Anda di halaman 1dari 23

TUGAS KELOMPOK

DASAR – DASAR ILMU GIZI


VITAMIN LARUT AIR

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

ANNISA RIZKYNA (1911222012)


AULIA RAHMATIKA (1911223020)
DHEA NURUL PUTRI (1911223023)
FAKHMAD SIDDIQ MEIDILA (1911222010)
HAISYI YAUMAL ISRAQ (1911221021)
M. RIZKI ADI MARTHA (1911221020)
NAURA MARDHIYAH (1911221007)
RIDHO WIBOWO (1911221022)
SARASDILA PUTRI IRANTO (1911221016)
SITI HAMALIYAH (1911221011)

ILMU GIZI
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas rahmat-Nya maka kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Vitamin Larut Air” tepat pada waktunya. Dalam
penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan, baik pada teknis penulisan
maupun materi mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam
penyusunan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak – pihak yang
membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga dengan terselesaikannya makalah ini
dapat memberikan ilmu, informasi, pengetahuan, dan wawasan baru yang bermanfaat guna
untuk mengembangkan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun kami harapkan demi
mencapai kesempurnaan makalah berikutnya. Sekian kami sampaikan, terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha
kita.

Padang, 29 Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................................... 1
1.4 Mafaat ............................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 2


2.1 definisi Vitamin Larut Air ............................................................................................... 2
2.2 Penggolongan Vitamin Larut Air ................................................................................... 2
2.3 Kebutuhan Vitamin Larut Air ........................................................................................ 6
2.4 Sumber Bahan Makanan pada Vitamin Larut Air ....................................................... 7
2.5 Dampak Kelebihan dan Kekurangan Vitamin Larut Air ............................................ 9
2.6 Pencernaan Vitamin Larut Air ..................................................................................... 12
2.7 Metabolisme Vitamin Larut Air ................................................................................... 13
2.8 Suplementasi dan Fortifikasi ......................................................................................... 13

BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 19


3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 19
3.2 Saran ................................................................................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 20


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang
memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme yang tidak dapat dihasilkan oleh
tubuh. Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina
(amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena
pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama
sekali tidak memiliki atom N
Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam
reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan
tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal. Vitamin memiliki peranan
spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat kesehatan
Sebagian besar vitamin larut air merupakan komponen sistem enzim yang banyak terlibat
dalam membantu metabolisme energi. Vitamin larut air biasanya tidak disimpan di dalam
tubuh dan dikeluarkan melalui urine dalam jumlah kecil. Oleh sebab itu, vitamin larut air
perlu dikonsumsi setiap hari untuk mencegah kekurangan yang dapat menggangu fungsi
tubuh normal.
Vitamin larut air dikelompokkan menjadi vitamin C dan vitamin B. Vitamin B terdiri dari
8 faktor yang saling berkaitan fungsinya di dalam tubuh dan terdapat di dalam bahan
makanan yang hampir sama. Fungsi terkait ddalam proses metabolism sel hidup, baik dalam
tumbuh-tumbuhan maupun hewan sebagai koenzim atau kofaktor.

1.2 Rumusan Masalah


 Apakah pengertian dari vitamin larut air?
 Apa sajakah klasifikasi vitamin larut air ?
 Bagaimanakah proses pencernaan vitamin larut air dalam tubuh?
 Bagaimanakah proses metabolisme vitamin larut air?
 Bagaimanakah proses absorbsi dan eksresi vitamin larut air?
 Apa yang dimaksud dengan suplementasi dan fortifikasi?

1.3 Tujuan
 Mengetahui pengertian vitamin larut air.
 Mengetahui tentang klasifikasi vitamin larut air.
 Mengetahui kebutuhan vitamin larut air dalam tubuh.
 Mengetahui akibat kelebihan dan kekurangan vitamin larut air.

1.4 Manfaat
Penulisan makalah ini diharapakan bermanfaat :
1. Bagi mahasiswa
 Menambah kajian dalam ilmu pangan dan kesehatan.
2. Bagi pendidikan
 Sebagai suatu inspirasi baru dalam pembelajaran pangan dan kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Vitamin Larut Air


Vitamin larut dalam air adalah vitamin yang hanya dapat disimpan dalam jumlah
sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran makanan. Sebagian besar vitamin
larut air merupakan komponen sistem enzim yang banyak terlibat dalam membantu
metabolisme energi. Vitamin larut air biasanya tidak disimpan dalam tubuh dan dikeluarkan
melalui urine dalam jumlah kecil. Oleh sebab itu, vitamin larut air perlu dikonsumsi setiap
hari untuk mencegah kekurangan yang dapat mengganggu fungsi tubuh normal.
Vitamin larut air dikelompokkan menjadi vitamin C dan vitamin B-kompleks.
Vitamin B-kompleks terdiri dari delapan faktor yang saling berkaitan fungsinya di dalam
tubuh dan terdapat di dalam bahan makanan yang hampir sama. Fungsinya terkait dalam
proses metabolisme sel hidup, baik pada tumbuh-tumbuhan maupun hewan sebagai koenzim
dan kofaktor.

2.2 Klasifikasi Vitamin Larut Air


Berdasarkan kelarutannya, vitamin digolongkan dalam dua kelompok, yaitu vitamin
yang larut dalam lemak dan vitamin yang larut dalam air, karena yang pertama dapat
diekstraksi dari bahan makanan dengan pelarut lemak dan yang terakhir dengan air. Beberapa
vitamin larut lemak adalah vitamin A, D, E, dan K, yang hanya mengandung unsur- unsur
karbon, hidrogen, dan oksigen. Vitamin yang larut dalam air terdiri atas asam askorbat (C)
dan B-komplek (B1 sampai B12) yang selain mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen,
oksigen juga mengandung nitrogen, sulfur, atau kobalt.
Vitamin yang larut dalam air memiliki sifat-sifat umum, antara lain tidak hanya
tersusun atas unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen, tidak memiliki provitamin, terdapat
di semua jaringan, sebagai prekusor enzim - enzim, diserap dengan proses difusi biasa, tidak
disimpan secara khusus dalam tubuh, diekskresi melalui urin, relatif lebih stabil, dan pada
temperatur berlebihan menimbulkan kelabilan. Macam-macam vitamin larut air, antara lain :
1) Vitamin C
2) Vitamin B1 (Tiamin)
3) Vitamin B2 (Riboflavin)
4) Vitamin B3 (Niasin dan Asam Nikotinat/vita)
5) Vitamin B5 (Asam Pantotenat)
6) Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal, dan Piridoksamin)
7) Vitamin B8 (Biotin)
8) Vitamin B9 (Folat, Asam Folat, Folasin, dan Pteoril Monoglutamat)
9) Vitamin B12 (Cyanocobalamin)

