Anda di halaman 1dari 28

[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

BAB VI
TERPEN
A. PENGERTIAN TERPEN
Pada awalnya terpen merupakan suatu golongan senyawa yang hanya
terdiri dari atom C dan dengan perbandingan 5 : 8 dengan rumus empiris
C5H8 (unit isoprene), yang bergabung secara head to tail (kepala-ekor). Oleh
sebab itu senyawa terpen lazim disebut isoprenoid. Terpenoid sama halnya
dengan senyawa terpen tetapi mengandung gugus fungsi lain seperti gugus
hidroksil, aldehid dan keton. Dimana baik terpen maupun terponoid
dikelompokkan sebagai senyawa terpenoid (isoprenoid). Contoh : Limoena
dalam buah jeruk, Geraniol dalam mawar.
Terpena merupakan suatu golongan hidrokarbon yang banyak
dihasilkan oleh tumbuhan dan terutama terkandung pada getah dan vakuola
selnya. Pada tumbuhan, senyawa-senyawa golongan terpena dan
modifikasinya, terpenoid, merupakan metabolit sekunder. Terpena dan
terpenoid dihasilkan pula oleh sejumlah hewan, terutama serangga dan
beberapa hewan laut. Di samping sebagai metabolit sekunder, terpena
merupakan kerangka penyusun sejumlah senyawa penting bagi makhluk
hidup. Sebagai contoh, senyawa-senyawa steroid adalah turunan skualena,
suatu triterpena; juga karoten dan retinol. Nama "terpena" (terpene) diambil
dari produk getah tusam, terpentin (turpentine).
Terpena dan terpenoid menyusun banyak minyak atsiri yang dihasilkan
oleh tumbuhan. Kandungan minyak atsiri mempengaruhi penggunaan produk
rempah-rempah, baik sebagai bumbu, sebagai wewangian, serta sebagai
bahan pengobatan, kesehatan, dan penyerta upacara-upacara ritual. Nama-
nama umum senyawa golongan ini seringkali diambil dari nama minyak atsiri
yang mengandungnya. Lebih jauh lagi, nama minyak itu sendiri diambil dari
nama (nama latin) tumbuhan yang menjadi sumbernya ketika pertama kali
diidentifikasi. Sebagai misal adalah citral, diambil dari minyak yang diambil
dari jeruk (Citrus). Contoh lain adalah eugenol, diambil dari minyak yang
dihasilkan oleh cengkeh (Eugenia aromatica).

KIMIA ORGANIK II - TERPEN Page 107


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

Terpena memiliki rumus dasar (C5H8)n, dengan n merupakan penentu


kelompok tipe terpena. Modifikasi terpena (disebut terpenoid, berarti "serupa
dengan terpena") adalah senyawa dengan struktur serupa tetapi tidak dapat
dinyatakan dengan rumus dasar. Kedua golongan ini menyusun banyak
minyak atsiri.
Terpenes hidrokarbon yang dihasilkan dari kombinasi beberapa unit
isoprena. Terpenoid dapat dianggap terpenes sebagaimana telah diubah,
dimana kelompok-kelompok metil telah dipindahkan atau dihapus, atau atom
oksigen ditambahkan. (Beberapa penulis menggunakan istilah "terpena" lebih
luas, untuk menyertakan terpenoid) Sama seperti terpenes., Yang terpenoid
dapat diklasifikasikan menurut jumlah unit isoprena digunakan:
1. Hemiterpenoids, 1 Unit isoprena
2. Monoterpenoid, 2 unit isoprena
3. Seskuiterpenoid, 3 unit isoprena
4. Diterpenoids, 4 unit isoprena
5. Sesterterpenoids, 5 unit isoprena
6. Senyawa triterpenoid, unit 6 isoprena
7. Tetraterpenoids, 8 unit isoprena
8. Polyterpenoids dengan jumlah yang lebih besar dari unit isoprena

B. STRUKTUR DASAR TERPEN


Terpene berasal dari unit isoprena, yang memiliki rumus molekul
C5H8. Rumus molekul dasar senyawa terpen merupakan kelipatan dari itu,
(C5H8) n di mana n adalah jumlah unit isoprena terkait. Ini adalah aturan
isoprena atau aturan C5. Isoprena unit dapat dihubungkan bersama-sama
"kepala ke ekor" untuk membentuk rantai linier atau mereka dapat diatur
untuk membentuk cincin. Satu dapat mempertimbangkan unit isoprena
sebagai salah satu blok bangunan umum alam.

