Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTEK DI PUSKESMAS

(ELEMEN PROGAM KERJA DI PUSKESMAS KALIWUNGU)


PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS

Diajukan untuk memenuhi Tugas Praktek Keperawatan Komprehensif


(Komunitas Puskesmas)

Disusun oleh:

1. Abdillah Muttaqien Al-qodry (4.12.3001)


2. Abdul Wahhab Faalih (4.12.3002)
3. Aditya Nugroho ( 4.12.3003 )
4. Agung Prastio ( 4.12.3004 )
5. Agus Salim ( 4.12.3005 )
6. Ahmad Abdul Kholiq ( 4.12.3006 )

S E K O L A H T I N G G I I L M U K E S E H ATA N
M U H A M M A D I YA H K U D U S
2015/2016

HALAMAN PENGESAHAN

i
Laporan praktek klinik keperawatan komunitas di UPT Puskesmas Kaliwungu Kudus ini
telah mendapat masukan dari pembimbing lahan praktek Keperawatan Praktek Komprehensif
(Komunitas Puskesmas)

Di setujui pada
Hari :Jum’at
Tanggal : 24 Oktober 2015

Ka.UPT Puskesmas Kaliwungu Pembimbing Lahan

Mukhamad Nasiban, SKM Suroso, S.Kep., Ns.

NIP 19700406 199003 1 004 NIP 19700612 199003 1 004

MOTTO PUSKESMAS KALIWUNGU

“Sahabat keluarga menuju sehat”

VISI PUSKESMAS KALIWUNGU

Menjadikan pusat pelayanan kesehatan dasar bermutu mandiri dan berorientasi pada
kepuasan pelanggan / pengguna jasa

ii
MISI PUSKESMAS KALIWUNGU

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna,bermutu,manusiawi serta terjangkau


oleh semua masyarakat
2. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan
3. Meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan sehingga
masyarakat bisa mandiri
4. Menjadikan puskesmas sebagai pusat pengembangan pembangunan kesehatan
masyarakat
5. Meningkatkan kesejahteraan semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan
6. Menjalin kemitraan dengan semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan dan
pengembangan kesehatan masyarakat

HALAMAN PERSEMBAHAN

1. Rusnoto,SKM.,M.Kes (Epid),selaku direktur STIKES Muhammadiyah Kudus yang telah


memeberikan ijin praktek lapangan di Puskesmas Kaliwungu Kudus.
2. Mukhamad Nasiban, SKM. selaku Kepala UPT. Puskesmas Kaliwungu Kudus yang telah
memberikan bimbingan lahan praktek di puskesmas Kaliwungu Kudus.
3. Suroso, S.Kep., Ns.,selaku pemimbing lahan praktek di Puskesmas Kaliwungu Kudus.
4. Pri Astuti,A.Kep, selaku pembimbing laporan praktek komunitas di Puskemas
Kaliwungu yang telah memberikan bimbingan dan penyusunan laporan praktek
komunitas tersebut.
5. Bapak/Ibu dosen dan Karyawan STIKES Muhammadiyah Kudus
6. Teman-teman seperjuangan S1 Keperawatan 4 A STIKES Muhammadiyah Kudus.
7. Kedua orang tua tercinta,kakak, adik yang telah memberikan semangat dorongan serta
bantuan baik materi spiritual kepada kami sehingga laporan kasus ini dapat terselesaikan.

iii
8. Semua pihak-pihak terkait yang telah membantu dalam penyusunan laporan praktek
komunitas.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmatnya, sehingga
laporan praktek klinik keperawatan dapat terselesaikan dengan baik. Adapun tujuan penulisan
ini guna memenuhi syarat dalam praktek keperawatan komunitas sebagai suatu program
pembelajarankeperawatan komprehensif.

Penulis sadar sepenuhnya bahwa laporan kasus ini masih sangat jauh dari sempurna
karena kemampuan pengetahuan dan pengalaman yang sangat terbatas, untuk itu saran dan
kritik konstruktif dari semua pihak sangat kami harapkan. Selama pembuatan laporan ini
penulis banyak sekali mengalami kesulitan namun berkat bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih pada:

iv
1. Rusnoto,SKM.,M.Kes (Epid),selaku direktur STIKES Muhammadiyah Kudus yang telah
memeberikan ijin praktek lapangan di Puskesmas Kaliwungu Kudus.
2. Mukhamad Nasiban, SKM. selaku Kepala UPT. Puskesmas Kaliwungu Kudus yang telah
memberikan bimbingan lahan praktek di puskesmas Kaliwungu Kudus.
3. Suroso, S.Kep., Ns.,selaku pemimbing lahan praktek di Puskesmas Kaliwungu Kudus.
4. Pri Astuti,A.Kep, selaku pembimbing laporan praktek komunitas di Puskemas
Kaliwungu yang telah memberikan bimbingan dan penyusunan laporan praktek
komunitas tersebut.
5. Bapak/Ibu dosen dan Karyawan STIKES Muhammadiyah Kudus
6. Teman-teman seperjuangan S1 Keperawatan 4A STIKES Muhammadiyah Kudus.
7. Semua pihak-pihak terkait yang telah membantu dalam penyusunan laporan praktek
komunitas.
Akhir kata hanya berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi dunia keperawatan
pada khususnya dan seluruh pembaca pada umumnya. Dan semoga pihak yang telah rela
membantu selama penulisan laporan ini mendapat pahala dari ALLAH SWT.