2.2.1 Vitamin C
a. Definisi Vitamin C
Vitamin C adalah kristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam keadaan
kering, vitamin C cukup stabil tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah rusak
karena bersentuhan dengan udara (oksidasi) terutama bila terkena panas. Oksidasi
dipercepat dengan kehadiran tembaga dan besi. Vitamin C stabil dalam larutan
alkali, tetapi cukup stabil dalam larutan asam. Vitamin C adalah vitamin yang
paling labil.
b. Fungsi Vitamin C
Vitamin C mempunyai banyak fungsi di dalam tubuh, di antaranya :
1) Sintesis Kolagen
Vitamin C dibutuhkan untuk hidroksilasi prolin dan lisin menjadi
hidroksiprolin, bahan penting dalam pembentukan kolagen. Kolagen
merupakan senyawa protein yang mempengaruhi integritas struktur sel di
semua jaringan ikat, seperti pada tulang awan, matriks tulang, dentin gigi,
membrane kapiler, kulit, dan tendon (urat otot). Dengan demikian, vitamin C
berperan dalam penyembuhan luka, patah tulang, perdarahan di bawah kulit,
dan perdarahan di gusi.
2) Sintesis Karnitin, Noradrenalin, Serotonin, dan Lain-lain
Karnitin memegang peran dalam mengangkut asam lemak-rantai panjang ke
dalam mitokondria untuk dioksidasi. Karnitin menurun pada devisiensi
vitamin C yang disertai rasa lemah dan lelah.
3) Absorbsi dan Metabolisme Besi
Vitamin C mereduksi besi feri menjadi fero dalam usus halus sehingga
mudah diabsorpsi. Vitamin C menghambat pembentukan homosiderin yang
sukar dimobilisasi untuk membebaskan besi bila diperlukan. Absorpsi besi
dalam bentuk nonhem meningkat empat kali lipat bila ada vitamin C.
Vitamin C berperan dalam memindahkan besi dari transfer di dalam plasma
ke feritin hati.
4) Absorpsi Kalsium
Vitamin C juga membantu dalam absorpsi kalsium dengan menjaga agar
kalsium berada dalam bentuk larutan.
5) Mencegah Infeksi
Vitamin C meningkatkan daya tahan terhadap infeksi, kemungkinan karena
pemeliharaan terhadap membran mukosa atau pengaruh terhadap fungsi
kekebalan.

2.2.2 Vitamin B1 (Tiamin)


a. Definisi Vitamin B1
Istilah tiamin menyatakan bahwa zat ini mengandung sulfur (tio) dan nitrogen
(amine). Tiamin merupakan Kristal putih kekuningan yang larut dalam air. Dalam
keadaan kering vitamin B1 cukup stabil. Di dalam keadaan larut vitamin B1
hanya tahan panas bila berada dalam keadaan asam. Dalam suasana alkali vitamin
B1 mudah rusak oleh panas atau oksidasi. Kehilangan tiamin oleh pemasakan
bergantung pada lama dimasak, pH, suhu, jumlah air yang digunakan dan
dibuang. Tiamin tahan suhu beku.

b. Fungsi Vitamin B1
Dalam bentuk pirofosfat (TPP) atau difosfat (TDP), tiamin berfungsi sebagai
koenzim berbagai reaksi metabolism energy. Tiamin dibutuhkan untuk
dekarboksilasi oksidatif piruvat menjadi asetil KoA dan memugkinkan masuknya
substrat yang dapat dioksidasi kedalam siklus krebs untuk pembentukan energy.
Asetil KoA yang dihasilkan enzim ini disamping itu merupakan precursor penting
lipida asetil kolin, yang berarti adanya peranan TPP dalam fungsi normal system
saraf. Didalam siklus krebs, TPP merupakan kofaktor pada dekarboksilasi
oksidatif alfa-kerogglutarat menjadi suksinil-KoA. TPP juga dibutuhkan untuk
dekarboksilasi asam alfa-keto seperti asam alfa-ketoglutarat dan 2-keto-
karboksilat yang diperoleh dari asam-asam amino metionin, treonin, leusin,
isoleusin, dan valin. Tiamin juga merupakan koenzim reaksi transketolase yang
berfunfsi dalam pentose-fosfat shunt, jalur alternative oksidasi glukosa.
Walaupun tiamin dibutuhkan dalam metabolism lemak, protein dan asam nukleat,
peranan utamanya adalah dalam metabolism karbohidrat.

2.2.3 Vitamin B2 (Riboflavin)


a. Definisi Vitamin B2
Dalam bentuk murni, riboflavin adalah kristal kuning. Riboflavin larut air, tahan
panas, oksidasi dan asam, tetapi tidak tahan alkali dan cahaya terutama sinar
ultraviolet. Dalam proses pemasakan, riboflavin tidak banyak yang rusak.

b. Fungsi Vitamin B2
Riboflavin berfungsi sebagai koenzim. Riboflavin membantu enzim untuk
menghasilkan energi dari nutrisi penting untuk tubuh manusia. Riboflavin
berperan pada tahap akhir dari metabolisme energi nutrisi tersebut.

2.2.4 Vitamin B3 (Niasin dan Asam Nikotinat/vita)


a. Definisi Vitamin B3
Niasin adalah istilah generic untuk asam nikotinat dan turunan alamiah
nikotinamida (niasin amida). Niasin merupakan kristal putih yang lebih stabil dari
tiamin dan riboflavin. Niasin tahan terhadap suhu tinggi, cahaya, asam, alkali, dan
oksidasi. Niasin tidak rusak oleh pengolahan dan pemanasan normal, kecuali
kehilangan melalui air masakan yang dibuang. Niasin mudah diubah menjadi
bentuk aktif nikotinamida.

b. Fungsi Vitamin B3
Nikotinamida berfungsi di dalam tubuh sebagai bagian koenzim NAD dan NADP
(NADH dan NADPH adalah bentuk reduksinya). Koenzim-koenzim ini
diperlukan dalam reaksi oksidasi-reduksi pada glikolisis, metabolisme protein,
asam lemak, pernapasan sel, dan detoksifikasi di mana perannya adalah melepas
dan menerima atom hidrogen. NAD juga berfungsi dalan sintesis glikogen. Niasin
membantu kesehatan kulit, sistem syaraf, dan sistem pencernaan.

