Anda di halaman 1dari 9

10/14/2015

TIRTAYASA UNIVERSITY
C i v i l E n g i n e e r i n g
STRUKTUR BETON I
MATERI/BAHAN KULIAH
Fakultas/Jurusan : Teknik / Teknik Sipil Pertemuan ke : 03
Nama Mata Kuliah/sks : Struktur Beton I / 2 sks Jumlah Halaman :-
Kode Mata Kuliah : TSP614204 Mulai Berlaku : 2016
Dosen : Baehaki, ST.,M.Eng Versi :-
Email : baehaki@untirta.ac.id Revisi :-

Struktur Beton I
Kuliah - 03 1
Program S1 Teknik Spil

TIRTAYASA UNIVERSITY
C i v i l E n g i n e e r i n g
STRUKTUR BETON I

Kuliah_03
(KONSEP & ASUMSI
PERENCANAAN)
by
Baehaki, ST.M.,Eng

Struktur Beton I
Kuliah - 03 2
Program S1 Teknik Spil

1
10/14/2015

TIRTAYASA UNIVERSITY
C i v i l E n g i n e e r i n g
KONSEP PERENCANAAN

SNI 2847:2013 pasal 10.2

Konsep perencanaan yang dianut oleh SNI adalah berbasis kekuatan


yang sering disebut sebagai metode LRFD (Load Resistance Factor
Design). Dengan demikian ketentuan keamanan yang disyaratkan oleh
SNI dibagi menjadi dua faktor yaitu :

1. Faktor kemanan terhadap beban, dan


2. Faktor reduksi kekuatan struktur ( < 1).

Faktor beban diberikan pada setiap jenis beban seperti beban mati (D),
beban hidup (L), beban gempa (E) dan beban angin (W). Sedangkan
faktor reduksi diberikan pada kekuatan elemen struktur yang
dihasilkan dari rancangan

Struktur Beton I
Kuliah - 03 3
Program S1 Teknik Spil

TIRTAYASA UNIVERSITY
C i v i l E n g i n e e r i n g
PEMBEBANAN

JENIS-JENIS BEBAN

Beban-beban yang harus


diperhitungkan akan bekerja pada
struktur antara lain:
 beban mati D
 beban hidup L
 beban atap A atau beban hujan R
 beban angin W
 beban gempa E
 tekanan tanah H
 tekanan fluida, F
 pengaruh perbedaan penurunan
fondasi, rangkak, susut, ekspansi
beton, atau perubahan suhu T
 beban akibat benturan P

Struktur Beton I
Kuliah - 03 4
Program S1 Teknik Spil

2
10/14/2015

TIRTAYASA UNIVERSITY
C i v i l E n g i n e e r i n g
KOMBINASI PEMBEBANAN

Kuat Perlu dan Faktor Beban

Struktur Beton I
Kuliah - 03 5
Program S1 Teknik Spil

TIRTAYASA UNIVERSITY
C i v i l E n g i n e e r i n g
ASUMSI DESAIN

SNI 2847:2013 pasal 10.2


1. Regangan pada tulangan dan beton harus diasumsikan berbanding
lurus dengan jarak dari sumbu netral, kecuali untuk balok tinggi.
b cu

c Terdistribusi
linier
d Garis netral
h

As
s
(a) Penampang (b) Distribusi
Balok Regangan
Distribusi regangan pada penampang

Struktur Beton I
Kuliah - 03 6
Program S1 Teknik Spil

3
10/14/2015

TIRTAYASA UNIVERSITY
C i v i l E n g i n e e r i n g
ASUMSI DESAIN

SNI 2847:2013 pasal 10.2


2. Regangan desak maksimum untuk beton pada serat terluar (cu)
harus diasumsikan sama dengan 0.003
b cu

c Terdistribusi
linier
d Garis netral
h

As
s
(a) Penampang (b) Distribusi
Balok Regangan
Distribusi regangan pada penampang

Struktur Beton I
Kuliah - 03 7
Program S1 Teknik Spil

TIRTAYASA UNIVERSITY
C i v i l E n g i n e e r i n g
ASUMSI DESAIN

SNI 2847:2013 pasal 10.2


3. Tegangan pada tulangan harus diambil sesuai persamaan berikut:
Jika tegangan yang terjadi (fs) lebih kecil dari tegangan leleh (fy)
maka tegangan yang terjadi ditentukan dengan persamaan f s   s .Es
b cu Dan jika sebaliknya, maka:
fs  fy
c Terdistribusi
linier
d Garis netral
h

As
s
(a) Penampang (b) Distribusi
Balok Regangan
Distribusi regangan pada penampang
Struktur Beton I
Kuliah - 03 8
Program S1 Teknik Spil

4
10/14/2015

TIRTAYASA UNIVERSITY
C i v i l E n g i n e e r i n g
ASUMSI DESAIN

SNI 2847:2013 pasal 10.2


4. Dalam perhitungan aksial dan lentur beton bertulang, kekuatan
tarik beton yang besarnya sekitar 8-15% dari kuat tekannya harus
diabaikan.
Tepi desak =0,003

Garis netral

Parabola Trapesium E.P.P

5. Blok tekan beton boleh diasumsikan berbentuk persegi, trapesium,


parabola atau bentuk lainnya yang menghasilkan perkiraan
kekuatan yang cukup baik bila dibandingkan dengan hasil
pengujian tekan.
Struktur Beton I
Kuliah - 03 9
Program S1 Teknik Spil