Kudus, 24 Oktober 2015

DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………………………..…………. i
Halaman Pengesahan..…………………..…………………………………………………. ii
Motto, Visi dan Misi…………………………………………………………….……….... iii
Halaman Persembahan…………………..…………………………………….…….…….. iv
Kata Pengantar…………………………………………………………………………….. v
Daftar Isi……………………………………………………………………….….………. vi
BAB I PENDAHULUAN……………………………,,,…………………….………… 1
A. Latar Belakang………………………………………………………………...…1
B. Tujuan Penulisan………………………………………………………...………. 2
C. Masalah Penulisan…………………………………………………...…….…….. 3
D. Sistematika Penulisan………………………………………………………...…. 3
BAB II TINJUAN TEORI…………………………………………………..…….…..... 4
A. Pengertian Puskesmas……………………………………….………….….…..... 4
B. Sejarah Puskesmas………………………………………………………...…...... 7

v
C. Visi……………………………………………………….….............................. 7
D. Misi………………………………….….............................................................. 8
E. Tujuan Puskesmas……………………………………….…............................... 8
F. Fungsi Puskesmas……………………………………………………….…........ 9
G. Enam Program Kegiatan Wajib Puskesmas……………………………….…..... 9
BAB III PEMBAHASAN…………………………………………………...…….…...... 12
A. Elemen Program Puskesmas…………………………………………………..… 12
B. Permasalahan dalam Aplikasi Program-Program Perkesmas…………………....13
C. Pemecahan Masalah…………………………………………………….….….... 16
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………….…................. 21
B. Saran……………………………………………………….…........................... 23
Daftar Pustaka……………………………………………………….…........................... 26

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan adanya instalasi kesehatan seperti Puskesmas sangatlah membantu menjaga
kesehatan masyarakat, tetapi sejalan dengan perubahan, puskesmas harus mampu
mengelola alat kesehatan, obat-obatan dan manajemen Puskesmas dengan baik.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
tentang Kesehatan Masyarakat menyebutkan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat sebagai
salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki peran penting
dalam sistem kesehatan nasional, khususnya subsistem upaya kesehatan.
Kesehatan merupakan salah satu investasi termahal dalam hidup dan juga
merupakan suatu anugerah dari Tuhan yang tak ternilai harganya. Menjaga kesehatan
sangat diperlukan agar tubuh selalu sehat jasmani dan rohani, akan tetapi seseorang tidak
selamanya berada dalam keadaan sehat. Berbagai cara dilakukan agar seseorang dapat
kembali menjadi sehat, salah satu cara yang dilakukan masyarakat pada umumnya adalah
dengan memeriksakan diri ke tempat-tempat pelayanan kesehatan seperti Puskesmas.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitative yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/ atau
masyarakat.Pusat Pelayanan Kesehatan yang selanjutnya tersebut disebut dengan
Puskesmas.
Puskesmas menyelenggarakan upaya yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata
dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan
menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan
biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat.
Perencanaan Tingkat Puskesmas ( PTP ) adalah suatu proses kegiatan yang
sistematis dalam mempersiapkan kegiatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas tahun
yang akan datang , dengan dasar hasil kegiatan tahun sebelumnya.Dalam perencanaan
tingkat Puskesmas tahun anggaran 2015 ini, Puskesmas Kaliwungu Kabupaten Kudus
mengemban visi yakni : “Menjadikan pusat pelayanan kesehatan dasar bermutu mandiri
dan berorientasi pada kepuasan pelanggan / pengguna jasa’’

1
Pengalaman belajar merupakan hal yang sangat penting bagi mahasiswa didik untuk
mencapai keberhasilan dalam tujuan pendidikan yang dapat diperoleh melalui
pendidikan di kelas, laboratorium maupun lapangan.Untuk mencapai pengalaman
belajar, pada tatanan yang nyata dan komprehensif sehingga mahasiswa dapat lebih siap
dan mandiri, maka dilaksanakan pengantar praktik keperawatan komunitas komprehensif
1B pada mahasiswa STIKES Muhammadiyah Kudus. Dengan adanya pengantar praktik
ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui langsung kondisi dan situasi langsung pada
dunia kerja, khususnya Puskesmas, sehingga mampu belajar menghadapi berbagai
tantangan dalam dunia kerja dan belajar untuk menganalisis suatu gejala dan masalah
agar kelak dapat diaplikasikan langsung pada pasien dengan diberi bimbingan dan
pengarahan.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan Umum dilaksanakannya Praktik Keperawatan Komunitas Komprehensif 1B
adalah mahasiswa mampu memahami fungsi dan pola managemen puskesmas.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai setelah melaksanakan praktik keperawatan di
Puskesmas adalah mahasiswa mampu:
a. Menjelaskan berbagai program kegiatan, fungsi, struktur dan mekanisme kerja
Puskesmas, serta dapat melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan
kommunitas dalam konteks pelayanan kesehatan utama.
b. Menjelaskan struktur organisasi Puskesmas.
c. Menjelaskan upaya kesehatan wajib Puskesmas dan upaya kesehatan
pengembangan Puskesmas.
d. Menjelaskan system rujukan Puskesmas.
e. Melaksanakan penyuluhan kesehatan di Puskesmas.
f. Melaksanakan ketrampilan praktik di Puskesmas dan berpartisipasi dalam
kegiatan pelayanan setiap program Puskesmas khususnya kegiatan dalam
gedung.

C. Manfaat Penulisan
Manfaat Praktik Keperawatan Komunitas Komprehensif 1B di UPT Puskesmas
Kaliwungu adalah:

2
1. Dapat langsung mengaplikasikan ilmu teori keperawatan yang telah diperoleh pada
pendidikan di Sekolah Tinggi, sehingga dapat meningkatkan keterampilan
mahasiswa.
2. Memperoleh gambaran dan pengalaman kepada mahasiswa sehingga mahasiswa
dapat memperoleh pemehaman mengenai peranan perawat dan personilnya,
memperoleh bekal kemampuan professional, managerial dan pengalaman praktis.
3. Mengembangkan keterampilan berkomunikasi dengan pasien, keluarga pasien dan
tenaga kesehatan lainnya sehingga tercapai tujuan dari pengobatan yaitu penigkatan
kualitas hidup pasien.
4. Kegiatan praktik keperawatan komunitas ini merupakan salah satu bentuk
pendidikan yang berupa pengalaman belajar secara nyata dan komprehensif yang
sangat penting dan bermanfaat bagi mahasiswa untuk mncapai suatu keberhasilan
pendidikan, sehingga nantinya mahasiswa dapat lebih siap dan mandiri.

D. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Yang terdiri dari latar belakang,tujuan penulisan,serta sistemaika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORI
Yang terdiri dari pengertian puskesmas,tujuan puskesmas,fungsi puskesmas dan
enam kegiatan wajib puskesmas.
BAB III LAPORAN HASIL KEGIATAN DI PUSKESMAS
Yang terdiri dari gambaran umum Puskesmas Kaliwungu, managemen Puskesmas
Kaliwungu, alur pelayanan keshatan Puskesmas Kaliwungu dan laporan enam
program Puskesmas Kaliwungu
BAB IV PEMBAHASAN
Yang terdiri dari elemen program Puskesmas Kaliwungu permasalahan dalam aplikasi
program Puskesmas Kaliwungu, serta pemecahan masalah.
BAB V PENUTUP
Tediri dari kesimpulan dan saran.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Puskesmas
Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) adalah organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat
diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan

3
menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna dengan
biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Piskesmas merupakan unit
pelaksana teknis dinas kesehatan Kabupaten/ Kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. (Anonim, 2006)
Puskesmas adalah fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. (PERMENKES No. 75 Tahun
2014)
Upaya kesehatan masyarakat yang selanjutnya disingkat dengan UKM adalah setiap
kegiatan untuk memellihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok dan
mesyarakat. (PERMENKES No. 75 Tahun 2014)
Upaya kesehatan perseorangan yang selanjutnya disingkat dengan UKP adalah suatu
kegiatan dan/ atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang situjukan untuk
peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat
penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan. (PERMENKES No. 75 Tahun 2014)
Prinsip penyelenggaraan Puskesmas menurut Peraturan Mentri Kesehatan No. 75
Tahun 2014 meliputi:
1. Paradigma Sehat
Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam
upaya mencegah dan megurangi resiko kesehatan yang dihadapi indivdu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
2. Pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan
di wilayah kerjanya.
3. Kemandirian masyarakat
Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.
4. Pemerataan
Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dapat diakses dan
terjagkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa
membedakan status social, ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan.
5. Teknologi tepat guna
Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan mamanfaatkan teknologi
tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak
berdampak buruk bagi lingkungan.
6. Keterpaduan dan kesinambungan

4
Puskesmas mengintegrasikan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan UKM dan
UKP lintas program dan lintas sector serta melaksanakan system rujukan yang
didukung dengan managemen puskesmas.

Peralatan kesehatan di Puskesmas harus memenuhi persyaratan menurut Peraturan


Mentri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 meliputi:
1. Standar mutu, keamanan, keselamatan;
2. Memeliki izin edar sesuai ketentuan peraturan perundangan; dan
3. Diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi yang
berwenang.

Jenis tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Mentri Kesehatan


No. 75 Tahun 2014 paling sedikit terdiri atas:
1. Dokter atau dokter layanan primer;
2. Dokter gigi;
3. Perawat;
4. Bidan;
5. Tenaga kesehatan masyarakat;
6. Tenaga kesehatan lingkungan;
7. Ahli teknologi laboratorium medic;
8. Tenaga gizi; dan
9. Tenaga kefarmasian.
Berdasarkan kemampuan pennyelenggaraan, Puskesmas dikategorikan menurut
Peraturan Mentri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 menjadi:
1. Puskesmas non rawat inap
Puskesmas yang tidak menyelenggarakan pelayanan rawat inap, kecuali pertolongan
persalinan normal.
2. Puskesmas rawat inap
Puskesmas yang diberi tambahan sumber daya untuk menyelenggarakan pelayanan
rawat inap, serta pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.

Organisasi Puskesmas sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Mentri Kesehatan


No. 75 Tahun 2014 meliputi:
1. Kepala Puskesmas;
2. Kepala sub bagian tata usaha;
3. Penanggung jawab UKM dan keperawatan kesehatan masyarakat;
4. Penanggung jawab UKP, kefarmasian dan laboratorium; dan
5. Penanggung jawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan.

Upaya kesehatan masyarakat esensial sebagaimana dimasud dalam Peraturan Mentri


Kesehatan No. 75 Tahun 2014 meliputi:
1. Pelayanan promosi kesehatan;
2. Pelayanan kesehatan lingkungan;
3. Pelayanan kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana;

5
4. Pelayanan gizi;
5. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama sebagaimana dimasud dalampasal 35


Peraturan Mentri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 meliputi:
1. Rawat jalan;
2. Pelayanan rawat darurat;
3. Pelayanan satu hari (one day care);
4. Home care, dan/ atau
5. Rawat inap berdasarkan petimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.

B. Sejarah Puskesmas
Di Indonesia Puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan
masyarakat tingkat pertama.Konsep puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika
dilangsungkan rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Jakarta. Melalui Rakernas tersebut
timbul gagasan untuk menyatukan tingkat pertama ke dalam suatu organisasi yang
dipercaya dan diberi nama PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (Puskesmas) dan
puskesmas waktu itu dibedakan menjadi 4 macam yaitu Puskesmas tingkat Desa,
Kecamatan, Kawedanan dan Kabupaten.
Pada Rakernas ke II 1969 pembagian Puskesmas dibagi menjadi 3 kategori yaitu
Puskesmas tipe A dipimpin oleh dokter secara penuh, Puskesmas tipe B dipimpin oleh
dokter tidak secara penuh dan Puskesmas tipe C dipimpin oleh paramedic.
Pada tahun 1970, mulai ditetapkan hanya satu macam Puskesmas dengan wilayah
kerja tingkat kecamatan.Sejak tahun 1979 mulai dirintis pembangunan Puskesmas di
daerah-daerah tingkat kelurahan atau desa yang memiliki jumlah penduduk 30.000 jiwa

C. Visi
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
tercapainya kecamatan sehat menuju Indonesia sehat. Kecemata sehat adalah gambaran
masyrakat kecamatan masa depan yang ingindicapa melalui pembangunan
kesehatan,yakni masyrakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku
sehat,memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara
adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Indicator Kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama yakni:
1. Lingkungan sehat
2. Perilaku sehat
3. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu serta
4. Derajat kesehatan penduduk kecamatan.
Rumusan visi untuk masing-masing puskesmas harus mengacu pada visi
pembangunan kesehatan puskesmas diatas yakni terwujudnya kecamatan sehat,yang

6
harus dissuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah kecamatan
setempat.