2.2.5 Vitamin B5 (Asam Pantotenat)


a. Definisi Vitamin B5
Asam pantotenat adalah kristal putih yang larut air, memiliki rasa yang pahit,
lebih stabil dalam keadaan larut daripada kering, serta mudah terurai oleh asam,
alkali, dan panas kering. Dalam keadaan netral, asam pantotenat tahan terhadap
panas basah.

b. Fungsi Vitamin B5
Asam pantotenat berperan dalam metabolisme sebagai bagian dari koenzim A.
Koenzim ini berperan untuk membawa molekul dalam proses pemecahan
glukosa, asam lemak dan metabolisme energi. Asam pantotenat terlibat pula
dalam sintesis hormone steroid, kolesterol, fosfolipida, dan porfirin yang
diperlukan untuk pembentukan hemoglobin.
2.2.6 Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal, dan Piridoksamin)
a. Definisi Vitamin B6
Vitamin B6 terdapat di alam dalam tiga bentuk, yakni piridoksin, piridoksal, dan
piridoksamin. Piridoksin hidroklorida adalah bentuk sintetik yang digunakan
sebagai obat. Dalam keadaan difosforilasi, vitamin B6 berperan sebagai koenzim
berupa piridoksal fosfat (PLP) dan piridoksamin (PMP) dalam berbagai reaksi
transaminasi.

b. Fungsi Vitamin B6
Vitamin B6 berperan dalam metabolisme asam amino dan asam lemak. Vitamin
B6 membantu tubuh untuk mensintesis asam amino nonesensial. Selain itu juga
berperan dalam produksi sel darah merah.

2.2.7 Vitamin B8 (Biotin)


a. Definisi Vitamin B8
Biotin adalah suatu karbon monokarboksilat terdiri atas cincin imidasol yang
bersatu dengan cincin tetrahidrotiofen dengan rantai samping asam valerat. Biotin
tahan panas, larut air dan alcohol serta mudah dioksidasi.

b. Fungsi Vitamin B8
Biotin berfungsi sebagai koenzim pada reaksi-reaksi yang menyangkut
penambahan atau pengeluaran karbon dioksida kepada atau dari senyawa aktif.
Sintesis dan oksidasi asam lemak memerlukan biotin sebagai koenzim. Demikian
pula deaminasi, yaitu pengeluaran NH2 dari asam-asam amino tertentu, terutama
asam aspartat, treonin, dan serin serta sintesis purin yang diperlukan dalam
pembentukan DNA dan RNA membutuhkan biotin. Secara metabolic, biotin erat
kaitannya dengan asam folat, asam pantetonat, dan vitamin B12.

2.2.8 Vitamin B9 (Folat, Asam Folat, Folasin, dan Pteoril Monoglutamat)


a. Definisi Vitamin B9
Folasin dan folat adalah nama generic sekelompok ikatan yang secara kimiawi
dan gizi sama dengan asam folat. Ikatan-ikatan ini berperan sebagai koenzim
dalam transportasi pecahan-pecahan karbon tunggal dalam metabolisme asam
amino dan sintesis asam nukleat.

b. Fungsi Vitamin B9
Folat dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah dan sel darah putih dalam
sumsum tulang dan untuk pendewasaannya. Folat berperan sebagai pembawa
karbon tunggal dalam pembentukan hem. Suplementasi folat dapat banyak
menyembuhkan anemia parnisiosa, namun gejala gastrointestian, dan gangguan
saraf tetap bertahan.

2.2.9 Vitamin B12 (Cyanocobalamin)


a. Definisi Vitamin B12
Vitamin B12 adalah kristal merah yang larut air. Warna merah karena kehadiran
kobalt. Vitamin B12 secara perlahan rusak oleh asam encer, alkali, cahaya, dan
bahan-bahan pengoksidasi dan pereduksi. Pada pemasakan, kurang lebih 70%
vitamin B12 dapat dipertahankan. Sianokobalamin adalah bentuk paling stabil
dank arena itu diproduksi secara komersial dari fermentasi bakteri.
b. Fungsi Vitamin B12
Vitamin B12 berperan penting pada saat pembelahan sel yang berlangsung
dengan cepat. Vitamin B12 juga memelihara lapisan yang mengelilingi dan
melindungi serat syaraf dan mendorong pertumbuhan normalnya. Selain itu, juga
berperan dalam aktivitas dan metabolisme sel-sel tulang. Vitamin B12 juga
dibutuhkan untuk melepaskan folat sehingga dapat membantu pembentukan sel-
sel darah merah.

2.3 Kebutuhan Vitamin Larut Air

2.3.1 Vitamin C
Vitamin C merupakan vitamin larut air yang diperlukan untuk pembuatan kolagen. Kolagen
merupakan protein yang diperlukan tubuh untuk menjaga tulang, kulit, gigi, dan pembuluh
darah tetap sehat. Rekomendasi asupan (RDI/recomended daily intake) vitamin C menurut
Institute of Medicine, Food, and Nutrition Board of the United States, untuk orang dewasa di
atas 18 tahun adalah sebagai berikut :
 Pria 90 mg/hari.
 Wanita 75 mg/ hari.
 Wanita hamil 85 mg/hari.
 Wanita menyusui 120 mg/hari.

2.3.2 Vitamin B1 (Tiamin)


Vitamin B1 bekerjasama dengan vitamin B lain untuk memecah dan melepaskan energi
makanan, alkohol, metabolisme karbohidrat dan asam amino, serta membantu dalam
transmisi impuls saraf dengan menjaga saraf tetap sehat. Jumlah vitamin B1 yang dianjurkan
untuk kita konsumsi per hari sebanyak 1.5 mg.

2.3.3 Vitamin B2 (Riboflavin)


Riboflavin (B2) dapat meningkatkan fungsi beberapa vitamin B lainnya seperti vtamin B3
dan B12, serta mampu membuat kulit, mata, dan sistem saraf tetap sehat sekaligus membantu
metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Jumlah vitamin B2 yang dianjurkan untuk
dikonsumsi per hari sebanyak 1.7 mg.

