Anda di halaman 1dari 24

KURANGNYA KESADARAN SISWA DALAM MENJAGA

KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI SMP NEGERI 20 MALANG


Disusun untuk Melengkapi Tugas Bahasa Indonesia sebagai
Syarat Mengikuti Ujian Nasional ( UN )

Disusun oleh :
Kelompok 8 (9A)
1. Jihan Shavira A ( 03 )
2. Sofia Ari Murti ( 05 )
3. Eka Sundari ( 06 )
4. Fadhilla Putri W ( 19 )

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 20 MALANG


Jalan Raden Tumenggung Suryo Nomor 38 Malang Telp. (0341) 491806
email: smpn20_malang@yahoo.com website:http://www.smpn20-mlg.sch.id
Tahun Pelajaran 2013 – 2014

LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis yang berjudul “ Kurangnya Kesadaran Siswa dalam Menjaga
Kebersihan Lingkungan di SMP Negeri 20 Malang “, ini telah disetujui pada tanggal 6
Januari 2014.

Disetujui oleh :

Kepala SMP Negeri 20 Malang, Guru Pembimbing,

Dra. Tutut Sri Wahyuni, M.M.Pd Dra. Rubiati, M.Pd


NIP. 19641005 198903 2 009 NIP. 19680911 1999512 2 005

MOTTO

'' Islam itu bersih, maka hendaklah kamu suka


membersihkan diri kamu, tidak akan masuk surga
kecuali orang-orang yang bersih.'' (HR.Dailami)
KATA PENGANTAR

Terima kasih yang tak terhingga penuh rasa syukur akan selalu terucap kepada Allah
SWT, Sang Maha Pemurah, Maha Pengasih, dan Penyayang, Sang Maha Segalanya, yang
telah memberikan cinta tak terhingga, nikmat, dan cobaan yang penuh dengan pelajaran
berharga sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis dengan judul “Kurangnya
Kesadaran Siswa dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan di SMP Negeri 20 Malang” dengan
baik dan lancar.
Karya tulis ini disusun berdasarkan pengamatan penulis tentang kurangnya kesadaran
siswa-siswi SMP Negeri 20 Malang akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Karya
tulis ini berisi pembahasan mengenai kurangnya kesadaran siswa-siswi SMP Negeri 20
Malang akan kebersihan lingkungan sekolahnya. Juga disertai pengamatan penulis selama
penyusunan karya tulis ini.
Penyusunan karya tulis ini tentunya tidak lepas dari bantuan, arahan, dan dukungan
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
terutama kepada Ibu Dra. Tutut Sri Wahyuni, M.M.Pd, selaku Kepala SMP Negeri 20
Malang yang telah memberikan fasilitas sarana dan prasarana yang cukup memadai, sehingga
karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik. Selanjutnya Ibu Dra. Rubiati selaku guru
pembimbing Bahasa Indonesia di kelas 9A. Juga sebagai pengampuh bahasa yang tidak ada
hentinya memberi pelajaran dan memberikan arahan yang benar. Kemudian Ibu Retno
Muktiatni, S. Pd selaku wali kelas 9A yang telah mendidik penulis dengan perhatian yang
lebih, sehingga penulis dapat terselesaikan dengan baik. Lalu Ibu Budiarti Andjajani S, Pd
selaku narasumber dalam penyusunan karya tulis ini. Tak lupa orang tua yang senantiasa
memberikan semangat dan doa restu agar penyusunan karya tulis ini dapat terselesaikan
dengan baik. Serta teman-teman kelas 9A sebagai teman sekaligus sahabat dan guru sebaya
yang sering memberi masukan yang membangun terselesaikannya karya tulis ini, juga teman-
teman SMP Negeri 20 Malang yang telah membantu penulis dalam mengisi angket guna
penyusunan karya tulis ini, serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu
yang rela memberikan waktunya demi kelancaran karya tulis ini.
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan penulisan karya tulis ini, tetapi
penulis menyadari bahwa penyusunan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak.
Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan
bagi penulis pada khususnya.

Malang, 6 Januari 2014

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
HALAMAN MOTTO
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latang Belakang
1.2 Ruang Lingkup Masalah
1.3 Pembatasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
1.5.1 Tujuan Umum
1.5.2 Tujuan Khusus
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Bagi Sekolah
1.6.2 Bagi Guru
1.6.3 Bagi Siswa
1.7 Anggapan Dasar (Asumsi) dan Hipotesis
1.7.1 Anggapan Dasar (Asumsi )
1.7.2 Hipotesis
1.8 Sumber Data dan Metode
1.8.1 Sumber Data
1.8.2 Metode
Bab II Analisis dan Pembahasan
2.1 Pengertian Lingkungan
2.2 Pengertian Kebersihan
2.3 Pengertian Kebersihan Lingkungan
2.4 Pengertian Menjaga Kbersihan Lingkungan
2.5 Dampak LingkunganBersih
2.6 Menumbuhkan Kesadaran Siswa dalam Menjaga Kebersihan
2.7 Cara Mengatasi Lingkungan Kotor di SMP Negeri 20 Malang
2.8 Cara Menjaga Kebersihan Lingkungan di SMP Negeri 20 Malang
2.9 Hasil Penyebaran Angket Tentang “Kurangnya Kesadaran Siswa
dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan di SMP Negeri 20 Malang”
Bab III Penutup
3.1 Simpulan
3.2 Saran
3.2.1 Bagi Sekolah
3.2.2 Bagi Guru
3.2.3 Bagi Siswa
Lampiran
Daftar Rujukan
Daftar Wawancara
Jawaban Wawancara
Pertanyaan Angket
Diagram
Gambar
BAB I
PENDAHULUAN