D. Misi
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas asalah
mendukung tercapanya visi pembangunan kesehatan nasional.Misi tersbut adalah:
1. Mengerakkan pembangunan berwawasan kesehatn di wilayah kejanya.puskesmas
akan selalu menggerakkan pembangunan sector lain yang diselenggarakan di
wilayah kerjanya,agar memperhatikan aspek yang tidak menimbulkan dampak
negative terhdap kesehatan,setidak-tidakny terhadap lingkungan dan perilaku
masyarakat.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyrakat yang bertempat
tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehtan,melalui peningkatan
pengetahuan dan kemampuan menuju kemadirian untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu,pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan pukesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standard dan memuaskan masyarakat,
mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisien
pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan,kelarga dan masyarakat
beserta lingkunganya. Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan
meningkatkan kesehatanmencegah dan menyembuhkan penyakit,serta memulihkan
kesehatan perorangan,keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan yang bertempat
tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasidan dengan menerapkan kemajuan
ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai upaya pemeliharaan dan peningkatan yang
dlakukan puskesmas mencakup pula askep lingkungan dari yang bersangkutan.

E. Tujuan Puskesmas
1. Tujuan Umum
Tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional di wilayah kerja pukesmas
agar terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-tinggnya dalam rangka
mewujudkan Indonesia 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Terwujudnya kemampuan,kesadaran dan kemauan hidup seht tiap masyarakat
penduduk.
b. Terwujudnya pelayanan bermutu secara optimal.
c. Terwujdnya pelayanan yang adil dan merta.
d. Terwujudnya pelayann yang terjangkau oleh masyarakat.

7
e. Terwujudnya peran serta masyarakat secara aktif dalam menunjang program
kesehatan.

F. Fungsi Puskesmas
1. Pusat pergerakkan pembangunan berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan membantu penyelenggaran
pembangunan lintas sector.Upaya yang dilakukan adalah mengutamakan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan.Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyrakat
di wilayah kerjanya.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan,keluarga,kelompok atau masyarakat
termasuk dunia usaha berperan aktif dalam memperjuangan kepentingan kesehatan.
Pemberdayaan ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi
khususnya social budaya masyarakat setempat.
3. Pusat pelayanan kesehatan masyrakat primer
Puskesmas bertanggung jawab meyelenggarakan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh,terpadu dan berkesinambungan pada kelompok atau masyarakat.
4. Pusat kesehatan perorangan primer
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh,terpadu dan berkesinambungan pada individu.

G. Enam Program Kegiatan Wajib Puskesmas


1. Promosi Kesehatan (PROMKES)
Promosi kesehatan adalah gabungan dari berbagai kegiatan dan kesempatan
yang berlandaskan pinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu kesadaran dimana
individu,keluarga,dan kelompok ingin hidup sehat dan tahu bagaimana caranya
perseorangan maupun sekelompok dalam meminta bantuan bila perlu. Disini pomosi
kesehatan melakukan upaya kesehatan menyeluruh seperti promotif, preventif,
kuratif, rehabilitative.
Tujuan dari PROMKES yaitu:Tercapainya perubahan prilaku individu,keluarga
dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan
sehat serta berpikir aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
2. Kesehatan Lingkungan
Upaya Kesehatan Lingkungan merupakan perpaduan antara keperawatan dan
kesehatan dengan dukungan masyarakat secara aktif dan mengutamakan pelayanan,
peningkatan dan pencegahan secara berkesinambungan tanpa mengabaikan
pelayanan pengobatan dan pemulihan secara menyeluruh dan terpadu.

8
TujuannyaMeningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyrakat secara
menyeluruh dalam memelihara kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal secara mandiri.
3. Kesehatan Ibu dan Anak
Upaya kesehatan ibu dan anak dibidang kesehatan yang menyangkut pelayanan
dan pemeliharaan ibu hamil,ibu bersalin,ibu nifas,ibu menyusui,bayi,balita,anak pra
sekolah,WUS,PUS,remaja.
Tujuan dari KIA yaitu Untuk memberantas kesakitan dan kemtian ibu,bayi dan
balita dengan cara:
a. Meningkatkan kesehatan secara optimal untuk ibu hamil,ibu bersalin,ibu nifas
b. Meningkatkan kesehatan secara optimal untuk bayi dan balita terutama mengena
kadar gizi yang baik dan perlibdungan terhadap penyakit infeksi dan menular
c. Mendeteksi resiko tinggi pada ibu hamil,ibu bersalin,ibu nifas,bayi dan balita
agar dapat memperoleh penanganan secara optimal.
 KB(Keluarga Berencana)
Suatu usaha prencanaan diinginkan untuk menuju NKKBS(Norma Keluarga
Kecil Bahagia Sejahter)
Tujuan dari KB antara lain:
a. Meningkatkan derajat terutama kesehatan ibu,bayi,balita secara optimal.
b. Mengurangi angka kesakitan ibu,bayi dan balita.
c. Menurunkan angka kelahiran dan mengurangi kepdatan penduduk.
d. Untuk mencapai program NKKBS.
4. Kesehatan Gizi Masyarakat
Kegiatan masyarakat untuk mlembgakan upya peningkatan gizi dalam tiap
keluarga di Indonesia. Usaha ini bersifat lintas sector yang dilaksanakan dan
berkerjasama dengan departemen terkait.
Tujuannya untuk meningkatkan dan terbinanya keadaan gizi seluruh
masyarakat. Sedangkan sasaranya kepada pasien :
a. Anemia
b. Kekurangan vit.A
c. Ibu hamil KEK
d. KEP
e. GAKI
5. Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular(P2M)
Menghilangkan atau merubah perpindahan penyakit menular atau pindahnya
penyakit terhadap manusia dan penularan langsung maupun tak langsung sehingga
orang yang rawan sakit tidak terkena penyakit tersbut.
Tujuannya (P2M) :
a. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas.
b. Mencegah akibat buruk penyakitnya.

