RNA menjadi DNA. Definisi yang lain menyebutkan bahwa reverse transcription adalah proses
yang mentranskripsikan untai tunggal RNA menjadi DNA komplemennya (cDNA) dengan
katalisator enzim reverse transcriptase, primer dNTPs dan enzim RNAase Inhibitor. Tanpa reverse
transkripsi, pekerjaan mencari umumnya dilakukan dengan mengisolasi DNA total genom
kemudian memotong-motongnya menjadi ratusan ribu potongan dan diteruskan dengan
mempelajari masing-masing potongan dengan teliti, cara tersebut menghabiskan waktu dan tenaga
yang banyak dan tidak efisien. Dengan enzim yang sesuai, pekerjaan mencari gen tidak harus
dimulai dengan mengisolasi DNA genom total tetapi cukup dengan mengisolasi mRNA.
Transkripsi balik ini ditemukan oleh Howard Temin dan David Baltimore dari Universitas
Wisconsin-Madison. Berkat penemuan tersebut, mereka mendapat penghargan Nobel dalam
bidang Physiologi dan kedokteran dan Renato Dulbecco. Secara singkat proses transkripsi balik
ini adalah sebagai berikut:
Transkripsi balik ini dapat dilakukan oleh retrovirus. Retrovirus merupakan virus yang
tergolong famili Retroviridae yang memiliki materi genetik berupa RNA dan dapat mereplikasi
DNA dan prosesnya disebut transkripsi balik. Retrovirus dapat melakukan transkripsi balik dengan
bantuan enzim reverse transcriptase yang dimilikinya, enzim yang pertama kali ditemukan oleh
Howard Temin dan David Baltimore pada tahun 1970. Contoh retrovirus adalah Human
Immunodeficiency Virus and Human T-Lymphotropic virus.
Proses transkripsi balik ini berlangsung setelah virus berhasil memasuki sel inang. Segera
setelah virus menginfeksi sel inang, virus akan melakukan transkripsi balik dari rantai tunggal
RNA menjadi rantai ganda DNA. Dalam peristiwa transkripsi balik, bagian dari RNA virus akan
bersilangan dengan tRNA. sel inang yang spesifik, bagian dari RNA virus tersebut disebut primer-
binding site (PBS), bagian ini terletak dekat ujung 5` RNA. Kemudian tRNA ini akan menjadi
ujung 3` dari untai DNA yang sesuai dengan kode pada RNA virus. Kemudian ujung bagian luar
PBS akan terlepas dari untai RNA virus dengan bantuan enzim Rnase H.
Proses selanjutnya DNA meloncat dari ujung 5` ke segmen R pada ujung 3` RNA virus.
lalu dari ujung ini, DNA mengalami polimerisasi mengikuti kode pada RNA virus. Di sisi lain
sebagian dari RNA telah terlepas akibat Rnase H. Dari sisa untai RNA virus yang masih ada
dibentuk untai DNA kedua yang sesuai dengan kode pada DNA yang pertama. Terjadi lompatan
kembali, segmen PBS pada untai DNA pertama bertemu dengan PBS pada DNA untai DNA
kedua. Kemudian dari masing-masing untai DNA melakukan polimerisasi sehingga terbentuklah
DNA untai ganda (dobel helix), proses transkripsi balik RNA menjadi DNA adalah sebagai
berikut:
Tujuan mengkonversi mRNA menjadi cDNA adalah karena DNA sifatnya lebih stabil dari
pada RNA. Setelah dikonversi, untai cDNA tersebut dapat digunakan untuk PCR, sebagai probe
untuk analisis ekspresi dan untuk perbanyakan/ cloning sekuen mRNA. Jika seorang peneliti ingin
mengekspresikan suatu protein spesifik dalam sel yang tidak lazim memproduksi protein tersebut
satu cara sederhana adalah dengan mentransfer cDNA yang mengkode protein tersebut ke sel
resipien. Pada kondisi alamiah, cDNA tersintesis oleh reverse transcriptase yang mengubah untai
tungal RNA berdasarkan urutan pasanan basanya dan memasangkan dengan basa DNA yang
sesuai (A,U,G dan C berpasangan dengan T,A,C dan G).
Enzim transkriptase-balik (reverse-transcriptase) adalah enzim yang secara alami
digunakan oleh retrovirus untuk membuat copy DNA berdasarkan RNA- nya. Enzim transkriptase-
balik ini digunakan untuk mengkonstruksi copy DNA yang disebut cDNA (complementary DNA)
dengan menggunakan RNA sebagai cetakannya. Dengan demikian gen atau bagian dari gen dapat
disintesis berdasarkan mRNA Enzim reverse transcriptase sebenarnya bukanlah merupakan
katalisator yang efektif. Selama satu periode transkripsi setidaknya terdapat rata-rata 10 kesalahan
seperti salah baca kodon, melompati pembacaan beberapa kodon dan sebagainya. Kesalahan-
kesalahan tersebut relative lebih parah dibandingkan dengan kesalahan yang umum terjadi pada
replikasi normal, hal tersebut karena proses transkripsi normal mempunyai mekanisme koreksi
yang mengurangi. Frekuensi kesalahan transkripsi. Frekuesi kesalahan transkripsi yang tinggi
ternyata justru menguntungkan sel prokariotik yang bersangkutan. Fenomena tersebut merupakan
salah satu faktor yang menyebabkan partikel prokariotik seperti virus sulit untuk diberantas, pola
genetik virus cenderung cepat berubah sehingga tidak terkoreksi oleh sikstem imun manusia
(Stowell,2009).