Pada pendahuluan ini penulis akan menguraikan tentang (1) latar belakang, (2) ruang
lingkup masalah, (3) pembatasan masalah, (4) rumusan masalah, (5) tujuan penelitian, (6)
manfaat penelitian, (7) anggapan dasar dan hipotesis, serta (8) sumber data dan metode.
1.1 Latar Belakang
Penulis mengambil judul “Kurangnya Kesadaran Siswa dalam Menjaga
Kebersihan Lingkungan di SMP Negeri 20 Malang”. Karena kesadaran siswa dalam
menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang masih kurang. Terbukti dengan
keadaan lingkungan masih terlihat kurang bersih, masih banyak sampah di sembarang
tempat.
Minimnya kesadaran siswa dalam membuang sampah pada tempatnya dan menjaga
kelestarian tempat-tempat umum di lingkungan sekolah contohnya ruang kelas, kamar mandi,
kantin sekolah, dan lain lain. Hal tersebut , mendorong Penulis untuk melakukan penelitian
terhadap kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
Agar para pembaca menjadi lebih paham akan pentingnya kesadaran dalam menjaga
kebersihan lingkungan di sekolah. Serta mengetahui dampak positif dan negative lingkungan
bersih, dan dapat menerapkan kebiasaan dalam menjaga kebersihan dalam kehidupan sehari-
hari.
Menurut Beatrice Trum Munter (2006:22) kita menghirup oksigen, nafas kehidupan
kita, dan menghembuskan zat-zat sisa. Sayangnya, di dunia yang penuh polusi ini bersama
dengan Oksigen kehidupan, kita juga menghirup banyak bahan yang mengiritasi dan merusak
paru-paru serta organ lain. Polutan udara ini sangat beragam dan mencakup asap kendaraan
bermotor, jegala, debu, asap rokok, kabut asap, senyawa organik yang mudah menguap,
pengusir serangga, serta masih banyak lagi.
Polusi udara dalam ruangan mungkin menjadi masalah kesehatan yang lebih serius
daripada polusi udara luar ruangan. Karena secara rata-rata kita menghabiskan 75% dari
waktu kita didalam ruangan. Bagi sebagian kelompok persentasi waktu yang dihabiskan
didalam ruangan bahkan mungkin lebih tinggi kemungkinan efek kesehatan akibat pajanan
pada polutan dalam ruangan yang berbahaya.
Karena masalah tersebut maka, penulis ingin membahas lebih dalam secara
keseluruhan mengenai penyebab, solusi, dan tindak lanjut dari masalah-masalah tersebut.
Karena menurut penulis, masalah tersebut masih menjadi momok besar yang melanda
masyarakat seluruhnya, terutama para remaja.
Penulis menganggap bahwa remaja masih enggan untuk melakukan kewajibannya. Di
sini penulis lebih menekankan pada membuang sampah di tempatnya. Karena mereka masih
menganggap bahwa sampah adalah hal yang sepele. Sehingga mereka tidak memperdulikan
hal tersebut, padahal jika ditelisik lebih dalam sampah dapat berakibat besar bagi kehidupan
kita.
Kebersihan itu sendiri pada hakekatnya adalah hal yang utama karena kebersihan
merupakan dasar dari semua kegiatan. Kebersihan akan menghasilkan hal-hal yang positif.
Seperti halnya kita melakukan sesuatu, akan lebih nyaman bila dilakukan secara bersih.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik menyusun karya tulis yang berjudul
“Kurangnya Kesadaran Siswa dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan di SMP Negeri
20 Malang” karena masih banyak siswa SMP Negeri 20 Malang yang belum sadar akan
pentingnya kesadaran dalam menjaga kebersihan lingkungan di sekolah.

1.2 Ruang Lingkup Masalah


Karya tulis ini membahas tentang kurangnya kesadaran siswa dalam menjaga
kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber
daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral serta flora dan fauna yang tumbuh di atas
tanah maupun di udara dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan
bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan mempunyai pengaruh dan kepentingan yang terbesar dibandingkan tiga
faktor lainnya dalam berperan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi derajat
kesehatan. Termasuk dalam kategori lingkungan di sini antara lain lingkungan fisik, sosial
budaya, pendidikan dan pekerjaan. Kita sangat bergantung pada lingkungan. Jika lingkungan
di sekitar kita bersih maka kita akan merasa nyaman. Oleh karenaitu, kita harus senantiasa
menjaga lingkungan sekitar kita agar tetap bersih terutama di lingkungan sekolah. Jika
lingkungan bersih, maka saat belajar terasa nyaman.Sebaliknya jika lingkungan kotor, maka
kita tidak akan betah dalam melakukan baragam aktifitas. Lingkungan kotor akan banyak
menimbulkan dampak negatif. Sehingga kita akan merasa tidak nyaman karenanya.
Menurut penulis, lingkungan di SMP Negeri 20 Malang saat ini masih kurang terawat
dengan baik. Sehingga kegiatan belajar mengajarnya pun menjadi sedikit terhambat. Dan
siswa menjadi malas dalam belajar dan sulit untuk menangkap materi yang diberikan oleh
pengajar jika dalam kondisi lingkungan yang seperti ini.
Lingkungan yang bersih akan berdampak baik pada kesehatan. Dan kesehatan akan
berpengaruh pada prestasi belajar para siswa.

1.3 Pembatasan Masalah


Berdasarkan ruang lingkup masalah di atas, maka pembatasan masalah yang
dikemukakan penulis dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut.
1.3.1 Pengertian lingkungan.
1.3.2 Pengertian kebersihan.
1.3.3 Pengertian kebersihan lingkungan.
1.3.4 Pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
1.3.5 Dampak lingkungan bersih.
1.3.6 Upaya-upaya menumbuhkan kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP
Negeri 20 Malang.
1.3.7 Cara-cara mengatasi lingkungan kotor di SMP Negeri 20 Malang.
1.3.8 Cara-cara menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
1.3.9 Hasil penyebaran angket tentang menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang dikemukakan
penulis, antara lain sebagai berikut.
1.4.1 Apakah pengertian lingkungan?
1.4.2 Apakah pengertian kebersihan?
1.4.3 Apakah pengertian kebersihan lingkungan?
1.4.4 Apakah pentingnya menjaga kebersihan lingkungan?
1.4.5 Bagaimana dampak lingkungan bersih?
1.4.6 Bagaimana upaya-upaya menumbuhkan kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan
lingkungan di SMP Negeri 20 Malang?
1.4.7 Bagaimana cara-cara mengatasi lingkungan kotor di SMP Negeri 20 Malang?
1.4.8 Bagaimana cara-cara menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang
1.4.9 Bagaimana hasil penyebaran angket tentang menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri
20 Malang?

