Anda di halaman 1dari 52

1

DRAFT PROPOSAL

Nama : Sri Putri Dinar


Nim : 20500116049
Jurusan/Fakultas : Pendidikan Biologi/Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Semester : VII (Tujuh)
Judul Skripsi : “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Diskursus Multi Representasi (DMR) Berbasis
Android Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa
Kelas XI SMA Negeri 6 Jeneponto

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu sistem yang memiliki peran penting dalam

mengembangkan sumber daya manusia.1 Tanpa adanya pendidikan maka tidak

akan ada kemajuan bahkan bisa jadi akan terjadi kemunduran. Oleh karena itu,

pendidikan merupakan sebuah keniscayaan yang hadir dalam peradaban manusia.

Menurut pandangan islam pen didikan merupakan suatu kewajiban.

Agama islam adalah agama ilmu pengetahuan dan cahaya, tidak akan sempurna

agama seseorang yang hidup dalam kebodohan dan kegelapan. oleh karena itu,

setiap umat muslim berkewajiban dalam menuntut ilmu karena dengan ilmu,

kehidupan akan menjadi lebih baik. Sesungguhnya orang-orang yang berilmu

memiliki derajat yang lebih tinggi dari pada seseorang yang tidak memiliki ilmu,

sebagaimana firman Allah swt. dalam surah al-Mujadalah/ 11:

َ‫ي َ ا أ َي ُّ َه ا ال َّ ِذ ي نََ آ َم ن ُوا إ ِ ذَ ا ق ِ ي َلَ ل َ كُ مَ تََف َ سَّ ُح وا ف ِ ي ا ل َم َج ا لِ ِس‬


َِ‫ّللاَُ ل َ كُ مَ َۖ َو إ ِ ذَ ا ق ِ ي َلَ ا ن شُ ُز وا ف َ انَ شُ ُز وا يََ ر ف َ ع‬
َّ َِ‫ح وا ي َ ف سَ ح‬ ُ َ‫ف َ اف س‬
َّ ‫ّللاَُ ال َّ ِذ ي نََ آ َم ن ُوا ِم ن كُ مَ َو ال َّ ِذ ي نََ أ ُو تَ ُوا ال ِعَ ل َمَ دََ َر َج اتَ َۖ َو‬
َُ‫ّللا‬ َّ
َ َ‫ب ِ َم ا ت َع َم ل ُو نََ َخ ب ِ ير‬

1
Samira, Muh. Khalifah Mustami, Ainul Uyuni Taufiq,” Pengaruh model search, solve,
create and share terhadap aktivitas dan hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 1
Tinambung”, Jurnal Al-Ahya, Vol. 1, No. 1, 2019. h, 84.

1
2

Terjemahnya:
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.2
Berdasarkan ayat di atas Ar-Raziy menafsirkan dalam buku tafsir Al-

Azhar mengandung dua tafsir, pertama jika seorang disuruh melapangkan majelis

yang berarti melapangkan hati, bahkan jika dia disuruh berdiri sekalipun lalu

memberikan tempatnya kepada orang yang patut didudukkan di muka, janganlah

dia berkecil hati. melainkan hendaklah dia berlapang dada, Karena orang yang

berlapang dada itulah kelak yang akan diangkat Allah imannya dan ilmunya,

sehingga derajatnya bertambah naik. Orang yang patuh dan sudi memberikan

tempat kepada orang lain itulah yang akan bertambah ilmunya. Kedua memang

ada yang diangkat Allah derajatnya lebih tinggi dari pada orang kebanyakan,

pertama karena imannya, kedua karena ilmunya. setiap hari pun dapat melihat

pada raut muka, pada wajah, pada sinar mata orang yang beriman dan berilmu.

Ada saja tanda yang dapat dibaca oleh orang yang arif bijaksana bahwa si fulan

ini orang beriman, si fulan ini orang berilmu. Iman memberi cahaya pada jiwa,

disebut juga pada moral, sedang ilmu pengetahuan memberi sinar pada mata.

Iman dan ilmu membuat orang jadi mantap, membuat orang jadi agung, walaupun
tidak ada pangkat atau jabatan yang disandangnya. Sebab cahaya itu datang dari

dalam diri sendiri, bukan disepuhkan dari luar. “ Dan Allah, dengan apapun yang

kamu kerjakan, adalah maha mengetahui”.3

Berdasarkan ayat di atas yang telah ditafsirkan oleh Ar-Raziy dalam buku

tafsir Al-Azhar yang menjelaskan tentang perintah dalam bermajelis untuk


2
Kementrian Agama RI, AL-Quran dan Terjemahan (Surabaya: CV Penerbit Fajar Mulia,
2009), h. 543.
3
Hamka, Tafsir Al-Azhar Jus XXVIII (Cet, II; Jakarta: Pustaka Panjimas, 1985), h.30-31.

2
3

menjaga adab dan sopan santun dan bagaimana pentingnya kelapangan hati,

karena hati yang lapang akan memudahkan kita dalam memahami suatu ilmu dan

meningkatkan keimanan kita kepada Allah yang kemudian akan menjadikan

manusia bertaqwa dan berakhlak mulia. Hal inilah yang menjadi landasan

keutamaan dalam menuntut ilmu yang dapat kita peroleh salah satunya melalui

pendidikan.

Komponen utama dalam sistem pendidikan adalah guru. Guru memiliki

peran penting dan bertanggung jawab dalam mengatasi permasalahan yang

muncul dalam dunia pendidikan khususnya pembelajaran di dalam kelas. Salah

satu cara yang dilakukan guru dalam mengatasi permasalahan pendidikan adalah

dengan mengimplementasikan strategi pembelajaran.4 Keberhasilan pembelajaran

salah satunya ditentukan oleh keberhasilan pendidik dalam memilih strategi

pembelajaran. Salah satu strategi yang dapat dilakukan pendidik untuk

tercapainya tujuan pembelajaran yaitu dengan menerapkan model pembelajaran

dengan media yang sesuai dengan kebutuhan. Keterlibatan siswa secara aktif

dalam proses pembelajaran di dalam kelas menjadi gambaran terciptanya

pembelajaran yang optimal. Adanya sumber belajar yang efektif dengan

penerapan model pembelajaran yang menarik yang kemudian akan meningkatkan

aktivitas belajar siswa dan akan tercipta suasana pembelajaran yang optimal

dengan adanya fasilitas penunjang pembelajaran.5 Dimyati dan Moedjiono

menyatakan bahwa pembelajaran yang optimal yaitu pembelajaran yang

menggunakan metode atau model pembelajaran serta media yang tepat.6


4
Samira, Muh. Khalifah Mustami, Ainul Uyuni Taufiq,” Pengaruh model search, solve,
create and sahre terhadap aktivitas dan hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 1
Tinambung”, Jurnal Al-Ahya, Vol. 1, No. 1, 2019. h 83.
5
Isma Ramdhani Lubis, Jaslin Ikhsan,”Pengembangan Media Pembelajaran Kimia
Berbasis Android Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Prestasi Kognitif Peserta Didik
SMA”, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, Vol. 1, No. 2, (2015), h. 2.
6
I Made Suarjana, Nanci Riastini Dan Yudha Pustika, “Penerapan Pendekatan
Kontekstual Berbantuan Media Konkret Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar”,
International Journal Of Elementary Education, Vol. 1, (2) pp, 103-114, ( 2017), h. 1.

3
4

Berdasarkan pemaparan di atas, untuk dapat menciptakan pembelajaran

aktif dengan melibatkan peran teknologi sebagai media pembelajaran yang

inovatif dan dapat memberikan kesan bagi siswa terhadap proses pembelajaran

sebagai suatu upaya dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. maka

diperlukan model pembelajaran aktif yang dapat melibatkan siswa secara

langsung. Model pembelajaran Diskursus multi representasi yang selanjutnya

disebut DMR merupakan salah satu model pembelajaran yang mampu melibatkan

siswa secara langsung berperan aktif dalam pelajaran, karena dengan menerapkan

model pembelajaran ini peserta didik dapat menyampaikan ide atau pendapat di

dalam suatu kelompok kecil yang telah ditentukan oleh guru. Dengan saling

bekerja sama di dalam kelompok melatih siswa untuk membangun karakter

dengan menggunakan berbagai representasi dalam kegiatan pembelajaran. Model

DMR lebih memfokuskan siswa dalam hal memahami konsep melalui diskusi

kelompok dengan tujuan agar mendapatkan jawaban yang sesuai dengan yang

telah disepakati di dalam kelompok. 7

Selain menggunakan model pembelajaran, media juga merupakan salah

satu faktor penunjang yang dapat memudahkan siswa mempelajari materi yang

diajarkan. Salah satu media yang saat ini sangat diminati oleh kalangan siswa

adalah android. Maraknnya penggunaan android dikalangan siswa mendorong

adanya suatu inovasi pembelajaran dengan memanfaatkan android sebagai

sumber belajar dan mencari informasi terkait materi pelajaran yang kemudian

meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar dan menunjang ketercapaian

pemahaman siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain digunakan

sebagai alat komunikasi, perangkat android juga sangat berpotensi digunakan


7
Dhyhonest Pigeon Fortune, Djadir dan Nurwati Djam’an, “Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe DMR (Diskursus Multi Representasi) terhadap Hasil Belajar Siswa
Kelas VII SMP Negeri 5 Mengkendek, Tana Toraja”, Issues in Mathematics Education, Vol. 2,
No. 1 (2018), h. 73.

4
5

sebagai media pembelajaran interaktif yang dapat digunakan siswa sebagai

sumber informasi yang bermanfaat.8

Aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran merupakan salah satu

indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Kegiatan aktivitas yang dimaksud

adalah kegiatan yang mengarah pada proses pembelajaran, seperti bertanya,

mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, serta menjawab pertanyaan guru

dengan baik. Semua ciri perilaku tersebut dapat ditinjau dari dua segi, yaitu dari

segi proses dan dari segi hasil. Aktivitas yang timbul dari siswa akan memicu

terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada

peningkatan prestasi atau hasil belajar.9

Model pembelajaran DMR berbasis android merupakan suatu alternatif

pembelajaran yang akan meningkatkan minat belajar siswa sehingga siswa lebih

aktif dalam mengikuti pelajaran. Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran DMR menggunakan

media android sebagai sumber belajar dan memperoleh informasi pada materi

sistem ekskresi pada manusia. Dengan menggunakan model pembelajaran DMR

dan media android akan membantu meningkatkan representasi siswa, karena

siswa dapat berdiskusi bersama kelompok masing-masing dengan berorientasi

pada penggunaan berbagai bentuk representasi dan akan terbantu dengan adanya

media android karena siswa dapat mengakses dan memperoleh informasi dari

berbagai sumber baik dari jurnal, artikel, maupun dalam bentuk E-book.10

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMA Negeri 6

Jeneponto peneliti mendapatkan informasi dari ibu Yuli, S.Pd. selaku Guru
8
Isma Ramdhani Luis, Jaslin Ikhsan,”Pengembangan Media Pembelajaran Kimia
Berbasis Android Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Prestasi Kognitif Peserta Didik
SMA”, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, Vol. 1, No. 2, (2015), h. 2-3.
9
Desy Ayu Nurmala dkk, “Pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar akuntansi”
2017, Vol. 5, No. 1, h. 2.
10
Anik Lestari, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Mkae A Match Berbantu
Media Mobile Learning Berbasis Android Terhadap Hasil Belajar Vertebrata Pada Siswa Kelas X
MIPA SMA Negeri 16 Kota Semarang”, Skripsi, (2019), h. 4.
5
6

biologi yang mengajar di kelas XI pada Hari Kamis 10 Oktober 2019 bahwa

masih banyak siswa yang kurang antusias mengikuti pembelajaran biologi

terutama jika guru hanya menggunakan metode konvensional yang membuat

siswa hanya menghafal informasi seperti metode ceramah ketika guru

membawakan materi dan siswa hanya diam menyimak materi yang disampaikan

oleh guru.11 Menurut pernyataan Nurul Al-Kadri salah satu siswa kelas XI SMA

Negeri 6 Jeneponto yang peneliti wawancarai dia menganggap bahwa

pembelajaran biologi adalah pelajaran yang membosankan karena siswa harus

lebih banyak menghafal. Hal ini menjadi penyebab kurang aktifnya siswa di

dalam kelas sehingga berdampak pada rendahnya hasil ulangan yang menyeb

abkan hasil akhir siswa yang tidak memenuhi standar KKM (75) dan harus

mengikuti remedial sebagai salah satu cara memperbaiki nilai yang belum

memenuhi standar. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka salah satu

strategi yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan model pembelajaran

DMR berbasis android. Siswa diharapkan dapat lebih aktif dan antusias dalam

mengikuti pelajaran biologi sehingga akan tercipta pembelajaran aktif sebagai

upaya dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dwi

Sulistyiowati terkait pengaruh penerapan model pembelajaran Diskursus Multy

Reprecentacy (DMR) dapat meningkatkan motivasi, keaktifan dan hasil belajar

peserta didik dengan menggunakan instrumen penelitian berupa angket motivasi

siswa sebanyak 36 item, lembar observasi keaktifan siswa sebanyak 6 item dan tes

uraian sebanyak 5 item, maka peneliti berinisiatif untuk melanjutkan penelitian

pengaruh penerapan model pembelajaran Diskursus Multi Representasi (DMR)

berbasis android dengan memfokuskan pada aktivitas dan hasil belajar peserta

didik. Dalam hal ini peneliti menerapkan model pembelajaran Diskursus Multi
11
Yuli, Hasil observasi di SMA Negeri 6 Jeneponto, Jeneponto; 2019.

