DRAFT PROPOSAL
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu sistem yang memiliki peran penting dalam
akan ada kemajuan bahkan bisa jadi akan terjadi kemunduran. Oleh karena itu,
Agama islam adalah agama ilmu pengetahuan dan cahaya, tidak akan sempurna
agama seseorang yang hidup dalam kebodohan dan kegelapan. oleh karena itu,
setiap umat muslim berkewajiban dalam menuntut ilmu karena dengan ilmu,
memiliki derajat yang lebih tinggi dari pada seseorang yang tidak memiliki ilmu,
1
Samira, Muh. Khalifah Mustami, Ainul Uyuni Taufiq,” Pengaruh model search, solve,
create and share terhadap aktivitas dan hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 1
Tinambung”, Jurnal Al-Ahya, Vol. 1, No. 1, 2019. h, 84.
1
2
Terjemahnya:
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.2
Berdasarkan ayat di atas Ar-Raziy menafsirkan dalam buku tafsir Al-
Azhar mengandung dua tafsir, pertama jika seorang disuruh melapangkan majelis
yang berarti melapangkan hati, bahkan jika dia disuruh berdiri sekalipun lalu
dia berkecil hati. melainkan hendaklah dia berlapang dada, Karena orang yang
berlapang dada itulah kelak yang akan diangkat Allah imannya dan ilmunya,
sehingga derajatnya bertambah naik. Orang yang patuh dan sudi memberikan
tempat kepada orang lain itulah yang akan bertambah ilmunya. Kedua memang
ada yang diangkat Allah derajatnya lebih tinggi dari pada orang kebanyakan,
pertama karena imannya, kedua karena ilmunya. setiap hari pun dapat melihat
pada raut muka, pada wajah, pada sinar mata orang yang beriman dan berilmu.
Ada saja tanda yang dapat dibaca oleh orang yang arif bijaksana bahwa si fulan
ini orang beriman, si fulan ini orang berilmu. Iman memberi cahaya pada jiwa,
disebut juga pada moral, sedang ilmu pengetahuan memberi sinar pada mata.
Iman dan ilmu membuat orang jadi mantap, membuat orang jadi agung, walaupun
tidak ada pangkat atau jabatan yang disandangnya. Sebab cahaya itu datang dari
dalam diri sendiri, bukan disepuhkan dari luar. “ Dan Allah, dengan apapun yang
Berdasarkan ayat di atas yang telah ditafsirkan oleh Ar-Raziy dalam buku
2
3
menjaga adab dan sopan santun dan bagaimana pentingnya kelapangan hati,
karena hati yang lapang akan memudahkan kita dalam memahami suatu ilmu dan
manusia bertaqwa dan berakhlak mulia. Hal inilah yang menjadi landasan
keutamaan dalam menuntut ilmu yang dapat kita peroleh salah satunya melalui
pendidikan.
satu cara yang dilakukan guru dalam mengatasi permasalahan pendidikan adalah
dengan media yang sesuai dengan kebutuhan. Keterlibatan siswa secara aktif
aktivitas belajar siswa dan akan tercipta suasana pembelajaran yang optimal
3
4
inovatif dan dapat memberikan kesan bagi siswa terhadap proses pembelajaran
sebagai suatu upaya dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. maka
disebut DMR merupakan salah satu model pembelajaran yang mampu melibatkan
siswa secara langsung berperan aktif dalam pelajaran, karena dengan menerapkan
model pembelajaran ini peserta didik dapat menyampaikan ide atau pendapat di
dalam suatu kelompok kecil yang telah ditentukan oleh guru. Dengan saling
DMR lebih memfokuskan siswa dalam hal memahami konsep melalui diskusi
kelompok dengan tujuan agar mendapatkan jawaban yang sesuai dengan yang
satu faktor penunjang yang dapat memudahkan siswa mempelajari materi yang
diajarkan. Salah satu media yang saat ini sangat diminati oleh kalangan siswa
sumber belajar dan mencari informasi terkait materi pelajaran yang kemudian
pemahaman siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain digunakan
4
5
indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Kegiatan aktivitas yang dimaksud
dengan baik. Semua ciri perilaku tersebut dapat ditinjau dari dua segi, yaitu dari
segi proses dan dari segi hasil. Aktivitas yang timbul dari siswa akan memicu
pembelajaran yang akan meningkatkan minat belajar siswa sehingga siswa lebih
aktivitas dan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran DMR menggunakan
media android sebagai sumber belajar dan memperoleh informasi pada materi
pada penggunaan berbagai bentuk representasi dan akan terbantu dengan adanya
media android karena siswa dapat mengakses dan memperoleh informasi dari
berbagai sumber baik dari jurnal, artikel, maupun dalam bentuk E-book.10
Jeneponto peneliti mendapatkan informasi dari ibu Yuli, S.Pd. selaku Guru
8
Isma Ramdhani Luis, Jaslin Ikhsan,”Pengembangan Media Pembelajaran Kimia
Berbasis Android Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Prestasi Kognitif Peserta Didik
SMA”, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, Vol. 1, No. 2, (2015), h. 2-3.
9
Desy Ayu Nurmala dkk, “Pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar akuntansi”
2017, Vol. 5, No. 1, h. 2.