1.5 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan masalah dari karya tulis ilmiah ini dibagi menjadi dua, yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus, yang penjabarannya sebagai berikut:
1.5.1 Tujuan Umum
Tujuan Umum dari penelitian yang dilakukan penulis ini adalah untuk mendeskripkan
tentang kurangnya kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20
Malang.
1.5.2 Tujuan Khusus
Berdasarkan tujuan umum di atas yang telah penulis rumuskan, maka tujuan khusus
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.5.2.1 Mendeskripsikan pengertian lingkungan.
1.5.2.2 Mendeskripsikan pengertian kebersihan.
1.5.2.3 Mendeskripsikan pengertian kebersihan lingkungan.
1.5.2.4 Mendeskripsikan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
1.5.2.5 Mendeskripsikan dampak lingkungan bersih.
1.5.2.6 Mendeskripsikan upaya-upaya dalam menumbuhkan kesadaran siswa dalam menjaga
kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
1.5.2.7 Mendeskripsikan cara mengatasi lingkungan kotor di SMP Negeri 20 Malang.
1.5.2.8 Mendeskripsikan cara menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
1.5.2.9 Mendeskripsikan hasil penyebaran angket tentang “Kurangnya Kesadaran Siswa dalam
Menjaga Kebersihan Lingkungan di SMP Negeri 20 Malang”.

1.6 Manfaat Penelitian


Beberapa manfaat yang dapat diberikan oleh karya tulis ini adalah sebagai berikut.
1.6.1 Bagi Sekolah
a) Sekolah dapat mengetahui tingkatan kebersihannya menurut anggapan dari siswa-siswanya.
b) Sekolah dapat memberikan sarana dan prasaran yang lebih baik untuk menunjang kegiatan
belajar mengajar para siswa.
c) Sekolah dapat meningkatkan kualitas kebersihan, sehingga mutu pendidikan pun juga ikut
meningkat pula.
d) Sekolah dapat membentuk karakter siswa yang cinta akan lingkungan dan peduli akan
kebersihan.

1.6.2 Bagi Guru


a) Guru dapat mengukur jelas tingkat kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan
SMP Negeri 20 Malang.
b) Guru dapat lebih mengingatkan siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan SMP Negeri 20
Malang.
c) Guru dapat memberi contoh yang baik dalam menjaga kebersihan SMP Negeri 20 Malang.
d) Guru dapat menjadi pelopor bagi siswanya dalam menjaga kebersihan lingkungan di sekolah.
e) Guru dapat membimbing siswanya untuk terus menjaga kebersihan lingkungan di sekolah.

1.6.3 Bagi Siswa


a) Siswa dapat memulai sejak dini menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
b) Siswa dapat mengukur tingkat kesadaran dirinya dalam menjaga kebersihan lingkungan di
SMP Negeri 20 Malang.
c) Siswa dapat mulai menumbuhkan rasa keperdulian terhadap keadaan lingkungan di SMP
Negeri 20 Malang.
d) Siswa dapat menjadi pelopor sebaya bagi teman-temannya dalam mengajak membersihkan
lingkungan di sekolah.
e) Siswa dapat merasakan kenyamanan di sekolah, sehingga prestasi belajar mereka dapat lebih
baik.

1.7 Anggapan Dasar (Asumsi) dan Hipotesis


1.7.1 Anggapan Dasar (Asumsi)
Lingkungan SMP Negeri 20 Malang dapat dijadikan contoh dari kurang terawatnya
lingkungan sekolah. Rasa ketidak perdulian yang kurang dari masing-masing siswa dapat
dijadikan salah satu faktor yang mendorong terciptanya lingkungan yang kurang terawat ini.
Ketidak pahaman siswa mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan di SMP
Negeri 20 Malang pun mendorong terciptanya rasa ketidak perdulian mereka dalam upaya
menciptakan lingkungan SMP Negeri 20 Malang . Bagi siswa, mereka masih ada
ketergantungan dengan teman-temannya, mereka menganggap masih banyak teman-
temannya yang tidak perduli terhadap lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
Kebersihan lingkungan sekolah di SMP Negeri 20 Malang merupakan tanggung
jawab seluruh warga sekolah. Mungkin karena petikan ini para siswa masih saja menganggap
kebersihan sekolah bukan merupakan tanggung jawabnya seorang diri. Jadi, bukan mereka
yang harus mengusahakan terciptanya lingkungan sekolah di SMP Negeri 20 Malang yang
bersih.
Di setiap sudut ruangan dari SMP Negeri 20 Malang memang sudah diberi tempat
sampah, agar memudahkan siswa-siswi dalam membuang sampah mereka. Namun
nampaknya hal ini kurang berpengaruh besar bagi perilaku siswa-siswi SMP Negeri 20
Malang. Terbukti dengan tingkat kemalasan siswa dalam membuang sampah pada tempatnya,
mereka berfikir lebih praktis membuang sampah seenaknya sendiri. Pemilahan sampahpun
kurang mereka lakukan saat mereka sedang membuang sampah menurut jenis sampahnya.

