Anda di halaman 1dari 6

KEPUTUSAN AUDIT DAN TINDAK LANJUT

I. Keputusan Audit

Setelah menelaah dan menyelesaikan Laporan Audit, mengevaluasi item-item


audit dan membuat Surat Opini Audit, institusi audit dengan kekuatan hukum
mereka juga harus membuat keputusan tentang pelanggaran auditan atas
peraturan perundangan di bidang keuangan publik yang memiliki sanksi audit.
Keputusan Audit adalah dokumen hukum untuk institusi audit untuk memberikan
hukuman atas tindakan auditan berkaitan dengan pendapatan dan belanja yang
tidak sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Institusi audit
harus mengeluarkan Keputusan Audit kepada auditan dalam 30 hari setelah
menerima Laporan Audit. Keputusan itu mulai berlaku sejak tanggal diterima oleh
auditan.

Peranan Keputusan Audit adalah sebagai berikut:

a) Keputusan Audit adalah alat bagi institusi audit untuk menyampaikan opini
mengenai pemberian sanksi audit. Institusi audit harus memberikan hukuman
atas pelanggaran terhadap peraturan perundangan yang mengandung sanksi
di dalamnya. Dalam menjalankan kekuatan hukum ini institusi audit
menggunakan Keputusan Audit sebagai alat dalam menyampaikan opini atas
pemberian sanksi audit ini.
b) Keputusan Audit adalah dasar yang mengharuskan auditan untuk
memperbaiki praktik-praktik yang tidak diterima umum. Keputusan Audit
adalah keharusan dan harus dilaksanakan oleh auditan. Auditan harus
memperbaiki praktik-praktik yang tidak berlaku umum (irregularities) tersebut
dan menerima sanksi apabila tidak dilakukan dalam jangka waktu tertentu.
c) Keputusan Audit adalah alat untuk memberikan hukuman dan membuat
auditan untuk tidak lagi melakukan praktik-praktik yang tidak berlaku umum
(irregular acts) dan mempertahankan kinerjanya.
Dengan memberikan sanksi dan hukuman terhadap pelanggaran atas
peraturan perundangan melalui Keputusan Audit, institusi audit bukan hanya
memperbaiki irregularities dan meningkatkan kinerja auditan, tetapi juga
digunakan sebagai pendorong auditan untuk tidak melakukan hal-hal yang
melanggar peraturan perundangan. Keputusan Audit dapat meningkatkan
sikap patuh terhadap peraturan perundangan (sense of compliance). Dari
perspektif makro, Keputusan Audit kondusif bagi enforcement atas ketaatan
terhadap peraturan perundangan dan peningkatan kinerja.

Keputusan Audit terdiri dari judul, alamat yang dituju, bagian isi, tanda tangan
pengambil keputusan dan tanggal pembuatan keputusan. Bagian isi terdiri atas:

a) Dasar penugasan, ruang lingkup audit, audit contents, pendekatan dan waktu
pelaksanaan audit. Dasar penugasan menunjukkan sumber dari penugasan
audit seperti rencana audit yang disiapkan institusi, permintaan audit dari
institusi berwenang yang lain atau permintaan audit oleh pemerintah. Ruang
lingkup audit menjelaskan organisasi yang akan diaudit atau luas audit yang
akan dilakukan dan jangka waktu kegiatan keuangan yang akan diaudit. Audit
contents adalah item spesifik yang diaudit. Pendekatan audit adalah cara
audit dilakukan seperti pendekatan audit lapangan (field audit approach) dan
pendekatan audit di atas meja (desk audit approach). Waktu pelaksanaan
audit menjelaskan kapan audit akan dimulai dan kapan audit selesai.
b) Jika pendekatan audit lapangan yang digunakan, Surat Opini Audit harus
menjelaskan kapan tim audit datang dan keluar dari auditan. Apabila
pendekatan audit di atas meja yang digunakan maka harus dijelaskan waktu
penerimaan informasi akuntansi dan kapan informasi itu diserahkan kembali
kepada auditan.
c) Tindakan dalam pendapatan dan belanja yang melanggar peraturan
perundangan dalam keuangan negara. Bagian ini sebagian besar
menjelaskan fakta-fakta utama berkaitan dengan irregularities tersebut, nilai
moneter dari jumlah uang yang tercakup dan dampak serta kerugian sebagai
konsekuensi irregularities tersebut.
d) Menentukan karakteristik irregularities dan keputusan-keputusan sebagai
dasar untuk memberikan sanksi. Bagian ini menjelaskan beberapa aspek
yaitu: penentuan karakteristik regularities, hukum dan peraturan yang
dilanggar, dasar dan kriteria untuk memberikan sanksi, keputusan pemberian
sanksi atas irregularities dalam keuangan publik
dan keputusan pemberian sanksi dan hukuman terhadap irregularities dalam
pendapatan dan belanja keuangan.
e) Persyaratan dan batas waktu untuk melaksanakan keputusan audit. Bagian
ini dimaksudkan untuk menjelaskan bahwa keputusan audit yang dikeluarkan
oleh institusi audit harus ditaati oleh auditan. Bagian ini juga menyatakan
tanggal efektif dan batas waktu pelaksanaan keputusan audit serta
persyaratan dalam melaporkan hasil pelaksanaan keputusan audit tersebut.
f) Batas waktu permintaan audit review dan review bodies. Bagian ini
menjelaskan hak auditan untuk meminta audit review. Jika auditan tidak
setuju dengan keputusan audit berkaitan dengan pemberian sanksi dan
hukuman, auditan dapat meminta review atas institusi audit oleh institusi yang
memiliki kewenangan lebih tinggi atau oleh pemerintah yang berada pada
level yang sama selama 15 (lima belas) hari setelah auditan menerima
keputusan audit. Selama periode review, keputusan audit harus dilakukan
seperti yang telah ditentukan.

Keputusan audit adalah dokumen hukum yang penting, karena itu penyusunan
keputusan audit harus mengikuti prosedur dan memenuhi persyaratan-
persyaratan dasar. Prosedur untuk menyusun keputusan audit terdiri dari
langkah-langkah berikut:

1. Menentukan item yang dikenakan sanksi dan hukuman. Irregularities yang


menjadi subyek pengenaan sanksi dan hukuman ditentukan oleh institusi
audit setelah menelaah dan menyelesaikan Laporan Audit.
Irregularities tersebut diklasifikasikan dan diatur dengan baik berdasarkan
referensi dari surat opini audit. Temuan audit yang utama disajikan dan
diklasifikasikan dengan memadai untuk menentukan temuan audit mana
yang seharusnya dikenakan sanksi dan hukuman. Terdapat 2 jenis
irregularities yang dapat dikenakan sanksi dan hukuman yaitu:
a. Irregularities yang sanksi dan hukumannya diberikan oleh institusi audit
b. Irregularities yang sanksi dan hukumannya diberikan oleh otoritas lain
yang berkompeten

Dalam kasus pertama, institusi audit harus membuat keputusan mengenai


pemberian sanksi dan hukuman. Sedangkan dalam kasus yang kedua,
institusi audit harus menyerahkan hal-hal berkaitan dengan irregularities
kepada departemen yang berwenang dengan mengeluarkan surat
rekomendasi audit. Keputusan mengenai
pemberian sanksi atau hukuman diserahkan kepada departemen yang
berwenang tersebut.