2.3.4 Vitamin B3 (Niasin dan Asam Nikotinat/vita)


Fungsi dari Niasin (B3) membantu menghasilkan energi dari makanan yang kita makan,
membantu melindungi sel saraf, sel kulit dan sel pencernaan tetap berfungsi dengan baik.
Kebutuhan Niacin per hari yang dianjurkan sebanyak 20 mg.

2.3.5 Vitamin B5 (Asam Pantotenat)


Tubuh menggunakan vitamin B5 sebagai penghasil hormon, membantu pertumbuhan rambut
dan menurunkan kolesterol. Kebutuhan per hari yang dianjurkan adalah 10 mg.

2.3.6 Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal, dan Piridoksamin)


Vitamin B6 bertindak sebagai koenzim yang berperan penting dalam menciptakan asam
amino non-esensial dan membantu tubuh menghancurkan glikogen, yang merupakan bentuk
penyimpanan glukosa. Kebutuhan per hari yang dianjurkan sebanyak 2 mg.
2.3.7 Vitamin B8 (Biotin)
Peran dari vitamin ini sama dengan vitamin B lainnya yaitu sebagai metabolism karbohidrat,
protein, dan lemak. Kebutuhan yang dianjurkan dari vitamin ini bagi orang dewasa tergolong
sedikit yaitu kisaran 30-100 µg.

2.3.8 Vitamin B9 (Folat, Asam Folat, Folasin, dan Pteoril Monoglutamat)


Asam folat bekerja sama dengan vitamin B12 dalam pembentukan sel darah merah yang
sehingga dapat mencegah anemia. Kebutuhan per hari yang dianjurkan sekitar 400 µg.

2.3.9 Vitamin B12 (Cyanocobalamin)


Vitamin B12 membantu dalam pembentukan sel darah merah, menjaga sistem saraf, dan
untuk memetabolisme asam lemak dan asam amino juga mensintesis DNA di sel. Kebutuhan
per hari yang dianjurkan adalah 6 µg.

2.4 Sumber Bahan Makanan pada Vitamin Larut Air

2.4.1 Vitamin C
Vitamin C pada umumnya hanya terdapat di dalam pangan nabati, yaitu sayur dan buah
terutama yang asam, seperti jeruk, nanas, rambutan, papaya, gandaria, dan tomat. Vitamin C
juga banyak terdapat di dalam sayuran, daun-daunan, dan jenis kol. Kandungan vitamin C
beberapa bahan makanan dapat dilihat pada table berikut.

Tabel nilai vitamin C berbagai bahan makanan (mg/100 gram)


Bahan Makanan Mg Bahan Makanan Mg
Daun singkong 275 Jambu Monyet Buah 197
Daun Katuk 200 Gandaria (masak) 110
Daun Melinjo 150 Jambu Biji 95
Daun Pepaya 140 Pepaya 78
Sawi 102 Mangga Muda 65
Kol 50 Mangga Masak Pohon 41
Kol Kembang 65 Durian 53
Bayam 60 Kedondong (masak) 50
Kemangi 50 Jeruk Manis 49
Tomat Masak 40 Jeruk Nipis 27
Kangkung 30 Nanas 24
Ketela Pohon Kuning 30 Rambutan 58

2.4.2 Vitamin B1 (Tiamin)


Sumber makanan vitamin B1 adalah kacang-kacangan, termasuk sayur kacang-kacangan,
semua daging organ, daging tampa lemak, dan kuning telur. Unggas dan ikan juga merupakan
sumber tiamin yang baik. Tiamin di dalam serelia utuh terdapat di dalam sekam (lapisan
aleuron) dan benihnya. Roti dibuat dari gandum utuh (whole wheat) yang kaya akan tiamin.

2.4.3 Vitamin B2 (Riboflavin)


Riboflavin terdapat luas di dalam makanan hewani dan nabati, antara lain susu, keju, ayam,
hati, daging, brokoli, bayam, jamur, dan sayuran berwarna hijau. Penggunaan serealia
tumbuk atau hasil-hasil serealia yang diperkaya meningkatkan konsumsi riboflavin.
2.4.4 Vitamin B3 (Niasin dan Asam Nikotinat/vita)
Sumber niasin adalah hati, ginjal, ikan, daging, ayam, dan kacang tanah. Susu dan telur
mengandung sedikit niasin tetapi kaya triptofan. Sayur dan buah tidak merupakan sumber
niasin. Sebagian besar protein hewani kaya akan triptofan. Untuk membuat suatu penafsiran
kasar, protein rata-rata makanan dapat dianggap mengandung 1% triptofan.

2.4.5 Vitamin B5 (Asam Pantotenat)


Sumber makanan dari asam pantotenat yang berasal dari nabati, yakni alpukat, pisang,
brokoli, asparagus, wortel, apel, kubis, biji bunga matahari, labu, jagung, dan kacang -
kacangan. Selain itu, yang berasal hewani dapat diperoleh dari mengonsumsi daging, hati,
ikan, telur, dan unggas yang dapat membantu memenuhi kebutuhan vitamin B5 ini.

2.4.6 Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal, dan Piridoksamin)


Vitamin B6 paling banyak terdapat di dalam khamir, kecambah gandum, hati, ginjal, serealia
tumbuk, kacang-kacangan, kentang, dan pisang. Susu, telur, sayur, dan buah mengandung
sedikit vitamin B6. Vitamin B6 di dalam bahan makanan hewani lebih mudah diabsorpsi
daripada yang terdapat didalam bahan makanan nabati.

3.4.7 Vitamin B8 (Biotin)


Biotin terdapat dalam banyak jenis makanan dan di dalam tubuh dapat disintesis oleh bakteri
saluran cerna. Sumber yang baik adalah hati, kuning telur, serealia, khamir, kacang kedelai,
kacang tanah, sayuran dan buah-buahan tertentu (jamur, pisang, jeruk, semangka, strawberi).
Daging dan buah-buahan merupakan sumber yang kurang baik. Ketersediaan biologic biotin
sebagian ditentukan oleh pengikat dalam makanan. Dalam putih telur mentah biotin diikat
kuat oleh avidin, tetapi bila dimasak akan di lepas. Devidin mengalami denaturasi dan tidak
berbahaya.