ISOPRENE

KIMIA ORGANIK II - TERPEN Page 108


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

Isoprena sendiri tidak menjalani proses pembangunan, melainkan


diaktifkan bentuk, isopentenyl pirofosfat (IPP atau difosfat juga isopentenyl)
dan pirofosfat dimethylallyl (DMAPP atau juga dimethylallyl difosfat),
adalah komponen pada jalur biosintetik. IPP dibentuk dari asetil-KoA melalui
intermediacy asam mevalonic di jalur HMG-KoA reduktase. Sebuah
alternatif, sama sekali tidak terkait jalur biosintesis IPP dikenal di beberapa
kelompok bakteri dan plastida tanaman, apa yang disebut MEP (2-Methyl-D-
erythritol-4-fosfat)-jalur, yang dimulai dari C5-gula. Dalam kedua jalur, IPP
adalah isomerized untuk DMAPP oleh enzim pirofosfat isomerase
isopentenyl.

Sebagai unit isoprena rantai yang dibangun, yang terpenes dihasilkan


secara berurutan diklasifikasikan berdasarkan ukuran sebagai hemiterpenes,
monoterpen, seskuiterpen, diterpenes, sesterterpenes, triterpenes, dan
tetraterpenes.

C. PENGELOMPOKKAN TERPEN
Terpenoid terdiri atas beberapa macam senyawa, mulai dari komponen
minyak atsiri, yaitu monoterpena dan sesquiterepena yang mudah menguap
(C10 dan C15), diterpena menguap, yaitu triterpenoid dan sterol (C30), serta
pigmen karotenoid (C40). Masing-masing golongan terpenoid itu penting,
baik dalam pertumbuhan dan metabolisme maupun pada ekologi tumbuha.
Terpenoid merupakan unit isoprena (C5H8). Terpenoid merupakan senyawa
yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprena dan secara
biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 siklik yaitu skualena. Senyawa
ini berstruktur siklik yang nisbi rumit, kebanyakan berupa alcohol, aldehid
atau atom karboksilat. Mereka berupa senyawa berwarna, berbentuk kristal,

KIMIA ORGANIK II - TERPEN Page 109


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

seringkali bertitik leleh tinggi dan aktif optic yang umumnya sukr dicirikan
karena tak ada kereaktifan kimianya. Klasifikasi terpenoid ditentukan dari
unit isopren atau unit C-5 penyusun senyawa tersebut. Secara umum
biosintesa dari terpenoid dengan terjadinya tiga reaksi dasar yaitu:
a. Pembentukan isopren aktif berasal dari asam asetat melalui asam
mevalonat Terpenoid merupakan bentuk senyawa dengan keragaman
struktur yang besar dalam produk alami yang diturunkan dan unit isoprena
(C5) yang bergandengan dalam model kepala ke ekor (head-to-tail),
sedangkan unit isoprena diturunkan dari metabolisme asam asetat oleh
jalur asam mevalonat (mevalonic acid : MVA). Adapun reaksinya adalah
sebagai berikut:

b. Penggabungan kepala dan ekor dua unit isopren akan membentuk


monoseskui-, di-, sester- dan poli-terpenoid.
c. Penggabungan ekor dan ekor dari unit C-15 atau C-20 menghasilkan
triterpenoid dan steroid.
Mekanisme dari tahap-tahap reaksi biosintesis terpenoid adalah asam
asetat setelah diaktifkan oleh koenzim A melakukan kondensasi jenis Claisen
menghasilkan asam asetoasetat. Senyawa yang dihasilkan ini dengan asetil

KIMIA ORGANIK II - TERPEN Page 110


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

koenzim A melakukan kondensasi jenis aldol menghasilkan rantai karbon


bercabang sebagaimana ditemukan pada asam mevalinat, reaksi-reaksi
berikutnya adalah fosforialsi, eliminasi asam fosfat dan dekarboksilasi
menghasilkan isopentenil (IPP) yang selanjutnya berisomerisasi menjadi
dimetil alil piropospat (DMAPP) oleh enzim isomeriasi. IPP sebagai unti
isoprene aktif bergabung secara kepala ke ekor dengan DMAPP dan
penggabungan ini merupakan langkah pertama dari polimerisasi isoprene
untuk menghasilkan terpenoid.
Penggabungan ini terjadi karena serangan electron dari ikatan rangkap
IPP terhadap atom karbon dari DMAPP yang kekurangan electron diikuti oleh
penyingkiran ion pirofosfat yang menghasilkan geranil.pirofosfat (GPP) yaitu
senyawa antara bagi semua senyawa monoterpenoid. Penggabungan
selanjutnya antara satu unti IPP dan GPP dengan menaisme yang sama
menghasilkan Farnesil pirofosfat (FPP) yang merupakan senyawa antara bagi
semua senyawa seskuiterpenoid. Senyawa diterpenoid diturunkan dari
Geranil-Geranil Pirofosfat (GGPP) yang berasal dari kondensasi antara satu
unti IPP dan GPP dengan mekanisme yang sama. Mekanisme biosintesa
senyawa terpenoid adalah sebagai berikut:

KIMIA ORGANIK II - TERPEN Page 111


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

Mekanisme Biosintesa Senyawa Terpenoid

KIMIA ORGANIK II - TERPEN Page 112


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

Semua terpenoid berasal dari molekul isoprena CH2 = C (CH3) –


CH=CH2 dan kerangka karbonnya dibangun oleh penyambungan dua atau
lebih satuan isoprena. Kemudian senyawa itu dipilah-pilah menjadi beberapa
golongan berdasarkan jumlah satuan yang terdapat dalam senyawa tersebut;
dua (C10), tiga (C15), empat (C20), enam (C30), atau delapan (C40) satuan.
Terpenoid terdiri atas beberapa macam senyawa, mulai dari komponen
minyak atsiri, yaitu monoterpena dan seskuiterpena yang mudah menguap
(C10 dan C15), diterpena yang lebih sukar menguap (C20), sampai ke senyawa
yang tidak menguap, yaitu triterpena dan sterol (C 30), serta pigmen karotenoid
(C40). Setiap golongan terpenoid itu seperti yang terdapat pada Tabel 2.1,
sangat penting baik pada pertumbuhan dan metabolisme maupun pada
ekologi hewan dan tumbuhan (Harbone, 1987).

TABEL
GOLONGAN UTAMA TERPENOID

JUMLAH SATUAN
JUMLAH KARBON GOLONGAN
ISOPRENA
1 C5 Isoprene
2 C10 Monoterpenoid
3 C15 Seskuiterpenoid
4 C20 Diterpenoid
6 C30 Triterpenoid
8 C40 Tetraterpenoid
N Cn Poliisoprena

Terpenes tersebar luas di alam, terutama di pabrik-pabrik sebagai


konstituen dari minyak atsiri. Banyak terpenes hidrokarbon, namun oksigen
yang mengandung senyawa, seperti alkohol, aldehida atau keton (terpenoid)
juga ditemukan. blok bangunan mereka adalah isoprena hidrokarbon, CH2 =
C (CH3)-CH = CH2 (aturan isoprena, Wallach 1887). Oleh karena itu
hidrokarbon Terpena memiliki rumus molekul (C5H8) n, mereka
diklasifikasikan menurut jumlah unit isoprena:
Jumlah unit isoprena

KIMIA ORGANIK II - TERPEN Page 113


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

1. monoterpen 2
2. seskuiterpen 3
3. diterpenes 4
4. triterpenes 6
5. tetraterpenes 8
Suatu terpen yang lebih tinggi, yaitu skualen dan lanosterol merupakan
zat antara dalam biosintesis steroid.

isoprene (C5H8)
(2-methyl-1,3-butadiene) dipentene (C10H16) cadinene (C15H24)

1. Monoterpenoid

KIMIA ORGANIK II - TERPEN Page 114


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

Monoterpenoid merupakan senyawa "essence" dan memiliki bau


yang spesifik yang dibangun oleh 2 unit isopren atau dengan jumlah atom
karbon 10. Lebih dari 1000 jenis senyawa monoterpenoid telah diisolasi
dari tumbuhan tingkat tinggi, binatang laut, serangga dan binatang jenis
vertebrata dan struktur senyawanya telah diketahui.
Menurut J.B Harbone (1987), monoterpenoid dapat dipilah menjadi
tiga golongan, bergantung pada apakah struktur kimianya (gambar 2.5)
asiklik (misalnya geraniol), monosiklik (misalnya limonena), atau bisiklik
(misalnya α - pinena). Dalam setiap golongan, monoterpenoid dapat
berupa hidrokarbon tak jenuh (misalnya limonena) atau dapat mempunyai
gugus fungsi dan berupa alkohol (misalnya mentol), aldehida, atau keton
(misalnya; menton, karvon)
Struktur dari senyawa mono terpenoid yang telah dikenal merupakan
perbedaan dari 38 jenis kerangka yang berbeda, sedangkan prinsip dasar
penyusunannya tetap sebagai penggabungan kepala dan ekor dari 2 unit
isopren. struktur monoterpenoid dapat berupa rantai terbuka dan tertutup
atau siklik senyawa monoterpenoid banyak dimanfaatkan sebagai
antiseptik, ekspektoran, spasmolotik dan sedatif. Di samping itu
monoterpenoid yang sudah dikenal banyak dimanfaatkan sebagai bahan
pemberi aroma makan dan parfum dan ini merupakan senyawa komersial
yang banyak diperdagangkan.
Dari segi biogenetik, perubahan geraniol nerol dan linalol dari yang
satu menjadi yang lain berlangsung sebagai akibat reaksi isomerisasi.
Ketiga alkohol ini, yang berasal dari hidrolisa geranil pirofosfat (GPP)
dapat menjadi reaksi-reaksi sekunder, misalnya dehidrasi menghasilkan
mirsen, oksidasi menjadi sitral dan oksidasi-reduksi menghasilkan
sitronelal. Perubahan GPP in vivo menjadi senyawa-senyawa monoterpen
siklik dari segi biogenetik disebabkan oleh reaksi siklisasi yang diikuti
oleh reaksi-reaksi sekunder.
Seperti senyawa organik bahan alam lainnya, mono terpenoida
mempunyai kerangka karbon yang banyak variasinya. Oleh karena itu