6
7

Representasi (DMR) berbasis android untuk mengetahui bagaimana aktivitas dan

hasil belajar Biologi siswa kelas XI SMA Negeri 6 Jeneponto, peneliti

meningkatkan suatu inovasi yang benar-benar dapat menciptakan suasan belajar

yang menyenangkan bagi siswa sehingga akan membuat siswa lebih aktif dan

akan mempengaruuhi peningkata hasil belajar siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana aktivitas dan hasil belajar siswa yang diajar tanpa menggunakan

model pembelajaran DMR berbasis android di Kelas XI SMA Negeri 6

Jeneponto?

2. Bagaimana aktivitas dan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan

model pembelajaran DMR berbasis android di kelas XI SMA Negeri 6

Jeneponto?

3. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran DMR berbasis android

terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa di Kelas XI SMA Negeri 6

Jeneponto?

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, rumusan masalah penelitian yang telah dinyatakan dalam bentuk

pertanyaan.12 Adapun hipotesis penelitian ini yaitu “Terdapat pengaruh Model

pembelajaran DMR berbasis android terhadap hasil belajar siswa di kelas XI


SMA Negeri 6 Jeneponto.

12
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Cet.XVI; Bandung: Alfabeta, 2013), h. 57.

7
8

D. Defenisi Operasional Variabel

Defenisi operasional variabel bertujuan untuk memberikan gambaran yang

jelas mengenai variabel-variabel yang akan digunakan. Defenisi operasional

variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Model Pembelajaran DMR Berbasis Android

Model pembelajaran DMR yang peneliti maksud dalam penelitian ini

yakni model pembelajaran yang memungkinka peserta didik lebih aktif dalam

proses pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan setelah diajarkan materi

sistem ekskresi. Dalam hal ini peserta didik ditekankan pada pemahaman konsep

melalui diskusi dalam kelompok dengan menyatukan pendapat dan saling bekerja

sama untuk menemukan jawaban dari suatu permasalahan dengan berorientasi

pada pembentukan, penggunaan serta pemanfaatan berbagai representasi yang

diperoleh melalui media pembelajaran dengan memanfaatkan android sebagai

sumber informasi dalam menyelesaikan suatu permasalahan dengan setting kelas

yang kemudian dibentuk menjadi beberapa kelompok. Hasil dari diskusi

kelompok kemudian dituangkan dalam berbagai bentuk sesuai dengan kreatifitas

dan kesepakatan kelompok yang kemudian akan dipersentasikan di depan kelas

agar siswa dapat bertukar informasi dengan kelompok lain. Kemudian diakhir

pembelajaran siswa akan diuji sejauh mana mereka memahami materi yang telah

dipelajari dengan memberikan soal sebanyak 5 nomor yang telah disiapkan oleh

peneliti.

2. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala

sesuatu yang dilakukan siswa di dalam kelas yang mendorong siswa melakukan

aktivitas-aktivitas tertentu dalam proses belajar sehingga tujuan pembelajaran

dapat tercapai seperti keaktifan, keinginan atau kesibukan siswa dalam


pembelajaran yang digolongkan menjadi 8 indikator, yaitu: 1. Visual Activitie, 2.

8
9

Oral Activities, 3. Listening Activities, 4. Writing Activities, 5. Drawing Activities,

6.Motor Activities, 7. Mental Activities, 8. Emotional Activities. Untuk mengukur

aktivitas siswa peneliti menggunakan instrumen dalam bentuk lembar observasi

keaktivan yang berisi indikator keaktivan yang harus dicapai siswa untuk dapat

menilai tingkat aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung di kelas

XI SMA Negeri 6 Jeneponto.

3. Hasil Belajar Biologi

Hasil belajar biologi pada materi sistem ekskresi yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah tingkat pencapaian belajar yang didapatkan siswa pada ranah

kognitif, yang diukur berdasarkan skor yang diperoleh peserta didik kelas XI

SMA Negeri 6 Jeneponto dari tes objektif yang diberikan setelah proses

pembelajaran menggunakan model pembelajaran DMR berbasis android maupun

kelas yang diajar menggunakan metode belajar konvensional yang diukur

menggunakan instrumen dalam bentuk lembar tes pilihan ganda sebanyak 20

nomor.

E. Kajian Pustaka

Berikut ini adalah hasil penelitian yang berkaitan dengan pengaruh model

pembelajaran Diskursus Multi Representasi (DMR) terhadap ativitas dan hasil

belajar peserta didik yang di ranngkum sebagai berikut:

1. Dwi Sulistyowati, 2017, Pengaruh penerapan model pembelajaran

diskursus multy reprecentacy (DMR) terhadap motivasi, keaktifan dan

hasil belajar siswa pada materi himpunan

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui pengaruh penerapan model

pembelajaran DMR terhadap motivasi siswa pada materi himpunan (2)

Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran DMR terhadap keaktifan

siswa pada materi himpunan (3) Mengetahui pengaruh penerapan model


pembelajaran DMR terhadap hasil belajar siswa pada materi himpunan.

9
10

Penelitian ini menggunakan teknik eksperimen. Menggunakan pendekatan

kuantitatif dengan subyek penelitian siswa kelas VII A dan B MTs Ma’Murotul

Husna.

Penelitian ini dilakukan dalam dua kali pertemuan, menggunakan

instrumen berupa RPP, angket, lembar observasi dan tes hasil belajar siswa.

Teknik pengumpulan data berupa tes analisis data, yang digunakan adalah rumus

uji t. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah (1) Berdasarkan hasil analisis uji t

diketahui sig. (2-tailed) 0,004<0,025, maka signifikan. Artinya, ada pengaruh

penerapan model pembelajaran DMR terhadap motivasi siswa pada materi

himpunan (2) Berdasarkan hasil analisis uji t diketahui sig.2-tailed) 0,003<0,025,

maka signifikan. artinya, ada pengaruh penerapan model pembelajaran DMR

terhadap keaktifan siswa pada materi himpunan (3) Berdasarkan hasil analisis uji

t diketahui sig. (2-tailed) 0,002<0,025, maka signifikan. Artinya, ada pengaruh

penerapan model pembelajaran DMR terhadap hasil belajar siswa pada materi

himpunan.13

2. Dyhonest Pigeon Fortune, Djadir, dan Nurwati Djam’an, 2018, “Pengaruh

model pembelajaran kooperatif tipe DMR (Diskursus multi representasi)

terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 5

Mangkendek tana toraja

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran

kooperatif tipe DMR terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP

Negeri 5 Mengkendek, Tana Toraja. Penelitian ini menggunakan teknik kuasi

eksperimen pengambilan sampel dengan metode cluster, dipilih 2 kelas unit

sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengambilan data dilakukan dengan
13
Dwi Sulistyowati,”Pengaruh penerapan model pembelajaran Diskursus Multy
Reprecentacy (DMR) terhadap motivasi, keaktifan dan hasil belajar siswa pada materi himpunan
kelas VII MTs Ma’Murotul husna tahun ajaran 2016/2017”,Artikel skripsi,Vol. 01, No. 01 (2017),
h, 2.

10
11

menggunakan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dan tes hasil belajar

matematika. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan bantuan program

pengolahan data statistik SPSS.

Kesimpulan pada penelitian ini adalah (1) Keterlaksaan pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe DMR sudah terlaksana

dengan sangat baik (2) Keterlaksaan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran konvensional sudah terlaksana dengan sangat baik (3) Hasil belajar

matematika siswa kelas VII SMP Negeri Mangkendek pada kedua kelas

dikategorikan tinggi, dimana pada kelas eksperimen yaitu VII A memperoleh skor

rata-rata 85,74 dengan simpangan baku 8,49 dari skor ideal 100 dan pada kelas

kontrol VII B memperoleh skor rata-rata 80,13 dengan simpangan baku 6,45 dari

skor ideal 100. Hasil analisis inferensial menunjukkan hasil belajar (nilai posttest)

siswa yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe DMR

lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan menerapkan model

pembelajaran konvensional.14

3. Tatang Herman, Tetin Artinah, Dian Usdiyana, 2017, The effect of

multirepresentation discourse learning on students problem solving ability

Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi rendahnya kemampuan

pemecahan masalah matematis menggunakan model pembelajaran Diskursus

Multi Representasi (DMR), fokus utama penelitian ini adalah mengungkap apakah

penerapan model pembelajaran Diskursus Multi Representasi dapat mengatasi

kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah matematika siswa

SMP kelas VII. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuasi eksperimen dengan desain kelompok kontrol pretes-postes. Populasi dalam


14
Dhyhonest Pigeon Fortune dkk,”Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe DMR
(Diskursus Mmulti Representasi) terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 5
Mangkendek Tana Toraja”,Issues in Mathematics Education, Vol. 2, No. 1 (2018), h, 71.

11
12

penelitian ini seluruh siswa kelas VII salah satu SMPN di kota bandung dengan

dipilih sampel dua kelas VII.

Instrumen yang dugunakan adalah tes untuk mengukur kemampuan

pemecahan masalah matematis dan instrumen non tes berupa angket dan lembar

observasi untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat meningkatan pemecahan

matematis siswa yang mengikuti model DMR lebih tinggi dibandingkan siswa

yang memperoleh pembelajaran langsung, Selain itu siswa juga menunjukkan

respon posistsif, seperti senang, antusias dan percaya diri dalam pembelajaran

matematika.15

4. Wahyuni, 2019, Pengaruh model pembelajaran DMR (Diskursus Multi

Representasi) ditinjau dari kecerdasan majemuk terhadap kemampuan

komunikasi matematika siswa SMP

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh model

pembelajaran DMR (Diskursus Multi Representasi) ditinjau dari kecerdasan

majemuk terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa SMP . Penelitian

ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan desain faktorial. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII SMPN 1 Sukoharjo,

dengan teknik simple random sampling terpilih kelas VIII A sebagai kelas

eksperimen dan VIII C sebagai kelas kontrol.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pembelajaran matematikan dengan

model pembelajaran DMR lebih efektif daripada pembelajaran matematka dengan

model pembelajaran konvensional terhadap kemampuan komunikasi matematis.