3.4.8 Vitamin B9 (Folat, Asam Folat, Folasin, dan Pteoril Monoglutamat)


Folat terdapat luas dalam bahan makanan terutama dalam bentuk poliglutamat. Folat
terutama terdapat didalam sayuran hijau (istilah folat berasal dari kata latin folium, yang
berarti daun hijau), hati, daging tanpa lemak, serealia utuh, biji-bijian, kacang-kacangan, dan
jeruk. Vitamin C yang ada pada jeruk menghambat kerusakan folat.
Sebanyak 75% folat dalam makanan terdapat dalam bentuk poliglutamat dan sisanya
sebagai monoglutamat. Karena folat mudah rusak pada pemanasa, dianjurkan tiap hari makan
buah dan sayur mentah, atau sayur yang dimasak tidak terlalu matang. Diperkirakan hanya
50% folat berasal dari makanan dapat diabsorpsi. Folat ternyata disintesis dalam jumlah
cukup banyak oleh bakteri usus.

3.4.9 Vitamin B12 (Cyanocobalamin)


Vitamin B12 hanya ditemukan di dalam daging hewan dan produk-produk hewani. Orang
yang hanya makan sayuran (vegetarian) dapat melindungi diri sendiri melawan defisiensi
(kekurangan) dengan menambah konsumsi susu, keju dan telur. Hal ini berarti sekitar satu
cangkir susu atau satu butir telur untuk satu harinya. Untuk seorang vegetarian yang tidak
memakan semua produk dari hewan dapat memperoleh sumber vitamin B12 dari susu kedelai
atau ragi yang sudah ditumbuhkan dalam lingkungan yang kaya akan vitamin B12.
2.5 Dampak Kelebihan dan Kekurangan Vitamin Larut Air

2.5.1 Vitamin C
a. Dampak Kekurangan Vitamin C
Kekurangan vitamin C menyebabkan sariawan di mulut, kulit cenderung kasar,
gusi tidak sehat hingga gigi mudah goyah dan tanggal, mudah terjadi perdarahan
di bawah kulit (sekitar mata dan gusi), cepat lelah, otot lemah, luka sukar
sembuh, mudah mengalami depresi, gampang terkena anemia dengan gejala-
gejala kelelahan sakit kepala dan lekas marah. Kekurangan vitamin C berat
menyebabkan penyakit kudisan.

b. Dampak Kelebihan Vitamin C


Keracunan vitamin C terjadi jika terlalu banyak konsumsi suplemen vitamin C
berlebihan. Efek keracunan vitamin C tidak akan terjadi jika vitamin C yang
dimakan berasal dan makanan, buah – buahan dan sayuran. Efek dari kelebihan
konsumsi suplemen vitamin C overdosis antara lain :
 Diare
 Mual
 Muntah
 Mulas
 Kram perut
 Sakit kepala
 Insomnia
 Batu Ginjal
Batas maksimal vitamin C yang masih dapat diterima oleh tubuh adalah 2000
mg/hr, melebihi dari dosis tersebut dapat menyebabkan keracunan. Ketika
seseorang mengkonsumsi sejumlah besar vitamin C dalam bentuk suplemen
dalam jangka panjang, tubuh menyesuaikannya dengan menghancurkan dan
mengeluarkan kelebihan vitamin C dari pada biasanya. Jika konsumsi kemudian
secara tiba-tiba dikurangi, tubuh tidak akan menghentikan proses ini, sehingga
menyebabkan penyakit kudisan.

2.5.2 Vitamin B1 (Tiamin)


a. Dampak Kekurangan Vitamin B1
Beri-beri dapat terjadi karena kekurangan thiamin dalam jangka panjang.
Penyakit ini ditemukan pertama kali di Timur Jauh saat pembuatan beras ‘poles’
(polish rice) tersebar luas. Beras yang dipoles mengakibatkan pembuangan kulit
yang kaya akan thiamin. Beri- beri dapat merusak sistem syaraf dan keracunan
otot. Gejala kekurangan yang lain adalah irama jantung yang tidak normal, gagal
jantung, kelelahan, susah berjalan, kebingungan dan kelumpuhan

b. Dampak Kelebihan Vitamin B1


Pemakaian thiamin yang melebihi normal mempengaruhi sistem syaraf. Hal ini
karena reaksi hipersensitif yang dapat berpengaruh pada kelelahan, sakit kepala,
sifat lekas marah, dan susah tidur. Sistem darah dapat terpengaruh karena denyut
nadi menjadi cepat.
2.5.3 Vitamin B2 (Riboflavin)
a. Dampak Kekurangan Vitamin B2
Kekurangan riboflavin dapat menyebabkan gejala seperti iritasi, kulit merah,
dan keretakan kulit dekat dengan sudut mata dan bibir seperti halnya sensitivitas
yang berlebihan terhadap sinar (photophobia) . Hal ini dapat juga menyebabkan
keretakan pada sudut mulut (cheilosis).
Tanda-tanda awal kekurangan ribovlofin antara lain mata panas dan gatal,
tidak tahan cahaya, kehilangan ketajaman mata, bibir, mulut serta lidah sakit dan
panas, dan pembesaran kapiler darah di sekeliling mata. Di samping itu dapat
pula mengakibatkan bayi lahir sumbing dan gangguan pertumbuhannya.

b. Dampak Kelebihan Vitamin B2


Terlalu banyak mengonsumsi vitamin B yang satu ini maka hal yang paling
umum terjadi adalah air seni berwarna kuning. Meskipun tidak berbahaya, namun
kelebihan riboflavin dalam dosis tinggi dapat menyebabkan diare. Akibat yang
lebih serius juga bisa terjadi, yaitu dapat menyebabkan pembengkakan pada
bagian wajah, bibir, lidah dan tenggorokan serta bisa menimbulkan rasa gatal
pada kulit.