KIMIA ORGANIK II - TERPEN Page 115


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

penetapan struktur merupakan salah satu bagian yang penting. Penetapan


struktur monoterpenoida mengikuti suatu sistematika tertentu yang dimulai
dengan penetapan jenis kerangka karbon. Jenis kerangka karbon Suatu
monoterpen monosiklik antara lain dapat ditetapkan oleh rekasi
dehidrogenasi menjasi suatu senyawa aromatik (aromatisasi). Penetapan
struktur selanjutnya ialah menetukan letak atau posisi gugus fungsi dari
senyawa yang bersangkutan didalam kerangka karbon tersebut. Posisi
gugus fungsi dapat diketahui berdasarkan penguraian oksidatif. Cara lain
adalah mengubah senyawa yang bersangkutan oleh reaksi-reaksi tertentu
menjadi senyawa lain yang telah diketaui strukturnya. Dengan kata lain,
saling mengaitkan gugus fungsi senyawa yang bersangkutan dengan gugus
fungsi senyawa lain yang mempunyai kerangka karbon yang sama.
Pembuktian struktur suatu senyawa akhirnya didukung oleh sintesa
senyawa yang bersangkutan dari suatu senyawa yang diketahui
strukturnya.
Monoterpenoid merupakan komponen utama banyak minyak atsiri
dan mempunyai makna ekonomi besar sebagai bau-rasa, wewangian dan
pelarut. Monoterpenoid khas berupa cairan tak berwarna, tidak larut dalam
air, dapat disuling uap dan berbau harum. Contoh monoterpenoid lain
seperti mirsena, lavandol, geranial, keton artemisia, perinia, α-felandrena,
pulegon, menton, mentofuran, mentol, 1,8 sinesol, eukarvon, kripton,
safranal, nepelakton, askaridol dan lain-lain.
Contoh monoterpen adalah: mentol pinene, nerol, citral, kamper,,
limonene. Contoh seskuiterpen adalah: nerolidol, farnesol. Contoh
diterpenes adalah: phytol, vitamin A1. Squalene adalah contoh triterpene,
dan karoten (provitamin A1) adalah sebuah tetraterpene.

MONOTERPENES

KIMIA ORGANIK II - TERPEN Page 116


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

Acyclic  ocimene
 myrcene

Ocimene myrcene

Monocyclic  dipentene
 iso-limonene
 limonene ( d and l )
 a-phellandrene
 b-phelandrene (d
and l )
 sylvestrene
 a-terpinene
iso-limonene limonene a-
 b-terpinene
 g-terpinene phelandrene
 terpinolene

b-phelandrene sylvestrene a-
terpinene

b-terpinene g-terpinene terpinolene

KIMIA ORGANIK II - TERPEN Page 117


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

Bicyclic  camphene ( d and


l)
 D3-carene ( d and
l)
 a-pinene ( d, l and
dl )
 b-pinene ( d and l )
 sabinene ( d and dl )

camphene D3-carene a-
pinene

b-pinene sabinene

2. Seskuiterpenoid
Seskuiterpenoid merupakan senyawa terpenoid (C15) yang dibangun
oleh 3 unit isopren yang terdiri dari kerangka asiklik dan bisiklik dengan
kerangka dasar naftalen. Anggota seskuiterpenoid asiklik yang terpenting
ialah farnesol, alcohol yang tersebar luas (Robinson, 1991) :
Senyawa seskuiterpenoid ini mempunyai bioaktivitas yang cukup
besar, diantaranya adalah sebagai antifeedant, hormon, antimikroba,
antibiotik dan toksin serta regulator pertumbuhan tanaman dan pemanis.
Senyawa-senyawa seskuiterpen diturunkan dari cis farnesil pirofosfat dan
trans farnesil pirofosfat melalui reaksi siklisasi dan reaksi sekunder lainnya
dan kedua senyawa antara ini merupakan kunci dalam biosintesis
terpenoid.