Terdapat perbedaan antara peserta didik yang memiliki kecerdasan linguistik,

kecerdasan logis-matematis dan interpersonal terhadap kemampuan komunikasi


15
Tatang Herman dkk,”The effect of multirepresentation discourse learning on students
problem solving ability”,Journal of mathematich and science teaching ALL rights reserved, Vol.
22, No. 1 (2017).

12
13

matematika, Tetapi peserta didik yang memiliki kecerdasan majemuk matematis-

logis lebih berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis

dibandingkan dengan kecerdasan linguistik dan interpersonal. Tidak terdapat

interaksi antara model pembelajaran dengan kecerdasan majemuk peserta didik

terhadap kemampuan komunikasi matematis.16

5. Rita Patona, 2019, Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

ekonomi melalui penerapan metode diskursus multy reprecentacy (DMR)

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Peningkatan hasil belajar peserta didik

menggunakan metode DMR pada pengukuran awal (pretest) dan pengukuran

akhir (postest); (2) Peningkatan hasil belajar peserta didik menggunakan metode

ceramah pada pengukuran awal (pretest) dan pengukuran akhir (postest); (3)

Pengaruh hasil belajar peserta didik mengunakan metode DMR dengan metode

ceramah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen

jenis Quasi Eksperimen Design bentuk Design Non Equivalent Control Grup

Design.

Kesimpulan pada penelitian ini adalah (1) Terdapat peningkatan hasil

belajar peserta didik menggunakan metode Pembelajaran DMR (2) Terdapat

peningkatan hasil belajar peserta didik menggunakan metode ceramah (3)

Terdapat pengaruh yang signifikan hasil belajar peserta didik menggunakan

metode DMR dibanding menggunakan metode ceramah pada pengukuran akhir

(postest).17

6. Mahmet Altan Kurnaz dan Ayseguy Saglam Arslan, 2014, Efectiveness of

Multiple Representations for Learning Energy Concepts Case Turkey


16
Whyuni,” Pengaruh model pembelajaran DMR (Diskursus Multi Representasi) ditinjau
dari kecerdasan majemuk terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa SMP”, Skripsi,
(2019).
17
Rita Patona,” Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi melalui
penerapan metode diskursus multy reprecentacy (DMR)”, Jurnal ilmiah kependidikan, Vol. 6,
No. 2, (2019), h, 83.

13
14

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki efek dari beberapa representasi

siswa untuk mempelajari konsep energi. Lingkungan belajar dibangun dengan

menggunakan berbagai representasi yang tertanam dalam model MOMBI. Proses

ini dilakukan dengan partisipasi 68 mahasiswa baru dan penelitian ini menyoroti

beberapa hasil wawancara setengan konstruktif yang dilakukan dengan 11 peserta.

Pewawancara adalah sukarelawan dengan diberi empat pertanyaan.Hasil

penelitian menunjukkan bahwa meskipun sebagian siswa datang ke universitas

dengan ide-ide non-ilmiah untuk konsep energi.

Lingkungan belajar berdasarkan beberapa representasi memiliki efek

positif untuk memperbaiki ide-ide siswa non-ilmiah. Analisis jawaban siswa

dikemukakan bahwa lingkungan belajar mendorong siswa untuk menjelaskan

karakteristik konsep energi. Dilihat dari hasil penelitian disarankan untuk

menggunakan beberapa representasi tabel, tabel data makna, gambar, grafik,

diagram, peta konsep untuk meningkatkan pemahaman konseptual siswa.18

7. Laili Wakhidah, Mochamad Abdul Basir, dan Mohammad Aminuddin,

2018, Implementasi model pembelajaran diskursus multy reprecentacy

ditinjau dari kemampuan penalaran proposional pada materi trigonometri

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa model pembelajaran

DMR efektif dalam meningkatkan kemampuan penalaran proporsional siswa.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi,

observasi, dan tes. Sedangkan instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan

penalaran proporsional, dan lembar observasi siswa.19


18
Mahmet Altan Kurnaz dan Ayseguy Saglam Arslan,”Efectiveness of Multiple
Representations for Learning Energy Concepts Case Turkey”,Social and behavioral sciences,116
(2014).
19
Laili Wakhidah dkk,”Implementasi model pembelajaran diskursus multy reprecentacy
ditinjau dari kemampuan penalaran proposional pada materi trigonometri”,Jurnal penelitian
didaktik matematika, Vol. 1, No. 1 (2018)

14
15

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Rata-rata kemampuan

penalaran proporsional siswa dengan pembelajaran DMR mencapai ketuntasan

klasikal sebesar 92% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 33 dari 36 siswa

(2) Rata-rata kemampuan penalaran proporsional siswa dengan pembelajaran

DMR sebesar 78,92 dan rata-rata kemampuan penalaran proporsional dengan

pembelajaran Reciprocal Teaching sebesar 72,32 (3) Terdapat pengaruh positif

aktivitas belajar siswa terhadap kemampuan penelaran proporsional siswa dengan

pembelajaran DMR sebesar 65,7% variasi yang terjadi di dalam aktivitas belajar

siswa melalui regresi 𝑌̂= 95,361 + 1,657 X, sedangkan 34,3% dipengaruhi oleh

variasi lain.

8. Isma Ramadhani Lubis, dan Jaslin Ikhsan, 2017, Pengembangan Media

Pembelajaran kimia berbasis android untuk meningkatkan motivasi belajar

siswa dan representasi kognitif peserta didik SMA

penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran kimia

berbasis android dan pengetahuan karakteristik, kualitas dan efektifitas dari media

pembelajaran berbasis android. Jenis penelitian ini merupakan penelitian dan

pengembangan. Penelitian produk dilakukan oleh ahli media, ahli materi, pendidik

kimia, peer revewers dan uji coba peserta didik. Data penelitiann dikumpulkan

melalui angket penilaian media, angket motivasi dan tes, kemudian dianalisis

dengan manova.

Hasil dari penelitian ini adalah: (1) media pembelajaran kimia berbasis

android memiliki karakteristik, yaitu visualisasi menarik, praktis dan fleksibel

serta evaluasi soal yang variatif, (2) media pembelajaran kimia berbais android

dinilai layak digunakan dalam pembelajaran ditinjau dari aspek materi, aspek

media dan hasil uji coba peserta didik, serta (3) terdapat peningkatan yang

signifikan antara motivasi belajar dan prestasi kognitif peserta didik yang
mengikuti pembelajaran menggunakan media pembelajan kimia berbasis android

15
16

dengan pembelajaran konvensional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

media pembelajaran kimia berbasis android layak dan efektif digunakan dalam

pembelajaran kimia.20

9. Nia Ratna Sari, 2019, Penerapan model pembelajaran Diskursus Multy

Reprecentacy dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran PAI

di SMPN 03 Seluma

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model pembelajaran Diskursus

Multy Representacy dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam kelas VII A SMPN 03 Seluma. Jenis penelitian ini

adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menerapkan model penelitian

dari kemiss dan Mc. Taggart. Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus. subjek

penelitian adalah siswa kelas VIII SMP 03 Seluma sebanyak 33 siswa. Teknik

pengumpulan data yaitu dengan observasi, tes dan dokumentasi. Hasil penelitian

ini menujukkan bahwa penggunaan model Diskursus Multy Reprecentacy dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

Peningkatan rata-rata presentase hasil belajar yang diperoleh dapat dilihat

dari prasiklus, siklus I, dan siklus II. Rata-rata hasil belajar siswa pada prasiklus

sebesar 30%, siklus I meningkat menjadi 63% dan siklus II meningkat menjadi

87%. Adapun hasil obsevas guru pada siklus I mendapatkan skor 33 dengan

kategori baik dan mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 54 skor dengan

kategori amat baik. Sedangkan hasil observasi siswa pada siklus I mendapat 26

skor dengan kategori cukup dan mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 33

dengan kategori baik.


20
Isma Ramadhani Lubis, dan Jaslin Ikhsan,”Pengembangan Media Pembelajaran kimia
berbasis android untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan representasi kognitif peserta didik
SMA”,Jurnal inovasi pendidikan ipa, Vol. 1, No. 2 (2015).

16
17

10. Risdawati, Muh. Khalifah Mustami, dan Hamansah, 2017, Pengaruh model

pembelajaran concept attainment terhadap aktivitas dan hasil belajar

biologi siswa di kelas IX SMAN 11 Bulukumba

Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui aktivitas siswa

sebelum penerapan model pembelajaran pencapaian konsep (concept attainment)

di kelas XI SMAN 11 Bulukumba, (2) untuk mengetahui hasil belajar siswa

sebelum penerapan model pembelelajaran pencapaian konsep (concept

attainment) di kelas XI SMAN 11 Bulukumba (3) untuk mengetahui aktivitas

siswa setelah penerapan model pembelajaran pencapaian konsep (concept

attainment) di kelas XI SMAN 11 Bulukumba, (4) untuk mengetahui hasil belajar

siswa setelah penerapan model pembelajaran pencapaian konsep (concept

attainment) di kelas XI SMAN 11 Bulukumba, (5) untuk mengetahui pengaruh

model pembelajaran pencapaian konsep (concept attainment) terhadap aktivitas

belajar siswa di kelas XI SMAN 11 Bulukumba, (6) untuk mengetahui pengaruh

model pembelajaran pencapaian konsep (concept attainment) terhadap hasil

belajar siswa di kelas XI SMAN 11 Bulukumba.

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah: (1)

Aktivitas siswa sebelum penerapan model pembelajaran pencapaian konsep

(concept attainment) di kelas XI SMAN 11 Bulukumba menunjukkan bahwa

siswa kurang antusias karena kegiatan pembelajaran hanya didominasi dengan

kegiatan membaca dan menulis materi serta jawaban soal-soal yang diberikan

oleh guru, (2) Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar siswa sebelum

menerapkan pembelajaran pencapaian konsep (concept attainment) di kelas XI

SMAN 11 Bulukumba diperoleh rata-rata tingkat pencapaian siswa berada pada

kategori tinggi yaitu 64,70%, (3) aktivitas siswa setelah penerapan model

pembelajaran pencapaian konsep (concept attainment) di kelas XI SMAN 11


Bulukumba siswa terlihat lebih aktif dan antusias dalam proses pembelajaran

17
18

dengan menggunakan model (concept attainment), (4) Hasil belajar siswa setelah

penerapan model pembelajaran pencapaian konsep (concept attainment) di kelas

XI SMAN 11 Bulukumba menunjukkan rata-rata tingkat pencapaian siswa setelah

penerapan berada pada kategori tinggi yaitu 55,88%, (5) Ada pengaruh model

pembelajaran pencapaian konsep (concept attainment) terhadap aktivitas belajar

di kelas XI SMAN 11 Bulukumba dimana siswa terlihat lebih aktif pada proses

pemebelajaran, (6) Ada pengaruh model pembelajaran pencapaian konsep

(concept attainment) terhadap hasil belajar siswa di kelas XI SMAN 11

Bulukumba dilihat dari nilai rata-rata yaitu 81,97% dan masuk dalam kategori

tinggi.

F. Kajian Teoretis

1. Model Pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan gambaran dari suatu pembelajaran dari

awal sampai akhir yang di sajikan secara khas oleh seorang teknisi pembelajaran

dalam hal ini adalah guru dengan mengikuti langkah-langkah yang telah

dirancang oleh seorang ahli pembelajaran atau dapat disebut sebagai seorang

teknolog pembelajaran atau bahkan di rancang oleh guru itu sendiri. Model

pembelajaran merupakan tata kelola urutan kegiatan pembelajaraan yang menjadi

rangkaian dari penerapan suatu pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang

memiliki persyaratan dan langkah-langkah secara khusus.21

Model pembelajaran adalah suatu pola yang telah terencana yang dapat

menjadi suatu acuan dalam membentuk kurikulum, membuat rancangan

pembelajaran, serta dapat dijadikan sebagai suatu prosedur dalam membimbing

peseta didik di dalam kelas. Model pembelajaran merupakan suatu rangkaian

12
Amat Nyoto dan. Made Wena, Model-Model Pembelajaran, (Cet; Universitas Negeri
Malang: Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 115, (2012), h. 41-42.
18
19

konseptual yang terencana dan sistematik yang telah dikembangkan dengan

landasan teori dan dapat digunakan dalam mengorganisasikan proses

pembelajaran yang kemudian nantinya akan menjadi acuan dalam menunjang

keberhasilan dalam pembelajaran di dalam kelas sehingga dapat dikatakan bahwa

tujuan pembelajaran tersebut telah tercapai.22

b. Ciri-ciri Model Pembelajaran

1) Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangan.