10
Anik Lestari, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Mkae A Match Berbantu
Media Mobile Learning Berbasis Android Terhadap Hasil Belajar Vertebrata Pada Siswa Kelas X
MIPA SMA Negeri 16 Kota Semarang”, Skripsi, (2019), h. 4.
5
6
biologi yang mengajar di kelas XI pada Hari Kamis 10 Oktober 2019 bahwa
membawakan materi dan siswa hanya diam menyimak materi yang disampaikan
oleh guru.11 Menurut pernyataan Nurul Al-Kadri salah satu siswa kelas XI SMA
lebih banyak menghafal. Hal ini menjadi penyebab kurang aktifnya siswa di
dalam kelas sehingga berdampak pada rendahnya hasil ulangan yang menyeb
abkan hasil akhir siswa yang tidak memenuhi standar KKM (75) dan harus
mengikuti remedial sebagai salah satu cara memperbaiki nilai yang belum
DMR berbasis android. Siswa diharapkan dapat lebih aktif dan antusias dalam
siswa sebanyak 36 item, lembar observasi keaktifan siswa sebanyak 6 item dan tes
berbasis android dengan memfokuskan pada aktivitas dan hasil belajar peserta
didik. Dalam hal ini peneliti menerapkan model pembelajaran Diskursus Multi
11
Yuli, Hasil observasi di SMA Negeri 6 Jeneponto, Jeneponto; 2019.
6
7
yang menyenangkan bagi siswa sehingga akan membuat siswa lebih aktif dan
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana aktivitas dan hasil belajar siswa yang diajar tanpa menggunakan
Jeneponto?
Jeneponto?
Jeneponto?
C. Hipotesis Penelitian
12
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Cet.XVI; Bandung: Alfabeta, 2013), h. 57.
7
8
yakni model pembelajaran yang memungkinka peserta didik lebih aktif dalam
sistem ekskresi. Dalam hal ini peserta didik ditekankan pada pemahaman konsep
melalui diskusi dalam kelompok dengan menyatukan pendapat dan saling bekerja
agar siswa dapat bertukar informasi dengan kelompok lain. Kemudian diakhir
pembelajaran siswa akan diuji sejauh mana mereka memahami materi yang telah
dipelajari dengan memberikan soal sebanyak 5 nomor yang telah disiapkan oleh
peneliti.
2. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala
sesuatu yang dilakukan siswa di dalam kelas yang mendorong siswa melakukan
8
9
keaktivan yang berisi indikator keaktivan yang harus dicapai siswa untuk dapat
Hasil belajar biologi pada materi sistem ekskresi yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah tingkat pencapaian belajar yang didapatkan siswa pada ranah
kognitif, yang diukur berdasarkan skor yang diperoleh peserta didik kelas XI
SMA Negeri 6 Jeneponto dari tes objektif yang diberikan setelah proses
nomor.
E. Kajian Pustaka
Berikut ini adalah hasil penelitian yang berkaitan dengan pengaruh model
9
10
kuantitatif dengan subyek penelitian siswa kelas VII A dan B MTs Ma’Murotul
Husna.
instrumen berupa RPP, angket, lembar observasi dan tes hasil belajar siswa.
Teknik pengumpulan data berupa tes analisis data, yang digunakan adalah rumus
uji t. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah (1) Berdasarkan hasil analisis uji t
terhadap keaktifan siswa pada materi himpunan (3) Berdasarkan hasil analisis uji
penerapan model pembelajaran DMR terhadap hasil belajar siswa pada materi
himpunan.13
kooperatif tipe DMR terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP
sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengambilan data dilakukan dengan
13
Dwi Sulistyowati,”Pengaruh penerapan model pembelajaran Diskursus Multy
Reprecentacy (DMR) terhadap motivasi, keaktifan dan hasil belajar siswa pada materi himpunan
kelas VII MTs Ma’Murotul husna tahun ajaran 2016/2017”,Artikel skripsi,Vol. 01, No. 01 (2017),
h, 2.
10
11
pembelajaran konvensional sudah terlaksana dengan sangat baik (3) Hasil belajar
matematika siswa kelas VII SMP Negeri Mangkendek pada kedua kelas
dikategorikan tinggi, dimana pada kelas eksperimen yaitu VII A memperoleh skor
rata-rata 85,74 dengan simpangan baku 8,49 dari skor ideal 100 dan pada kelas
kontrol VII B memperoleh skor rata-rata 80,13 dengan simpangan baku 6,45 dari
skor ideal 100. Hasil analisis inferensial menunjukkan hasil belajar (nilai posttest)
siswa yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe DMR
lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan menerapkan model
pembelajaran konvensional.14
Multi Representasi (DMR), fokus utama penelitian ini adalah mengungkap apakah
SMP kelas VII. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
11
12
penelitian ini seluruh siswa kelas VII salah satu SMPN di kota bandung dengan
pemecahan masalah matematis dan instrumen non tes berupa angket dan lembar
matematis siswa yang mengikuti model DMR lebih tinggi dibandingkan siswa
respon posistsif, seperti senang, antusias dan percaya diri dalam pembelajaran
matematika.15
dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII SMPN 1 Sukoharjo,
dengan teknik simple random sampling terpilih kelas VIII A sebagai kelas
12
13
5. Rita Patona, 2019, Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Peningkatan hasil belajar peserta didik
akhir (postest); (2) Peningkatan hasil belajar peserta didik menggunakan metode
ceramah pada pengukuran awal (pretest) dan pengukuran akhir (postest); (3)
Pengaruh hasil belajar peserta didik mengunakan metode DMR dengan metode
jenis Quasi Eksperimen Design bentuk Design Non Equivalent Control Grup
Design.