Langkah-langkah:

9
c. Mengumpulkan informasi baik dari pasien berobat atau dari laporan kader
masyarakat.
d. Melaporkan penyakit menular,laporan harian,laporan mingguan,bulanan dan
tahunan.
e. Penyelidikan lapangan.
f. Pencegahan penuaran
g. Menyembuhkan penderita
h. Pemberian imunisasi
i. Pemberantasan vector
j. Penyuluhan
6. Program Pengobatan
Adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk menghentikan
proses perjalanan suatu penyakit pada seseorang sehingga penderita dapat sembuh.
Tujuan :
a. Untuk memberikan pemeliharaan kesehatan yang layak pada semua orang yang
membutuhkan.
b. Untuk memungkinkan diagnose dini pengobatan perorangan kelemahan/cacat
dan rehabilitasi atau pemulihan pada semuanya.
c. Untuk mencegah timbulnya penyakit dengan member penyuluhan tantang
kesehatan,gizi dan perlindungan terhadap penyakit infeksi.
d. Untuk meneruskan penderit ke lain tampat pemeliharaan kesehatan bila perlu.

BAB III
PEMBAHASAN

A. Elemen Program Puskesmas


NO PROGRAM KEGIATAN TARGET CAPAIAN
1. Cakupan komplikasi kebidanan
KIA 100% 86.92
yang ditangani
2. Cakupan Neonatus dengan
KIA 95% 74.70 %
komplikasi yang ditangani
3. Neonatus risti/ komplikasi yang
KIA 100% 89,78%
tertangani
4.
GIZI Balita Bawah Garis Merah (BGM) < 15 % 16,25

5.
Yankes Cakupan Rawat Jalan 15% 75%

6. Pelayanan Gangguan Jiwa di


Yankes Sarana Pelayanan Kesehatan 15% 0
Umum
7.
PROMKES Cakupan Desa Siaga Aktif 21,50% 11.11 %

8. PROMKES Cakupan Penduduk yang Menjadi 80% 30%

10
Peserta Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Pra Bayar
9. Penemuan pasien baru TB BTA
P2 KLB 70% 53.20%
Positif
10.
P2KLB Incidence Rate DBD < 30 32

11.
P2KLB CFR / Angka Kematian Diare <1 1

12.
PL Institusi Yang Dibina 74% 73.33 %

13.
PL Rumah Sehat 75% 72.05 %

14. Penduduk Yang Memanfaatkan


PL 72% 70.13 %
Jamban sehat
15. Rumah/Bangunan Bebas Jentik
PL > 90 % 89.04 %
Nyamuk Aedes
16. Cakupan tempat pengelolaan
PL makanan yang memenuhi syarat 73% 70.21 %
kesehatan
17. Ketersediaan Obat sesuai
FARMASI 95% 93%
Kebutuhan
18.
FARMASI Pengadaan Obat Esensial 95% 92%

19.
FARMASI Pengadaan Obat Generik 99% 95%

B. Permasalahan Dalam Aplikasi Program-Program Puskesmas


NO RUMUSAN MASALAH FAKTOR PENYEBAB MASALAH
PENYEBAB
MASALAH
1 KIA
Kurangnya target K1 INPUT Tim pembina Desa Kurang Solid
Kurangnya Target K4 Sarana Ada Desa Besar bidanya Hanya 1
Adanya Kasus Kematian ibu Tenaga Sebagian Posyandu Kurang Aktif
Adanya Kasus Kematian Fasilitas dan Sarana yankes Kurang
Bayi
Pelaporan dari pihak swasta kurang aktif
Kader kesehatan kurang aktif
PROSES Pelaksanaan lokmin belum efisien

11
Lintas sektoral Kurangnya pembinaan kader secara teratur
Lintas program Pelaksanaan sop belum optimal
Lokmin Pendataan sasaran bumil,bulin,bufas kurang
Penyuluhan Banyak bulin bufas bayi periksa di swasta
Sikap petugas Pendataan neonatal bayi,balita kurang
Pelayanan gizi masyarakat kurang optimal
LINGKUNGAN
Pendidikan Pendidikan masyarakat masih rendah
Kebudayaan Masih banyak yang beranggapan bahwa
kehamilan adalah biasa dialami setiap wanita
Rasa gotong royong masyarakat mulai luntur
2 Yankes umum INPUT Jumlah dan jenis obat kurang
Kurangnya cakupan kegiatan Sarana Sarana yankes dan alat diagnostic masih ada
Pemberian obat rasional yang kurang
Penemuan kasus kes jiwa Tenaga Pengetahuan petugas tentang kesehatan jiwa dan
Pengobatan kasus kesehatan kes mata kurang
mata
Pengobatan kasus gigi Pembina desa kurang aktif
Kader kesehatan kurang aktif
PROSES
Lokmin Pelaksanaan lokmin belum efisien
Penyuluhan Pembinaan kader kesehatan kurang
Sikap petugas Pelaksanaan SOP belum optimal
LINGKUNGAN
Pendidikan Pengetahuan masy tentang kesehatan jiwa dll
kurang
Kebudayaan Masih banyak masyarakat yang percaya
dukun,paranormal
Masih banyak masyarakat beranggapan bahwa
penyalit jiwa tidak bias disembuhkan
3 PKM INPUT
Kurangnya cakupan kegiatan Tenaga Sarana penyuluhan kurang
Target target penyuluhan dan Sarana Lintas sektoral belum optimal
kader belum aktif
Dana Kader kurang aktif
Pengetahuan petugas kurang
Dana penyuluhan terbatas
Partisipasi masyarakat kurang aktif
PROSES
Lokmin Lokmin belum efisien
Penyuluhan TOMA,TOGA kurang dilibatkan dalam
Sikap petugas penyuluhan kerjasama lintas sektoral kurang

LINGKUNGAN
Pendidikan Tingkat Pendidikan Masyarakat Kurang
Kebudayaan Sebagian besar masyarakat berprofesi sebagai
buruh pergi pagi pulang sore tidak ada waktu