KIMIA ORGANIK II - TERPEN Page 118


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

Kedua isomer farnesil pirofosfat ini dihasilkan in vivo melalui


mekanisme yang sama seperti isomerisasi abtara geranil dan nerol.
Seskuiterpenoid adalah senyawa C15 biasanya dianggap berasal dar i
tiga satuan isoprena. Seperti monoterpenoid, seskuiterpenoid terdapat
sebagai komponen minyak atsiri yang tersuling uap dan berperan penting
dalam aroma kepada buah dan bunga. Kegunaan kaidah isoprena secara
umum dan kadang-kadang kekecualian yang disebutkan terdahulu berlaku
juga untuk golongan ini. Anggota seskuiterpenoid asiklik ialah farnesol
dengan alkohol yang tersebar luas. Farnesol pirofosfat merupakan senyawa
antara kunci dalam biosintesis terpenoid. Sebagian besar seskuiterpenoid
monosiklik mempunyai kerangka farnesol yang tertutup membentuk cincin
anggota 6. Contoh seskuiterpenoid yaitu γ-bisabolena, zingiberena,
lanseol, ar-turmeron, perezon dan asam (S)-absisat.
Salah satu seskuiterpenoid monosiklik terpenting adalah asam
absisat, hormon yang melawan efek giberelin dan menghambat
pertumbuhan kuncup. Sejumlah senyawa C13 berasal dari seskuiterpenoid
telah diketahui penyebabnya bermakna bau-rasa buah. Banyak senyawa
seskuiterpenoid yang diketahui mempunyai efek fisiologi terhadap hewan
dan tumbuhan. Sementara beberapa senyawa seskuiterpenoid ada yang
mengandung gugus fungsi lakton yang beracun yang merupakan
kandungan tumbuhan obat. Senyawa lain bekerja sebagai penolak
serangga dan insektisida, bebeapa merangsang pertumbuhan tumbuhan,
dan bekerja sebagai fungisida.
Selain gugus fungsi lakton juga terdapat dua gugus aldehida yang
dipisahkan oleh 2 atom karbon. Gugus dialdehida ini menyebabkan
beberapa tumbuhan pedas dan juga aktif sebagai penolak serangga.
Contoh seskuiterpenoid monosiklik biasa adalah humulen,
zerumbon, elemol dan nootkatin. Seskuiterpenoid bisiklik seperti α-kadinena,
guaiol, β-selinena, eudesmol, santonin, kesil alkohol, vetivon dan artabsin.
Seskuiterpenoid tidak biasa seperti iresin, karyofilena, eremofilon, akoron,
sedrol, kuparena, tujopsena.

KIMIA ORGANIK II - TERPEN Page 119


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

SESQUITERPENES
Acyclic a-farnesene

a-farnesene
bicyclic b-cadinene
b-caryophyllene
a-selinene

b-cadinene b-caryophyllene

a-selinene
Monocyclic a-bisabolene
b-bisabolene
g-bisabolene
zingiberene

KIMIA ORGANIK II - TERPEN Page 120


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

a-bisabolene b-bisabolene

g-bisabolene zingiberene
DITERPENES
Camphorene

camphorene

3. Diterpenoid
Menurut J.B Harbone (1987) Senyawa diterpenoid merupakan
senyawa yang beraneka ragam yang mempunyai kerangka karbon C20

KIMIA ORGANIK II - TERPEN Page 121


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

yang berasal dari 4 unit isopren. Barangkali, satu-satunya diterpenoid yang


tersebar di semesta ialah senyawa induk asiklik dari deret senyawa
tersebut, yaitu fitol.
Senyawa ini mempunyai bioaktivitas yang cukup luas yaitu sebagai
hormon pertumbuhan tanaman, podolakton inhibitor pertumbuhan
tanaman, antifeedant serangga, inhibitor tumor, senyawa pemanis, anti
fouling dan anti karsinogen. Senyawa diterpenoid dapat berbentuk asiklik,
bisiklik, trisiklik dan tetrasiklik dan tatanama yang digunakan lebih banyak
adalah nama trivial (Lenny,2006).
Karena titik didihnya yang tinggi biasanya diterpenoid tidak
ditemukan dalam minyak atisri tumbuhan meskipun diterpenoid bertitik
didih rendah pun. Senyawa ini ditemukan dalam damar, eksudat berupa
gom dan dalam fraksi bertitik didih tinggi seperti damar yang tersisa
setelah penyulingan minyak atsiri. Misalnya, rosin yang tersisa setelah
penyulingan terpentin pinus kaya akan diterpenoid.
Diterpenoid mencakup beberapa senyawa dari segi fisiologi sangat
menarik seperti golongan hormon tumbuhan yang dikenal sebagai
giberelin. Seperti seskuiterpenoid, diterpenoid mencakup banyak senyawa
yang bekerja sebagai fungisida, racun terhadap hewan, penolak serangga
dan sebagainya. Senyawa ini dapat bersifat karsinogen.
Beberapa senyawa ini mempunyai efek racun atau efek penolakan
terhadap serangga sementara senyawa lainnya menarik serangga. Beberapa
senyawa mempunyai aktivitas antivirus, sebagai fungisida dan
pembentukannya disulut oleh infeksi fungus. Satu senyawa dari kemangi
mempunyai aktivitas hormon remaja. Forskolin dari Coleus forskohli
merupakan pengaktif khas adenilat siklase. Partenolida dari parthenum
tanacetum berguna untuk mengobati migrain karena menghambat
pelepasan serotonin.
Contoh senyawa diterpenoid adalah fitol, asam giberelat, α-
kamforena, (-)-kaurena, asam dekstro-pimarat, marubin, asam abietat.