(postest).17
13
14
ini dilakukan dengan partisipasi 68 mahasiswa baru dan penelitian ini menyoroti
observasi, dan tes. Sedangkan instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan
14
15
klasikal sebesar 92% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 33 dari 36 siswa
pembelajaran DMR sebesar 65,7% variasi yang terjadi di dalam aktivitas belajar
siswa melalui regresi 𝑌̂= 95,361 + 1,657 X, sedangkan 34,3% dipengaruhi oleh
variasi lain.
berbasis android dan pengetahuan karakteristik, kualitas dan efektifitas dari media
pengembangan. Penelitian produk dilakukan oleh ahli media, ahli materi, pendidik
kimia, peer revewers dan uji coba peserta didik. Data penelitiann dikumpulkan
melalui angket penilaian media, angket motivasi dan tes, kemudian dianalisis
dengan manova.
Hasil dari penelitian ini adalah: (1) media pembelajaran kimia berbasis
serta evaluasi soal yang variatif, (2) media pembelajaran kimia berbais android
dinilai layak digunakan dalam pembelajaran ditinjau dari aspek materi, aspek
media dan hasil uji coba peserta didik, serta (3) terdapat peningkatan yang
signifikan antara motivasi belajar dan prestasi kognitif peserta didik yang
mengikuti pembelajaran menggunakan media pembelajan kimia berbasis android
15
16
media pembelajaran kimia berbasis android layak dan efektif digunakan dalam
pembelajaran kimia.20
di SMPN 03 Seluma
Pendidikan Agama Islam kelas VII A SMPN 03 Seluma. Jenis penelitian ini
adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menerapkan model penelitian
dari kemiss dan Mc. Taggart. Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus. subjek
penelitian adalah siswa kelas VIII SMP 03 Seluma sebanyak 33 siswa. Teknik
pengumpulan data yaitu dengan observasi, tes dan dokumentasi. Hasil penelitian
dari prasiklus, siklus I, dan siklus II. Rata-rata hasil belajar siswa pada prasiklus
sebesar 30%, siklus I meningkat menjadi 63% dan siklus II meningkat menjadi
87%. Adapun hasil obsevas guru pada siklus I mendapatkan skor 33 dengan
kategori baik dan mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 54 skor dengan
kategori amat baik. Sedangkan hasil observasi siswa pada siklus I mendapat 26
skor dengan kategori cukup dan mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 33
16
17
10. Risdawati, Muh. Khalifah Mustami, dan Hamansah, 2017, Pengaruh model
Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui aktivitas siswa
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah: (1)
kegiatan membaca dan menulis materi serta jawaban soal-soal yang diberikan
oleh guru, (2) Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar siswa sebelum
kategori tinggi yaitu 64,70%, (3) aktivitas siswa setelah penerapan model
17
18
dengan menggunakan model (concept attainment), (4) Hasil belajar siswa setelah
penerapan berada pada kategori tinggi yaitu 55,88%, (5) Ada pengaruh model
di kelas XI SMAN 11 Bulukumba dimana siswa terlihat lebih aktif pada proses
Bulukumba dilihat dari nilai rata-rata yaitu 81,97% dan masuk dalam kategori
tinggi.
F. Kajian Teoretis
1. Model Pembelajaran
awal sampai akhir yang di sajikan secara khas oleh seorang teknisi pembelajaran
dalam hal ini adalah guru dengan mengikuti langkah-langkah yang telah
dirancang oleh seorang ahli pembelajaran atau dapat disebut sebagai seorang
teknolog pembelajaran atau bahkan di rancang oleh guru itu sendiri. Model
rangkaian dari penerapan suatu pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang
Model pembelajaran adalah suatu pola yang telah terencana yang dapat
12
Amat Nyoto dan. Made Wena, Model-Model Pembelajaran, (Cet; Universitas Negeri
Malang: Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 115, (2012), h. 41-42.
18
19
1) Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangan.
dilaksanakan.
terlaksana.
2. Media Pembelajaran
yaitu sebagai alat bantu guru dalam mengajar serta sarana penyalur pesan dari
sumber belajar kepenerima pesan belajar dalam hal ini adalah siswa. Munadi
sebagai alat yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber yang
telah terencana sehingga dapat tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana
informasi dari sumber yang akan diterima oleh penerima pesan yang terjadi dalam
13
Ikra Safitri, Misykat Malik Ibrahim dan Nursalam, ”Pengaruh Penerapan Model Talking
Stick Dengan Bantuan Media Chosee Number Terhadap Hasil Belajar Biologi Di SMP Negeri 3
Sungguminasa Kabupaten Gowa”, Jurnal Biotek, Vol. 6 No. 1 (2018), h.133.
23
Analisa Yohana,”Studi Tentang Media Pembelajaran Yang Digunakan Pada Mata
Pelajaran Seni Budaya Bidang Seni Rupa”, Skripsi, (2011), h.2.