1.7.2 Hipotesis
Sebenarnya sudah banyak usaha-usaha yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk terus
dapat meningkatkan kualitas kebersihannya. Seperti pengadaan Jumat bersih dan piket kelas.
Namun para siswanya sendiri masih belum saja peduli terhadap hal tersebut.
Mereka cenderung meremehkan upaya-upaya tersebut, juga tidak mendukung cara
tersebut. Sehingga terkesan pihak sekolah tidak pernah mempunyai upaya yang konkret untuk
mengatasi masalah kebersihan. Padahal sebernarnya ketidakadaan dorongan dari para siswa
adalah penyebab utamanya.
Seperti halnya pelaksanaan Jumat bersih. Dalam kasus ini sekolah menyediakan
waktu dua kali dalam sebulan, tepatnya pada minggu genap kedua dan keempat. Panitia
sudah menghimbau para siswa membawa peralatan kebersihan. Seperti sapu lidi, lap meja,
dan lain-lain. Untuk membantu membersihkan sekolah. Namun pada kenyataannya para
siswa masih banyak yang tidak membawanya. Mereka merasa malas dan repot untuk
membawanya.
Selain itu, masalah juga terjadi pada saat pelaksanaan Jumat bersih. Setiap kelas
diberi area yang berbeda, baik di dalam maupun di luar sekolah. Bertujuan agar sekolah dapat
bersih secara merata di setiap sudut ruangan. Tapi ternyata, para siswa terlihat enggan untuk
bersih-bersih. Kebanyakan diantaranya merasa jijik kepada sampah yang berserakan. Padahal
sebenarnya mereka sendirilah yang menciptakan sampah yang berserakan tersebut.
Kemudian terkendala pada piket kelas. Piket yang dilakukan setiap hari secara bergilir
oleh setiap siswa. Di sini para siswa masih belum bisa terkontrol secara baik. Maka kelas
sering kali tidak terkondisikan dalam keadaan bersih. Inilah yang menghambat proses belajar
mengajar di sekolah. Kelas yang kotor akan menimbulkan rasa ketidaknyamanan, sehingga
prestasi belajar pun menjadi terganggu.
Fasilitas yang diberikan oleh sekolah pun sudah cukup lengkap. Peralatan kebersihan,
mulai dari sapu, cikrak, sulak, kemucing, kain pel, dan lain-lain, telah tersedia di dalam kelas.
Dan setiap tahunnya juga selalu diganti oleh pihak sekolah. Juga terdapat tempat sampah, dan
slogan kebersihan juga telah dilakukan.
Tempat sampah terdapat di setiap penjuru ruangan sekolah. Dan slogan kebersihan
berisi ajakan untuk tetap melestarikan kebersihan di sekolah.Namun nyatanya slogan-slogan
tersebut kurang digubrik oleh para siswa. Di samping itu dengan adanya slogan kebersihan
seperti hanya menjadi pajangan sekolah yang berfungsi hanya untuk memperindah dinding-
dinding sekolah.
Berdasarkan anggapan dasar di atas maka, penulis mengajukan hipotesis tentang
“Kurangnya Kesadaran Siswa dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan di SMP Negeri 20
Malang”yaitu masih banyak siswa SMP Negeri 20 Malang yang kurang menjaga dan kurang
sadar dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.

1.8 Sumber Data dan Metode


1.8.1 Sumber Data
Dalam penyelesaian karya tulis yang berjudul “Kurangnya Kesadaran Siswa dalam
Menjaga Kebersihan Lingkungan di SMP Negeri 20 Malang” penulis memperoleh sumber
data dari:
1.8.1.1 Buku
Munter, Beatrice Trum. 2006. Udara dan Kesehatan Anda.Jakarta:Kelompok Gramedia
1.8.1.2 Internet
Situs yang penulis kunjungi , antara lain sebagai berikut:
1) Google. 2013. Pentingnya menjaga kebersihan, (Online),
(http://kursus-bisnis-roti.blogspot.com/2013/04/pentingnya-menjaga-kebersihan-
lingkungan.html, diakses 20 Desember 2013 pukul 18:36)
2) Google. 2013. Dampak lingkungan bersih, (Online),
(http://answers.yahoo.com/question/index?qid=20110925072628AACGyIT, diakses 20
Desember 2013 pukul 18:46)
3) Google. 2013. Cara mengatasi lingkungan sekolah yang kotor, (Online),
(http://ary2013.blogspot.com/2013/02/tips-menjaga-kebersihan-sekolah_2039.html, diakses
20 Desember 2013 pukul 18:56)
4) Google. 2013. Cara menjaga kebersihan lingkungan sekolah, (Online),
(http://www.jurnalterbaik.com/2013/01/cara-menjaga-kebersihan lingkungan.html, diakses
20 Desember 2013 pukul 19:00)
5) Google. 2014. Ekosistem, (Online),
(http://ekosistem-ekologi.blogspot.com/2013/02/mencermati-pengertian-ekosistem.html,
diakses 6 Januari 2013 pukul 08:15)
6) Wikipedia. 2014. Ekosistem, (Online),
(http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem, diakses 6 Januari 2014 pukul 08:22)
7) Wikipedia Indonesia. 2013. Lingkungan, (Online),
(http://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan, diakses 9 Desember 2013
pukul 08:43 WIB)
8) Wikipedia Indonesia. 2013. Kebersihan, (Online),
(http://id.wikipedia.org/wiki/Kebersihan, diakses 9 Desember 2013 pukul 8:48)

1.8.2 Metode
Dalam menyusun karya tulis ini, penulis meneliti pokok bahasan dengan metode
wawancara dan penyebaran angket kepada siswa-siswi SMP Negeri 20 Malang.
1.8.2.1 Wawancara
Narasumber yang dipilih oleh penulis dalam metode wawancara karya tulis ini adalah
sebagai berikut :
1) Ibu Budiarti Andjajani S.Pd selaku Pembina Kelompok Kerja Kebersihan SMP Negeri 20
Malang (diwawancarai pada hari Rabu, tanggal 11 Desember 2013 pukul 09:00 )
2) Annisa Latifa Gafrillia (Kelas 8H) selaku Ketua Kelompok Kerja Kebersihan SMP Negeri
20 Malang (diwawancarai pada hari Rabu, tanggal 11 Desember 2013 pukul 10:00)

1.8.2.2 Angket
Penulis mengambil sampel berupa perwakilan dari setiap tingkatan kelas di SMP
Negeri 20 Malang untuk mendapatkan jawaban yang tepat berdasarkan sudut pandang
mereka masing-masing. Angket berjumlah seratus lembar dan disebarkan dari kelas :
7A sampai 7I : 40 lembar
8A sampai 8I : 30 lembar
9A sampai 9J : 30 lembar

