Fisika Dasar I
Nama : Jessica
NPM : 1606883064
Fakultas : Teknik
Departemen : Teknik Kimia
Nomor dan Nama Percobaan : KR01 - Disipasi Kalor Hotwire
Tanggal Percobaan : 12 April 2017
Koordinator Asisten : Reza Wardhana
1
Disipasi Kalor Hotwire
I. Tujuan Percobaan
Menggunakan hotwire sebagai sensor kecepatan aliran udara.
II. Alat
1.Kawat pijar (hotwire)
2.Fan
3.Voltmeter dan Amperemeter
4.Adjustable power supply
5.Camcorder
6.Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis
III. Teori
Single normal probe adalah suatu tipe hotwire yang paling banyak digunakan
sebagai sensor untuk memberikan informasi kecepatan aliran dalam arah axial saja.
Probe seperti ini terdiri dari sebuah kawat logam pendek yang halus yang disatukan
pada dua kawat baja. Masing masing ujung probe dihubungkan ke sebuah sumber
tegangan. Energi listrik yang mengalir pada probe tersebut akan didisipasi oleh kawat
menjadi energi kalor. Besarnya energi listrik yang terdisipasi (P) sebanding dengan
tegangan, arus listrik (i) yang mengalir di probe tersebut dan lamanya waktu arus listrik
mengalir (Δt).
P = v i Δt … (1)
Bila probe dihembuskan udara maka akan merubah nilai resistansi kawat sehingga
merubah besarnya arus listrik yang mengalir. Semakin cepat udara yang mengalir maka
perubahan nilai resistansi juga semakin besar dan arus listrik yang mengalir juga
berubah.
Jumlah perpindahan panas yang diterima probe dinyatakan oleh overheat ratio yang
dirumuskan sebagai:
Overheat ratio = τ = (Tw −
Tr)/T0 ...(2)
..
Rw = resistansi kawat pada temperatur pengoperasian (dihembuskan udara).
2
Ra = resistansi kawat pada temperatur ambient (ruangan)
3
dikonsumsi secara kontinu oleh manusia. Contoh dari sumber energi terbarukan adalah
angin, matahari, air, dan sebagainya. Sedangkan, sumber energi yang tidak terbarukan
adalah jenis energi yang akan habis bila dikonsumsi secara kontinu, seperti energy fosil
(minyak dan gas bumi) dan batu bara.
Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa jumlah energi dari sebuah sistem
tertutup itu tidak berubah, ia akan tetap sama. Energi tersebut tidak dapat diciptakan
maupun dimusnahkan; namun ia dapat berubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi
lain. Contohnya, energi kimia dapat diubah menjadi energi kinetik dalam ledakan
dinamit, energi kimia dalam tubuh yang berasal dari bahan makanan diubah menjadi
energi gerak ketika kita berlari, dan energi listrik yang mengalir pada lampu akan
diubah menjadi energi cahaya. Hukum Kekekalan Energi (Hukum I Termodinamika)
berbunyi:
“Energi total tidak berkurang dan juga tidak bertambah pada proses apa
pun. Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya, dan dipindahkan dari
satu benda ke benda lainnya, tetapi jumlah totalnya tetap konstan.”
E awal = E akhir
Perubahan bentuk energi ini dapat kita lihat dalam percobaan hotwire. Dalam
percobaan ini, akan dilihat hubungan antara kecepatan angin dengan besarnya tegangan
yang dihasilkan. Dari percobaan ini pula akan dihasilkan suatu energi kalor sebagai
hasil dari konversi energi listrik. Energi listrik itu sendiri dihasilkan oleh suatu daya
listrik yang dihubungkan dengan tegangan listrik. Kita akan mengecek atau mengukur
kalor yang teramati dengan menggunakan suatu sensor dari hotwire yang disebut
disipasi kalor.
Hotwire merupakan sensor yang digunakan untuk memberikan informasi
tentang kecepatan aliran udara. Ada berbagai macam jenis hotwire dan setiap jenisnya
memiliki kepekaan yang berbeda terhadap kecepatan aliran udara. Untuk percobaan
disipasi kalor hotwire ini, praktikan menggunakan hotwire jenis single normal probe.