19
20
proses pembelajaran. Menurut Gerlach secara umum media itu meliputi orang,
komunikasi antara siswa, guru, dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan
lancar jika tanpa bantuan sarana penyampai pesan yang disebut dengan media.
Media merupakan sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan yang
pembelajaran.25
melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Peristiwa atau objek
dapat disusun atau diurut kembali dengan bantuan media, seperti fotografi, video
memakan waktu yang lama dapat disajikan dalam waktu yang singkat melalui
24
Nunu Mahnun, Media Pembelajaran, Kajian terhadap Langkah-langkah Pemilihan
media Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran, Jurnal Pemikiran Islam, Vol. 37, No. 1,
(2012), h.28.
25
Sigit Prasetyo, Pengembangan Media Pembelajaran IPA Berbasis Android Untuk
Siswa SD/MI”, Journal of Madrasah Ibtidaiyah Education 1(1), (2017) h. 125.
26
Cecep Kustandi dan Bambang Sujipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital (Cet
1; Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), h. 12.
20
21
fase larva hingga menjadi kupu-kupu dewasa. Selain dapat mempercepat suatu
Misalnya, Proses terjadinya bencana alam seperti tsunami dapat diamati dengan
Media ini memiliki ciri dimana suatu objek atau peristiwa dapat
disajaikan kepada sejumlah besar peserta didik. Sekali informasi direkam dalam
format media apa saja, maka ia dapat diproduksi beberapa kali dan siap digunakan
intensif melalui berbagai penelitian yang bertujuan untuk membangun kerja sama
percaya diri serta meningkatkan kemampuan akademik melalui kerja sama dalam
kelompok. Dalam model kooperatif siswa tidak hanya monoton pada materi saja
dan ranah afektif dan kognitif siswa. Menurut Hudiono DMR adalah suatu model
pembelajaran yang menekankan pada representasi pesera didik yang diatur oleh
17
Tiagita Tristiyanti, Ekasatya Aldila Afriansyah, ”Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Diskursus Multi Representasi Dan
Reciprocal Learning”, Jurnal Silogisme, Vol. 1 No. 2 (2016), h. 7.
21
22
pada setiap siswa untuk berusaha memahami suatu permasalahan dan saling
bekerja sama dalam kelompok, sehingga siswa terpacu untuk melakukan kegiatan
memerlukan interaksi di dalam kelompok baik interaksi antar siswa maupun siswa
dengan guru, peserta didik harus saling bekerja sama dan kritis menanggapi
permasalahan yang diberikan guru, jadi siswa dapat lebih aktif dalam mencari tau
dan mengemukakan pendapat baik secara lisan maupun tulisan sehigga dapat
peserta didik.29
diperoleh dari berbagai sumber seperti buku-buku, artikel, jurnal dan berbagai
sumber lainnya yang terkait dengan materi pelajaran yang kemudian siswa
menyatukan pendapat dalam kelompok heterogen saling membantu satu sama lain
18
Ratni Purwasih, Martin Bernad, ”Pembelajaran Diskursus Multi Representasi terhadap
Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan Disposisi Matematis Mahasiswa”, Jurnal riset
pendidikan matematika, vol. 5 no.1 ( 2018), h.2.
19
Juli Antasari Sinaga, ”Pengaruh Metode Pembelajaran Diskursus Multi Representasi
(DMR) Terhadap Komunikasi Mtematis Siswa SMP Pada Materi Perbandingan”, Jurnal stindo
profesional, vol. IV no. 3 ( 2018), h,15.
20
Suyanto, Menjelajah pembelajaran inovasi (Cet; Sidoarjo: Masmedia buana pustaka,
2009), h. 69.
22
23
menyatukan ide sendiri dengan ide orang lain dengan pertimbangan tententu
Selain model pembelajaran media juga memiliki peran penting yang dapat
memudahkan guru dalam kelas sehingga siswa mudah memahami materi yang
diajarakan oleh guru. Media pembelajaran adalah alat yang berfungsi untuk
sebagai alat bantu biasa bagi pendidik untuk mengajar namun, media
kehidupan manusia, terlebih dalam dunia pendidikan yang saat ini banyak
Perangkat teknologi yang sangat dekat dengan peserta didik saat ini salah satunya
kepada siswa untuk menuangkan ide-ide dan saling bekerja sama dalam
31
Susriyari, dkk, ”Pengaruh Pembelajaran Projec Based Learning (PJBL) pada Materi
Ekosistem Terhadap sikap dan hasil belajar Siswa SMAN 2Malang” , Jurnal online Universitas
Negeri Malang, h.3.
32
Isma Ramdhani Lubis, Jalin Ikhsan,”Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis
Android Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Prestasi Kognitif Peserta Didik SMA”, Jurnal
Inovasi Pendidikan IPA, Vol. 1, No. 2, (2015), h. 2.
23
24
bentuk representasi melalui media android sehingga dapat membantu siswa dalam
memahami materi yang diajarkan. Adanya media android sebagai alat yang
Berbasis Android
android yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pendahuluan
dipelajari.
4. Tahap Pengembangan
24
25
c) Hasil dari diskusi kelompok kemudian diolah dalam berbagai bentuk sesuai
mempertanggungjawabkan kelompoknya.
5. Tahap Penutup
c) lembar kerja kelompok dan soal yang telah dikerjakan siswa dikumpulkan
untuk dinilai.