2) Landasan tentang apa dan bagaimana siswa belajar dalam tujuan

pembelajaran yang akan dicapai

3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat

dilaksanakan.

4) Lingkungan pembelajaran yang diperlukan agar model pembelajaran dapat

terlaksana.

2. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah alat yang digunakan dalam pembelajaran,

yaitu sebagai alat bantu guru dalam mengajar serta sarana penyalur pesan dari

sumber belajar kepenerima pesan belajar dalam hal ini adalah siswa. Munadi

mendefenisikan media pembelajaran sebagai “segala sesuatu yang dijadikan

sebagai alat yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber yang
telah terencana sehingga dapat tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana

siswa dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif”. 23

Media adalah suatu perantara yang berfungsi menyalurkan pesan dan

informasi dari sumber yang akan diterima oleh penerima pesan yang terjadi dalam

13
Ikra Safitri, Misykat Malik Ibrahim dan Nursalam, ”Pengaruh Penerapan Model Talking
Stick Dengan Bantuan Media Chosee Number Terhadap Hasil Belajar Biologi Di SMP Negeri 3
Sungguminasa Kabupaten Gowa”, Jurnal Biotek, Vol. 6 No. 1 (2018), h.133.
23
Analisa Yohana,”Studi Tentang Media Pembelajaran Yang Digunakan Pada Mata
Pelajaran Seni Budaya Bidang Seni Rupa”, Skripsi, (2011), h.2.

19
20

proses pembelajaran. Menurut Gerlach secara umum media itu meliputi orang,

bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan

siswa memperoleh pengetahuan baru, keterampilan, dan sikap.24

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang berfungsi

untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses

komunikasi antara siswa, guru, dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan

lancar jika tanpa bantuan sarana penyampai pesan yang disebut dengan media.

Media merupakan sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan yang

dapat memudahkan guru dalam menyalurkan informasi kepada siswa. Media

pembelajaran sangat penting karena dapat menunjang keberhasilan suatu

pembelajaran.25

b. Ciri-ciri Media Pembelajaran

Berikut merupakan ciri-ciri media pembelajaran yaitu:26

1) Ciri fiksatif (Fixative property)

Fiksatif merupakan suatu media yang mampu menyimpan, merekam,

melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Peristiwa atau objek

dapat disusun atau diurut kembali dengan bantuan media, seperti fotografi, video

tape, audio, computer laptop, handpone, dan compact disk.

2) Ciri manipulatif (Manipulative Property)

Keberadaan media dapat memungkinkan adanya transformasi suatu


peristiwa atau objek karena media memiliki ciri manipulative. Peristiwa yang

memakan waktu yang lama dapat disajikan dalam waktu yang singkat melalui

editor. Misalnya menayangkan bagaimana metamorfhosis kupu-kupu mulai dari

24
Nunu Mahnun, Media Pembelajaran, Kajian terhadap Langkah-langkah Pemilihan
media Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran, Jurnal Pemikiran Islam, Vol. 37, No. 1,
(2012), h.28.
25
Sigit Prasetyo, Pengembangan Media Pembelajaran IPA Berbasis Android Untuk
Siswa SD/MI”, Journal of Madrasah Ibtidaiyah Education 1(1), (2017) h. 125.
26
Cecep Kustandi dan Bambang Sujipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital (Cet
1; Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), h. 12.

20
21

fase larva hingga menjadi kupu-kupu dewasa. Selain dapat mempercepat suatu

peristiwa media juga dapat memperlambat suatu peristiwa melalui video.

Misalnya, Proses terjadinya bencana alam seperti tsunami dapat diamati dengan

kemampuan manipulative dari suatu media.

3) Ciri distributive (Distributive property)

Media ini memiliki ciri dimana suatu objek atau peristiwa dapat

ditransfortasikan melalui ruang dan secara bersamaan peristiwa tersebut dapat

disajaikan kepada sejumlah besar peserta didik. Sekali informasi direkam dalam

format media apa saja, maka ia dapat diproduksi beberapa kali dan siap digunakan

secara bersamaan di beberapa tempat atau digunakan secara berulang-ulang.

3. Model Pembelajaran DMR Berbasis Android

a. Pengertian Model Pembelajaran DMR Berbasis Android

Model pembelajaran DMR merupakan salah satu bagian dari pembelajaran

kooperatif. Model pembelajaran kooperatif telah banyak dikembangkan secara

intensif melalui berbagai penelitian yang bertujuan untuk membangun kerja sama

antar siswa di dalam kelas, membentuk hubungan posistif, mengembangkan rasa

percaya diri serta meningkatkan kemampuan akademik melalui kerja sama dalam

kelompok. Dalam model kooperatif siswa tidak hanya monoton pada materi saja

tetapi, siswa juga dilatih untuk mengembangkan keterampilan khusus yang

disebut dengan keterampilan kooperatif. sehingga siswa dapat membangun


hubungan positif dengan saling bekerja sama dan bertukar ide serta pengetahuan

yang dimiliki untuk menyelesaikan suatu permasalahan.27

Model pembelajaran DMR mampu meningkatkan kemampuan komunikasi

dan ranah afektif dan kognitif siswa. Menurut Hudiono DMR adalah suatu model

pembelajaran yang menekankan pada representasi pesera didik yang diatur oleh

17
Tiagita Tristiyanti, Ekasatya Aldila Afriansyah, ”Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Diskursus Multi Representasi Dan
Reciprocal Learning”, Jurnal Silogisme, Vol. 1 No. 2 (2016), h. 7.

21
22

guru dalam bentuk diskursus, model pembelajaran ini memberikan kesempatan

pada setiap siswa untuk berusaha memahami suatu permasalahan dan saling

bekerja sama dalam kelompok, sehingga siswa terpacu untuk melakukan kegiatan

bertanya, berpendapat, menulis maupun berbicara multi arah untuk mendapatkan

jawaban dari suatu permasalahan.28

Model pembelajaran DMR merupakan model pembelajaran yang

memerlukan interaksi di dalam kelompok baik interaksi antar siswa maupun siswa

dengan guru, peserta didik harus saling bekerja sama dan kritis menanggapi

permasalahan yang diberikan guru, jadi siswa dapat lebih aktif dalam mencari tau

dan mengemukakan pendapat baik secara lisan maupun tulisan sehigga dapat

tercipta pembelajaran aktif yang kemudian akan meningkatkan hasil belajar

peserta didik.29

Model pembelajaran DMR adalah model pembelajaraan yang berorientasi

pada pembentukan, penggunaan, dan pemanfaatan berbagai representasi yang

diperoleh dari berbagai sumber seperti buku-buku, artikel, jurnal dan berbagai

sumber lainnya yang terkait dengan materi pelajaran yang kemudian siswa

menyatukan pendapat dalam kelompok heterogen saling membantu satu sama lain

untuk memperoleh keberhasilan yang optimal.30

Pendekatan dengan model pembelajaran DMR didukung teori belajar

konstruktivistik. Konstruktivistik adalah teori belajar yang telah mendapat


dukungan luas yang mengemukakan ide bahwa siswa mampu membangun

pengetahuannya sendiri berdasarkan pengalamannya sendiri, dengan adanya

peluang untuk menyampaikan, mendengarkan ide-ide orang lain kemudian

18
Ratni Purwasih, Martin Bernad, ”Pembelajaran Diskursus Multi Representasi terhadap
Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan Disposisi Matematis Mahasiswa”, Jurnal riset
pendidikan matematika, vol. 5 no.1 ( 2018), h.2.
19
Juli Antasari Sinaga, ”Pengaruh Metode Pembelajaran Diskursus Multi Representasi
(DMR) Terhadap Komunikasi Mtematis Siswa SMP Pada Materi Perbandingan”, Jurnal stindo
profesional, vol. IV no. 3 ( 2018), h,15.
20
Suyanto, Menjelajah pembelajaran inovasi (Cet; Sidoarjo: Masmedia buana pustaka,
2009), h. 69.

22
23

menyatukan ide sendiri dengan ide orang lain dengan pertimbangan tententu

merupakan suatu bentuk pemberdayaan individu. Proses interaksi dengan teman

sebaya dapat membantu proses konstruksi pengetahuan (Meaning-making

process). Adanya transaksi sosial berdasarkan pengalaman, siswa akan saling

memainkan peran sangat penting dalam pembentukan kognisi.31

Selain model pembelajaran media juga memiliki peran penting yang dapat

memudahkan guru dalam kelas sehingga siswa mudah memahami materi yang

diajarakan oleh guru. Media pembelajaran adalah alat yang berfungsi untuk

menyampaikan pesan pembelajaran. Media pembelajaran tidak hanya dipandang

sebagai alat bantu biasa bagi pendidik untuk mengajar namun, media

pembelajaran digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

Perkembangan teknologi di zaman sekarang ini memberikan pengaruh besar di

kehidupan manusia, terlebih dalam dunia pendidikan yang saat ini banyak

digunakan sebagai alternatif pembelajaran. Pembelajaran yang menggunakan

media teknologi memberikan pengaruh besar terhadap kelangsungan pendidikan.

Perangkat teknologi yang sangat dekat dengan peserta didik saat ini salah satunya

adalah android. Selain sebagai alat komunikasi, perangkat android juga

berpotensi digunakan sebagai media pembelajaran yang memudahkan siswa

dalam mencari informasi dari berbagai sumber.32

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa model


pembelajaran DMR berbasis android diharapkan dapat menjadi model

pembelajaran yang efektif digunakan oleh guru untuk memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menuangkan ide-ide dan saling bekerja sama dalam

memecahkan suatu permasalahan. dengan berorientasi pada penggunaan berbagai

31
Susriyari, dkk, ”Pengaruh Pembelajaran Projec Based Learning (PJBL) pada Materi
Ekosistem Terhadap sikap dan hasil belajar Siswa SMAN 2Malang” , Jurnal online Universitas
Negeri Malang, h.3.
32
Isma Ramdhani Lubis, Jalin Ikhsan,”Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis
Android Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Prestasi Kognitif Peserta Didik SMA”, Jurnal
Inovasi Pendidikan IPA, Vol. 1, No. 2, (2015), h. 2.

23
24

bentuk representasi melalui media android sehingga dapat membantu siswa dalam

menemukan suatu konsep pembelajaran yang kemudian memudahkan dalam

memahami materi yang diajarkan. Adanya media android sebagai alat yang

digunakan dalam mengumpulkan informasi dari berbagai sumber diharapkan

dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga akan memberikan pengaruh

terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

b. Langkah-langkah Pelaksanaan Proses Pembelajaran Dengan Model DMR

Berbasis Android

Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan model DMR berbasis

android yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a) Guru menyiapkan RPP

b) Guru menyiapkan materi dan media pembelajaran

2. Tahap Pendahuluan

a) Guru membuka pelajaran dengan salam, do’a, mengabsen.

b) Guru memberikan pengantar berupa pertanyaan kepada siswa terkait

pengalaman sehari-hari yang ada kaitannya dengan pelajaran yang akan

dipelajari.

c) Guru menginformasikan tentang pembelajaran kooperatif DMR.

d) Guru mengkondisikan kelas.


3. Tahap Penerapan

a) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok secara heterogen.

b) Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing.

c) Guru membagikan topik diskusi kepada setiap kelompok.

d) Guru mengarahkan siswa untuk menyiapkan android sebagai sumber informasi

dan sumber referensi.

