Anda di halaman 1dari 13

BAB V

ANALISIS KEGIATAN

5.1 Identifikasi Faktor Penyebab Masalah Kesehatan Komunitas


Identifikasi di bawah ini menyajikan gambaran faktor-faktor penyebab
masalah terjadinya hipertensi yang meningkat yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan. Identifikasi tersebut dengan
menyajikan diagram fishbone.
a. Faktor Pengetahuan Masyarakat terhadap Hipertensi
Faktor pengetahuan masyarakat tentang definisi penyakit hipertensi
diamati dengan mengajukan pertanyaan “Bapak dan ibu apakah tahu apa
yang dimaksud dengan penyakit hipertensi atau yang biasa dikenal
dengan darah tinggi?”
Jawaban yang didapatkan adalah sebagai berikut:
Keterangan:
R1: Responden 1
R2: Responden 2
R3: Responden 3

R1 : “hipertensi itu darah tinggi dok, leher nya berat, kepala nya
sakit”

R2 : “darah tinggi ya dok ? Kalau saya stress tensi saya naik dok”

R3 : “tensinya tinggi dok sampe 150 an, per nya saya lupa berapa”

Berdasarkan hasil Indepth interview dengan responden terkait


pengetahuan mengenai penyakit hipertensi belum ada yang dapat
menyebutkan dengan tepat mengenai pengertian hipertensi.
Selanjutnya, masyarakat diajukan pertanyaan berupa “Bapak/ibu kapan
pertama kali tahu kalau menderita hipertensi?” dan jawaban yang
didapatkan adalah:

R1 : “waktu itu dok kepala saya pusing jadi saya berobat ke ibu
bidan dan ternyata tensi saya 150 dok”

R2 : “waktu itu ada kkn dok di kampung saya diperiksakan dengan


anak kkn dan tensi saya ternyata tinggi, lalu saya ke mantri dekat
rumah saya tetap tinggi jadi saya dibilang darah tinggi dok”

R3 : “waktu saya ke puskes dok berobat karena batuk pilek lalu


ternyata waktu di tensi tinggi dok sampai 160”

Kemudian, pengetahuan masyarakat tentang penyebab hipertensi juga


diamati dengan mengajukan pertanyaan “Apakah bapak dan ibu tau apa
penyebab hipertensi itu?” Jawaban yang didapatkan adalah sebagai
berikut:

R1 : “karena banyak makan berlemak”

R2 : “karena usia ya dok ? Stress juga sepertinya”

R3 : “karena banyak pikiran dok”

Kemudian masyarakat ditanyakan mengenai “Bapak/ibu tau tidak


akibat/komplikasi dari hipertensi?”

R1 : “katanya bisa stroke dok”

R2 : “sakit jantung dok”

R3 : “bisa stroke ya?”


Berdasarkan hasil wawancara didapatkan kesimpulan bahwa pengetahuan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan
mengenai hipertensi masing kurang, hal ini dapat dilihat dari hasil
wawancara dimana responden tidak mengetahui mengenai definisi,
penyebab dan komplikasi dari hipertensi.

b. Faktor Sikap Masyarakat terhadap Hipertensi


Sikap masyarakat terhadap penyakit hipertensi diamati dengan
mengajukan pertanyaan “Apakah bapak dan ibu setuju jika penyakit
hipertensi memburuhkan pengobatan lebih lanjut?” Jawaban yang
didapatkan adalah sebagai berikut:

R1:” Iya dok sangat setuju”


R2: “Setuju saya dok”
R3: “Ya setuju lah dok, kan memang harus diobati darah tinggi
mah”

Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa ketiga responden setuju


jika terkena penyakit hipertensi membutuhkan pengobatan lebih lanjut.
Sikap masyarakat mengenai pencegahan hipertensi juga diamati dengan
mengajukan pertanyaan berupa “Apakah bapak dan ibu tahu cara
mencegah agar tidak terkena penyakit hipertensi adalah dengan
mengurangi garam?”. Jawaban yang didapatkan sebagai berikut:

R1: “Ya tau dok, tapi gimana ya kalo masak kurang garam ya
rasanya hambar lah dok.”
R2: “Waah kalo saya sih agak susah dok, saya suka makanan yang
asin asin gitu soalnya. Lebih gurih rasanya.”
R3: “Iya sih dok katanya ya, tapi kalo masak kan ya tetep aja harus
ada rasa asinnya.”
Berdasarkan wawancara didapatkan bahwa dua dari tiga responden
mengetahui bahwa pencegahan hipertensi dilakukan dengan mengurangi
asupan garam, namun masyarakat masih sulit jika dalam memasak atau
konsumsi makanan sehari-hari dengan garam yang sedikit. Berdasarkan
hasil indeepth interview yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa sikap
responden di wilayah Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan mengenai
hipertensi masih kurang, hal ini didapatkan dari hasil wawancara
mengenai sikap pencegahan dari hipertensi yang masih kurang baik.

c. Faktor Perilaku Masyarakat terhadap Hipertensi


Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi, salah satunya
adalah faktor perilaku masyarakat yang diamati dengan mengajukan
pertanyaan “Apakah bapak dan ibu tahu kalau olahraga dapat mencegah
terjadinya hipertensi?” Jawaban yang didapatkan adalah:

R1:”Ya tau dok, tapi saya kalo mau olahraga gitu kadang susah
bagi waktunya dok, kadang juga males rasanya mending di rumah
aja beres-beres rumah”
R2: “Olahraga saya sih ya di rumah dok, nyapu, ngepel, nyuci
baju”
R3: “Iya tau dok, saya suka jalan-jalan di sekitar rumah”

Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa perilaku pasien tentang


penyakit hipertensi masih buruk. Perilaku masyarakat juga dapat diamati
dengan mengajukan pertanyaan “Apa yang ibu atau bapak lakukan jika
ibu atau keluarga ada yang sakit kepala, sakit di belakang leher?”.
Jawaban yang didapatkan adalah sebagai berikut:
R1: “Ya paling ke bidan dok, buat cek tensi. Nanti kan dikasih obat
sama bu bidan kalo tensinya tinggi”
R2: “Biasanya saya langsung ke puskesmas dok biar ketauan
sakitnya apa”
R3: “Saya sih beli obat di warung dulu dok, nanti kalo gak sembuh
baru ke bu bidan deket rumah saya”

Berdasarkan wawancara didapatkan bahwa perilaku 2 dari 3 responden


masih kurang baik perilakunya tentang hipertensi. Berdasarkan hasil
indeepth interview yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa masih
kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan perilaku pencegahan
hipertensi seperti mengurangi asupan garam dan berolahraga. Namun
untuk perilaku pengobatan demam tifoid dua dari tiga responden tidak
langsung berobat ke fasilitas kesehatan seperti Puskesmas.

d. Faktor Pelaksanaan dan Pencapaian Program Hipertensi di Wilayah


Kerja Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan
Program yang dilaksanakan oleh Puskesmas diamati dengan mengajukan
pertanyaan “Program apa saja yang diselenggarakan puskesmas Gedong
Tataan untuk penyakit hipertensi?”. Jawaban yang didapatkan adalah
sebagai berikut:
Keterangan :
KL : Pemegang program Kesehatan Lingkungan
PK : Pemegang Program Promosi Kesehatan
P2PTM : Pemegang Program Penanggulangan Penyakit Tidak Menular
K : Kader
Jawaban yang didapat sebagai berikut:
PK: “Promosi kesehatan yang khusus tentang hipertensi sih gak ada ya
kita, gak pernah seinget saya ngomongin hipertensi ke masyarakat.”
P2PTM: “Program hipertensi itu ada posyandu lansia, biasanya kan kalo
lansia kebanyakan hipertensi tuh, trus posbindu. Kalo kegiatannya kayak
biasa sebulan sekali cek tensi sama dikasih obat. Sama ada juga dok kita
program Jumat Barokah. Jadi kami dateng ke instansi tiap jumat buat cek
tensi. Biasanya kan tuh kalo pegawai pegawai gitu kan rawan stres jadi
siapa tau ada hipertensi. Selain instansi kita juga ke pengajian –
pengajian gitu cek tensi.”
K: “Kalo untuk program hipertensi gitu ya paling itu posyandu lansia
sama posbindu tiap bulan. Itu aja masyarakat masih susah dok. Kalo mau
dijemput bola juga masih susah.”