33
Deti Rostika dan Herni Junita, “Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
SD Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Model Diskursus Multy Representation (DMR)”,
Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 9, No. 1 (2017), h. 40-41.
25
26
4. Akan terjalin komuikasi yang baik antara siswa dengan siswa dan siswa
dengan Guru.
hasil belajar.
Selain kelebihan yang dimiliki oleh pendekatan ini, terdapat pula beberapa
leih baik.
konvensional
peran guru harus mampu mengatasi dengan cara memfasilitasi siswa dalam
menyelesaikan soal yang ada pada lembar kerja kelompok, guru harus mampu
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga instruktur dan siswa
34
Deti Rostika dan Herni Junita, “Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
SD Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Model Diskursus Multy Representation (DMR)”,
Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 9, No. 1 (2017), h. 45.
26
27
4. Aktivitas Belajar
pembelajaran yang mengarah pada interaksi antara guru dan siswa dalam rangka
belajar siswa juga melibatkan aktivitas fisik seperti aktivitas visual, lisan,
kelompok yaitu:
dan pidato.
35
Rohani, A, pengelolaan pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h.14.
27
28
pengamatan sendiri dari pengalaman jiwa. Guru hanya meransang keaktifan siswa
mencerna sendiri pelajaran sesuai kemampuan, bakat, dan latar belakang masing-
masing.37
berikut:
a. Faktor internal, mencakup seluruh aspek yang terdapat dalam diri setiap
individu yang melakukan kegiatan belajar, baik aspek fisiologis (fisik) maupun
Aktivitas belajar yang dimaksud tidak hanya terbatas pada aktivitas fisik,
tetapi mencakup aktivitas psikis seperti aktivitas mental. Siswa dikatakan aktif
belajar apabila segala sesuatu yang dilakukan selama proses pembelajaran sesuai
36
Sudirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo persada.
2011), h. 101.
37
Ferul Dani, “Pengaruh model pembelajaran Think-Talk-Write terhadap aktivitas dan
hasil belajar siswa pada materi sistem gerak manusia di SMA 1 montasik aceh besar”, Skripsi,
(2016), h.19
28
29
belajar.38
5. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu istilah yang tidak asing lagi kita dengar dalam
atau sekelompok orang untuk memperoleh suatu kecakapan dalam bersikap dan
orang yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Belajar merupakan salah satu
dan perilaku yang baik pada setiap individu, sebagian besar perilaku individu
Belajar adalah suatu upaya yang dilakukan individu dalam melakukan suatu
melainkan proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi yang secara
sengaja dirancang (by design) ataupun tidak secara sengaja. Belajar merupakan
proses rasa ingin tahu siswa dalam memperoleh pengalaman atau pengetahuan
baru sehingga akan terbentuk suatu perubahan tingkah laku. Misalnya, setelah
siswa mempelajari biologi lebih dalam siswa akan lebih kagum terhadap ciptaan-
ciptaan Allah swt. Dengan begitu siswa akan lebih percaya diri dalam
38
Hamalik, O, Pendidikan guru berdasarkan pendekatan kompetensi, (Jakarta: Bumi
Aksar, 2004), h.12
39
Heman Huduto, Strategi Mengajar Biologi (Malang: Mirzan, 1999), h. 64.
29
30
stimulus (yang mungkin berupa fikiran, perasaan atau gerakan) dan respon (yang
juga berupa fikiran, perasaan atau gerakan). Dasar dari belajar adalah adanya
interaksi antara kesan pancaindera (sense impression) dan adanya implus untuk
terjadinya hubungan antara stimulus (S) dan respon (R) yang kemudian disebut
Belajar merupakan suatu kegiatan yang sering dilakukan oleh setiap orang
berkembang disebabkan oleh usaha dalam belajar. Belajar ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang, hasil dari proses belajar diwujudkan dalam
Perubahan yang terjadi pada diri setiap orang akibat dari proses belajar
memiliki beragam bentuk baik sifat maupun jenisnya karena itu, tidak semua
perubahan pada diri seseorang dapat dikatakan perubahan karena proses belajar.
Adapun ciri perubahan tingkah laku akibat dari proses belajara adalah:42
a. Perubahan terjadi secara sadar.
40
DR. H. Amat Nyoto & DRS.Made Wena, Model-model Pembelajaran, h. 6.
41
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Cet. III; Jakarta,
PTRineka Cipta, 2006), h. 39.
42
Slameto, Belajar & faktor-faktor yang mempengaruhinya (Cet V; Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), h. 2.
30
31
f. Perubahan yang terjadi mengacu pada seluruh aspek dan tingkah laku.
mengharapkan hasil yang maksimal. Belajar yang telah dilakukan setiap individu
dilihat pada hasil akhir yang diperoleh dalam kurun waktu tertentu yang biasaya
disebut sebagai hasil belajar. Istilah hasil belajar tersusun dari dua kata, yakni
hasil dan belajar. Menurut kamus bahasa Indonesia “Hasil” berarti sesuatu yang
diperoleh dari suatu usaha. Sedangkan “Belajar” memiliki banyak arti, belajar
dapat diartikan sebagai perubahan yang terjadi pada diri seseorang untuk
pencapaian yang telah didapatkan seseorang yang telah melalui proses belajar
Hasil belajar adalah suatu pencapaian seseorang yang telah melaui proses
belajar dan telah melakukan evaluasi pembelajaran. Hasil belajar merupakan suatu
indikator sebagai tolak ukur dalam menilai kualitas dan pengetahuan yang
dimiliki oleh siswa. Seperti yang dikemukakan oleh Abdullah yang menyatakan
bahwa “hasil belajar sebagai indikator pencapaian seseorang yang telah melalui
proses belajar dalam selang waktu tertentu”. Tinggi rendahnya hasil belajar
43
Firdaus Daud,” Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) dan Motivasi Belajar Terhadap
Hasil Belajar Biologi Siswa SMA 3 Negeri Kota Palopo”, Jurnal pendidikan dan pembelajaran,
Vol, 19. No, 2, (2012): h. 250.