Yang disebarkan pada hari Kamis tanggal 12 Desember 2013


1.8.2.3 Observasi
Penulis melakukan observasi berupa pengamatan kepada siswa-siswi SMP
Negeri 20 Malang dengan mengambil foto pada hari Senin, 6 Januari 2014 yang tercantum
pada lampiran.
BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab analisis dan pembahasan ini penulis akan menguraikan tentang (1)
pengertian lingkungan, (2) pengertian kebersihan, (3) pengertian kebersihan lingkungan, (4)
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, (5) dampak lingkungan bersih, (6) upaya-upaya
menumbuhkan kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20
Malang, (7) cara-cara mengatasi lingkungan kotor di SMP Negeri 20 Malang, (8) cara-cara
menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang, serta (9) hasil angket tentang
kurangnya kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20
Malang”
2.1 Pengertian Lingkungan
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber
daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas
tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti
keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah
segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi.
Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan,
manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri).
Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah ilmu lingkungan atau ekologi. Ilmu
lingkungan adalah cabang dari ilmubiologi.
Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk menyebutkan
segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di
bumi.
Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan
perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lainnya.
Berbicara mengenai lingkungan, erat kaitannya dengan individu. Individu adalah
unsur tunggal makhluk hidup. Mengingat tidak ada makhluk hidup yang mampu hidup
sendiri, maka individu tersebut membentuk sebuah kelompok untuk mempertahankan
hidupnya masing-masing. Karena sebuah kelompok yang sejenis, tidak akan dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya sendiri. Masing-masing kelompok membutuhkan kelompok dengan jenis
lain yang berbeda. Maka kelompok tersebut akan membentuk sebuah ekosistem yang mampu
menyeimbangkan kelangsungan hidup mereka.
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan makhluk tak
hidup terhadap lingkungannya. Setiap ekosistem tersusun atas individu yang beda jenis untuk
saling berinteraksi. Dengan cara inilah makhluk hidup dapat memenuhi kebutuhannya dengan
masing-masing komponen yang dimilikinya yang membantunya mempertahankan hidup.

Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:


1). Unsur Hayati (Biotik)
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti
manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di kebun sekolah,
maka lingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Yang mencakup semua mahluk hidup
yang dilihat dari susunan trofiknya dibagi ke dalam beberapa tingkatan yakni komponen
produsen, komponen konsumen, dan juga komponen pengurai. Dan apabila dilihat dari fungsi
komponen itu sendiri maka ia dibagi ke dalam dua komponen dasar yakni komponen autotrof
dan juga komponen heterotrof. Autotrof sendiri merupakan mahluk hidup yang bisa
membentuk sendiri makanannya sementara itu heterotrof adalah organism konsumen yang
mengambil makanan dari luar dirinya. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka lingkungan
hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia. Unsur biotic dibagi menjadi
dua, yaitu :
a) Heterotrof / konsumen :
Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik yang
disediakan oleh organisme lain sebagai makanannya . Komponen heterotrof disebut juga
konsumen makro (fagotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih kecil. Yang
tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.

b) Pengurai / dekomposer :
Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme

mati. Pengurai disebut juga konsumen makro (sapotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih besar.

Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang

sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Yang tergolong pengurai

adalah bakteri dan jamur. Ada pula pengurai yang disebut detritivor, yaitu hewan pengurai yang memakan sisa-

sisa bahan organik, contohnya adalah kutu kayu. Tipe decomposer ada tiga, yaitu:
1. Aerobik : oksigen adalah penerima elektron / oksidan
2. Anaerobik : oksigen tidak terlibat. Bahan organik sebagai penerima elektron /oksidan
3. Fermentasi : anaerobik namun bahan organik yang teroksidasi juga sebagai
penerima elektron. komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk
suatu kesatuan ekosistem yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem
ini terdiri dari ikan sebagai komponen heterotrof, tumbuhan air sebagai komponen
autotrof, plankton yang terapung di air sebagai komponen pengurai, sedangkan yang
termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam
air.

2). Unsur Sosial Budaya


Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang
merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial.
Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma
yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
3). Unsur Fisik (Abiotik)
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup,
seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar
peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang
terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja
kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana
kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur,
munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain. Materi yang termasuk ke dalam komponen
abiotik ini mempengaruhi juga mendukung kehidupan komponen biotik atau hayati dalam
sebuah ekosistem.

2.2 Pengertian Kebersihan


Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, debu, sampah,
dan bau. Di zaman modern, setelahLouis Pasteur menemukan proses penularan penyakit atau
infeksi disebabkan oleh mikroba, kebersihan juga bererti bebas dari virus,bakteria patogen,
dan bahan kimia berbahaya.
Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan hygeneyang baik. Manusia perlu
menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat, tidak berbau, tidak malu,
tidak menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman penyakit bagi diri sendiri maupun orang
lain. Kebersihan badan meliputi kebersihan diri sendiri, seperti mandi, gosok gigi, mencuci
tangan, dan memakai pakaian yang bersih.
Mencuci adalah salah satu cara menjaga kebersihan dengan menggunakan air dan
sejenis sabun atau detergen.Mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan produk
kebersihan tangan merupakan cara terbaik dalam mencegah penularan influenza dan batuk.
Tingkat kebersihan berbeda-beda menurut tempat dan kegiatan yang dilakukan
manusia.Contohnya, kebersihan di rumahberbeda dengan kebersihan ruang bedah di rumah
sakit.
2.3 Pengertian Kebersihan Lingkungan
Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat bekerja, dan tempat
awam. Kebersihan tempat tinggal dilakukan dengan cara mengelap tingkap dan perabot
rumah, menyapu dan mengemop lantai, mencuci peralatan masak danperalatan makan ,
membersihkan bilik mandi dan jamban, serta membuang sampah. Kebersihan lingkungan
dimulakan dengan menjaga kebersihan halaman dan membersihkan jalan di depan rumah
daripada sampah.
2.4 Pentingnya Menjaga Kebersihan Lingkungan
Menjaga kebersihan lingkungan merupakan hal yang sangat penting untuk
dilakukan dalam kehidupan kita karena kebersihan merupakan sebagian dari imam.
Menjaga kebersihan juga sangat bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain karena
dapat menciptakan kehidupan yang bersih, nyaman, dan sehat.
Lingkungan yang bersih tentu merupakan lingkungan yang sehat karena
biasanya kuman – kuman dan bibit penyakit akan mudah tumbuh di tempat yang
kurang bersih dan jorok. Oleh sebab itu, dengan lingkungan yang besih, maka kita
dapat terhindar dari berbagai macam penyakit yang disebabkan karena lingkungan
yang tidak sehat.
Lingkungan yang bersih selain sehat, tentu juga nyaman untuk dipandang
karena tidak terdapat sampah atau kotoran yang berserakan. Dengan lingkungan
yang bersih, suasana di lingkungan tidak hanya indah dipandang mata saja, tetapi
juga nyaman bagi penghuninya.
Kebersihan lingkungan ternyata memiliki banyak sekali manfaat untuk
kehidupan. Disadari atau tidak lingkungan yang bersih juga menjadi lingkungan yang
bebas dari polusi, baik polusi udara maupun polusi lainnya.
Kebersihan adalah situasi yang berarti bebas dari segala macam kotoran seperti
sampah, debu dan bau. Kebersihan merupakan salah satu pertanda hygiene pada suatu
keadaan yang baik. Bila kita tidak menjaga kebersihan, maka akan timbul berbagai penyakit
yang disebabkan kototran yang ada di sekitar kita. Penyakit dapat timbul dari berbagai
kotoran yang ada di lingkungan sekolah dan rumah. Oleh karena itu, kita perlu menjaga
kebersihan lingkungan di sekitar kita. Masalah kebersihan lingkungan dari tahun ke tahun
selalu meningkat dan menjadi pembahasan khusus. Keinginan untuk bersih dapat dimulai dari
diri kita sendiri, baru kemudian diterapkan dengan lingkungan dan orang di sekitar kita.