R1: “Kalo program hipertensi ya paling posyandu lansia sama posbindu


aja dok tiap bulan. Kalo ke Gemati sendiri kita gak ada program khusus
atopun kerjasama gitu.”
R2: “Program hipertensi yang saya tau cuma posyandu lansia sih dok.”
R3: “Kalo yang saya tau itu ada posyandu lansia sama posbindu. Kalo
penyuluhan gitu saya gak pernah liat sih dok.”

Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa Puskesmas Gedong


Tataan memiliki program hipertensi yaitu posbindu, posyandu lansia, dan
Jumat Barokah. Program tersebut telah berjalan dengan baik meskipun
beberapa masyarakat belum memiliki kesadaran untuk mengikuti
program tersebut. Adapun salah satu faktor yang menyebabkan hal
tersebut adalah tidak optimalnya program promosi kesehatan yang
berkaitan dengan hipertensi sehingga masyarakat belum memahami
tentang hipertensi.
e. Wawancara Mengenai Komunitas Gemati dan Kegiatan yang
Dilaksanakan
Untuk mengetahui mengenai komunitas Gemati, diamati dengan
mengajukan pertanyaan kepada ketua komunitas dan kader yang ikut
terlibat dalam Gemati ini.
Keterangan:
KKG: Ketua Komunitas Gemati
K: Kader
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai komunitas ini, pertanyaan yang
diajukan berupa “Apa itu komunitas Gemati? Sejak kapan terbentuknya
komunitas ini?”
Jawaban yang diperoleh adalah:

KKG: “Gemati adalah singkatan dari Gerakan Melawan Hipertensi.


Komunitas ini sengaja dibentuk untuk membantu masyarakat yang
menderita hipertensi.”
K: “Iya dok, Gemati ini sendiri sudah dibangun sejak 1 tahun yang
lalu dok ya alhamdulillah sih dok sampe saat ini masih berjalan.”

Kemudian diajukan lagi pertanyaan “Berapa banyak anggota yang masuk


dalam komunitas ini, dan apa aja kegiatan yang dilakukan di komunitas
Gemati ini?”
Jawaban yang didapat sebagai berikut:

KKG: “Untuk total, komunitas ini sudah memiliki anggota sebanyak


21 orang yang menderita hipertensi.”
K: “Iya dok semuanya udah 21 orang. Kalo buat kegiatan ya paling
kita tensi aja dok buat cek tekanan darah masyarakat dan biasanya
1 bulan sekali. Tapi kadang-kadang kita juga panggil tenaga
kesehatan home care gitu buat bantu-bantu kita dok.”
Berdasarkan wawancara didaparkan bahwa komunitas Gemati (Gerakan
Melawan Hipertensi) adalah suatu komunitas yang sengaja dibentuk sejak
1 tahun yang lalu untuk menjaring masyarakat yang menderita hipertensi.
Sampai saat ini sudah terdapat 21 orang yang masuk menjadi anggoota
Gemati ini. Kegiatan yang rutin dilakukan adalah mengecek tekanan
darah masyarakat secara rutin 1 bulan sekali dengan bantuan kader dan
terkadang tenaga kesehatan home care.

5.2 Prioritas Penyebab Masalah Kesehatan Komunitas

Masalah kesehatan utama di komunitas Gemati Gedong Tataan 2018 adalah:

1. Kurangnya pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat mengenai factor

resiko dan pencegahan hipertensi

2. Kurangnya keinginan masyarakat dan dukungan keluarga untuk

mengontrol tekanan darah

3. Kurangnya pelatihan khusus untuk kader Gemati

4. Kurangnya dana untuk mengembangkan program hipertensi

5. Komunikasi yang belum efektif terkait penyampaian informasi tentang

penyakit hipertensi pada pasien dan keluarga

6. Kurangnya peran serta kader dalam komunitas Gemati

Menilai dan meninjau kapasitas komunitas Gemati perlu dilakukan

pengukuran priotitas masalah. Metode yang digunakan untuk menentukan

prioritas masalah kesehatan dalam hal ini peneliti memilih USG (Urgency,

Growth, Serousness).
Tabel 1. Prioritas Masalah

Masalah U S G Total

Kurangnya pengetahuan masyarakat 4 4 5 80

Kurangnya keinginan masyarakat untuk 3 4 4 48

kontrol tekanan darah

Kurangnya pelatihan kader 4 3 3 36

Kurangnya dana mengembangkan program 3 4 4 48

hipertensi

Kurangnyaperan serta kader 4 4 4 64

Komunikasi yang belum efektif terkait 4 4 4 64

penyampaian informasi tentang hipertensi

Berdasarkan tabel prioritas masalah menggunakan metode USG didapatkan

masalah yang menjadi prioritas meningkatnya angka hipertensi pada

komunitas Gemati adalah kurangnya pengetahuan mengenai penyakit

hipertensi.
5.3 Alternatif Penyelesaian Masalah Kesehatan Komunitas

Tabel 2. Penyusunan Upaya Perbaikan Komunitas

Masalah Alternatif Pemecahan masalah

Kurangnya pengetahuan  Sosialisasi mengenai penyakit

mengenai penyakit hiperrtensi hipertensi (penyebaran leaflet,

poster, maupun banner)

 Menambah frekuensi kegiatan

penyuluhan mengenai penyakit

hipertensi

 Melibatkan tenaga kesehatan dalam

sosialisasi hipertensi

5.4 Prioritas Penyelesaian Masalah Kesehatan Komunitas

Tabel 3. Cara PemecahanTerpilih

Pemecahan Masalah Efektivitas Efisiensi Jumlah

M I V C MIV/C

Sosialisasi mengenai 3 4 4 2 24

penyakit hipertensi

Menambah frekuensi 3 4 2 1 24

penyuluhan

Melakukan kerjasama 4 4 5 3 27

dengan tenaga kesehatan

setempat
Berdasarkan tabel pemecahan masalah didapatkan prioritas pemecahan

masalah yang terpilih yaitu dilakukannya kerjasama dengan tenaga

kesehatan setempat untuk melakukan sosialisasi mengenai hipertensi. Hal

ini dilakukan agar menarik perhatian masyarakat bahwa hipertensi

merupakan hal yang penting.

5.5 Advokasi

Advokasi diartikan sebagai suatu upaya pendekatan terhadap orang lain

maupun sektor lain yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap

keberhasilan suatu program, atau kegiatan yang dilaksanakan. Oleh karena

itu, orang maupun sektor yang menjadi sasaran atau target advokasi ini adalah

para pimpinan suatu organisasi atau institusi kerja di lingkungan pemerintah

maupun swasta dan organisasi kemasyarakatan.

Pada kasus ini, perlu dilakukan advokasi pada:

1. Kepala Desa atau tokoh masyarakat

Advokasi terhadap tokoh masyarakat yaitu dengan membentuk FGD

(Focus Group Discussion) mengenai permasalahan angka kejadian

hipertensi dan upaya pencegahannya oleh kelompok masyarakat wilayah

kerja Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan dan meminta tokoh

masyarakat untuk mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam upaya

pengendalian hipertensi dan menjadi kader Gemati.