31
32
Hasil belajar dapat menjadi suatu ukuran untuk mengetahui seberapa jauh
dengan menggunakan instrumen yang baik dan telah memenuhi syarat yang dapat
merupakan suatu kegiatan ilmiah yang dapat diterapkan diberbagai bidang dalam
mengarah pada tiga sasaran yang memerlukan perhatian khusus dalam setiap
kegiatan evaluasi pembelajaran. Dalam kurikulum 2004 Depdiknas dikenal
psikomotorik.
44
Firdaus Daud,” Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) dan Motivasi Belajar Terhadap
Hasil Belajar Biologi Siswa SMA 3 Negeri Kota Palopo”, Jurnal pendidikan dan pembelajaran,
Vol. 19 No. 2 ( 2012), h. 250.
32
33
a. Ranah Kognitif
kegiatan yang melibatkan otak berarti mengacu pada kompetensi kognitif, dalam
ranah kognitif terdapat enam tingkatan dalam berfikir mulai dari tingkat terendah
1) Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan yang dimaksud dalam hal ini adalah mengetahui tentang hal-hal
2) Pemahaman (comprehension)
mampu memahami arti atau konsep, situasi, serta fakta yang diketahuinya.
3) Penerapan (application)
atau situasi khusus. Abstraksi tersebut dapat berupa ide, teori atau petunjuk teknis
4) Analisis (analysis)
6) Sintesis (synthesis)
7) Evaluasi (evaluation)
dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materi, dan
33
34
lain-lain. Dilihat dari segi tersebut dalam evaluasi perlu adanya suatu kriteria atau
standar tertentu.
b. Ranah Afektif
nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa perubahan sikap seseorang dapat dinilai
baik apabila seseorang tersebut telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi.
Ciri-ciri hasil belajar afektif dapat terlihat dari perubahan sikap siswa dalam
1) Menerima (receiving)
(stimulus) dari luar yang datang kepada peserta didik dalam bentuk masalah,
2) Menanggapi (responding)
peserta didik. Dalam hal ini peserta didik tidak hanya bersediah memperhatikan
3) menilai (valuing)
5) karakteristik (characterization)
Yaitu keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang
34
35
c. Ranah Psikomotorik
belajar psikomotorik merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan hasil
1) Gerak refleks
sesuatu dalam keadaan lemah, capek, dan banyak hal lainnya yang dapat
tetapi dapat diperhalus melalui praktik. Gerakan ini terpola dan dapat ditebak.
dan belajar.
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
a. Faktor Internal
1) Faktor Fisiologi
45
St. Syamsudduha, Penilaian Berbasis Kelas konsep dan aplikasi, (Cet. I; Yogyakarta:
CV. Arti Bumi Intara, 2014), h. 19-37
46
Firdau Daud, “Pengaruh kecerdasan emosional (EQ) dan motivasi belajar terhadap
hasil belajar biologi siswa SMA 3 Negeri palopo” vol. 19 no. 2 ( 2012), h. 248.
35
36
dalam meningkatkan hasil belajar seperti kondisi kesehatan yang prima, tidak
dalam keadaan lemah, capek dan banyak hal lainnya yang dapat mempengaruhi
sisi dalam menerima materi pelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas.
2) Faktor Psikologis
beda, sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar. dalam hal ini meliputi
intelegensi (IQ, perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya nalar
b. Faktor Eksternal
1) Lingkungan Keluarga
keadaan ekonomi yang cukup, adanya perhatian yang cukup besar dari ayah dan
2) Lingkungan Sekolah
Selain peran keluarga peran guru juga sangat penting dalam keberhasilan
setiap siswa sebagai seorang pendidik, guru harus memiliki sikap dan kepribadian
yang baik, tinggi rendahnya pengetahun yang dimiliki guru harus mampu
antara siswa dengan pihak sekolah, juga mempengaruhi hasil belajar yang dicapai
oleh siswa.
3) Lingkungan kelompok
sosial siswa yang memiliki kedudukan, peranan tertentu yang diakui oleh sesama
36
37
siswa.47
G. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
yaitu suatu penelitian yang telah dirancang dengan kondisi yang terkontrol untuk
mengetahui efek atau pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel yang lain
yang telah ditentukan. Penelitian ini termasuk kategori eksperimen semu (Quasi
dilakukan pada satu variabel yang berkenaan dengan hipotesis penelitian. Dalam
penelitian ini akan dibentuk dua kelompok yang akan dijadikan sebagai objek
2. Lokasi penelitian
Sulawesi Selatan.