2. Menentukan karakteristik dari item-item (irregularities) yang dikenakan


sanksi dan hukuman. Institusi audit harus menetapkan karakteristik dari
irregularities yang dikenakan sanksi dan hukuman. Institusi audit harus
menjelaskan hukum dan peraturan apa yang dilanggar serta menjelaskan
dasar dan kriteria dalam pemberian sanksi dan hukuman. Institusi audit juga
harus mengutip pembatasan khusus dari hukum dan perundang-undangan
yang dilanggar tersebut.
3. Membuat keputusan tentang pemberian sanksi dan hukuman. Institusi audit
harus memberikan sanksi dan hukuman yang relevan dengan peraturan
perundangan berkaitan dengan irregularities yang dilakukan oleh auditan.
Sanksi audit adalah tindakan perbaikan yang digunakan oleh institusi audit
atas tindakan dalam pendapatan dan belanja yang melanggar peraturan
perundangan negara. Sanksi audit terdiri atas:
a. Memerintahkan auditan untuk menyerahkan wewenang atas
pendapatan publik dalam jangka waktu yang telah ditentukan
b. Memerintahkan auditan untuk mengembalikan keuntungan yang ilegal
dalam jangka waktu yang ditentukan
c. Memerintahkan auditan untuk mengembalikan aset yang disita secara
ilegal dalam jangka waktu yang telah ditentukan
d. Memerintahkan auditan untuk menghapus atau menyesuaikan akun-
akun relevan dalam laporan keuangan
e. Tindakan perbaikan lainnya sesuai dengan peraturan perundangan

Hukuman audit (Audit penalties) adalah hukuman administratif yang


diberikan atas tindakan dalam pendapatan dan belanja yang melanggar
peraturan perundangan dan peraturan audit. Sanksi audit terdiri dari surat
peringatan, circulating notices of criticism, denda, penyitaan atas
pendapatan yang ilegal, dan hukuman lainnya sesuai dengan hukum yang
berlaku. Hukuman audit harus diberikan sesuai dengan
irregularities yang dilakukan. Dalam kasus-kasus berikut ini, hukuman audit
dapat harus diberikan dengan keras dan tegas:

a) Pemimpin auditan memaksa bawahannya untuk melakukan tindakan


yang melanggar peraturan perundangan
b) Auditan menyelewengkan dana-dana untuk kepentingan umum
c) Perbuatan dalam pendapatan dan belanja yang melanggar apa yang
harus dilakukan menurut peraturan perundangan
d) Auditan keberatan atau menolak audit atau menolak perbaikan
e) Tindakan-tindakan lain yang harus diberikan hukuman dalam hal-hal lain
sesuai peraturan perundangan

Dalam keadaan berikut ini hukuman audit ringan dapat diberikan:

a) Auditan memiliki keinginan untuk memeriksa kesalahan mereka dan


membuat perbaikan secara bertahap
b) Tindakan dalam pendapatan dan belanja yang melanggar peraturan
perundangan negara mencakup nilai moneter dan karakteristik yang
tidak signifikan serta diperbaiki oleh auditan sesuai rekomendasi.
c) Auditan memiliki keinginan untuk melakukan pemeriksaan atas diri
sendiri dan berinisiatif untuk menghilangkan dampak yang tidak baik dari
tindakan mereka dalam pendapatan dan belanja yang melanggar
peraturan perundangan negara.
d) Pelanggaran terhadap peraturan perundangan dilakukan karena dipaksa
oleh orang lain.
e) Pelanggaran lain yang dapat diberikan hukuman ringan sesuai peraturan
perundangan. Ketika tindakan dalam pendapatan dan belanja
melanggar peraturan perundangan yang dilakukan oleh auditan tidak
ditemukan sampai dengan periode 2 (dua) tahun, institusi audit tidak lagi
memberikan hukuman audit. Akan tetapi peraturan ini tidak berlaku
dalam pemberian sanksi audit.
4. Membuat draft, menelaah dan menyelesaikan keputusan audit. Orangorang
yang telah ahli diberikan tugas untuk membuat draft keputusan audit setelah
institusi audit menelaah dan menyelesaikan Laporan Audit sesuai dasar
dalam menentukan item-item yang dapat dikenakan sanksi dan hukuman
dengan mengambil opini atas pemberian sanksi dan hukuman sebagai
referensi. Pada tahap penyelesaian draftnya, institusi audit akan menelaah
dan menyelesaikan draft keputusan audit tersebut. Hal-hal yang akan
dibahas salam tahap ini adalah:
a. Apakah ada item yang dapat dikenakan sanksi dan hukuman
terlewatkan
b. Apakah fakta-fakta utama telah disajikan dengan jelas
c. Apakah bukti audit cukup dan dapat diandalkan
d. Apakah dasar dalam menentukan karakteristik item audit adalah benar
e. Apakah dasar hukum untuk pemberian sanksi dan hukuman telah cukup
f. Apakah sanksi dan hukuman yang diberikan telah memadai.
Opini yang diberikan oleh institusi audit setelah menelaah dan
menyelesaikan Laporan Audit harus melekat dalam proses penyusunan
keputusan audit. Sanksi dan hukuman harus diterapkan pada lingkup yang
benar. Hubungan antara keputusan audit, Surat Opini Audit dan
Rekomendasi audit serta kasus-kasus yang diserahkan kepada otoritas lain
yang berkompeten harus dipahami dan ditangani dengan baik. Keputusan
audit harus lengkap dalam semua bagian penyusunannya, sesuai dengan
aturan dokumentasi yang relevan, mengikuti prosedur dan batas waktu
dalam penyusunan dan penelaahan serta penyelesaian keputusan audit,
serta menggunakan bahasa standar yang jelas dan akurat.

II. Tindak Lanjut Audit

Pengertian

Tindak lanjut audit adalah langkah-langkah yang harus diambil oleh auditor
setelah laporan audit diserahkan kepada auditee. Tindak lanjut audit merupakan
kegiatan untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan kemajuan auditee
dalam melaksanakan rekomendasi audit

Tujuan tindak lanjut

Tujuan tindak lanjut audit adalah untuk:

a) memastikan bahwa saran/rekomendasi auditor yang dimuat dalam laporan


hasil audit telah dilaksanakan secara memadai, dan tepat waktu oleh entitas
yang diperiksa
b) mengetahui perkembangan tindak lanjut saran/rekomendasi dalam Laporan
Hasil Audit lalu yang masih belum selesai,
c) memonitor koreksi yang sudah dilakukan manajemen, serta hasil dan
pengaruhnya bagi entitas yang diperiksa, dan
d) memastikan bahwa temuan yang diperoleh dalam audit sebelumnya tidak
dijumpai lagi dalam audit yang sedang dilaksanakan.

SAP menyatakan bahwa auditor harus mengikuti pelaksanaan tindak lanjut atas
temuan material dari audit sebelumnya, beserta rekomendasinya, yang dapat
mempengaruhi audit atas laporan keuangan. Auditor harus melaksanakan hal ini
untuk menentukan apakah pihak yang diaudit telah secara tepat waktu
melaksanakan tindakan koreksi yang semestinya. Auditor harus melaporkan
status temuan audit yang material beserta rekomendasinya yang berasal dari
audit sebelumnya, yang berdampak terhadap audit atas laporan keuangan, yang
sampai dengan saat audit sekarang belum ada tindakan koreksi.

Langkah langkah Tindak Lanjut Hasil Audit

1. Perencanaan Tindak Lanjut


1.1. Menentukan apakah tindak lanjut akan dilaksanakan
1.2. Menentukan Lingkup Tindak Lanjut
1.3. Cross Audit Follow Up
1.4. Menyiapkan Sumber Daya untuk Tindak Lanjut
1.5. Menjadwalkan Tindak Lanjut
2. Pelaksanaan Tindak Lanjut
2.1. Mengumpulkan Informasi
2.2. Mencatat Hasil
2.3. Menilai Dampak Audit Kinerja
3. Pelaporan Hasil Tindak Lanjut

Anda mungkin juga menyukai