2.5 Dampak Lingkungan Bersih


Dampak positif lingkungan yang bersih kurang lebih adalah:
1) Lingkungan menjadi lebih indah : tidak banyak sampah, teratur rapi, bersih.
2) Lingkungan menjadi lebih sehat : tidak ada sampah yang menjadi sarang
penyakit
3) Membantu / mendukung meningkatkan produktivitas manusia di kawasan
tersebut : dengan lingkungan yang bersih orang-orang yang beraktifitas didalamnya (di
sekitarnya) menjadi senang lebih bersemangat.

2.6 Upaya-upaya Menumbuhkan Kesadaran Siswa dalam Menjaga Kebersihan


Lingkungan
1. Menghimbau siswa agar selalu menjaga kebersihan lingkungan
2. Melaksanakan piket kelas sepulang sekolah
3. Mengadakan kegiatan Jumat Bersih
4. Mengadakan penyuluhan mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan
5. Membiasakan siswa untuk memilah sampah sesuai dengan jenisnya ketika membuang
sampah
6. Memberi sanksi tegas kepada pelanggar yang tidak menjaga kebersihan lingkungan

2.7 Cara-cara Mengatasi Lingkungan Kotor di SMP Negeri 20 Malang


Seringkali kita mendengar slogan-slogan di berbagai tempat terutama di sekoloah, yang isinya

mengajak kita untuk menjaga kebersihan lingkungan.

Akan tetapi slogan tadi tidak kita pedulikan, slogan tadi fungsinya hanya seperti hiasan belaka tanpa

ada isinya, padahal isi dari sebuah slogan sangat penting bagi kita. Banyak slogan yang mengajak kita untuk

menjaga kebersihan, tapi apa kenyataannya? Siswa masih membuang sampah sembarangan, selain ini siswa

juga merobek-robek kertas dalam kelas dan bila memakan jajan di tempat A bungkusnya dibuangnya juga di

tempat A, padahal di tempat-tempat tersebut telah disediakan tempat sampah.

Tentu kita tidak mau sekolah kita menjadi kotor, kumuh dan penuh dengan sampah. Disamping itu sampah

yang kita buang sembarangan tadi juga dapat mencemari lingkungan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas

dan juga dapat menyebabkan suasana belajar kita tidak nyaman.


Demi tercapainya lingkungan SMP Negeri 20 Malang yang bersih dan nyaman untuk
belajar kita, perlu sekali dilakukan tindakan yang bersifat mengajak kesadaran kita untuk
menjaga kebersihan dan bersifat mengatasi masalah di atas. Tindakan-tindakan tersebut
antara lain:
1) Siswa diharapkan mempunyai kesadaran dari hati nuraninya sendiri
untuk menjaga kebersihan.
2) Petugas piket harus membersihkan kelas serta lingkungan sekitar.
3) Guru wajib menegur siswa yang membuang sampah sembarangan.
4) Mencatat pada buku pelanggaran.
5) Memberi sanksi tersendiri bagi siswa yang melakukan pelanggaran terutama membuang
sampah sembarangan.
Dengan tindakan-tindakan tersebut diharapkan mampu menyadarkan siswa untuk
menjaga kebersihan dan mampu mengatasi lingkungan sekolah yang kotor. Kebersihan
berpengaruh besar tehadap kesehatan maka dari itu kebersihan perlu dijaga.

2.8 Cara-cara Menjaga Kebersihan Lingkungan di SMP Negeri 20 Malang


Untuk menciptakan.kebersihan di sekolah, Gurulah yang akan ditiru oleh murid-
muridnya, dengan demikian peran guru dalam pencegahan sangat diperlukan dengan
tindakan-tindakan yang berupa :
1) Membuat tata tertib kebersihan dan buang sampah sembarangan
2) Memberi contoh membuang sampah pada tempatnya
3) Memberikan nasehat apabila ditemukan pelanggaran membuang sampah sembarangan,
4) Memberikan reward kepada petugas piket yang rajin dan besih dalam membersihkan
kelasnya
5) Membiasakan diri cuci tangan sehingga murid juga meniru
Untuk membuat kebiasaan-kebiasaan menjaga kebersihan lingkungan, perlu
adanya Slogan-Slogan sebagai penyemangat diantaranya “bersih pangkal sehat”, “kebersihan
adalah sebagian dari iman”, “jagalah kebersihan”.