3. Variabel Penelitian
dan variabel terikat. Variabel yang terdapat pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
47
Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),
h.138.
48
Rukaesih A. Maolani & Ucu Cahyana, Metodologi Penelitian Pendidikan (Cet. 2;
Jakarta: Rjawali pers, 2016), h. 83.
37
38
a. Populasi
karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek dan objek yang telah ditentukan
dalam suatu penelitian. Objek tersebut yaitu seluruh elemen penelitian yang hidup
dan tinggal bersama yang akan menjadi target penelitian.49 Pada penelitian ini
yang menjadi populasi penelitian adalah semua siswa kelas XI SMA Negeri 6
1 XI MIPA 1 35
2 XI MIPA 2 35
3 XI MIPA 3 35
4 XI MIPA 4 35
5 XI MIPA 5 35
6 XI MIPA 6 35
7 XI MIPA 7 35
b. Sampel
Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang mencakup sejumlah
anggota yang dipilih dari populasi yang menjadi objek yang mewakili seluruh
Pada penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah kelas XI MIPA 1 dan
49
Rukaesih A. Maolani & Ucu Cahyani, Metodologi Penelitian Pendidikan, h. 39.
50
Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan, (Cet, 1; Jakarta: Prenadamedia Group,
2016), h. 119.
38
39
1 XI MIPA 1 35
2 XI MIPA 2 35
Jumlah Sampel 70
5. Desain Penelitian
group design. Dalam desain ini peneliti menentukan dua kelompok subjek yang
kedua sampel tersebut diberi pretest untuk mengetahui apakah ada perbedaan
antara kedua sampel. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diajar dengan
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 - O4
Keterangan:
x = Perlakuan (Model pembelajaran DMR)
- = Perlakuan (Metode belajar konvenional)
O1= Nilai pretest kelompok eksperimen
O2= Nilai postest kelompok eksperimen
O3= Nilai pretest kelompok kontrol
39
40
pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes tertulis dan lembar
observasi.
Tes merupakan alat untuk mengumpulkan data yang bersifat lebih resmi
dari pada alat-alat yang lain karena telah disertakan batasan-batasan tertentu.52
Pada penelitian ini dilakukan dua kali tes untuk kelas kontrol dan kelas
pengetahuan awal peserta didik, postest dilakukan untuk mengetahui hasil belajar
dilakukan pretest dan postest maka dapat diketahui peningkatan hasil belajar
7. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan oleh peneliti untuk
yang mempunyai peranan penting dalam sebuah penelitian yang harus relevan
dengan masalah dan aspek yang akan diteliti agar datanya lebih akurat. Instrumen
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh peserta didik yang akan dijadikan
51
Sugiyono, Metode penelitian pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2015.
52
Mustami Khalifah, Metode penelitian pendidikan, (Yogyakarta: Aynat Publishinf,
2015) h. 72.
40
41
sampel.53 Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan soal pilihan ganda
sebagai lembar tes baik pretest maupun postest yang terdiri dari 20 nomor yang
dibuat berdasarkan materi sistem ekskresi yang telah diuji validitas dan
reabilitasnya. Soal pilihan ganda terdiri atas begian keterangan (stem) dan bagian
terdiri dari satu jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa jawaban
2) Lembar observasi
yang mungkin muncul atau akan diamatai pada saat proses pembelajaran
berlangsung.54
3) Dokumentasi
seluruh siswa yang dalam penelitian ini merupakan instrumen pendukung dimana
hasil dari dokumentasi akan digunakan sebagai pelengkap dan penguat data-data
kevalidan yang tinggi begitupun sebaliknya. Dalam penelitian ini dilakukan dua
53
Fenti Hikmawari, Metodologi Penelitian (Cet, 2; Depok: PT Rajagrafindo Persada,
2018), h. 33.
54
Risdawati, Muh. Khalifah Mustami, Hamansah,” Pengaruh model pembelajaran
concept attainment terhadap aktivitas dan hasil belajar biologi siswa kelas XI SMAN 11
Bulukumba”, Jurnal Biotek, Vol. 5, No. 2, 2017. h, 165.
41
42
tipe validitas yaitu validitas isi (content validity) dan validitas konstruk (contruck
yang digunakan berdasar pada materi yang diteliti Validitas isi (content validity)
berkaitan erat dengan butir soal dan indikator yang diteliti serta materi materi
yang diujikan.
2) Reliabilitas Instrumen
ulang datanya tetap sama sehingga reliabilitasnya dapat dipercaya dan dapat
diandalkan.55
telah selesai mengumpulkan seluruh data yang diperlukan.56 Pengolah data dalam
penelitian ini dilakukan dengan analisis statistik untuk untuk pengolahan data
hasil penelitian.
dan memungkinkan peneliti untuk dapat membuat deskripsi nilai dari masing-
masing variabel yang diteliti.57 Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Keterangan:
R = Range
55
Sugiyono, statistik untuk penelitian (Bandung: alfabeta. 2009) h, 337.
56
Rukaesih A. Maolani & Ucu Cahya, Metode Penelitian Pendidikan, h.154
57
Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2011). h.268.