2.5.4 Vitamin B3 (Niasin dan Asam Nikotinat/vita)


a. Dampak Kekurangan Vitamin B3
Pada tahap awal tanda-tanda kekurangan niasin adalah kelemahan otot, anoreksia,
gangguan pencernaan, dan kulit memerah. Kekurangan berat menyebabkan
Pellagra (penyakit kekurangan niacin), menunjukkan gejala seperti dermatitis,
diare, dan dementia. Gejala kekurangan niacin lainnya adalah kehilangan nafsu
makan, lemah, pusing, dan kebingungan mental. Kulit dapat menunjukkan gejala
dermatitis simetrik bilateral, khususnya pada daerah yang terkena sinar matahari
langsung.

b. Dampak Kelebihan Vitamin B3


Niasin dalam jumlah yang besar dapat menjadi racun pada sistem syaraf, lemak
darah, dan gula darah. Gejala – gejala seperti muntah, lidah membengkak, dan
pingsan dapat terjadi. Lebih lanjut, hal ini dapat berpengaruh pada fungsi hati dan
dapat mengakibatkan tekanan darah rendah

2.5.5 Vitamin B5 (Asam Pantotenat)


a. Dampak Kekurangan Vitamin B5
Karena Asam Pantotenat banyak terdapat di dalam bahan makanan, kekurangan
asam pantotenat jarang terjadi. Gejala-gejala kekurangannya adalah rasa tidak
enak pada saluran cerna, kesemutan dan rasa panas pada kaki, muntah-muntah,
diare yang timbul sekali-sekali, rasa lelah, dan susah tidur.

b. Dampak Kelebihan Vitamin B5


Gejala kelebihan asam pantotenat dapat menyebabkan diare dan perut kembung.
Namun selain itu, kelebihan vitamin B5 juga dapat menyebabkan alergi dan
pembengkakan seperti kasus kelebihan vitamin B lainnya. Sehingga hal ini tentu
saja merupakan salah satu hal yang perlu diwaspadai.
2.5.6 Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal, dan Piridoksamin)
a. Dampak Kekurangan Vitamin B6
Orang yang mempunyai kadar vitamin B6 rendah, menunjukkan gejala seperti
lemah, sifat lekas marah, dan susah tidur. Selanjutnya gejala kegagalan
pertumbuhan, kerusakan fungsi motorik dan kejang-kejang, anemia, penurunan
pembentukan antibody, peradangan lidah, serta luka pada bibir, sudut-sudut mulut
dan kulit. Kekurangan vitamin B6 berat dapat menimbulkan kerusakan pada
system saraf pusat.

b. Dampak Kelebihan Vitamin B6


Konsumsi vitamin B6 dalam jumlah berlebihan selama berbulan-bulan akan
menyebabkan kerusakan saraf yang tidak dapat diperbaiki, dimulai dengan
semutan pada kaki, kemudian mati rasa pada tangan dan akhirnya tubuh tidak
mampu bekerja. Kemudian gejala keracunan adalah kesulitan berjalan, kelelahan
dan sakit kepala. Ketika konsumsi dikurangi, gejala-gejala ini berkurang, tetapi
tidak selalu hilang sepenuhnya. Gejala kelebihan vitamin B6 ini sudah dapat
dilihat pada konsumsi sebanyak 25 miligram sehari.

2.5.7 Vitamin B8 (Biotin)


a. Dampak Kekurangan Vitamin B8
Kekurangan biotin jarang terjadi pada manusia. Gejala kekurangan pada manusia
atau hewan dapat terjadi jika memakan putih telur mentah berasal lebih dari 24
butir telur sehari. Gejala kekurangan biotin dapat muncul pada pasien rumah
sakit yang menggunakan infus. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti
kehilangan nafsu makan, mual, depresi, kelemahan dan kelelahan. Dosis
tambahan biotin diberikan pada pasien untuk mencegah defisiensi.
1. Membuat Rambut, Kuku dan Kulit Terganggu
2. Membuat Kulit Kusam
3. Proses Metabolisme Tubuh Menurun
4. Berat Badan Tidak Stabil
5. Kelainan Jantung
6. Kelebihan Gula Darah
7. Infeksi pada Vagina
8. Pernafasan Terganggu
9. Luka Sulit Disembuhkan
10. Mudah Lelah

b. Dampak Kelebihan Vitamin B8


1. Keracunan
Kelebihan biotin ini ternyata dapat membut keracunan di dalam tubuh, hal ini
diakibatkan karena tidak mampunya tubuh untuk menyerap banyaknya biotin
yang masuk sehingga biotin akan menyebar kemana saja, padahal bisa jadi
tubuh itu belum membutuhkan biotin.
2. Tubuh Menjadi Lemas
Biotin memang membantu untuk memperkuat kekebalan tubuh, sehingga
tubuh tidak mudah merasa lelah, tatapi jika tubuh terlalu banyak
mengkonsumsi biotin, justru tubuh akan merasa kesulitan untuk mengatur
biotin ini sehingga tubuh akan menjadi lemah.
3. Kulit Menjadi Rusak
Sejatinya biotin memang menjaga kesehatan kulit, namun jika kulit terlalu
banyak menerima biotin maka kulit akan rusak.
4. Rusaknya Metabolisme pada Tubuh
Hampir sama dengan tubuh menjadi lemas, metabolisme tubuh akan
terganggu jika terlalu banyak mengkonsumsi biotin, itu sebabnya kita harus
menjaga agar vitamin B8 tudak terlalu banyak masuk ke tubuh kita.

2.5.8 Vitamin B9 (Folat, Asam Folat, Folasin, dan Pteoril Monoglutamat)


a. Dampak Kekurangan Vitamin B9
Kekurangan folat dapat menyebabkan kekurangan darah. Gejalanya bisa meluas,
seperti sel- sel darah merah tidak matang, yang menunjukkan sintesa DNA yang
lambat. Hal ini disebabkan tidak hanya oleh kekurangan folat tetapi juga oleh
kekurangan vitamin B12. Gejala lain dari kekurangan folat adalah rasa panas
pada jantung (heartburn), diare dan sering terkena infeksi karena penekanan pada
sistem kekebalan. Hal ini mempengaruhi sistem syaraf, menyebabkan depresi,
kebingungan mental, kelelahan dan pingsan.

b. Dampak Kelebihan Vitamin B9


Gejala keracunan adalah diare, susah tidur dan sifat mudah marah. Folat dengan
dosis tinggi dapat menutupi kekurangan vitamn B12, karena kedua vitamin ini
berhubungan.