2. Puskesmas atau klinik setempat


Advokasi terhadap puskesmas atau klinik setempat dilakukan agar tenaga

kesehatan setempat dapat berpartisipasi dalam sosialisasi mengenai

hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai

  • Fernadya-084-BERKAS PEMBINAAN KELUARGA
    Fernadya-084-BERKAS PEMBINAAN KELUARGA
    Dokumen24 halaman
    Fernadya-084-BERKAS PEMBINAAN KELUARGA
    Geta Okta Prayogi
    Belum ada peringkat
  • Lembar Follow Up Anak
    Lembar Follow Up Anak
    Dokumen2 halaman
    Lembar Follow Up Anak
    Geta Okta Prayogi
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Geta Okta Prayogi
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen13 halaman
    Bab V
    Geta Okta Prayogi
    Belum ada peringkat
  • Lapjag Minggu 29 Desember 2019 SORE
    Lapjag Minggu 29 Desember 2019 SORE
    Dokumen16 halaman
    Lapjag Minggu 29 Desember 2019 SORE
    Geta Okta Prayogi
    Belum ada peringkat
  • Lapjag Minggu 29 Desember 2019 SORE
    Lapjag Minggu 29 Desember 2019 SORE
    Dokumen16 halaman
    Lapjag Minggu 29 Desember 2019 SORE
    Geta Okta Prayogi
    Belum ada peringkat
  • Bab V Vi
    Bab V Vi
    Dokumen5 halaman
    Bab V Vi
    Geta Okta Prayogi
    Belum ada peringkat
  • 162
    162
    Dokumen60 halaman
    162
    Geta Okta Prayogi
    Belum ada peringkat
  • (PPT) DK Pasar Ambon - Fix
    (PPT) DK Pasar Ambon - Fix
    Dokumen52 halaman
    (PPT) DK Pasar Ambon - Fix
    Geta Okta Prayogi
    Belum ada peringkat
  • 1.2. Kata Pengantar
    1.2. Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    1.2. Kata Pengantar
    Geta Okta Prayogi
    Belum ada peringkat
  • ABSTRAK
    ABSTRAK
    Dokumen1 halaman
    ABSTRAK
    Geta Okta Prayogi
    Belum ada peringkat
  • Fix
    Fix
    Dokumen4 halaman
    Fix
    Geta Okta Prayogi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    Geta Okta Prayogi
    Belum ada peringkat
  • BP Dari Patof
    BP Dari Patof
    Dokumen18 halaman
    BP Dari Patof
    Geta Okta Prayogi
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen52 halaman
    1
    Geta Okta Prayogi
    Belum ada peringkat
  • 1cover Depan
    1cover Depan
    Dokumen1 halaman
    1cover Depan
    Geta Okta Prayogi
    Belum ada peringkat
  • Cover Dalam
    Cover Dalam
    Dokumen1 halaman
    Cover Dalam
    Geta Okta Prayogi
    Belum ada peringkat
  • Bab V Vi
    Bab V Vi
    Dokumen5 halaman
    Bab V Vi
    Geta Okta Prayogi
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen52 halaman
    1
    Geta Okta Prayogi
    Belum ada peringkat
  • Disjum Program Tuberkulosis Puskesmas Gedong Tataan
    Disjum Program Tuberkulosis Puskesmas Gedong Tataan
    Dokumen44 halaman
    Disjum Program Tuberkulosis Puskesmas Gedong Tataan
    Geta Okta Prayogi
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen52 halaman
    1
    Geta Okta Prayogi
    Belum ada peringkat
  • Cover Dalam
    Cover Dalam
    Dokumen1 halaman
    Cover Dalam
    Geta Okta Prayogi
    Belum ada peringkat
  • BPH Tipus
    BPH Tipus
    Dokumen25 halaman
    BPH Tipus
    Geta Okta Prayogi
    Belum ada peringkat
  • 1.2.3. Daftar Isi
    1.2.3. Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    1.2.3. Daftar Isi
    Geta Okta Prayogi
    Belum ada peringkat
  • Minicex DR - Nurul Ny - Rinimmm
    Minicex DR - Nurul Ny - Rinimmm
    Dokumen9 halaman
    Minicex DR - Nurul Ny - Rinimmm
    Geta Okta Prayogi
    Belum ada peringkat
  • Dfafaf
    Dfafaf
    Dokumen1 halaman
    Dfafaf
    Geta Okta Prayogi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    Geta Okta Prayogi
    Belum ada peringkat
  • (PPT) DK Pasar Ambon - Fix
    (PPT) DK Pasar Ambon - Fix
    Dokumen52 halaman
    (PPT) DK Pasar Ambon - Fix
    Geta Okta Prayogi
    Belum ada peringkat
  • 1.2.3. Daftar Isi
    1.2.3. Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    1.2.3. Daftar Isi
    Geta Okta Prayogi
    Belum ada peringkat