4. Tahap Pengembangan

24
25

a) Setiap kelompok membagi tugas dengan teman kelompok masing-masing

untuk mencari informasi melalui Android.

b) Masing-masing kelompok mendiskusikan materi yang dipelajari dengan

berbagai informasi yang telah dikumpulkan untuk diolah.

c) Hasil dari diskusi kelompok kemudian diolah dalam berbagai bentuk sesuai

dengan kreatifitas dan kesepakatan kelompok.

d) setiap perwakilan kelompok ditunjuk untuk mempersentasikan hasil diskusi

kelompoknya ke depan kelas dan setiap siswa yang tampil

mempertanggungjawabkan kelompoknya.

e) setiap kelompok membuat laporan berdasarkan diskusi yang telah dilakukan .

f) Siswa saling tanya jawab dengan presentastor.

g) Guru menambahkan pemahaman materi.

5. Tahap Penutup

a) Guru memberikan soal kepada setiap siswa sebanyak 5 nomor.

b) Siswa mengerjakan soal secara individu.

c) lembar kerja kelompok dan soal yang telah dikerjakan siswa dikumpulkan

untuk dinilai.

d) Guru bersama siswa menyimpulkan materi.

e) Guru menutup pelajaran.33

c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran DMR Berbasis Android


Keuntungan yang akan diperoleh oleh guru dan juga siswa apabila

menerapkan model DMR dalam proses pembelajaran yaitu sebagai berikut:

1. Pembelajaran akan lebih berkesan kepada siswa.

2. Siswa lebih mudah memahami materi yang diberikan oleh Guru.

3. Akan tercipta pembelajaran aktif dan menyenangkan.

33
Deti Rostika dan Herni Junita, “Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
SD Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Model Diskursus Multy Representation (DMR)”,
Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 9, No. 1 (2017), h. 40-41.

25
26

4. Akan terjalin komuikasi yang baik antara siswa dengan siswa dan siswa

dengan Guru.

5. Siswa dapat meningkatkan pengetahuan dan mengacu kepada peningkatan

hasil belajar.

6. Siswa akan lebih percaya diri.

7. Siswa akan meningkatkan rasa ingin tahu.

8. Siswa akan terlatih dalam meningkatkan keterampilan dalam bersosialisasi.

9. Siswa akan belajar saling menghargai pendapat orang lain.

Selain kelebihan yang dimiliki oleh pendekatan ini, terdapat pula beberapa

kelemahannya yaitu sebagai berikut:

1. Membutuhkan waktu yang lebih lama.

2. Guru harus lebih mempersiapkan tenaga dan rencana pembelajaran yang

leih baik.

3. Membutuhkan media yang lebih banyak dibanding pembelajaran

konvensional

4. Memicu terjadinya perdebatan antara anggota kelompok.

Untuk mengatasi kelemahan dari model pembelajaran DMR tersebut maka

peran guru harus mampu mengatasi dengan cara memfasilitasi siswa dalam

menghadapi masalah, memberikan batasan waktu kepada siswa dalam

menyelesaikan soal yang ada pada lembar kerja kelompok, guru harus mampu
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga instruktur dan siswa

merasa nyaman dalam proses pembelajaran.34

34
Deti Rostika dan Herni Junita, “Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
SD Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Model Diskursus Multy Representation (DMR)”,
Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 9, No. 1 (2017), h. 45.

26
27

4. Aktivitas Belajar

a. Pengertian Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses

pembelajaran yang mengarah pada interaksi antara guru dan siswa dalam rangka

mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas belajar siswa adalah keterlibatan siswa

dalam proses pembelajaran dalam bentuk mental-emosiona seperti mengerjakan

tugas, membuat keputusan, menjawab pertanyaan, mengingat materi yang

diajarkan, berada dalam tugas kelompok, melakukan perilaku yang relevan

dengan pembelajaran, berani tampil di depan kelas, menghargai pendapat teman,

menghargai hasil keputusan kelompok, dan menyenangi pembelajaran. Aktivitas

belajar siswa juga melibatkan aktivitas fisik seperti aktivitas visual, lisan,

mendengarkan, dan menulis, sehingga dapat menunjang keberhasilan kegiatan

pembelajaran sehingga dapat memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.35

b. Jenis-jenis Aktivitas Belajar

Menurut Diedriceh aktivitas belajar siswa digolongkan menjadi 8

kelompok yaitu:

a. Visual Activities, yang termasuk di dalamnya misalnya: membaca,

memperhatikan gambar demonstrasi, pekerjaan, dan percobaan orang lain.

b. Oral Activities, seperti: merumuskan, menyatakan, bertanya, memberi saran,

berpendapat, diskusi, dan interupsi.


c. Listening Activities, seperti: mendengarkan uraian, diskusi, musik, percakapan,

dan pidato.

d. Writing Activities, seperti; menulis karangan, cerita, laporan, dan menyalin.

e. Drawing Activities, seperti: menggambar, membuat peta, grafik, dan diagram.

f. Motor Activities, seperti, melakukan percobaan, konstruksi, model, berkebun,

beternak, dan mereparasi.

35
Rohani, A, pengelolaan pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h.14.

27
28

g. Mental Activities, seperti: mengingat, menanggapi, menganalisis, memecahkan

soal, dan mengambil keputusan.

h. Emotional Activities, seperti: gugup, melamun, merasa bosan, tenang,

semangat, dan berani.36

Aktivitas-aktivitas tersebut saling berkaitan satu sama lain yang didasarkan

pada pandangan psikologis bahwa segala pengetahuan harus diperoleh melalui

pengamatan sendiri dari pengalaman jiwa. Guru hanya meransang keaktifan siswa

melalui penyajian pembelajaran, sedangkan yang siswa harus mengolah dan

mencerna sendiri pelajaran sesuai kemampuan, bakat, dan latar belakang masing-

masing.37

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sebagai

berikut:

a. Faktor internal, mencakup seluruh aspek yang terdapat dalam diri setiap

individu yang melakukan kegiatan belajar, baik aspek fisiologis (fisik) maupun

aspek psikologis (psikis).

b. Faktor eksternal, mencakup lingkungan sekitar seperti keadaan keluarga, guru,

dan cara mengajar, media pelajaran, motivasi sosial, dan kesempatan.

Aktivitas belajar yang dimaksud tidak hanya terbatas pada aktivitas fisik,

tetapi mencakup aktivitas psikis seperti aktivitas mental. Siswa dikatakan aktif
belajar apabila segala sesuatu yang dilakukan selama proses pembelajaran sesuai

dengan tujuan pembelajaran. Dengan melakukan banyak aktivitas yang sesuai

dengan tujuan pembelajaran maka siswa akan mampu mengalami, memahami,

mengingat, dan mengaplikasikan materi yang telah diajarkan. Adanya

36
Sudirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo persada.
2011), h. 101.
37
Ferul Dani, “Pengaruh model pembelajaran Think-Talk-Write terhadap aktivitas dan
hasil belajar siswa pada materi sistem gerak manusia di SMA 1 montasik aceh besar”, Skripsi,
(2016), h.19

28
29

peningkatan aktivitas belajar maka akan berpengaruh terhadap peningkatan hasil

belajar.38

5. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu istilah yang tidak asing lagi kita dengar dalam

kehidupan sehari-hari. Belajar seringkali diartikan sebagai suatu aktivitas untuk

memperoleh pengetahuan. Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seorang

atau sekelompok orang untuk memperoleh suatu kecakapan dalam bersikap dan

meningkatkan keterampilan. Belajar menjadi suatu ciri sebagai pembeda antara

orang yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Belajar merupakan salah satu

faktor yang memberikan pengaruh terhadap seseorang untuk membentuk pribadi

dan perilaku yang baik pada setiap individu, sebagian besar perilaku individu

terbentuk dalam kegiatan belajar. Serangkaian kegiatan belajar biasanya dengan

membaca, mendengarkan, mengamati dan lain sebagainya.

Belajar adalah suatu upaya yang dilakukan individu dalam melakukan suatu

perubahan dalam dirinya baik berupa pengetahuan, keterampilan maupun sikap,

adanya perubahan tersebut bukan sebagai akibat dari kematangan (maturity)

melainkan proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi yang secara

sengaja dirancang (by design) ataupun tidak secara sengaja. Belajar merupakan

proses rasa ingin tahu siswa dalam memperoleh pengalaman atau pengetahuan
baru sehingga akan terbentuk suatu perubahan tingkah laku. Misalnya, setelah

siswa mempelajari biologi lebih dalam siswa akan lebih kagum terhadap ciptaan-

ciptaan Allah swt. Dengan begitu siswa akan lebih percaya diri dalam

mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan biologi yang dipahaminya.39

38
Hamalik, O, Pendidikan guru berdasarkan pendekatan kompetensi, (Jakarta: Bumi
Aksar, 2004), h.12
39
Heman Huduto, Strategi Mengajar Biologi (Malang: Mirzan, 1999), h. 64.

29
30

Menurut Edward L. Thorndike dari Amerika Serikat (salam teori

conectionisme), Menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses interaksi antar

stimulus (yang mungkin berupa fikiran, perasaan atau gerakan) dan respon (yang

juga berupa fikiran, perasaan atau gerakan). Dasar dari belajar adalah adanya

interaksi antara kesan pancaindera (sense impression) dan adanya implus untuk

melakukan suatu tindakan (implus to action) atau dapat dikatakan bahwa

terjadinya hubungan antara stimulus (S) dan respon (R) yang kemudian disebut

Bond, sehingga dikenal dengan teori S-R Bond.40

Belajar merupakan suatu kegiatan yang sering dilakukan oleh setiap orang

yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, kegemaran,

kemudian akan membentuk sikap seseorang yang akan termodifikasi dan

berkembang disebabkan oleh usaha dalam belajar. Belajar ditandai dengan adanya

perubahan pada diri seseorang, hasil dari proses belajar diwujudkan dalam

berbagai bentuk seperti penambahan pengetahuan, perubahan sikap dan tingkah

laku, keterampilan, kecakapan, dan kemampuan yang mengacu pada peningkatan

kualitas diri individu.41

Perubahan yang terjadi pada diri setiap orang akibat dari proses belajar

memiliki beragam bentuk baik sifat maupun jenisnya karena itu, tidak semua

perubahan pada diri seseorang dapat dikatakan perubahan karena proses belajar.

Adapun ciri perubahan tingkah laku akibat dari proses belajara adalah:42
a. Perubahan terjadi secara sadar.

b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional.

c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.

d. Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara.

40
DR. H. Amat Nyoto & DRS.Made Wena, Model-model Pembelajaran, h. 6.
41
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Cet. III; Jakarta,
PTRineka Cipta, 2006), h. 39.
42
Slameto, Belajar & faktor-faktor yang mempengaruhinya (Cet V; Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), h. 2.

30
31

e. Perubahan dalam belajar memiliki tujuan dan terarah.

f. Perubahan yang terjadi mengacu pada seluruh aspek dan tingkah laku.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari belajar

adalah untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman sikap dan

mental serta nilai-nilai dalam belajar. Akhirnnya pencapaian tujuan belajar

mengacu pada hasil belajar.

b. Pengertian Hasil Belajar

Setiap individu yang melakukan suatu aktivitas seperti belajar pasti

mengharapkan hasil yang maksimal. Belajar yang telah dilakukan setiap individu

dilihat pada hasil akhir yang diperoleh dalam kurun waktu tertentu yang biasaya

disebut sebagai hasil belajar. Istilah hasil belajar tersusun dari dua kata, yakni

hasil dan belajar. Menurut kamus bahasa Indonesia “Hasil” berarti sesuatu yang

diperoleh dari suatu usaha. Sedangkan “Belajar” memiliki banyak arti, belajar

dapat diartikan sebagai perubahan yang terjadi pada diri seseorang untuk

memperoleh sesuatu. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu

pencapaian yang telah didapatkan seseorang yang telah melalui proses belajar

dalam jangka waktu tertentu.