2.5.9 Vitamin B12 (Cyanocobalamin)


a. Dampak Kekurangan Vitamin B12
Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan kekurangan darah (anemia), yang
sebenarnya disebabkan oleh kekurangan folat. Tanpa vitamin B12, folat tidak
dapat berperan dalam pembentukan sel-sel darah merah. Gejala kekurangan
lainnya adalah sel-sel darah merah menjadi belum matang (immature), yang
menunjukkan sintesis DNA yang lambat. Kekurangan vitamin B12 dapat juga
mempengaruhi sistem syaraf, berperan pada regenerasi syaraf peripheral,
mendorong kelumpuhan. Selain itu juga dapat menyebabkan hipersensitif pada
kulit.

b. Dampak Kelebihan Vitamin B12


Tidak diketahui adanya gangguan karena kelebihan vitamin B12. Dosis hingga
1000 mikrogram tidak menampakkan bahaya, tetapi juga tidak menunjukkan
kegunaan. Penganut vegetarisme dianjurkan memakan suplemen multivitamin
yang mengandung vitamin B12. Jika dibandingkan dengan vitamin lainnya,
vitamin jenis ini tergolong aman, meskipun kelebihan vitamin ini dapat
menyebabkan gatal-gatal dan diare. Efek paling parah jika kelebihan
cyanocobalamin adalah dapat menyebabkan reaksi alergi.

2.6 Pencernaan Vitamin Larut Air


Vitamin yang larut lemak atau minyak, jika berlebihan tidak dikeluarkan oleh tubuh,
melainkan akan disimpan. Sebaliknya, vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B
kompleks dan C tidak disimpan, melainkan dikeluarkan oleh sistem pembuangan tubuh.
Akibatnya selalu dibutuhkan asupan vitamin tersebut setiap hari. Vitamin yang alami bisa
didapatkan dari produk sayur, buah, dan produk hewani.
Seringkali makanan yang terkandung dalam makanan atau minuman tidak berada
dalam keadaan bebas, melainkan terikat, baik secara fisik maupun kimia. Proses pencernaan
makanan, baik di dalam lambung dan usus halus akan membantu melepaskan vitamin dari
makanan agar bisa diserap oleh usus. Vitamin diserap oleh usus dengan proses dan
mekanisme yang berbeda. Vitamin larut air langsung diserap melalui saluran darah dan
ditransportasikan ke hati.

2.7 Metabolisme Vitamin Larut Air


Vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B kompleks dan C, tidak disimpan
melainkan akan dikeluarkan oleh system pembuangan tubuh. Akibatnya, selalu dibutuhkan
asupan vitamin tersebut setiap hari.

Proses Metabolismenya :
Proses pencernaan makanan, baik di dalam lambung maupun usus halus akan membantu
melepaskan vitamin dari makanan agar bisa diserap oleh usus. Vitamin larut air langsung
diserap melalui saluran darah dan ditransportasikan ke hati. Proses dan mekanisme
penyerapan vitamin dalam usus halus diperlihatkan pada table berikut.

Tabel Proses dan Mekanisme Penyerapan Vitamin dalam Usus Halus


Jenis Vitamin Mekanisme Penyerapan
Vitamin C Difusi pasif (lambat) atau menggunakan Na+ (cepat)
Vitamin B1 (Tiamin) Difusi pasif (apabila jumlahnya dalam lumen usus sedikit),
dengan bantuan Na+ (bila jumlahnya dalam lumen usus banyak)
Vitamin B2 (Riboflavin) Difusi pasif
Niasin Difusi pasif (menggunakan Na+)
Vitamin B6 (Piridoksin) Difusi Pasif
Folasin (Asam Folat) Menggunakan Na+
Vitamin B12 Menggunakan bantuan factor intrinsic (IF) dari lambung

2.8 Suplementasi dan Fortifikasi

2.8.1 Pengertian Suplementasi


Suplementasi adalah sesuatu yg ditambahkan untuk melengkapi atau berfungsi
sebagai tambahan. Definisi dari DSHEA atau undang-undang tentang suplemen kesehatan di
Amerika Serikat (AS), suplementasu adalah zat nutrisi tambahan untuk menggantikan zat
yang hilang atau tidak tercukupi dari makanan sehari-hari.
Suplemen makanan merupakan makanan yang mengandung zat-zat gizi dan non gizi,
bisa dalam bentuk kapsul, kapsul lunak, tablet, bubuk, atau cairan yang fungsinya sebagai
pelengkap kekurangan zat gizi yang dibutuhkan untuk menjaga agar vitalitas tubuh tetap
prima. Sebagai pelengkap, suplemen makanan bukan diartikan sebagai pengganti (substitusi)
makanan kita sehari-hari (Ida, 2009)

2.8.2 Pengertian Fortifikasi


Fortifikasi adalah penambahan satu atau lebih zat gizi (nutrient) pada taraf yang lebih
tinggi daripada yang ditemukan pada pangan awal/asal. Fortifikasi merupakan proses
penambahan zat gizi tertentu ke dalam bahan pangan.
Dibandingkan dengan suplementasi dan penganekaragaman pangan, fortifikasi
dianggap sebagai program yang cukup efektif dalam mengatasi permasalahan defisiensi zat
gizi mikro. Meski menurut Le (2006) keefektifan fortifikasi hanya setengah dari efektifitas
program suplementasi, tetapi fortifikasi dapat digunakan pada populasi yang lebih luas, dapat
diterapkan sebagai program jangka panjang, dan biaya yang digunakan lebih sedikit (Reddy,
2003 ; Allen et al., 2006).

2.8.3 Tujuan Suplementasi dan Fortifikasi


Tujuan dasar dari semua program-program fortifikasi, dan suplementasi adalah untuk
menjamin bahwa zat gizi mikro yang dibutuhkan tersedia dan dikonsumsi dalam jumlah
cukup.

2.8.4 Bentuk Fortifikasi


1) Fortifikasi vitamin C
Fotorifikasi vitamin C terdapat pada pembuatan keju cottage, yang berbahan dasar
susu skim dan diberi fotorifikasi lemon yang dapat meningkatkan kandungan
vitamin C dalam keju
2) Fortifikasi vitamin B
Fotorifikasi vitamin B terjadi India yaitu pembuatan tepung terugi yang diberi
fotorifikasi zat besi, asam folat. Vitamin B Hal lainnya terjadi di Filipina
pembuatan beras yang diberi fotorifikasi zat besi dan vitamin B1, B2, B6, dan
niacin. Begitupula dengan Indonesia digunakan dalam pembuatan garam yang
diberi fotorifikasi vitamin B1 dan B2.