KIMIA ORGANIK II - TERPEN Page 122


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

DITERPENES
Camphorene

camphorene
4. Triterpenoid
Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari
enam satuan (unit) isoprena dan secara biosintesis diturunkan dari
hidrokarbon C30 asiklik, yaitu skualena.
Lebih dari 4000 jenis triterpenoid telah diisolasi dengan lebih dari 40
jenis kerangka dasar yang sudah dikenal dan pada prinsipnya merupakan
proses siklisasi dari skualen. Senyawa ini berupa senyawa tak berwarna,
berbentuk kristal, sering kali bertitik leleh tinggi dan aktif optik (Harbone,
1987).
Triterpenoid terdiri dari kerangka dengan 3 siklik 6 yang bergabung
dengan siklik 5 atau berupaka 4 siklik 6 yang mempunyai gugus fungsi
pada siklik tertentu. Sedangkan penamaan lebih disederhanakan dengan
memberikan penomoran pada tiap atom karbon, sehingga memudahkan
dalam penentuan substituen pada masing-masing atom karbon. Struktur
terpenoida yang bermacam ragam itu timbul sebagai akibat dari reaksi-
reaksi sekunder berikutnya seperti hidrolisa, isomerisasi, oksidasi, reduksi
dan siklisasi atas geranil-, farnesil- dan geranil-geranil pirofosfat.
Triterpenoid memiliki atom C30. triterpenoid tersebar luas dalam
damar, gabus dan kutin tumbuhan. Damar adalah asam triterpenoid yang
sering bersama-sama dengan gom polisakarida dalam damar gom.
Triterpenoid alkohol juga terdapat bebas dan sebagai glikosida.
Triterpenoid asiklik yang penting hanya hidrokarbon skualena yang
diisolasi untuk pertama kali dari minyak hati ikan hiu tetapi juga
ditemukan dalam beberapa malam epikutikula dan minyak nabati (minyak
zaitun). Senyawa triterpenoid yang paling dikenal seperti lanosterol yang

KIMIA ORGANIK II - TERPEN Page 123


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

terdapat dalam lemak wol, khamir dan beberapa senyawa tumbuhan tinggi.
Triterpenoid tetrasiklik seperti alkohol eufol dari euphorbia sp dan asam
elemi dari canarium commune.
Triterpenoid yang terpenting ialah triterpenoid pentasiklik. Senyawa
ini ditemukan dalam tumbuhan seprimitif sphagnum tetapi yang paling
umum adalah pada tumbuhan berbiji, bebas dan glikosida. Triterpenoid
nonglikosida sering ditemukan sebagai ekskresi dan dalam kutikula
bekerja sebagai pelindung atau menimbulkan ketahanan terhadap air.
Beberapa macam aktivitas fisiologi dari triterpenoid yang merupakan
komponen aktif dari tumbuhan telah digunakan sebagai tumbuhan obat
untk penyakit diabetes, gangguan menstruasi, patukan ular, gangguan kulit,
kerusakan hati dan malaria.

5. Tetraterpenoid
Tetraterpenoid yang paling dikenal adalah karotenoid-pigmen larut
dalam lemak berwarna kuning sampai merah terdapat pada semua
tumbuhan dan dalam lemak berbagai jenis jaringan. Pigmen hidrokarbon
disebut karoten dan turunannya yang teroksigenasi disebut xantofil.
Dikenal juga tetraterpenoid tanwarna yaitu fitoena dan fitofluena.
Karotenoid sebagai reseptor cahaya untuk fototropisme. Sebagai
pigmen bunga karotenoid mungkin berperan dalam menarik serangga
tetapi sebagian besar perhatian dicurahkan pada fungsinya sebagai pigmen
daun. Senyawa ini terdapat pada kloroplas dan terikat secara longgar pada
protein.Karotenoid yang paling tersebar luas adalah β- karoten.

6. Terpenoid Campur
Terpenoid campur adalah aneka golongan senyawa yang tampaknya
terbentuk terutama dari satuan isoprena tetapi mengandung atom karbon
tambahan atau jumlah atomnya kurang dari seharusnya. Kelompok paling
umum dari golongan ini adalah furan alam.

KIMIA ORGANIK II - TERPEN Page 124


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

7. Hemiterpenoid, contohnya prenol, asam isovalerat.


Isoprena terdapat langka dalam tumbuhan tetapi memang terdapat
dalam dedaunan. Contoh lain dari hemiterpenoid ini adalah iso-
amilalkohol, iso valeraldelhida, asam senesioat, asam tiglat, asam angelat
dan asam β-furoat.