Hasil belajar adalah suatu pencapaian seseorang yang telah melaui proses

belajar dan telah melakukan evaluasi pembelajaran. Hasil belajar merupakan suatu

indikator sebagai tolak ukur dalam menilai kualitas dan pengetahuan yang
dimiliki oleh siswa. Seperti yang dikemukakan oleh Abdullah yang menyatakan

bahwa “hasil belajar sebagai indikator pencapaian seseorang yang telah melalui

proses belajar dalam selang waktu tertentu”. Tinggi rendahnya hasil belajar

menjadi indikator tentang sedikit banyaknya pengetahuan yang dimiliki setiap

siswa dalam menguasai bidang studi tertentu.43

43
Firdaus Daud,” Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) dan Motivasi Belajar Terhadap
Hasil Belajar Biologi Siswa SMA 3 Negeri Kota Palopo”, Jurnal pendidikan dan pembelajaran,
Vol, 19. No, 2, (2012): h. 250.

31
32

Hasil belajar merupakan tolak ukur dalam menilai tingkat penguasaan

seseorang terhadap bidang ilmu pengetahuan setelah menempuh proses belajar.

Hasil belajar merupakan proses mengembangkan kepribadian siswa dalam proses

pembelajaran. Tujuan pembelajaran dicapai oleh siswa dengan kurikulum yang

terdapat di dalam sekolah yang di dalamnya terkandung nilai-nilai kehidupan

meliputi adanya kesadaran dan penguasaan terhadap gejala alam (pelajaran),

berfikir logis (pelajaran matematika), kehidupan sosial (IPS) Dan kecintaan

terhadap alam semesta (IPA) serta penggunaan bahasa yang santun.44

Hasil belajar dapat menjadi suatu ukuran untuk mengetahui seberapa jauh

seorang menguasai materi yang telah diajarkan dengan pencapaian dalam

memperoleh pengetahuan sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan. Untuk

mengaktualisasikan hasil belajar diperlukan serangkain kegiatan pengukuran

dengan menggunakan instrumen yang baik dan telah memenuhi syarat yang dapat

mengumpulkan data tentang keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan

pembelajaran sehingga menjadi bahan evaluasi untuk guru dalam

mengembangkan dan memperbaiki program pembelajaran. Pengukuran

merupakan suatu kegiatan ilmiah yang dapat diterapkan diberbagai bidang dalam

hal ini pengukuran yang dimaksud mengacu kepada bidang pendidikan.

Menurut Sudjiono menyatakan bahwa dalam konteks evaluasi hasil belajar

mengarah pada tiga sasaran yang memerlukan perhatian khusus dalam setiap
kegiatan evaluasi pembelajaran. Dalam kurikulum 2004 Depdiknas dikenal

dengan istilah kompetensi kognitif, kompetensi afektif, dan kompetensi

psikomotorik.

44
Firdaus Daud,” Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) dan Motivasi Belajar Terhadap
Hasil Belajar Biologi Siswa SMA 3 Negeri Kota Palopo”, Jurnal pendidikan dan pembelajaran,
Vol. 19 No. 2 ( 2012), h. 250.

32
33

a. Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkaitan dengan kegiatan mental (otak). segala bentuk

kegiatan yang melibatkan otak berarti mengacu pada kompetensi kognitif, dalam

ranah kognitif terdapat enam tingkatan dalam berfikir mulai dari tingkat terendah

hingga tingkat yang tertinggi yaitu:

1) Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan yang dimaksud dalam hal ini adalah mengetahui tentang hal-hal

khusus, peristilahan, fakta-fakta khusus, prinsip-prinsip, kaidah-kaidah sebagai

terjemahan dari knowledge dalam taksonomi bloom.

2) Pemahaman (comprehension)

Pemahaman adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan peserta didik

mampu memahami arti atau konsep, situasi, serta fakta yang diketahuinya.

3) Penerapan (application)

Penerapan atau aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongret

atau situasi khusus. Abstraksi tersebut dapat berupa ide, teori atau petunjuk teknis

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah usaha memilah suatu integritas (suatu kesatuan) menjadi

unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya atau susunannya.

6) Sintesis (synthesis)

Sintesis adalah kemampuan untuk menyatukan unsur-unsur atau bagian-


bagian ke dalam bentuk menyeluruh. Dengan kemampuan sintesis memungkinkan

seseorang menemukan hubungan kasual atau urutan tertentu atau menemukan

abstraksinya atau operasionalnya.

7) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin

dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materi, dan

33
34

lain-lain. Dilihat dari segi tersebut dalam evaluasi perlu adanya suatu kriteria atau

standar tertentu.

b. Ranah Afektif

Ranah afektif berkaitan dengan sikap individu dalam memahami suatu

nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa perubahan sikap seseorang dapat dinilai

baik apabila seseorang tersebut telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi.

Ciri-ciri hasil belajar afektif dapat terlihat dari perubahan sikap siswa dalam

berbagai macam tingkah laku. Terdapat 5 tingkataan yang mengacu pada

perubahan sikap individu:

1) Menerima (receiving)

Kemampuan menerima yaitu kepekaan dalam menerima rangsangan

(stimulus) dari luar yang datang kepada peserta didik dalam bentuk masalah,

situasi, gejalah, dan lain-lain.

2) Menanggapi (responding)

Kemampuan ini dimaksudkan adanya keterkaitan dengan partisipasi

peserta didik. Dalam hal ini peserta didik tidak hanya bersediah memperhatikan

penjelasan guru tetapi juga bersediah menerima sesuatu nilai.

3) menilai (valuing)

Menilai dimaksudkan memberikan suatu penghargaan terhadap sesuatu

dalam bentuk nilai.


4) mengatur (organization)

Mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang lebih

universal, yang membawa kepada perbaikan umum.

5) karakteristik (characterization)

Yaitu keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang

mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.45

34
35

c. Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotorik berkaitan dengan keterampilan atau kemampuan

mengambil tindakan setelah seseorang menerima pengalaman belajar. Hasil

belajar psikomotorik merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan hasil

belajar afektif. Keberhasilan dalam kemampuan psikomotorik memungkinkan

bahwa kognitif dan afektif dapat pula dikatakan berhasil.46

1) Gerak refleks

Gerak refleks adalah basis semua perilaku bergerak, respon terhadap

sesuatu dalam keadaan lemah, capek, dan banyak hal lainnya yang dapat

mempengaruhi stimulus tanpa sadar, misalnya melompat menunduk, berjalan,

menggerakkan leher dan kepala, menggenggam, berucap dll.

2) Keterampilan pada gerakan dasar (Basic fundamental movements)

Keterampilan ini diartikan sebagai gerakan yang muncul tanpa latihan

tetapi dapat diperhalus melalui praktik. Gerakan ini terpola dan dapat ditebak.

3) Kemampuan Perseptual (Perceptual obilitices)

Kemampuan yang dimaksud adalah gerakan yang sudah lebih meningkat

karena dibantu kemampuan perseptual.

4) Gerakan kemampuan fisik (Psycal abilities)

Kemampuan gerak yang lebih efisien, berkembang melalui kematangan

dan belajar.
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputi faktor internal dan

faktor eksternal, yaitu :

a. Faktor Internal

1) Faktor Fisiologi

45
St. Syamsudduha, Penilaian Berbasis Kelas konsep dan aplikasi, (Cet. I; Yogyakarta:
CV. Arti Bumi Intara, 2014), h. 19-37
46
Firdau Daud, “Pengaruh kecerdasan emosional (EQ) dan motivasi belajar terhadap
hasil belajar biologi siswa SMA 3 Negeri palopo” vol. 19 no. 2 ( 2012), h. 248.

35
36

Secara umum kondisi fisiologi merupakan salah satu faktor pendorong

dalam meningkatkan hasil belajar seperti kondisi kesehatan yang prima, tidak

dalam keadaan lemah, capek dan banyak hal lainnya yang dapat mempengaruhi

sisi dalam menerima materi pelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas.

2) Faktor Psikologis

Setiap individu pada dasarnya memiliki kondisi psikologi yang berbeda-

beda, sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar. dalam hal ini meliputi

intelegensi (IQ, perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya nalar

siswa dalam proses pembelajaran.

b. Faktor Eksternal

1) Lingkungan Keluarga

Keberhasilan belajar seseorang dipengaruhi oleh hubungan yang harmonis

sesama anggota keluarga, suasan lingkungan keluarga yang cukup tenang,

keadaan ekonomi yang cukup, adanya perhatian yang cukup besar dari ayah dan

ibu kepada anaknya mengenai proses belajar dan pendidikannya.

2) Lingkungan Sekolah

Selain peran keluarga peran guru juga sangat penting dalam keberhasilan

setiap siswa sebagai seorang pendidik, guru harus memiliki sikap dan kepribadian

yang baik, tinggi rendahnya pengetahun yang dimiliki guru harus mampu

menyalurkan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya dengan menggunakan


sarana dan prasarana yang cukup memadai, adanya keharmonisan hubungan

antara siswa dengan pihak sekolah, juga mempengaruhi hasil belajar yang dicapai

oleh siswa.

3) Lingkungan kelompok

Lingkungan kelompok lebih menekankan pada interaksi siswa. Siswa di

sekolah membentuk suatu kelompok pergaulan yang dikenal sebagai lingkungan

sosial siswa yang memiliki kedudukan, peranan tertentu yang diakui oleh sesama

36
37

anggota kelompok yang dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar

siswa.47

G. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimen,

yaitu suatu penelitian yang telah dirancang dengan kondisi yang terkontrol untuk

mengetahui efek atau pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel yang lain

yang telah ditentukan. Penelitian ini termasuk kategori eksperimen semu (Quasi

eksperimental), karena tidak semua variabel dikontrol penuh tetapi hanya

dilakukan pada satu variabel yang berkenaan dengan hipotesis penelitian. Dalam

penelitian ini akan dibentuk dua kelompok yang akan dijadikan sebagai objek

penelitian, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kelompok

eksperimen diajar dengan menggunakan model DMR berbasis android

sedangkan pada kelompok kontrol diajar menggunakan metode konvensional.48

2. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI SMA Negeri 6 Jeneponto Dusun

Tolo’ kelurahan Tolo’ kota kecamatan kelara Kabupaten Jeneponto Provinsi

Sulawesi Selatan.

3. Variabel Penelitian

Variabel merupakan salah satu rancangan penelitian yang memiliki lebih


dari satu nilai. Secara umum variabel terbagi menjadi dua yaitu variabel bebas

dan variabel terikat. Variabel yang terdapat pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

X : Model pembelajaran DMR berbasis android (Variabel Bebas)

Y1: Aktivitas Belajar (Variabel Terikat)

47
Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),
h.138.
48
Rukaesih A. Maolani & Ucu Cahyana, Metodologi Penelitian Pendidikan (Cet. 2;
Jakarta: Rjawali pers, 2016), h. 83.

37
38

Y2: Hasil Belajar (Variabel Terikat)

4. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang telah mencakup seluruh

karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek dan objek yang telah ditentukan

dalam suatu penelitian. Objek tersebut yaitu seluruh elemen penelitian yang hidup

dan tinggal bersama yang akan menjadi target penelitian.49 Pada penelitian ini

yang menjadi populasi penelitian adalah semua siswa kelas XI SMA Negeri 6

Jeneponto sebanyak 7 kelas, dengan jumlah siswa sebanyak 245 orang.