Alat ini terdiri dari sebuah kawat logam pendek yang halus yang disatukan pada dua
kawat baja yang dipanasi dengan arus listrik dan bekerja berdasarkan prinsip
perpindahan panas konveksi. Masing-masing ujung probe dihubungkan ke sebuah
sumber tegangan.
Prinsip kerja dari alat ini adalah energi listrik yang mengalir pada probe
tersebut akan didisipasi oleh kawat menjadi energi kalor. Besarnya energi listrik yang
4
terdisipasi sebanding dengan tegangan, arus listrik yang mengalir di probe tersebut dan
lamanya waktu arus listrik mengalir. Jadi, semakin besar arus listrik yang mengalir,
semakin lama arus listrik itu mengalir dan semakin besar tegangan dari listrik pada hot
wire maka akan semakin besar energi listrik yang dihasilkan dan akan semakin banyak
pula energi panas hasil dari disipasi energi listrik menjadi energi kalor.
W=V I ∆t
5
panas dan listrik. Disipasi kalor merupakan peristiwa timbulnya panas akibat
gesekan antarpartikel yang berada dalam suatu ruang. Disipasi kalor terjadi dalam
peristiwa sehari-hari seperti menggosokkan kedua telapak tangan, mengerem
mobil, mengamplas besi, menyalakan korek api kayu, dan lain sebagainya.
Fenomena disipasi ini digunakan dalam mendesain
V. Cara Kerja
1. Mengaktifkan Web cam dengan meng-klik icon video pada halaman web r-Lab.
2. Memberikan aliran udara dengan kecepatan 0 m/s, dengan meng-klik pilihan drop
down pada icon “atur kecepatan aliran”.
3. Menghidupan motor pengerak kipas dengan meng-klik radio button pada icon
“menghidupkan power supply kipas.
4. Mengukur Tegangan dan Arus listrik di kawat hot wire dengan cara meng-klik icon
“ukur”.
5. Mengulangi langkah 2 hingga 4 untuk kecepatan 70, 110, 150, 190 dan 230 m/s.
6
5 70 2.113 54.2
6 70 2.113 54.2
7 70 2.113 54.2
8 70 2.113 54.2
9 70 2.113 54.2
10 70 2.113 54.2
1 110 2.113 54.1
2 110 2.113 54.1
3 110 2.113 54.2
4 110 2.113 54.2
5 110 2.113 54.2
6 110 2.113 54.3
7 110 2.113 54.3
8 110 2.113 54.3
9 110 2.113 54.2
10 110 2.113 54.1
1 150 2.110 54.3
2 150 2.110 54.2
3 150 2.110 54.1
4 150 2.110 54.0
5 150 2.111 54.0
6 150 2.110 53.9
7 150 2.111 53.9
8 150 2.110 53.9
9 150 2.110 53.9
10 150 2.110 53.9
1 190 2.106 54.0
2 190 2.106 54.0
3 190 2.107 54.1
4 190 2.107 54.1
5 190 2.107 54.2
6 190 2.107 54.3
7
7 190 2.107 54.3
8 190 2.106 54.3
9 190 2.106 54.3
10 190 2.106 54.4
1 230 2.104 53.9
2 230 2.104 53.9
3 230 2.104 53.9
4 230 2.104 54.0
5 230 2.104 54.0
6 230 2.104 54.1
7 230 2.104 54.3
8 230 2.104 54.4
9 230 2.104 54.4
10 230 2.104 54.4
8
2 0 2.112 54.0
3 0 2.112 54.1
4 0 2.112 54.1
5 0 2.112 54.2
6 0 2.112 54.2
7 0 2.112 54.2
8 0 2.112 54.2
9 0 2.112 54.2
10 0 2.112 54.3
1 70 2.113 54.2
2 70 2.113 54.2