D. GALERI RUMUS BANGUN

ISOPRENA Prenol Asam isovalerat

β-Mircena Limonena Ocimena

Geraniol Farnesena Farnesol

KIMIA ORGANIK II - TERPEN Page 125


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

β-Kurkumena α-(-)-Bisabolol Cembren

Kafestol Skualena
Contoh terpene yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dimana
berasal dari tumbuh-tumbuhan:

Limonene
Menthol Camphor

KIMIA ORGANIK II - TERPEN Page 126


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

Kompleks hidrokarbon dan turunannya ditemukan di seluruh alam.


karet alam, misalnya, adalah hidrokarbon yang mengandung rantai panjang
bolak-C = C ikatan ganda dan ikatan tunggal CC.

natural rubber

Menulis struktur dari hidrokarbon kompleks dapat disederhanakan


dengan menggunakan notasi garis di mana sebuah atom karbon diasumsikan
untuk hadir di mana pun sepasang garis berpotongan dan cukup atom
hidrogen hadir untuk memenuhi kecenderungan karbon membentuk empat
ikatan total.

Ada berbagai teknik untuk mengisolasi senyawa menyenangkan dan


berbau busuk yang dikenal sebagai minyak esensial dari sumber-sumber
alam, terutama dari tanaman. Senyawa ini tidak "penting," dalam arti yang
penting bagi kehidupan. Mereka diberi nama itu karena mereka memancarkan
esensi "berbeda," atau bau.
Minyak esensial digunakan pada parfum dan obat-obatan. Beberapa
dari senyawa ini dapat dipisahkan dengan lembut pemanasan, atau uap
penyulingan, bunga-bunga tanaman hancur. Lainnya dapat diekstraksi ke
dalam pelarut nonpolar, atau diserap ke kain berlapis lemak di mana tanaman
dibungkus. Banyak dari minyak esensial berasal dari kelas senyawa yang

KIMIA ORGANIK II - TERPEN Page 127


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

dikenal sebagai senyawa terpen dan terpenoid. Para terpenes adalah


hidrokarbon yang biasanya berisi satu atau lebih ikatan C = C ganda. Para
terpenoid adalah oksigen yang mengandung Analog dari terpenes.
Contoh terpenes berisi-pinene dan pinene, komponen utama terpentin
yang menimbulkan bau khas.

Kamper dan mentol adalah contoh terpenoid.

Kedua senyawa memiliki sebuah harum, tajam bau dan rasa dingin.
Kamper digunakan sebagai penolak ngengat. Menthol adalah obat bius ringan
yang ditambahkan ke beberapa merek rokok.

KIMIA ORGANIK II - TERPEN Page 128


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

Terpenoid juga termasuk senyawa seperti geranial dan Kepala BPS,


sepasang cis/trans stereoisomer yang dapat ditemukan dalam minyak lemon.
Geranial memiliki bau lemon yang kuat. Kepala BPS rasa manis, namun
memiliki bau kurang intens.
Meskipun terpenes dan terpenoid dibahas sejauh memiliki struktur yang
sangat berbeda, mereka memiliki satu sifat penting yang sama: Mereka semua
mengandung atom karbon 10, tidak lebih dan tidak kurang. Masing-masing
senyawa dapat ditelusuri kembali ke reaksi di mana sepasang molekul lima-
karbon yang menyatu. Jadi, tidak mengherankan bahwa kita juga dapat
menemukan seskuiterpen (15 atom karbon), diterpenes (20 karbon),
triterpenes (30 karbon), dan seterusnya. contoh penting dari senyawa ini
termasuk Vitamin A dan b-karoten yang memberikan warna wortel
karakteristik mereka.
Steroid tidak terpenes atau terpenoid dalam arti harfiah karena mereka
tidak mengandung jumlah karakteristik atom karbon. Pertimbangkan
kolesterol, misalnya, yang merupakan salah satu steroid yang paling penting.

KIMIA ORGANIK II - TERPEN Page 129


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

E. SIFAT FISIKA DAN SIFAT KIMIA TERPEN


1. Sifat Fisika Terpen
a. Berat Jenis Terpen
Berat jenis komponen terpen teroksigenasi lebih besar dibandingkan
dengan terpen tak teroksigenasi.
b. Indeks bias terpen
Semakin panjang rantai senyawa terpen, semakin besar pula indeks
biasnya. Semakin banyak komponen berantai panjang seperti
sesquiterpen atau komponen bergugus oksigen dalam senyawa terpen
tersebut, maka kerapatan medium (terpen) akan bertambah sehingga
cahaya yang datang akan lebih sukar untuk dibiaskan. Hal ini
menyebabkan indeks bias terpen lebih besar yang tidak mempunyai
gugus fungsional.
c. Monoterpena dan sesquiterepena bersifat mudah menguap (C10 dan
C15), diterpena menguap, yaitu triterpenoid dan sterol (C30), serta
pigmen karotenoid (C40).
d. Berupa senyawa berwarna, berbentuk kristal, bertitik leleh tinggi.