12
untuk kumpul kumpul
4 P2M INPUT
Kurangnya Cakupan Sarana Sarana penyuluhan kurang
Kegiatan Dari Case Petugas Kader kurang aktif
Detection Kader Kesehatan Pengetahuan petugas kurang
Da n Penemuan Kasus Baru
PROSES
Lokmin Pelaksanaan lokmin belum efisien
Penyuluhan Koordinasi lintas sektoral dan lintas program
Sikap petugas kurang
TOMA dan Toga kurang dilibatkan dalam
penyuluhan
LINGKUNGAN
Pendidikan Tingkat pendidikan dan pengetahuan
Kebudayaan masyarakat kurang
Masyarakat masih ada yang menganggap
penyakit kusta dan tbc adalah penyakit kutukan
yang sulit diobati dan memalukan
5 PHN Input
Kurangnya target cakupan Sarana Sarana PHN Kurang
kegiatan dari target : Petugas Pengetahuan petugas kurang
Kurangnya tindak lanjut Kader kesehatan Kader kurang aktif
kasus keluarga dibina
Kurangnya frekuensi
kunjungan
Proses
Lokmin Pelaksanaan lokmin belum efisien
Penyuluhan Koordinasi lintas sector dan lintas program
Sikap petugas Toma dan toga kurang dilibatkan
Pengetahuan tentang PHN Kurang
Pengaturan Jadwal kegiatan kurang Efisien
LINGKUNGAN
Pendidikan Pengetahuan masyarakat tentang PHN Kurang
Kebudayaan Sebagian masyarakat berprofesi buruh
berangkat pagi pulang sore, sehingga sulit bagi
waktu yang tepat
6 KESLING INPUT
Kurangnya cakupan kegiatan Sarana Dana kurang untuk subsidi
dari target : keluarga pakai Dana Petugas sanitarian hanya 1 dan sakit
jaga 51 % Petugas Kader kes kurang aktif
Rumah dengan spal 68 % Kader kesehaan

13
TTU Yang memenuhi Syarat
57 %
PROSES
Lokmin Pelaksanaan lokmin kurang efisien
Penyuluhan Koordinasi lintas sektr dan program krang
Sikap petugas Toma dan toga kurang dilibatkan
Pengetahua kes ling kurang
Pengaturan jadwal kegiatan kurang
LINGKUNGAN
Pendidikan Tingkat pengetahuan masyarakat tentang
Kebudayaan pentingnya kesling kurang
Kebiasaan membuang sampah dipekarangan
Kebiasaan membuang limbah dal saluran spal
terbuka
7 LABORATORIUM INPUT
Sarana Sarana da peralatan laborat kurang lengkap
Kuragnya cakupan kegiatan PROSES Pelaksanaan Lokmin Belum Efisien
dari target : jumlah Lokmin Kesulitan Motivasi Masyarakat Untuk
pemeriksaan specimen 36% Penyuluhan Pemeriksaan Laborat
Penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan
penunjang /laborat kurang
LINGKUNGAN
Pendidikan Tingkat pengetahuan tentang laborat kurang
Kebudayaan Tingkat social ekonomi kurang

C. Pemecahan Masalah
NO RUMUSAN PENYEBAB INVENTARISASI RUMUSAN PENDEKATAN
MASALAH ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
PENDEKATAN
PEMECAHAN MASALAH
1 KIA
a) Pembina Desa kurang a) Meningkatkan efisiensi a) Peningkatan efisiensi lokmin
aktif lokmin b) Pengaktifan dan penyegaran
b) Masih ada desa besar b) Mengaktifkan petugas desa kembali petugas bidan desa
hanya 1 bidan desa binaan c) Pelatihan dan penyegaran
c) Sebagian posyandu c) Mengusulkan penambahan kader kes desa
kurang fasilitasnya bidan desa d) Melakukan validasi data
d) Sarana dan fasilitas d) Menambah fasilitas bumil,bufas,bayi,dan balita
yankes kurang posyandu secara berkala

14
e) Pelaporan dari tempat e) Perbaikan dan e) Peningkatan pelayanan gizi
pelayanan swasta kurang melengkapai sarana yankes masyarakat
f) Kader kesehatan kurang yang kurang f) Perbaikan dan melengkapi
aktif f) Melakukan koordinasi sarana yankes
g) Pelaksanaan lokmin dengan pihak swasta untuk
kurang efektif melaporkan hasil
h) Kurangnya pembinaan pelayanan
kader secara teratur g) Mlakukan pembagian bina
i) Pelaksanaan puskesmas desa
tersenyum belum h) Pembinaan kader secara
optimal teratur
j) Pelaksanaan sop belum i) Menekankan pelaksanaa
optimal pelayanan standar
k) Pendataan sasaran operasional yang jelas
bumil,bufas kurang dantegas
l) Banyak bumil bufas j) Meningkatkan penyuluhan
periksa di yankes swasta terhadap masyarakat
m) Pendataan neonatal bayi k) Melakukan pendataan
balita kurang bumil,bufas,bayi,balita
n) Pendidikan masyarakat secara berkala
masih rendah l) Mengoptimalkan
o) Masih banyak yang pelayannan gizi
beranggapan banyak masyarakat
anak banyak rezeki
2 YANKES UMUM
a) Jumlah dan jenis obat a) Menambah jumlah obat a) Pengusulan pembuatan standar
kurang dan jenis obat terapi yang rasional
b) Sarana yankes dan alat b) Menambah alat diagnosis b) Pelayihan petugas tentang obat
diagnosis dan sarana yankes rasional,kes jiwa,penyakit mata
c) Pengetahuan petugas kes c) Pelatihan untuk petugas c) Pelatihan dan penyegaran
jiwa, kes mata kurang kesehatan kader kes desa
d) Pembina desa kurang d) Membina kader kesehatan d) Peningkatan penyuluhan dan
aktif secara teratur pembinaan kes masyarakat
e) Kader kes kurang aktif e) Menekankan pelaksanaan
f) Pelaksanaan lokmin standar operasional yang
belum efisien jelas dan tegas
g) Pembinaan kader kes f) Meningkatkan penyuluhan