Tabel 1.1: Populasi Penelitian

No Kelas Jumlah Siswa

1 XI MIPA 1 35

2 XI MIPA 2 35

3 XI MIPA 3 35

4 XI MIPA 4 35

5 XI MIPA 5 35

6 XI MIPA 6 35

7 XI MIPA 7 35

Jumlah Populasi 245

b. Sampel
Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang mencakup sejumlah

anggota yang dipilih dari populasi yang menjadi objek yang mewakili seluruh

populasinya yang memiliki karakteristik tertentu yang kemudian akan diteliti.50

Pada penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah kelas XI MIPA 1 dan

kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 6 Jeneponto dengan jumlah siswa sebanyak 70

49
Rukaesih A. Maolani & Ucu Cahyani, Metodologi Penelitian Pendidikan, h. 39.
50
Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan, (Cet, 1; Jakarta: Prenadamedia Group,
2016), h. 119.

38
39

orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan

ketentuan dari tujuan penelitian.

Tabel 1.2: Sampel Penelitian

No Kelas Jumlah Siswa

1 XI MIPA 1 35

2 XI MIPA 2 35

Jumlah Sampel 70

5. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Nonequivalent control

group design. Dalam desain ini peneliti menentukan dua kelompok subjek yang

diambil sebagai sampel, yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

kedua sampel tersebut diberi pretest untuk mengetahui apakah ada perbedaan

antara kedua sampel. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diajar dengan

menggunakan model pembelajaran DMR berbasi android. Kelompok kontrol

adalah kelompok yang diajar tanpa menggunakan model pembelajaran DMR

berbasis android. Desain penelitian ini pada tabel berikut:

Tabel 2.1: Desain penelitian

Kelompok Pretest Treatment Postest

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 - O4

Keterangan:
x = Perlakuan (Model pembelajaran DMR)
- = Perlakuan (Metode belajar konvenional)
O1= Nilai pretest kelompok eksperimen
O2= Nilai postest kelompok eksperimen
O3= Nilai pretest kelompok kontrol

39
40

O4= Nilai postest kelompok kontrol51


6. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data untuk memperoleh data

yang dibutuhkan sesuai dengan instrumen penelitian yang digunakan. Teknik

pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes tertulis dan lembar

observasi.

Tes merupakan alat untuk mengumpulkan data yang bersifat lebih resmi

dari pada alat-alat yang lain karena telah disertakan batasan-batasan tertentu.52

Pada penelitian ini dilakukan dua kali tes untuk kelas kontrol dan kelas

eksperimen, yaitu pretes dan posttes. Pretest dilaksanakan untuk mengetahui

pengetahuan awal peserta didik, postest dilakukan untuk mengetahui hasil belajar

biologi peserta didik setelah penerapan model pembelajaran DMR. Setelah

dilakukan pretest dan postest maka dapat diketahui peningkatan hasil belajar

peserta didik. Kemudian lembar observasi digunakan dalam mengumpulkan data

mengenai keterlaksanaan model pembelajaran DMR ditinjau dari aktivitas siswa

selama proses pembelajaran.

7. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data penelitian. Instrumen penelitian yang dimaksud adalah unsur

yang mempunyai peranan penting dalam sebuah penelitian yang harus relevan

dengan masalah dan aspek yang akan diteliti agar datanya lebih akurat. Instrumen

yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Lembar Tes Hasil Belajar

Tes merupakan serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan

sebagai alat untuk mengukur suatu keterampilan, pengetahuan, intelegensi serta

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh peserta didik yang akan dijadikan

51
Sugiyono, Metode penelitian pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2015.
52
Mustami Khalifah, Metode penelitian pendidikan, (Yogyakarta: Aynat Publishinf,
2015) h. 72.

40
41

sampel.53 Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan soal pilihan ganda

sebagai lembar tes baik pretest maupun postest yang terdiri dari 20 nomor yang

dibuat berdasarkan materi sistem ekskresi yang telah diuji validitas dan

reabilitasnya. Soal pilihan ganda terdiri atas begian keterangan (stem) dan bagian

kemungkinan jawaban atau alternatif (options). Kemungkinan jawaban (options)

terdiri dari satu jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa jawaban

pengecoh (Distractor), sehingga di anggap efektif digunakan dalam penelitian ini

dalam mengukur dalam ranah kognitif siswa.

2) Lembar observasi

Lembar observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung

menggunakan lembar obserasi yang berisi aspek-aspek aktivitas belajar siswa

yang mungkin muncul atau akan diamatai pada saat proses pembelajaran

berlangsung.54

3) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan bukti dalam bentuk gambar, foto, dan jumlah

seluruh siswa yang dalam penelitian ini merupakan instrumen pendukung dimana

hasil dari dokumentasi akan digunakan sebagai pelengkap dan penguat data-data

hasil penelitian yang didokumentasikan dalam bentuk gambar yang merekam

kegiatan siswa, guru dan peneliti selama melakukan penelitian.

8. Validitas dan Reliabilitas


1) Validitas Instrumen

Validitas merupakan tolak ukur sebagai acuan yang menunjukkan tingkat

kevalidan instrumen. Instrumen yang baik adalah instrumen yang mempunyai

kevalidan yang tinggi begitupun sebaliknya. Dalam penelitian ini dilakukan dua

53
Fenti Hikmawari, Metodologi Penelitian (Cet, 2; Depok: PT Rajagrafindo Persada,
2018), h. 33.
54
Risdawati, Muh. Khalifah Mustami, Hamansah,” Pengaruh model pembelajaran
concept attainment terhadap aktivitas dan hasil belajar biologi siswa kelas XI SMAN 11
Bulukumba”, Jurnal Biotek, Vol. 5, No. 2, 2017. h, 165.

41
42

tipe validitas yaitu validitas isi (content validity) dan validitas konstruk (contruck

validity). Validitas isi (content validity) merupakan suatu ketentuan instrumen

yang digunakan berdasar pada materi yang diteliti Validitas isi (content validity)

berkaitan erat dengan butir soal dan indikator yang diteliti serta materi materi

yang diujikan.

2) Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen merupakan instrumen yang datanya dapat dipercaya

tidak menduga-duga berdasarkan pada kenyataan yang jika dilakukan percobaan

ulang datanya tetap sama sehingga reliabilitasnya dapat dipercaya dan dapat

diandalkan.55

9. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan suatu kegiatan yang dilakukan setelah penelitian

telah selesai mengumpulkan seluruh data yang diperlukan.56 Pengolah data dalam

penelitian ini dilakukan dengan analisis statistik untuk untuk pengolahan data

hasil penelitian.

a. Analisis Statistik Deskriptif

Metode statistik deskriptif adalah satatistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan mendeskripsikan data yang telah terkumpul yang

berupaya membuat ringkasan dan deskripsi data-data yang telah dikumpulkan

dan memungkinkan peneliti untuk dapat membuat deskripsi nilai dari masing-
masing variabel yang diteliti.57 Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai

berikut:

1) Menentukan range (jangkauan)


R = Xt - Xr

Keterangan:
R = Range

55
Sugiyono, statistik untuk penelitian (Bandung: alfabeta. 2009) h, 337.
56
Rukaesih A. Maolani & Ucu Cahya, Metode Penelitian Pendidikan, h.154
57
Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2011). h.268.

42
43

Xt= Data tertinggi


Xr= Data terendah 58
2) Menentukan jumlah kelas interval
K = 1+3,3 log n

Keterangan
K = Banyaknya kelas
n = Banyaknya nilai observasi59
3) Menghitung panjang kelas interval
𝑅
p=𝐾

Keterangan:
P = Panjang kelas interval
R = Rentang nilai
K = Kelas interval60

4) Persentase
𝑓
P = 𝑁 × 100%

Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang dicari persentasenya
N= Banyaknya sampel responden.
5) Menghitung mean (rata-rata)

Skor rata-rata mean dapat diartikan sebagai kelompok data dibagi dengan

nilai jumlah sampel. Rumus rata-rata adalah:


∑ 𝑓𝑖𝑥𝑖
𝑋= ∑ 𝑓𝑖

Keterangan:
X = Rata-rata untuk variabel
ƒi = Frekuensi untuk variabel
Xi= Tanda kelas interval variabel61
6) Menghitung standar deviasi

58
M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Statistiik I (Cet. V; Jakarta: Bumi Aksara, 2008).
h. 102.
59
J. Supranto, Statistik teori dan Aplikasi (Cet. VII; Jakarta: Erlangga, 2008), h.73.
60
J. Supranto, Statistik teori dan aplikasi, h.73.
61
M. Iqbal Hasan, Poko-poko Materi Statistik 1, h.72.

43
44

∑ 𝑓𝑖(𝑋𝑖−𝑋)
SD = √ 𝑛−1

Keterangan:
SD = Standar Deviasi
ƒi = Frekuensi untuk variabel
Xi = Tanda kelas interval variabel
X = Rata-rata
n = Jumlah populasi62

7). Kategori Aktivitas

Kriteria yang digunakan untuk menentukan skor adalah skala lima yang

disusun oleh Depdikbud yaitu:

Tabel 3.1 Kategorisasi akktivitas peserta didik

No Rentang Nilai Kategori

1 33 – 49 Tidak aktif

2 50 – 66 Kurang aktif

3 67 – 83 Aktif

4 84 – 100 Sangat aktif

8). Kategori Hasil Belajar

Kriteria yang digunakan untuk menentukan skor adalah skala lima yang
disusun oleh Depdikbud yaitu:63

Tabel 3.2: Tabel kategori nilai hasil belajar

Nilai Hasil Belajar Kategori

0 – 34 Sangat rendah

35 – 54 Rendah

55 – 64 Sedang

65 – 84 Tinggi

85- 100 Sangat tinggi

62
Sugiyono, Metode penelitia Pendidikan, h.52.
63
Depdikbud, Kamus besar bahasa indonesia, edisi IV Jakarta: Gramedia pustaka utama,
2008. h, 43

44
45

9). Presentase Kategori


𝐹
% presentasi = 𝑁 x 100%
Keterangan:
F = Presentasi ketuntasan belajar
N= Jumlah peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar

a. Statistik Inferensial

Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk

menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan semua populasi.64 Analisis

statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yang diajukan.


Sebelum uji hipotesis dilakukan dengan statistik inferensial, maka terlebih dahulu

dilakukan uji prasyarat yaitu sebagai berikut:

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas dimaksudkan data yang digunakan untuk mengetahui

distribusi normal atau tidak. Pengujian ini juga dilakukan untuk mengetahui data

yang akan diperoleh dapat diuji dengan statistik parametrik atau statistik

nonparametrik. Untuk pengujian tersebut digunakan rumus Chi-kuadrat yang

dirumuskan sebagai berikut:


𝑘
(0𝑖−𝐸𝑖)2
x2hitun= ∑ g
𝑖−1 𝐸𝑖

Keterangan:
X2 = Nilai chi-kuadrat hitung
Oi = frekuensi hasil pengamatan
K = Banyaknya kelas

Kriteria pengujian normal bila X2hitung lebih kecil dari X2tabel dimana

x2tabel diperoleh dari daftar X2 dengan dk = (k-2) pada taraf signifikan ∞ = 0,05

2. Uji Homogenitas

64
Sugiyono, Metode penelitian pendidikan (Bandung; Alfabeta, 2012), h. 209.

45
46

Pengujian tersebut dilakukan karena peneliti akan menggeneralisasikan

hipotesis (Ho atau H1) yang dicapai pada sampel terhadap populasi. artinya bahwa

apabila data yang diperoleh homogen maka kelompok-kelompok sampel berasal

dari populasi yang sama. Pengujian ini juga dilakukan untuk mengetahui uji t-test

komparatif yang akan digunakan. Rumus yang akan digunakan separated varians

atau polled varians. untuk pengujian homogenitas dan tes pemahaman konsep

digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut:


𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
F= … 65
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙

Kriteria pengujian ada jika Fhitung < Ftabel pada taraf nyata dengan Ftabel
didapat dari distribusi F dengan derajat kebebasan masing-masing sesuai dengan
dk pembilang dengan dk penyebut pada taraf ∞ = 0,05.

3. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui dugaan sementara atau

jawaban sementara yang dirumuskann dalam hipotesis penelitian dengan

menggunakan uji dua pihak. Pengajuan dilakukan dengan mengunakan uji-t dan

pengujian ini digunakan dengan bantuan komputer yaitu program SPSS 20 for

windows.