42
43
Keterangan
K = Banyaknya kelas
n = Banyaknya nilai observasi59
3) Menghitung panjang kelas interval
𝑅
p=𝐾
Keterangan:
P = Panjang kelas interval
R = Rentang nilai
K = Kelas interval60
4) Persentase
𝑓
P = 𝑁 × 100%
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang dicari persentasenya
N= Banyaknya sampel responden.
5) Menghitung mean (rata-rata)
Skor rata-rata mean dapat diartikan sebagai kelompok data dibagi dengan
Keterangan:
X = Rata-rata untuk variabel
ƒi = Frekuensi untuk variabel
Xi= Tanda kelas interval variabel61
6) Menghitung standar deviasi
58
M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Statistiik I (Cet. V; Jakarta: Bumi Aksara, 2008).
h. 102.
59
J. Supranto, Statistik teori dan Aplikasi (Cet. VII; Jakarta: Erlangga, 2008), h.73.
60
J. Supranto, Statistik teori dan aplikasi, h.73.
61
M. Iqbal Hasan, Poko-poko Materi Statistik 1, h.72.
43
44
∑ 𝑓𝑖(𝑋𝑖−𝑋)
SD = √ 𝑛−1
Keterangan:
SD = Standar Deviasi
ƒi = Frekuensi untuk variabel
Xi = Tanda kelas interval variabel
X = Rata-rata
n = Jumlah populasi62
Kriteria yang digunakan untuk menentukan skor adalah skala lima yang
1 33 – 49 Tidak aktif
2 50 – 66 Kurang aktif
3 67 – 83 Aktif
Kriteria yang digunakan untuk menentukan skor adalah skala lima yang
disusun oleh Depdikbud yaitu:63
0 – 34 Sangat rendah
35 – 54 Rendah
55 – 64 Sedang
65 – 84 Tinggi
62
Sugiyono, Metode penelitia Pendidikan, h.52.
63
Depdikbud, Kamus besar bahasa indonesia, edisi IV Jakarta: Gramedia pustaka utama,
2008. h, 43
44
45
a. Statistik Inferensial
distribusi normal atau tidak. Pengujian ini juga dilakukan untuk mengetahui data
yang akan diperoleh dapat diuji dengan statistik parametrik atau statistik
Keterangan:
X2 = Nilai chi-kuadrat hitung
Oi = frekuensi hasil pengamatan
K = Banyaknya kelas
Kriteria pengujian normal bila X2hitung lebih kecil dari X2tabel dimana
x2tabel diperoleh dari daftar X2 dengan dk = (k-2) pada taraf signifikan ∞ = 0,05
2. Uji Homogenitas
64
Sugiyono, Metode penelitian pendidikan (Bandung; Alfabeta, 2012), h. 209.
45
46
hipotesis (Ho atau H1) yang dicapai pada sampel terhadap populasi. artinya bahwa
dari populasi yang sama. Pengujian ini juga dilakukan untuk mengetahui uji t-test
komparatif yang akan digunakan. Rumus yang akan digunakan separated varians
atau polled varians. untuk pengujian homogenitas dan tes pemahaman konsep
Kriteria pengujian ada jika Fhitung < Ftabel pada taraf nyata dengan Ftabel
didapat dari distribusi F dengan derajat kebebasan masing-masing sesuai dengan
dk pembilang dengan dk penyebut pada taraf ∞ = 0,05.
3. Uji Hipotesis
menggunakan uji dua pihak. Pengajuan dilakukan dengan mengunakan uji-t dan
pengujian ini digunakan dengan bantuan komputer yaitu program SPSS 20 for
windows.
Keterangan:
µ1 Rata-rata hasil belajar siswa yang diajar tanpa menggunakan
=
Modelpembelajaran DMR berbasis android
µ2 = Rata-rata hasil belajar siswa yang diajar menggunakan Model
pembelajaran diskursus multi representasi berbasis android
HO = Tidak ada pengaruh Model pembelajaran DMR berbasis android
terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 6
Jeneponto
HI = Ada pengaruh Model pembelajara DMR berbasis android terhadap
aktivitas dan hasil belajar siwa kelas XI SMA Negeri 6 Jeneponto
65
Suharsini Arikanto, Prosedur prnrlitian suatu pendekatan praktik (Cet. XIII; Jakarta:
Rineka cipta, 2007), h. 290.
46
47
ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti ada pengaruh model pembelajaran DMR
berbasis android terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 6
Jeneponto.
Jika thitung<ttabel atau taraf signifikan >ɑ (nilai sign >0.005) maka Ho
diterima dan H1 ditolak. Tidak ada pengaruh model pembelajaran DMR berbasis
android terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 6
Jeneponto.
1. Tujuan penelitian
a. Untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa yang diajar tanpa
Negeri 6 Jeneponto.
b. Untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan
Jeneponto.
terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas XI SMA Negeri 6 Jeneponto.
2 . Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini, antara lain:
a. Manfaat Teoritis
biologi. Salah satu faktor yang mempengaruhi proses peningkatan hasil belajar
pembelajaran ini sangat penting diperhatikan oleh guru sebagai acuan dalam
47
48
b. Manfaat Praktis
khususn ya:
a. Peserta Didik
siswa dalam belajar biologi sehingga mereka dapat memperoleh hasil belajar yang
lebih baik.
b. Guru
c. Peneliti
ilmu pendidikan.
48
49
DAFTAR PUSTAKA
49
50
50
51
51
52
52