15
kurang tentang kes bagi
h) Pelaksanaan SOP belum masyarakat
optimal
i) Pengetahuan masyarakat
tentang kes jiwa dll
kurang
j) Masih banyak
masyarakat percaya ke
dukun/paranormal
k) Masih banyak
masyarakat
beranggapan bahwa
penyakit jiwa tidak bisa
disembuhkan
3 PKM
a) Sarana transfortasi a) Meningkatkan efisiensi a) Peningkatan dan efisiensi
kurang Lokmin Lokmin
b) Sarana penyuluhan b) Mengusulkan penambahan b) Pembenahan sarana – sarana
kurang sarana transfortasi penyuluhan
c) Kader aktif kurang c) Mengusulkan penambahan c) Pelatihan dan penyegaran
d) Pengetahuan Petugas sarana penyuluhan petugas penyuluh kes,kader ,
kurang d) Pelatihan dan penyegaran toma dan LSM
e) Dana penyuluhan kader kes
terbatas e) Pelatihan dan penyegaran
f) Lokmin belum effisien petugas penyuluh
g) Toma dan LSM kurang kesehatan
dilibatkan dalam f) Penggalian dana swadaya
penyuluhan masyarakat
h) Kerjasama lintas g) Meningkatkan kerjasama
sektoral ( dengan Jupen, lintas sektoral, lintas
dll ) kurang program dan antar toma,
i) Tingkat pendidikan kader ,dan petugas desa
masyarakat kurang binaan
j) Sebagian besar
masyarakat sebagai
buruh, berangkat pagi,
pulang sore, sehingga
sulit memberikan waktu
yang tepat

4 PHN
a) Sarana PHN kurang a) Meningkatkan efisiensi a) Peningkatan dan efisiensi
b) Pengetahuan petugas Lokmin Lokmin
kurang b) Mengusulkan penambahan b) Pembenahan sarana – sarana
c) Kader aktif kurang sarana PHN penyuluhan
d) Pelaksanaan Lokmin c) Pelatihan dan penyegaran c) Pelatihan dan penyegaran
kurang effisien kader kes
e) Koordinasi lintas sektor d) Pelatihan dan penyegaran

16
& lintas program petugas PHN
kurang e) Meningkatkan kerjasama
f) Toma & LSM kurang lintas sektoral, lintas
dilibatkan dalam program dan antar toma,
pembinaan kader ,dan petugas desa
g) Pengetahuan ttg PHN binaan
kurang f) Penyesuaian jadual
h) Pengaturan jadual kunjungan
kegiatan kurang effisien
i) Pengetahuan
masyarakat ttg
pentingnya PHN kurang
j) Sebagian besar
masyarakat sebagai
buruh, berangkat pagi,
pulang sore, sehingga
sulit memberikan waktu
yang tepat
5 KESLING
a) Dana stimulan jamban a) Pembentukan kelompok a) Peningkatan efisiensi Lokmin
keluarga tak ada arisan jaga b) Pelatihan dan penyegaran
b) Petugas sanitarian hanya b) Pelatihan dan penyegaran kader kes, petugas desa
1, sedangkan pengetahuan kader kes binaan,toma,lintas sektor dan
petugas lain dalam hal c) Pelatihan dan penyegaran lintas program
kesling kurang petugas tentang HS c) Peningkatan penyuluhan
c) Kader kes kurang aktif d) Meningkatkan kerjasama masyarakat tentang kesling
d) Pelaksanaan Lokmin lintas sektoral, lintas
kurang effisien program dan antar toma,
e) Koordinasi lintas sektor kader ,dan petugas desa
& lintas program kurang binaan
f) Toma & LSM kurang e) Peningkatan efisiensi
dilibatkan dalam Lokmin
pembinaan f) Peningkatan efisiensi
g) Pengetahuan ttg HS jadual kegiatan
kurang g) Penyuluhan tentang
h) Pengaturan jadual pentingnya kesling
kegiatan kurang effisien
i) Tingkat pengetahuan
masyarakat ttg pentingnya
kesling kurang
j) Kebiasaan membuang
sampah dipekarangan
k) Kebiasaan membuat
pembuangan air limbah di
pekarangan

6 PEMERIKSAAN LABORAT
a) Sarana & peralatan a) Penambahan perlengkapan a) Peningkatan efisiensi Lokmin
laborat kurang lengkap sarana laborat b) Penambahan sarana dan
b) Pelaksanaan Lokmin b) Peningkatan efisiensi perlengkapan laborat

17
kurang effisien Lokmin c) Pelatihan dan penyegaran
c) Kesulitan motivasi c) Peningkatan penyuluhan serta kaderisasi petugas
masyarakat utnuk masyarakat arti pentingnya laborat
pemeriksaan laborat pemeriksaan laborat d) Peningkatan penyuluhan
d) Penyuluhan ttg d) Pelatihan dan penyegaran masyarakat arti pentingnya
pentingnya pemeriksaan petugas laborat pemeriksaan laborat
penunjang/laborat kurang
e) Tingkat pengetahuan ttg
laborat kurang
f) Tingkat sosial-ekonomi
masyarakat kurang

BAB IV
PENUTUP

18
A. Kesimpulan
1. KIA
a. Pembina Desa kurang aktif
b. Masih ada desa besar hanya 1 bidan desa
c. Sebagian posyandu kurang fasilitasnya
d. Sarana dan fasilitas yankes kurang
e. Pelaporan dari tempat pelayanan swasta kurang
f. Kader kesehatan kurang aktif
g. Pelaksanaan lokmin kurang efektif
h. Kurangnya pembinaan kader secara teratur
i. Pelaksanaan puskesmas tersenyum belum optimal
j. Pelaksanaan sop belum optimal
k. Pendataan sasaran bumil,bufas kurang
l. Banyak bumil bufas periksa di yankes swasta
m. Pendataan neonatal bayi balita kurang
n. Pendidikan masyarakat masih rendah
Masih banyak yang beranggapan banyak anak banyak rezeki
2. Yankes Umum
a. Jumlah dan jenis obat kurang
b. Sarana yankes dan alat diagnosis
c. Pengetahuan petugas kes jiwa, kes mata kurang
d. Pembina desa kurang aktif
e. Kader kes kurang aktif
f. Pelaksanaan lokmin belum efisien
g. Pembinaan kader kes kurang
h. Pelaksanaan SOP belum optimal
i. Pengetahuan masyarakat tentang kes jiwa dll kurang
j. Masih banyak masyarakat percaya ke dukun/paranormal
k. Masih banyak masyarakat beranggapan bahwa penyakit jiwa tidak bisa
disembuhkan