2.9 Hasil Angket tentang Kurangnya Kesadarann Siswa dalam Menjaga Kebersihan
Lingkungan di SMP Negeri 20 Malang
Dari penyebaran angket sebanyak seratus lembar diperoleh data sebagai berikut :
Pertanyaan pertama yaitu apakah Anda setuju diadakannya Jumat Bersih? Yang
menjawab ya sebanyak 91%, tidak sebanyak 3%, dan ragu-ragu sebanyak 6%. Dari hasil
tersebut menunjukkan bahwa siswa setuju diadakannya Jumat Bersih.
Pertanyaan kedua yaitu apakah kegiatan Jumat Bersih berpengaruh dalam kebersihan
di lingkungan SMP Negeri 20 Malang? Yang menjawab ya sebanyak 96%, tidak sebanyak
3%, dan ragu-ragu sebanyak 1%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kegiatan Jumat
Bersih berpengaruh dalam kebersihan di lingkungan SMP Negeri 20 Malang.
Pertanyaan ketiga yaitu apakah Anda sudah melaksanakan piket kelas sepulang
sekolah? Yang menjawab ya sebanyak 88%, tidak sebanyak 0%, dan ragu-ragu 12%. Dari
hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa sudah melaksanakan piket sepulang sekolah.
Pertanyaan keempat yaitu apakah Anda sudah memilah sampah sesuai dengan
jenisnya ketika membuang sampah? Yang menjawab ya sebanyak 52%, tidak sebanyak 9%,
dan ragu-ragu sebanyak 39%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa sudah memilah
sampah sesuai jenisnya ketika membuang sampah.
Pertanyaan kelima yaitu apakah Anda sudah membuang sampah menurut jenisnya?
Yang menjawab ya sebanyak 64%, tidak sebanyak 8%, dan ragu-ragu sebanyak 28%. Dari
hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa sudah membuang sampah menurut jenisnya.
Pertanyaan keenam yaitu apakah Anda pernah dengan sengaja membuang sampah
tidak pada tempatnya? Yang menjawab ya sebanyak 42%, tidak sebanyak 30%, dan ragu-
ragu sebanyak 28%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa pernah dengan sengaja
membuang sampah tidak pada tempatnya.
Pertanyaan ketujuh yaitu pentingkah kesadaran siswa akan kebersihan lingkungan?
Yang menjawab ya sebanyak 100%, tidak sebanyak 0%, dan ragu-ragu sebanyak 0%. Dari
hasil tersebut menunjukkan bahwa kesadaran siswa akan kebersihan lingkungan itu penting.
Pertanyaan kedelapan yaitu apakah Anda termasuk orang yang tidak peduli dengan
kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang? Yang menjawab ya sebanyak 4%, tidak
sebanyak 80%, dan ragu-ragu sebanyak 16%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa
tidak termasuk orang yang tidak peduli dengan kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20
Malang.
Pertanyaan kesembilan yaitu apakah Anda termasuk orang yang peduli dengan
kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang? Yang menjawab ya sebanyak 77%, tidak
sebanyak 0%, dan ragu-ragu sebanyak 23%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa
termasuk orang yang peduli dengan kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
Pertanyaan kesepuluh yaitu apakah lingkungan di SMP Negeri 20 Malang sudah
termasuk lingkungan yang bersih dan sehat? Yang menjawab ya sebanyak 46%, tidak
sebanyak 5%, dan ragu-ragu sebanyak 49%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa siswa
masih ragu lingkungan di SMP Negeri 20 Malang sudah termasuk lingkungan yang bersih
dan sehat.
Pertanyaan kesebelas yaitu apakah Anda sudah merasa nyaman dengan lingkungan
SMP Negeri 20 Malang saat ini? Yang menjawab ya sebanyak 69%, tidak sebanyak 3%, dan
ragu-ragu sebanyak 28%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa siswa sudah merasa
nyaman dengan lingkungan SMP Negeri 20 Malang saat ini.
Pertanyaan keduabelas yaitu apakah Anda mengetahui cara mengatasi lingkungan
kotor di SMP Negeri 20 Malang? Yang menjawab ya sebanyak 58%, tidak sebanyak 11%,
dan ragu-ragu sebanyak 31%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa mengetahui cara
mengatasi lingkungan kotor di SMP Negeri 20 Malang.
Pertanyaan ketigabelas yaitu apakah Anda pernah menjadi pelopor dalam menjaga
kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang? Yang menjawab ya sebanyak 24%, tidak
sebanyak 45%, dan ragu-ragu senayak 31%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa banyak
siswa yang tidak pernah menjadi pelopor dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP
Negeri 20 Malang.
Pertanyaan keempatbelas yaitu apakah masih banyak teman Anda yang kurang peduli
terhadap kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang? Yang menjawab ya sebanyak
77%, tidak sebanyak 7%, dan ragu-ragu sebanyak 16%. Dari hasil tersebut menunjukkan
bahwa banyak siswa yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20
Malang.
Pertanyaan kelimabelas yaitu apakah Anda pernah menegur teman Anda yang dengan
sengaja membuang sampah sembarangan di lingkungan SMP Negeri 20 Malang? Yang
menjawab ya sebanyak 64%, tidak sebanyak 18%, dan ragu-ragu sebanyak 18%. Dari hasil
tersebut menunjukkan bahwa banyak siswa pernah menegur temannya yang dengan sengaja
membuang sampah sembarangan di lingkungan SMP Negeri 20 Malang.
Pertanyaan keenambelas yaitu apakah Anda ikut bertanggung jawab dalam
menciptakan lingkungan SMP Negeri 20 Malang yang bersih dan sehat? Yang menjawab ya
sebanyak 67%, tidak sebanyak 3%, dan ragu-ragu sebanyak 30%. Dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa siswa ikut bertanggung jawab dalam menciptakan lingkungan SMP
Negeri 20 Malang yang bersih dan sehat.
Pertanyaan ketujuhbelas yaitu apakah Anda sudah ikut serta dalam menjaga
kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang? Yang menjawab ya sebanyaj 78%, tidak
sebanyak 3%, dan ragu-ragu sebanyak 19%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa
sudah ikut serta dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
Pertanyaan kedelapanbelas yaitu apakah dalam kegiatan belajar mengajar Anda sudah
merasa nyaman dengan lingkungan yang bersih? Yang menjawab ya sebanyak 67%, tidak
sebanyak 12%, dan ragu-ragu sebanyak 21%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa dalam
kegiatan belajar mengajar iswa sudah merasa nyaman dengan lingkungan yang bersih.
Pertanyaan kesembilanbelas yaitu apakah kesadaran siswa SMP Negeri 20 Malang
dalam menjaga kebersihan lingkungan sudah cukup baik? Yang menjawab ya sebanyak 33%,
tidak sebanyak 16%, dan ragu-ragu sebanyak 51%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa
banyak yang ragu kesadaran siswa SMP Negeri 20 Malang dalam menjaga kebersihan
lingkungan sudah cukup baik.
Pertanyaan keduapuluh yaitu apakah lingkungan SMP Negeri 20 Malang sudah layak
dikatakan sebagai lingkungan yang bersih dan sehat? Yang menjawab ya sebanyak 42%,
tidak sebanyak 8%, dan ragu-ragu sebanyak 50%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa
banyak yang ragu lingkungan SMP Negeri 20 Malang sudah layak dikatakan sebagai
lingkungan yang bersih dan sehat.
BAB III
PENUTUP