Ho: µ1 = µ2 lawan H1:µ1≠2

Keterangan:
µ1 Rata-rata hasil belajar siswa yang diajar tanpa menggunakan
=
Modelpembelajaran DMR berbasis android
µ2 = Rata-rata hasil belajar siswa yang diajar menggunakan Model
pembelajaran diskursus multi representasi berbasis android
HO = Tidak ada pengaruh Model pembelajaran DMR berbasis android
terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 6
Jeneponto
HI = Ada pengaruh Model pembelajara DMR berbasis android terhadap
aktivitas dan hasil belajar siwa kelas XI SMA Negeri 6 Jeneponto

65
Suharsini Arikanto, Prosedur prnrlitian suatu pendekatan praktik (Cet. XIII; Jakarta:
Rineka cipta, 2007), h. 290.

46
47

Jika thitung<ttabel atau taraf signifikan <ɑ (nilai sign<0.005) makan Ho

ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti ada pengaruh model pembelajaran DMR

berbasis android terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 6

Jeneponto.

Jika thitung<ttabel atau taraf signifikan >ɑ (nilai sign >0.005) maka Ho

diterima dan H1 ditolak. Tidak ada pengaruh model pembelajaran DMR berbasis

android terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 6

Jeneponto.

H. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa yang diajar tanpa

menggunakan model pembelajaraan DMR berbasis android di kelas XI SMA

Negeri 6 Jeneponto.

b. Untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan

model pembelajaran DMR berbasis android di kelas XI SMA Negeri 6

Jeneponto.

c. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran DMR berbasis android

terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas XI SMA Negeri 6 Jeneponto.

2 . Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini, antara lain:

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan dalam

bidang pendidikan khususnya dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

biologi. Salah satu faktor yang mempengaruhi proses peningkatan hasil belajar

biologi adalah penerapan model pembelajaran DMR berbasis android. Model

pembelajaran ini sangat penting diperhatikan oleh guru sebagai acuan dalam

47
48

menciptakan pembelajaran aktif agar siswa senantiasa termotivasi untuk

melakukan pembelajaran sehingga tidak mengalami kesulitan dalam memahami

dan menyelesaikan soal pelajaran biologi.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi semua pihak

khususn ya:

a. Peserta Didik

Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan aktivitas dan semangat

siswa dalam belajar biologi sehingga mereka dapat memperoleh hasil belajar yang

lebih baik.

b. Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada guru bidang

studi biologi sebagai bahan pertimbangan dalam menciptakan pembelajaran aktif

dengan menggunakan model pembelajaran dan media sebagai alternatif dalam

upaya meningkatkan hasil belajar siswa di SMA.

c. Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal bagi peneliti

selanjutnya dalam melakukan penelitian terkait model pembelajaran yang

kemudian mampu menciptakan temuan-temuan baru yang akan bermanfaat dalam

ilmu pendidikan.

48
49

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. Supriyono, Widodo. Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta,


2004.
Anik Lestari. “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match
Berbantu Media Mobile Learning Berbasis Android Terhadap Hasil Belajar
Vertebrata Pada Siswa Kelas X MIPA SMA Negeri 16 Kota Semarang”.
Skripsi. 2019.(diakses dari scholar.geogle.ac.id>citations pada tanggal 17
januari 2020).
Anik Lestari. “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Mkae A Match
Berbantu Media Mobile Learning Berbasis Android Terhadap Hasil Belajar
Vertebrata Pada Siswa Kelas X MIPA SMA Negeri 16 Kota Semarang”.
Skripsi. 2019. (Diakses dari scholar.google.co.id.citations pada tanggal 10
januari 2020).
Arikanto, Suharsini. Prosedur prnrlitian suatu pendekatan praktik. Cet. XIII;
Jakarta: Rineka cipta, 2007.
Dapartemen Agama RI. AL-Quran dan Terjemahan (Surabaya: CV Penerbit Fajar
Mulia), 2009.

49
50

Darmadi, Hamid. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2011.


Daud, Firdaus. ” Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) dan Motiv asi Belajar
Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA 3 Negeri Kota Palopo”. Jurnal
pendidikan dan pembelajaran, Vol. 19, no. 2, 2012. (di akses dari:
journal.um.ac.id/index.php/pendidikan-dan-pembelajaran/article/view/3475.
pada tanggal 12 oktober 2019)
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional. (Jakarta: Biro Hukum dan
Organisasi). 2003.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain Aswan. Strategi Belajar Mengajar. Cet. III;
Jakarta, PTRineka Cipta, 2006.
Hamka. Tafsir Al-Azhar Jus XXVIII Cet. II; Jakarta: Pustaka Panjimas. 1985
h.30-31.
Hasan, Iqbal. Pokok-pokok Materi Statistiik I. Cet. V; Jakarta: Bumi Aksara,
2018.
Hikmawari, Fenti. Metodologi Penelitian. Cet. 2; Depok: PT Rajagrafindo
Persada, 2018.
Huduto, Heman. Strategi Mengajar Biologi. Malang: Mirzan, 1999.
Lubis Ramdhani Isma, Ikhsan Jaslin. ”Pengembangan Media Pembelajaran Kimia
Berbasis Android Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Prestasi
Kognitif Peserta Didik SMA”. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, Vol. 1, No.
2, 2015. (Diakses dari https://journal.uny.ac.id.jipi.view pada tanggal 10
januari 2020).
Maolani, Rukaesih dan Cahyana Ucu . Metodologi Penelitian Pendidikan. Cet. 2;
Jakarta: Rjawali pers, 2016.
Marwan, dkk. Depdiknas, Pedoman Umum Sistem Pengujian Hasil Kegiatan
Belajar Mengajar. Jurnal Pendidikan Kewarganegaran. vol. 4, No.7, 2010.
(diaakses dari http://journal.unnes.ac.id, pada tanggal 5 oktober 2019)..
Nyoto, Amat dan Wena, Made. Model-Model Pembelajaran. Universitas Negeri
Malang: Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 115. 2012.
Pangestuningsih, Dwi. ”Penerapan Model Pembelajaran Sebagai Upaya
Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa
Kelas IV SDN Balas Klumprit I/434 Surabaya”. Vol. 1, No. 2, 2017.
(diakses dari http://Jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index/php/jurnal-
penelitian-pgsd/article/view/2954, pada tanggal 1 oktober 2019).
Pigeon, Dyhonest Djadir dan Djam’an Nurwati. ”Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe DMR (Diskursus Multi Representasi terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Mengkendek, Tana
Toraja”.Vol. 2, No. 1, 2018. (Di akses dari http://www.ojs.unm.ac.id/imed,
pada tanggal 28 september 2019)
Purwasih Ratni dan Bernad Martin. Pembelajaran Diskursus Multi Representasi
terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan Disposisi Matematis
Mahasiswa. Jurnal riset pendidikan matematika. 5(1), 2018. (di akses dari
scholar.google.co.id pada tanggal 6 oktober 2019).
Risdawati, Mustami Khalifah Muh, Hamansah.” Pengaruh model pembelajaran
concept attainment terhadap aktivitas dan hasil belajar biologi siswa kelas

50
51

XI SMAN 11 Bulukumba”. Jurnal Biotek. Vol. 5, No. 2, 2017. (diakses dari


scholar.geogle.co.id/citations, pada tanggal 17 januari 2020).
Rostika Deti dan Junita Herni. “Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah
Siswa SD Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Model Diskursus Multy
Representation (DMR)”. Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 9, No. 1, 2017.
(diakses dari https://ejournal.upi.edu>view. pada tanggal 1 oktober 2019).
Rusman. Model-model pembelajaran. Bandung; Rajawali pers, 2010.)
Safitri Ikra, Ibrahim, Malik Misykat dan Nursalam. Pengaruh Penerapan Model
Talking Stick Dengan Bantuan Media Chosee Number Terhadap Hasil
Belajar Biologi Di SMP Negeri 3 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Jurnal
Biotek, Vol. 6, No. 1, 2018. (diakses dari journal.uin-
alauddin.ac.id>index.php, pada tanggal 1 oktober 2019).
Safitri, Ikra Ibrahim Malik Misykat dan Nursalam. ”Pengaruh Penerapan Model
Talking Stick Dengan Bantuan Media Chosee Number Terhadap Hasil
Belajar Biologi Di SMP Negeri 3 Sungguminasa Kabupaten Gowa”. Jurnal
Biotek, Vol. 6 No. 1, 2018. (diakses dari journal.uin-alauddin.ac.id>pdf
pada tanggal 16 januari 2020).
Samira, Mustami Khalifah Muh, Ainul Uyuni Taufiq.” Pengaruh model search,
solve, create and share terhadap aktivitas dan hasil belajar biologi siswa
kelas X SMA Negeri 1 Tinambung”. Jurnal Al-Ahya. Vol. 1, No. 1, 2019.
(diakses pada dari scholar.geogle.co.ic/citations, pada tanggal 17 januari
2020).
Sigit Prasetyo. “Pengembangan Media Pembelajaran IPA Berbasis Android Untuk
Siswa SD/MI”. Journal of Madrasah Ibtidaiyah Education 1(1), 2017.
(Diakses dari scholar.google.co.id.citations pada tanggal 10 januari 2020).
Sinaga, Juli Antasari. Pengaruh Metode Pembelajaran Diskursus Multi
Representasi (DMR) Terhadap Komunikasi Mtematis Siswa SMP Pada
Materi Perbandingan. Jurnal stindo profesional Vol. IV, no. 3, 2018. (di
akses dari jurnalstipro.com, pada tanggal 6 oktober 2019).
Slameto. Belajar & faktor-faktor yang mempengaruhinya. Cet. V; Jakarta:
Rineka Cipta, 2010.
Suarjana I Made, Riastini Nanci Dan Pustika Yudha. Penerapan Pendekatan
Kontekstual Berbantuan Media Konkret Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan
Hasil Belajar. International Journal Of Elementary Education, Vol. 1, (2)
pp. 103-114, 2017 (diakse dari https://ejournal.undiksha.ac.id, pada tanggal
1 oktober 2019).
Suarjana Made I, Riastini Nanci Dan Pustika Yudha. “Penerapan Pendekatan
Kontekstual Berbantuan Media Konkret Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan
Hasil Belajar”.. International Journal Of Elementary Education. Vol. 1, (2)
pp, 103-114, 2017. (Diakses dari garuda.ristekdikti.go.id.view pada tangal
10 januari 2020)
Sudaryono. Metode Penelitian Pendidikan. Cet. 1; Jakarta: Prenadamedia Group,
2016.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan. Cet.XVI; Bandung: Alfabeta, 2013.
Supranto J. Statistik teori dan Aplikasi. Cet. VII; Jakarta: Erlangga. 2008.
Sugiyono. statistik untuk penelitian. Bandung: alfabeta. 2009.

51
52

Susriyari, dkk. ”Pengaruh Pembelajaran Projec Based Learning (PJBL) pada


Materi Ekosistem Terhadap sikap dan hasil belajar Siswa SMAN 2 Malang.
Jurnal onlineUniversitas Negeri Malang. (di akses dari
http://www.ummetro.ac.id/file_jurnal/1%20susriyanti%Univ.Negeri%20Ma
lang.pdf pada tanggal 6 oktober 2019).
Suyanto. Menjelajah pembelajaran inovasi. Sidoarjo: Masmedia buana pustaka,
2009.
Syamsudduha, St. Penilaian Berbasis Kelas konsep dan aplikasi.Cet. I:
Yogyakarta: CV. Arti Bumi Intara, 2014.
Tristiyanti Tiagita dan Afriansyah, Ekasatya Aldila. “ Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Diskursus Multi Representasi Dan Reciprocal Learning”. Jurnal Silogisme,
Vol. 1, No. 2, 2016. (diakses dari journal.umpo.ac.id, pada tanggal 6
oktober 2019).

52

Anda mungkin juga menyukai