3. PKM
a. Sarana transfortasi kurang

19
b. Sarana penyuluhan kurang
c. Kader aktif kurang
d. Pengetahuan Petugas kurang
e. Dana penyuluhan terbatas
f. Lokmin belum effisien
g. Toma dan LSM kurang dilibatkan dalam penyuluhan
h. Kerjasama lintas sektoral ( dengan Jupen, dll ) kurang
i. Tingkat pendidikan masyarakat kurang
j. Sebagian besar masyarakat sebagai buruh, berangkat pagi, pulang sore,
sehingga sulit memberikan waktu yang tepat
4. P2M
a. Kurangnya cakupan penyuluhan
b. Kurangnya pengetahuan kader kesehatan
c. Pelaksanaan lokmin belum effisein
5. PHN
a. Sarana PHN kurang
b. Pengetahuan petugas kurang
c. Kader aktif kurang
d. Pelaksanaan Lokmin kurang effisien
e. Koordinasi lintas sektor & lintas program kurang
f. Toma & LSM kurang dilibatkan dalam pembinaan
g. Pengetahuan ttg PHN kurang
h. Pengaturan jadual kegiatan kurang effisien
i. Pengetahuan masyarakat ttg pentingnya PHN kurang
j. Sebagian besar masyarakat sebagai buruh, berangkat pagi, pulang sore,
sehingga sulit memberikan waktu yang tepat
6. KESLING
a. Dana stimulan jamban keluarga tak ada
b. Petugas sanitarian hanya 1, sedangkan pengetahuan petugas lain dalam hal
kesling kurang
c. Kader kes kurang aktif
d. Pelaksanaan Lokmin kurang effisien
e. Koordinasi lintas sektor & lintas program kurang
f. Toma & LSM kurang dilibatkan dalam pembinaan
g. Pengetahuan ttg HS kurang

20
h. Pengaturan jadual kegiatan kurang effisien
i. Tingkat pengetahuan masyarakat ttg pentingnya kesling kurang
j. Kebiasaan membuang sampah dipekarangan
k. Kebiasaan membuat pembuangan air limbah di pekarangan
7. LABORATORIUM
a. Sarana & peralatan laborat kurang lengkap
b. Pelaksanaan Lokmin kurang effisien
c. Kesulitan motivasi masyarakat utnuk pemeriksaan laborat
d. Penyuluhan ttg pentingnya pemeriksaan penunjang/laborat kurang
e. Tingkat pengetahuan ttg laborat kurang
f. Tingkat sosial-ekonomi masyarakat kurang
B. Saran
1. KIA
a. Dapat meningkatkan efisiensi lokmin
b. Dapat mengaktifkan petugas desa binaan
c. Mengusulkan penambahan bidan desa
d. Menambah fasilitas posyandu
e. Perbaikan dan melengkapai sarana yankes yang kurang
f. Melakukan koordinasi dengan pihak swasta untuk melaporkan hasil pelayanan
g. Melakukan pembagian bina desa
h. Pembinaan kader secara teratur
i. Menekankan pelaksanaa pelayanan standar operasional yang jelas dantegas
j. Meningkatkan penyuluhan terhadap masyarakat
k. Melakukan pendataan bumil,bufas,bayi,balita secara berkala
l. Mengoptimalkan pelayannan gizi masyarakat
2. Yankes Umum
a. Menambah jumlah obat dan jenis obat
b. Menambah alat diagnosis dan sarana yankes
c. Pelatihan untuk petugas kesehatan
d. Membina kader kesehatan secara teratur
e. Menekankan pelaksanaan standar operasional yang jelas dan tegas
f. Meningkatkan penyuluhan tentang kes bagi masyarakat
3. PKM
a. Meningkatkan efisiensi Lokmin

21
b. Mengusulkan penambahan sarana transfortasi
c. Mengusulkan penambahan sarana penyuluhan
d. Pelatihan dan penyegaran kader kes
e. Pelatihan dan penyegaran petugas penyuluh kesehatan
f. Penggalian dana swadaya masyarakat
g. Meningkatkan kerjasama lintas sektoral, lintas program dan antar toma,
kader ,dan petugas desa binaan
4. PHN
a. Meningkatkan efisiensi Lokmin
b. Mengusulkan penambahan sarana PHN
c. Pelatihan dan penyegaran kader kes
d. Pelatihan dan penyegaran petugas PHN
e. Meningkatkan kerjasama lintas sektoral, lintas program dan antar toma,
kader, dan petugas desa binaan
f. Penyesuaian jadwal kunjungan
5. KESLING
a. Pembentukan kelompok arisan jaga
b. Pelatihan dan penyegaran kader kes
c. Pelatihan dan penyegaran petugas tentang HS
d. Meningkatkan kerjasama lintas sektoral, lintas program dan antar toma,
kader ,dan petugas desa binaan
e. Peningkatan efisiensi Lokmin
f. Peningkatan efisiensi jadual kegiatan
g. Penyuluhan tentang pentingnya kesling
6. LABORATORIUM
a. Penambahan perlengkapan sarana laborat
b. Peningkatan efisiensi Lokmin
c. Peningkatan penyuluhan masyarakat arti pentingnya pemeriksaan laborat
d. Pelatihan dan penyegaran petugas laborat
7. P2M
a. Tingkatkan sarana penyuluhan
b. Tingkatkan pengetahuan kader kesehatan
c. Peningkatan efisiensi Lokmin

22
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Kesehatan REpublik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat

23

Anda mungkin juga menyukai