2. Sifat Kimia Terpen


a. Kelarutan dalam Alkohol
Persenyawaan terpen teroksigenasi lebih mudah larut daripada yang
mengandung terpen. Makin tinggi kandungan terpen makin rendah daya

KIMIA ORGANIK II - TERPEN Page 130


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

larutnya atau makin sukar larut, karena senyawa terpen tak


teroksigenasi merupakan senyawa nonpolar.
b. Reaksi –reaksi Terpen yaitu :
1) α-pinene dihidrogenasi akan menghasilkan Terpineol,
dihidrogenasi kembali akan menghasilkan Dihydroterpineol,
kemudian apabila di esterifikasi akan menghasilkan
Dihydroterphinyl acetate.
2) α-pinene dioksidasi akan menghasilkan Verbenone
3) Apabila l-n menthol direaksikan pada temperatur yang tinggi maka
senyawa ini akan mengalami proses isomerisasi.

KIMIA ORGANIK II - TERPEN Page 131


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

Keanekaragaman flora (biodiversity) berarti keanekaragaman senyawa


kimia (chemodiversity) yang kemungkinan terkandung di dalamnya. Hal ini
memacu dilakukannya penelitian dan penelusuran senyawa kimia terutama

KIMIA ORGANIK II - TERPEN Page 132


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

metabolit sekunder yang terkandung dalam tumbuh-tumbuhan, seiring dengan


kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti teknik pemisahan, metode
analisis, dan uji farmakologi. Senyawa hasil isolasi atau senyawa semi
sintetik yang diperoleh dari tumbuhan sebagai obat atau bahan baku obat
(Hariana, 2004; Anonim, 2006).
Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional
adalah tanaman pepaya (Carica papaya L.). Secara tradisional biji pepaya
dapat dimanfaatkan sebagai obat cacing gelang, gangguan pencernaan, diare,
penyakit kulit, kontrasepsi pria, bahan baku obat masuk angin dan sebagai
sumber untuk mendapatkan minyak dengan kandungan asam-asam lemak
tertentu. Minyak biji pepaya yang berwarna kuning diketahui mengandung
71,60 % asam oleat, 15,13 % asam palmitat, 7,68 % asam linoleat, 3,60%
asam stearat, dan asam-asam lemak lain dalam jumlah relatif sedikit atau
terbatas. Selain mengandung asam-asam lemak, biji pepaya diketahui
mengandung senyawa kimia lain seperti golongan fenol, alkaloid, dan
saponin (Warisno, 2003).
Biji pepaya juga mempunyai aktivitas farmakologi daya antiseptik
terhadap bakteri penyebab diare, yaitu Escherichia coli dan Vibrio cholera
(Anonim, 2006; Warisno, 2003). Hasil uji fitokimia terhadap ekstrak kental
metanol biji pepaya diketahui mengandung senyawa metabolit sekunder
golongan triterpenoid, flavonoid, alkaloid, dan saponin. Secara kualitatif,
berdasarkan terbentuknya endapan atau intensitas warna yang dihasilkan
dengan pereaksi uji fitokimia, diketahui bahwa kandungan senyawa metabolit
sekunder golongan triterpenoid merupakan komponen utama biji pepaya. Uji
fitokimia triterpenoid lebih lanjut terhadap ekstrak kental n-heksana
menggunakan pereaksi Liebermann–Burchard juga menunjukkan adanya
senyawa golongan triterpenoid. Hal ini memberi indikasi bahwa pada biji
pepaya terkandung senyawa golongan triterpenoid bebas. Berdasarkan
pemanfaatan secara tradisional biji pepaya yang salah satunya sebagai obat
diare dan berdasarkan aktivitas fisiologis dari senyawa golongan triterpenoid
bebas sebagai antibakteri, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengisolasi

KIMIA ORGANIK II - TERPEN Page 133


[KINASTY ARUM MELATI] 06101410020

senyawa golongan triterpenoid bebas pada ekstrak kental n-heksana biji


pepaya dan menguji isolat triterpenoid yang diperoleh terhadap bakteri
penyebab diare, yaitu Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.

DAFTAR PUSTAKA

Carrey, Franchis A. 1987. Organic Chemistry. USA : University of Virginia.


Lehninger, A. 1988. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia
Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga
Wirahadikusuma, M. 1985. Biokimia; Metabolisme Energi, Karbohidrat, dan
Lipid. Bandung: Penerbit ITB

KIMIA ORGANIK II - TERPEN Page 134

Anda mungkin juga menyukai