
i) Kanul trakea (sebaiknya disediakan dalam 3 ukuran:
satu ukuran yang sesuai untuk penderita, satu ukuran
yg lebih kecil, dan satu ukuran lebih besar dari ukuran
perkiraan).

2. Persiapan penderita:
a) Persetujuan tindakan pembedahan (informed consent)
b) Trakeostomi dapat dilakukan dengan anestesi lokal
maupun umum.
c) Dipuasakan minimal 6 (enam) jam sebelum tindakan
dengan anestesi umum, kecuali kasus darurat.
d) Pemeriksaan laboratorium: darah rutin, waktu
pembekuan, waktu perdarahan, dan kimia darah.
e) Pemeriksaan x-ray thoraks
f) Pemeriksaan x-ray soft tissue leher
g) Penderita >40 tahun, pemeriksaan EKG
h) Dikonsulkan ke bagian Ilmu Penyakit Dalam atau
kebagian Ilmu Kesehatan Anak (usia <18 tahun) bila
didapatkan kelainan dari hasil pemeriksaan
i) CT-scan axial dan koronal setinggi laring dengan
kontras (bila diperlukan)
j) Dikonsulkan ke bagian anestesi untuk persiapan
operasi.

3) Tindakan
a) Pastikan kelengkapan peralatan, bahan, dan obat-
obatan esensial untuk prosedur trakeostomi telah
tersedia dan lengkap.
b) Penderita tidur terlentang, kepala hiperekstensi
(punggung diganjal bantal).
c) Desinfeksi betadin daerah operasi dan sekitarnya,
lapangan operasi dipersempit dengan doek steril.
d) Infiltrasi lidokain epinefrin di daerah operasi untuk
anestesi dan vasokonstriksi.
e) Insisi secara vertikal (atau horisontal) antara kartilago
TRAKEOSTOMI

RSUP Dr. Hasan Sadikin


Bandung
No. Dokumen No. Revisi Halaman
HS.02.B21.1. 01 3/4
tiroid sampai batas atas suprasternal, lapang operasi
diperlebar dengan retraktor.
f) Insisi di garis tengah dipisahkan (diperdalam) lapis demi
lapis, hati-hati terhadap vena jugularis anterior, arteri
tiroidea ima, kelenjar tiroid (ismus tiroid dapat diklem
dipotong selanjutnya diligasi/kauter atau disisihkan ke
atas atau ke bawah).
g) Identifikasi krikoid dan trakea dengan punksi percobaan
(bila mengenai lumen trakea ditandai udara masuk dalam
spuit).
h) Trakea dikait di tempat punksi percobaan, selanjutnya
dilakukan insisi trakea pada ring kedua dan ketiga dari
arah inferior ke superior.
i) Kanul trakea diinsersikan secara gentle dan dilakukan tes
benang (bila kanul trakea masuk dalam lumen trakea,
maka benang akan bergerak dihembus oleh udara
pernapasan lewat kanul).
j) Kanul trakea difiksasi dengan meniup balon kanul, jahitan
pada kulit leher, dan pita leher.
k) Luka operasi yang terlalu lebar dapat dijahit secara
longgar, terakhir ditutup dengan kasa, anak kanul
dipasang.
l) Operasi selesai.
4) Komplikasi Operasi
a) Perdarahan
b) Infeksi
c) Emfisema subkutis
d) Pnemotoraks
e) Pnemomediastinum
f) Fistula trakeoesofagal
g) Obstruksi kanul
h) Kanul salah posisi
i) Problem menelan
k) Henti jantung/napas
l) Fistula trakeokutan
m) Terbentuk granuloma
n) Stenosis trakea
o) Kesulitan dekanulasi
TRAKEOSTOMI

RSUP Dr. Hasan Sadikin


Bandung
No. Dokumen No. Revisi Halaman
HS.02.B21.1. 01 4/4
5) Perawatan pasca bedah
a) Observasi pasase kanul, perdarahan, tekanan darah,
suhu, dan nadi secara teratur
b) Mencegah terjadinya dehidrasi
c) Pemberian antibiotik segera setelah operasi
d) Mencegah terjadinya komplikasi pasca operasi
e) Perawatan kanul
f) Perawatan komplikasi
g) Bila fiksasi menggunakan balon, maka balon dikempiskan
dalam 24 jam.
h) Jahitan fiksasi kulit leher diangkat sebelum penderita
dipulangkan atau pada hari ke-5.
i) Penderita diedukasi cara perawatan kanul dan anak kanul
serta tindakan pertama bila kanul buntu total atau salah
posisi
j) Prosedur Dekanulasi
Bagian T.H.T.K.L, bagian patologi klinik, bagian radiologi, bagian
UNIT TERKAIT Ilmu Penyakit dalam, bagian Ilmu Kesehatan Anak, dan bagian
Anestesi

Anda mungkin juga menyukai