3 70 2.113 54.2
4 70 2.113 54.2
5 70 2.113 54.2
6 70 2.113 54.2
9
7 70 2.113 54.2
8 70 2.113 54.2
9 70 2.113 54.2
10 70 2.113 54.2
10
d. Tabel dan grafik untuk v = 150 m/s
Waktu Kec angin V-HW I-HW
11
e. Tabel dan grafik untuk v = 190 m/s
Waktu Kec angin V-HW I-HW
12
f. Tabel dan grafik untuk v = 230 m/s
Waktu Kec angin V-HW I-HW
13
110 2.113
150 2.110
190 2.106
230 2.104
1 0 2,112 0 4.46054 0
Dari tabel di atas, bisa ditentukan nilai gradien (b) dari persamaan garis, dengan cara:
NΣ(XiYi) − ∑Xi. ∑Yi
𝑏=
𝑁∑𝑋𝑖 2 − (∑𝑋𝑖)2
( 6 1581.03) − (750 12.6587)
𝑏=
(6 128500) − 562500
𝑏 ≅ −3.76259 x 10-5
15
2
1 2
∑𝑋𝑖 2 (∑Yi)2 − 2∑𝑋𝑖∑𝑌𝑖(∑𝑋𝑖𝑌𝑖) + 𝑁(∑𝑋𝑖𝑌𝑖)2
∆𝑦 = [∑𝑌𝑖 − ]
𝑁−2 𝑁∑𝑋𝑖 2 − (∑𝑋𝑖)2
1
∆𝑦 2 = [26,7072
6−2
128500(160,243) − 2(750)(12,6587)(1581.03) + 6(1581.03)2
− ]
6(128500) − (750)2
∆𝑦 ≅ 0
Setelah mendapat nilai ∆𝑦, kita akan mencari nilai ∆b yaitu dengan rumus :
𝑁
∆𝑏 = ∆𝑦√
𝑁∑𝑋𝑖 2 − (∑𝑋𝑖)2
∆𝑏 ≅ 0
y = -0,0000376259x + 2,11449
P=viΔt
P = daya (Watt)
V = tegangan (Volt)
I = kuat arus (Ampere)
Δt = selang waktu (sekon)
16
Oleh karena itu ketika tegangan, arus, dan lamanya selang waktu meningkat maka
daya yang dihasilkan akan semakin besar. Sebaliknya apabila tegangan, arus, dan
waktu menurun/berkurang maka daya akan menurun pula. Selain itu dari grafik
yang menghubungkan antara kecepatan angin dan tegangan, dapat diketahui bahwa
semakin besar kecepatan angin maka akan tegangan akan semakin menurun. Hal
ini karena energi kalor mengalami disipasi. Penambahan kecepatan angin akan
menambah resistansi kawat hotwire, yang berakibat menurunkan tegangan dan
daya listrik. Akibatnya, energi kalor yang dihasilkan juga akan berkurang. Untuk
mengetahui hubungan antara resistansi kawat dengan suhu tertentu dapat diketahui
berdasarkan persamaan berikut:
τ = (Tw − Tr)/T0
Rw = resistansi kawat pada temperatur pengoperasian (dihembuskan udara).
Ra = resistansi kawat pada temperatur ambient (ruangan)
Kecepatan angin dapat diukur berdasarkan nilai penambahan tegangan dari hotwire
yang berhubungan dengan energi listrik yang dihasilkan menjadi energi kalor.
VIII. Analisis
1. Analisis Percobaan
Percobaan mengenai disipasi kalor hotwire ini dilakukan dengan
menggunakan R-Lab sehingga pratikan tidak dapat memegang alatnya secara
langsung dan hanya melalui internet untuk melakukan percobaan tersebut.
Percobaan ini pada awalnya dilakukan dengan cara mengatur terlebih dahulu
kecepatan angin yang diberikan. Kecepatan angin yang diberikan akan menjadi
variabel bebas yang berubah-ubah sesuai dengan alat yang akan kita ukur. Dalam
percobaan ini, kecepatan angin awal yang digunakan adalah nol, sehingga pada saat
itu dianggap pada saat dimana ruang hampa terjadi.