TIRTAYASA UNIVERSITY
C i v i l E n g i n e e r i n g
ASUMSI DESAIN

SNI 2847:2013 pasal 10.2


6. Tegangan beton sebesar 0.85f’c diasumsikan terdistribusi secara
merata pada daerah tekan ekivalen yang dibatasi oleh tepi
penampang dan suatu garis lurus yang sejajar dengan sumbu netral
sejarak a= 1.c dari serat dengan regangan tekan maksimum.
b 0,85 f'c

a= c
Distribusi tegangan
tekan beton
d Garis netral
h

As
T

(a) Penampang (b) Distribusi


Balok Tegangan
Struktur Beton I
Kuliah - 03 10
Program S1 Teknik Spil

5
10/14/2015

TIRTAYASA UNIVERSITY
C i v i l E n g i n e e r i n g
ASUMSI DESAIN

SNI 2847:2013 pasal 10.2


7. Nilai  1 ditentukan berdasarkan mutu beton, sebagai berikut:
 17 – 28 MPa,  1 harus diambil sebesar 0.85
 > 28 MPa, 1 harus direduksi sebesar 0.05 untuk setiap kelebihan
kekuatan sebesar 7 MPa di atas 28 Mpa
  1 tidak boleh kurang dari 0.65
b 0,85 f'c

f’c 17 - 28 MPa   1 = 0,85


f’c > 28 Mpa   1 =0,85 – (f’c – 28)/7)*0,05 a= c
dan  1 0,65 Distribusi tegangan
tekan beton
d Garis netral
h

Faktor 1 merupakan faktor konversi bentuk


parabola ke bentuk segiempat. Variasi nilai 1 As
T
untuk memperhitungkan pengaruh mutu
beton.
(a) Penampang (b) Distribusi
Balok Tegangan

Struktur Beton I
Kuliah - 03 11
Program S1 Teknik Spil

TIRTAYASA UNIVERSITY
C i v i l E n g i n e e r i n g
PRINSIP DAN PERSYARATAN UMUM
Secara umum terdapat 3 (tiga) jenis kondisi penampang yang dapat
didefinisikan:
1. Kondisi regangan seimbang (balanced strain condition)
Kondisi regangan seimbang terjadi pada penampang ketika tulangan tarik
mencapai regangan leleh (y) pada saat yang bersamaan dengan
tercapainya regangan batas 0.003 pada bagian beton yang tertekan.

2. Penampang terkendali tekan (compression controlled section)


Penampang terkendali tekan terjadi jika regangan tarik pada tulangan
tarik terluar, t, sama dengan atau kurang dari batas regangan terkontrol
tarik dan beton telah mencapai batas regangan ultimitnya (u) yaitu
sebesar 0.003.

3. Penampang terkendali tarik (tension controlled section)


Penampang terkendali tarik terjadi jika regangan tarik pada tulangan tarik
terluar, t, sama dengan atau lebih besar dari 0.005 dan beton telah
mencapai batas regangan ultimitnya (u) yaitu sebesar 0.003.

Struktur Beton I
Kuliah - 03 12
Program S1 Teknik Spil

6
10/14/2015

TIRTAYASA UNIVERSITY
C i v i l E n g i n e e r i n g
PRINSIP DAN PERSYARATAN UMUM

Penampang yang berada diantara penampang terkendali tarik dengan


penampang terkendali tekan yang disebut dengan penampang transisi.

b cu = 0.003 cu = 0.003 cu = 0.003

c1
c2
c3
d
h

As

t0.005
fy/Est0.005 tfy/Es
0.002t0.005 t0.002
(a) Penampang (b) Terkendali (b) Penampang (b) Terkendali
Balok tarik transisi tekan

Struktur Beton I
Kuliah - 03 13
Program S1 Teknik Spil

TIRTAYASA UNIVERSITY
C i v i l E n g i n e e r i n g
PRINSIP DAN PERSYARATAN UMUM

Pada setiap penampang komponen struktur lentur harus dipasang


tulangan minimum sesuai persamaan dibawah ini:

0.25 f c
As ,min  bw d
fy

Dan tidak boleh kurang dari

1,4
As, min  bw d
fy

Struktur Beton I
Kuliah - 03 14
Program S1 Teknik Spil

7
10/14/2015

TIRTAYASA UNIVERSITY
C i v i l E n g i n e e r i n g
Tegangan-Regangan Beton
0,85 f' 0,85 f'
c c

a/2

c c a
Cc Cc = 0.
85f'c.
a.b

ral ral
net net
ris ris
Ga Ga

T T=As.
b b fy

b cu 0,85 f'c

a/2
a= c Cc
c

d Garis netral
h d - a/2

As
fs=fy T
sy
asumsi)

(a) Penampang (b) Distribusi (c) Distribusi (d) Gaya Internal


Tul Tunggal Regangan Tegangan

Struktur Beton I
Kuliah - 03 15
Program S1 Teknik Spil

TIRTAYASA UNIVERSITY
C i v i l E n g i n e e r i n g
FAKTOR REDUKSI

SNI 2847:2013 pasal 10.2

Struktur Beton I
Kuliah - 03 16
Program S1 Teknik Spil

8
10/14/2015

TIRTAYASA UNIVERSITY
C i v i l E n g i n e e r i n g
FAKTOR REDUKSI

SNI 2847:2013 pasal 10.2



t - 0.002) (150
3)
0.90
t - 0.002) (250
3 )
tulangan spiral
0.75 Batas bawah
pada struktur lentur (<0.1 Ag fc)
tulangan non spiral
0.65

terkendali terkendali
tekan transisi tarik

t
t = 0.002  = 0.004 t = 0.005
c/dt = 0.600 c/d = 0.428 c/dt= 0.375

Variasi nilai  terhadap t


Struktur Beton I
Kuliah - 03 17
Program S1 Teknik Spil

Anda mungkin juga menyukai