2.8.5 Bentuk Suplementasi


a) Macam-macam Suplementasi Vitamin B
1) Vitamin B Complex IPI

Jenis vitamin dan nutrisi terkandung B1, B2, B6, calcium pantothenate, nicotinamide

B1 2 mg, B2 2 mg, B6 2 mg, calcium pantothenate 20


Jumlah kandungan
mg, nicotinamide 20 mg

Bentuk Tablet
2) Betominplex
B1, B2, B6, B12, calcium pantothenate, folic
Jenis vitamin dan nutrisi terkandung
acid, nicotinamide

B1 2 mg, B2 2 mg, B6 2 mg, B12 2 mg, calcium


Jumlah kandungan pantothenate 10 mg, folic Acid 0,134
mg, nicotinamide 10 mg

Bentuk Tablet

3) Lapibion

Jenis vitamin dan nutrisi terkandung B1, B6, B12, E

Jumlah kandungan B1 100 mg, B6 200 mg, B12 30 μg, E 30 mg

Bentuk Tablet

4) Nature’s Bounty Super B-Complex

B1, B2, B6, B12, niacin, folic acid, biotin,


Jenis vitamin dan nutrisi terkandung
pantothenic acid

B1 25 mg, B2 20 mg, B6 5 mg, B12 100


Jumlah kandungan μg, niacin 30 mg, folic acid 400 μg, biotin
1000 μg, pantothenic acid 5,5 mg

Bentuk Tablet
5) Neurobion Forte

Jenis vitamin dan nutrisi terkandung B1, B6, B12

Jumlah kandungan B1 100 mg, B2 100 mg, B12 5.000 μg

Bentuk Tablet

b) Macam- macam Suplementasi Vitamin C


1) Natures Pus Super C Complex Sustained Release Tablets

Tipe Tablet

Isi 60 tablet

Kandungan vitamin C 1000 mg

Kandungan nutrisi lain Bioflavonoid, Rutin, Hesperidin complex, Rose Hips, Acerola

2) Blackmores Bio C® 1000mg


Tipe Tablet

Isi 150 tablet

Kandungan vitamin C 1000 mg

Citrus bioflavonoid, mineral


Kandungan nutrisi lain
askorbat, Rutin, Hesperidin, Rosehips, Acerola

3) Darya-Varia Laboratoria Enervon-C Multivitamin Tablet

Tipe Tablet

Isi 30 tablet

Kandungan vitamin C 500 mg

Niacinamide, Calsium panthothenate, Viamint B1, Vitamin


Kandungan nutrisi lain
B2, Vitamin B6, Vitamin B12

4) Puritan’s Pride Vitamin C -1000 mg

Tipe Tablet

Isi 100 tablet

Kandungan vitamin C 1000 mg

Kandungan nutrisi lain Bioflavonoid


5) Holisticare Super EsterC Non-Acidic Vitamin C

Tipe Tablet

Isi 30 tablet

Kandungan vitamin C 320 mg

Kandungan nutrisi lain Citrus bioflavonoid

Dari penguraian diatas fortifikasi dan suplementasi sekarang menjadi hal yang lumrah
di kalangan masyarakat. Tetapi, suplemenasi tidak begitu luas dii pakai oleh masyarakat
karena banyaknya masyarakat miskin yang tidak mampu membeli suplemen–suplemen.
Berbeda dengan fortifikasi karena ia menjangkau semua lapisan masyarakat entah miskin
maupun kaya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari makalah yang telah dibuat di atas dapat disimpulkan bahwasanya jika ditinjau dari
kelarutannya, vitamin terbagi atas dua pembagian, yakni vitamin larut lemak dan vitamin
larut air. Vitamin larut air sangat penting bagi kesehatan tubuh. Vitamin ini terbagi atas dua
unsur, yakni vitamin C dan vitamin B-kompleks. Vitamin B-kompleks dalam vitamin larut air
terdiri dari delapan klasifikasi, di antaranya vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3, vitamin B5,
vitamin B6, vitamin B8, vitamin B9, dan vitamin B12. Masing – masing dari vitamin larut air
ini memiliki dampak tersendiri apabila dikonsumsi, baik secara berlebihan maupun
kekurangan. Kebutuhan asupan makanan yang mengandung vitamin larut air sangat mudah
dijumpai di lingkungan sekitar. Vitamin larut air juga memiliki fungsi dan manfaat masing –
masing yang sangat berguna bagi kesehatan tubuh. Maka dari itu, cukupi kebutuhan asupan
dari setiap vitamin larut air agar dapat berfungsi secara optimal di dalam tubuh.

3.2 Saran
Ada beberapa hal yang dapat disarankan untuk dipelajari dari tulisan makalah ini, yakni :
Dengan makalah ini pembaca diharapkan dapat lebih mengerti tentang Vitamin baik dari
sumber, fungsi serta manfaatnya.
Semoga pembaca mengetahui bahaya kekurangan serta kelebihan Vitamin bagi tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

Yuniastuti, ari.2008.GIZI DAN KESEHATAN.Graha Ilmu : Yogyakarta.

Almatsier, Sunita.2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Almatsier,sunita.2009.PRINSIP DASAR ILMU GIZI. Gramedia Pustaka Utama :


Jakarta.

http://rofhiah.blogspot.com/2013/12/makalah-vitamin-dan-efeknya.html

https://www.alodokter.com/vitamin-yang-larut-dalam-air-dan-cara-mengoptimalkan-
asupannya

https://www.honestdocs.id/9-vitamin-yang-larut-dalam-air-manfaat-dan-sumbernya

https://kuntummawar.wordpress.com/2013/05/16/makalah-vitamin-larut-air/

https://napmizukage.wordpress.com/2018/03/03/vitamin-larut-air/

http://giziklinikku.blogspot.com/2017/02/akibat-kelebihan-dan-kekurangan-
vitamin_88.html

https://doktersehat.com/vitamin-yang-larut-dalam-air/

http://git-gityudhistira.blogspot.com/2012/02/proses-metabolisme-vitamin-larut-
dalam.html

http://purwatiwidiastuti.wordpress.com/2012/05/13/apa-itu-vitamin-larut-dalam-air/

Anda mungkin juga menyukai