Setelah mendapat data dari kecepatan angin 0 m/s, praktikan dapat mencoba
dengan kecepatan angin yang berbeda-beda yaitu 70 m/s, 110 m/s, 150 m/s, 190 m/s,
dan 230 m/s. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan antara perubahan kecepatan
angin terhadap tegangan dan arus listrik yang dihasilkan. Setelah selesai melakukan
y = -0,0000376259x + 2,11449
Jika perhitungan sudah selesai, hasilnya bisa diinterpretasikan dalam bentuk grafik.
Berikut beberapa poin penting yang dapat dianalisis dari grafik yang telah diolah:
• Grafik Tegangan Hotwire terhadap Waktu
Dalam percobaan ini, praktikan membuat 6 grafik yang sesuai dengan 6
kecepatan angin yang berbeda. Sumbu x untuk waktu (s), sedangkan sumbu y
untuk tegangan (volt). Grafik yang pertama adalah grafik dengan kecepatan 0
m/s. Untuk kecepatan yang sama, grafik berbentuk garis lurus untuk t=1 sampai
t=10s. Namun, dengan bertambahnya kecepatan, terlihat gangguan dalam besar
tegangan dan muncul fluktuasi. Kenaikan kecepatan angin ternyata
mempengaruhi kestabilan tegangan.
• Grafik Tegangan Hotwire terhadap Kecepatan Angin
Dalam grafik yang menghubungkan tegangan hotwire dengan kecepatan angin, grafik
mengalami kecenderungan naik di kecepatan 70 m/s sebesar 0,001 volt. Untuk
sementara, tegangan stagnan di 2.113V hingga kecepatan angin mencapai 150 m/s.
Setelah itu kecepatan angin cenderung meski beberapa kali naik. Pada kecepatan 230
m/s, tegangan mencapai titik terendah dengan voltase 2.104V. Secara keseluruhan,
setelah dilakukan pengolahan data, grafik ini adalah turun dari ujung kiri ke kanan
atas koordinat, walaupun dengan sedikit bulk di awal . Kemiringannya sangat kecil
yaitu sebesar -0,0000376259. Pada grafik ini sumbu x melambangkan kecepatan
angin (m/s), sedangkan sumbu y melambangkan tegangan (s).
5. Analisa Kesalahan
Kesalahan relatif menunjukkan seberapa presisi praktikan dalam memperoleh
data percobaan. Kesalahan relatif pada percobaan ini adalah sebesar≈ 0%. Hal ini
disebabkan oleh:
19
• Percobaan tidak dilakukan secara langsung sehingga praktikan kurang
berinteraksi dengan alat, sehingga mempengaruhi kedalaman analisis.
• Alat praktikum yang sensitif dengan kecenderungan fluktuatif pada kecepatan
angin yang sama.
• Kondisi suhu ruangan yang tidak diketahui oleh praktikan, yang ternyata dapat
mempengarui kondisi kawat hotwire.
• Ketidaksensitifan alat, yang kemungkinannya adalah probe dan voltmeter,
dalam menerima distorsi atau hembusan dari angin. Terlihat bahwa dari
kecepatan 0 sampai dengan 110 m/s, tegangan hotwire cenderung naik. Namun,
alat mulai stabil di kecepatan 150 m/s dan mulai konsisten secara teoritis dan
pengamatan.
IX. Kesimpulan
1. Energi yang dihasilkan dipengaruhi oleh tegangan, arus, dan juga waktu. Apabila
tidak ada perubahan pada ketiga besaran ini, maka energi yang dihasilkan akan tetap
sama.
2. Hotwire dapat digunakan sebagai sensor untuk mencari kecepatan aliran udara dengan
cara melihat nilai tegangan yang terukur, misalnya pada anemometer.
3. Hubungan antara tegangan hotwire dan kecepatan angin berbanding terbalik. Hasil
perhitungan memperoleh besaran y = -0,0000376259x + 2,11449
X. Daftar Pustaka
eLaboratory UPP IPD Universitas Indonesia. Modul Praktikum Fisika Dasar 1. Tersedia:
http://sitrampil.ui.ac.id/elaboratory. Diakses 25 Maret 2015
Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engineers, Third Edition, Prentice Hall, NJ, 2000.
Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended Edition, John
Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.
20