Pada bab penutup penulis akan menguraikan tentang (1) simpulan (2) saran.

3.1 Simpulan
Dari hal tersebut kita dapat menyatakan bahwa siswa-siswi di SMP Negeri 20 Malang
masih belum peduli terhadap kebersihan lingkungan di sekitarnya.
Kebanyakan dari mereka bertindak secara spontan tanpa berfikir sebab akibat yang
akan terjadi di kemudian hari dan hanya ingin menguntungkan diri sendiri. Seperti masalah
pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya, penggolongan sampah yang tidak
dilaksanakan sejak dini, pelaksanaan piket kelas yang kurang teratur, pembawaan sampah
plastik dari luar sekolah, dan tidak disiplin dalam mengembalikan peralatan makan di kantin
sekolah. Kasus-kasus yang seperti ini menyangkut masalah kebersihan setiap tahunnya selalu
meningkat. Dan mengakibatkan keadaan yang merugikan lingkungan SMP Negeri 20
Malang.
Kesadaran masing-masing individu begitu penting, untuk menjalankan perubahan
kebersihan pada lingkungan sekolah. Namun mayoritas para siswa masih baru berantusias
dalam meningkatkan kebersihan lingkungan. Dan siswa-siswi setuju dengan harus adanya
cara-cara yang dilakukan untuk memberikan alternatif untuk lebih meyadarkan masyarakat
tentang nilai kebersihan.

Dari beberapa uraian yang telah dibahas sebelumnya dapat kita simpulkan yaitu
siswa-siswi SMP Negeri 20 Malang harus turut andil dalam menjaga kebersihan lingkungan
di SMP Negeri 20 Malang agar terciptanya suasana yang nyaman dalam proses
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan setiap hari, serta siswa harus selalu menjaga dan
melaksanakan tanggung jawab untuk memenuhi komponen kebersihan dalam lingkungan
SMP Negeri 20 Malang.
Jadi, dari hal tersebutlah kita harus menyadari kebersihan itu penting. Marilah kita
menjaga kebersihan secara bersama-sama.
Berdasarkan hipotesis penulis, dapat disimpulkan bahwa siswa-siswi SMP Negeri 20
Malang masih belum bisa melakukan kebersihan dengan baik. Hal ini dapat diketahui dari
jawaban hasil wawancara dan penyebaran angket yang telah dilakukan oleh penulis.
Seharusnya siswa melakukan kebersihan melalui hal-hal kecil yang dapat dilakukan di kelas,
ataupun di halaman sekolah tanpa harus menunggu dilaksanakannya Jumat bersih atau kerja
bakti.
Seperti membuang sampah pada tempatnya, tidak mencoret-coret dinding sekolah
seperti yang dapat ditemui pada dinding belakang aula, kamar mandi, ruang multimedia, meja
atau kursi kelas, maupun dinding kelasnya masing-masing. Mengembalikan piring atau gelas
pada tempatnya, tidak mengotori kolam ikan yang berada di taman, tidak menginjak-injak
rumput dan merusak tanaman yang ada.

3.2 Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka penulis dapat menarik beberapa saran yang
melibatkan beberapa komponen yang dimohonkan kerja samanya dalam membantu
menyadarkan siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah di SMP Negeri 20
Malang, beberapa diantaranya yaitu sebagai berikut.
3.2.1 Bagi Sekolah
1) Memperbanyak tempat sampah yang diletakkan di setiap sudut-sudut sekolah, agar
memungkinkan para siswa untuk membuang sampah pada tempatnya.
2) Melakukan program penghijauan di sekolah.
3) Menggalang siswa untuk lebih meningkatkan kebersihan di sekitar sekolah.
4) Lebih meningkatkan hubungan sosialisasi dengan para siswanya saat melakukan kebersihan.
5) Menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap yang dibutuhkan untuk kebersihan sekitar
sekolah.

3.2.2 Bagi Guru

1) Memberi contoh pada para siswanya dalam menjaga kebersihan lingkungan SMP Negeri 20
Malang.
2) Membantu memberi peringatan pada para siswa SMP Negeri 20 Malang yang melanggar
kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
3) Memberikan penyuluhan akan pentingnya kesadaran tentang kebersihan lingkungan di SMP
Negeri 20 Malang.
4) Membimbing siswanya untuk melakukan kebersihan di kelas masing-masing.
5) Menumbuhkan rasa kekompakan dengan siswanya untuk menjaga kebersihan di kelas
masing-masing.
6) Mengawasi para siswanya saat melakukan kerja bakti atau Jumat bersih.
7) Meningkatkan kedisiplinan yang berkaitan dengan kebersihan.

3.2.3 Bagi Siswa


1) Menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang sejak.
2) Memulai sejak dini membiasakan diri menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20
Malang.
3) Membantu mengingatkan teman-temannya bila tertangkap tidak menjaga kebersihan
lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
4) Mempertahankan kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang, apabila memang sudah
bersih.
5) Melestarikan lingkungan hijau di SMP Negeri 20 Malang.
6) Mendukung program sekolah demi terciptanya lingkugan sekolah yang bersih, rapi, dan
nyaman.
7) Melaksanakan kebersihan lingkungan sekolah dengan baik, tertib dan benar.

Anda mungkin juga menyukai