OLEH :
MITA KURNIAWATI
TAHUN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN
PENATALAKSANAAN OPERASI LAPARATOMY
DENGAN TEKNIK OSADA A/I ADENOMYOSIS
A. DEFINISI
Istilah adenomiosis berasal dari istilah adeno (kelenjar), myo (otot) dan osis (kondisi)
atau dikenal sebagai "Endometriosis Rahim”. Endometriosis rahim adalah adenomiosis jinak
dan tidak menyebabkan kanker. Paling umum, penyakit tersebut mempengaruhi dinding
belakang (sisi belakang) dari rahim. Sel-sel endometrium menembus jauh ke dalam otot
rahim (miometrium). Ketika ini terjadi pembesaran rahim biasanya lebih dari dua kali ukuran
normal dan sangat keras (Manuaba, 2002).
Adenomyosis adalah penetrasi dan bertumbuhnya jaringan endometrium (jaringan
yang melapisi dinding dalam rahim) kedalam myometrium (lapisan otot rahim), sering
disebut pula dengan endometriosis internal.
B. ETIOLOGI
Penyebab dari adenomyosis tidak dimengerti dengan baik. Beberapa peneliti-peneliti
percaya bahwa operasi-operasi sebelumnya pada kandungan (termasuk kelahiran-kelahiran
caesar) dapat menyebabkan sel-sel endometrial (lapisan kandungan) menyebar dan tumbuh
pada lokasi yang abnormal (lapisan otot dari dinding kandungan). Kemungkinan lain adalah
bahwa adenomyosis timbul dari jaringan-jaringan dalam dinding kandungan sendiri yang
mungkin telah mengendap disana selama perkembangan dari kandungan. Adenomyosis
adalah lebih umum terjadi setelah kelahiran anak (Ellaine, 2011).
C. MANIFESTASI KLINIS
Bisa saja seseorang memiliki adenomyosis dia tidak merasakan gejala apapun. Gejala-gejala
adenomyosis adalah:
1. Triad gejala yakni pembesaran rahim, nyeri pelvis dan menstruasi yang banyak dan
abnormal.
2. Nyeri, yang dirasakan terutama selama menstruasi disebut dysmenorrhea dapat berupa
kram yang hebat atau seperti disayat pisau.Nyeri dapat juga dirasakan pada saat tidak
sedang menstruasi.
3. Pembesaran rahim dapat merata dengan tonjolan-tonjolan rahim yang besar atau dapat
pula seperti “tumor” yang terlokalisir.
4. Pendarahan pada saat menstruasi dapat banyak sekali dan berhari-hari, mungkin dengan
bekuan-bekuan darah. Pendarahan yang hebat ini dapat menyebabkan anemia
(berkurangnya kadar Hemoglobin dalam sel darah merah). Selain itu diluar saat
menstruasi bisa ada pendarahan abnormal (pendarahan sedikit-sedikit, bercak-bercak).
D. PATOFISIOLOGI
Penyakit ini disebabkan oleh tumbuhnya endometrium (selaput lender rahim) di
tempat yang tidak semestinya. Akibatnya jaringan tempat tumbuhnya selaput lendir yang
abnormal ini rusak, meradang, dan menimbulkan rangsang nyeri. Jadi penyakit ini sejenis
dengan endometriosis. Adenomyosis dapat ada bersamaan dengan endometriosis eksternal.
Dan jaringan endometrium yang salah tempat ini, seperti endometrium yang normal, akan
mengikuti siklus menstruasi, jadi cenderung mengalami pendarahan pada saat menstruasi.
Darah yang terkumpul di dalam jaringan otot rahim ini akan menyebabkan pembengkakan;
rahim menjadi lebih besar. Pembengkakan (adenomyosis) ini dapat merata atau terfokus di
satu tempat. Jika pembengkakan ini terfokus di satu tempat maka disebut sebagai
adenomyoma, yang mana menyerupai tumor rahim lainya. Adenomiosis dapat berupa bercak-
bercak di selaput lendir rongga perut (peritoneum), benjolan (nodul), maupun cairan yang
terkumpul dalam bentuk kista indung telur. Adenomiosis sering kali menimbulkan nyeri yang
lebih hebat dan gangguan infertilitas yang lebih berat Selama wanita tersebut masih
mendapatkan haid, maka pada saat yang bersamaan jaringan endometrium abnormal juga
mengalami reaksi peluruhan yang menimbulkan perdarahan (Oxorm, 2010).
E. PENATALAKSAAN
1. Seringkali pembesaran rahim yang tidak begitu besar biasanya tidak menimbulkan gejala
dan karenanya tidak diperlukan obat-obatan.
2. Danazol (mengurangi dan mengobati rasa sakit dan mengurangi ukuran uterus).
3. Obat GnRH agonis untuk kasus-kasus pendarahan hebat disertai nyeri yang amat sangat
dapat dipakai obat GnRH agonis (menyebabkan suatu keadaan seperti menopause dengan
penghentian fungsi indung telur secara lengkap dan juga menghentikan menstruasi, yang
menyebabkan jaringan yang abnormal bisa menyusut). Keadaan seperti menopause ini
sangat menguntungkan bagi pasien-pasien yang mengalami anemia karena
memungkinkan pasien untuk memulihkan anemianya, terutama dibantu dengan obat-
obatan penambah darah.
4. Hysterectomy (operasi pengangkatan rahim) saat ini dipertimbangkan sebagai satu-
satunya terapi yang efektif untuk mengangkat sebagian dari rahim (hanya daerah rahim
yang mengandung adenomyosis saja). Meskipun hanya sebagian rahim yang diangkat
tetapi dengan begitu maka tidak dibolehkan lagi adanya kehamilan.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Histerosalpingogram: suatu pemeriksaan roentgen daerah panggul setelah suatu kontras
dimasukkan ke dalam dinding rahim.
2. Pemeriksaan MRI: mendeteksi adanya adenomyosis dan seberapa luas adenomyosis dan
juga dapat membedakannya dari fibroid. Pemeriksaan MRI panggul ini harus dikerjakan
dengan media kontras Gadolinium yang disuntikkan ke pembuluh darah.
3. USG transvaginal: USG yang alatnya dimasukkan ke dalam vagina.
I. EVALUASI
1. Kelengkapan instrument
2. Proses operasi
3. Bahan pemeriksaan
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, I.B. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB.
Jakarta : EGC
Manuaba, I.B. 2002. Operasi Kebidanan Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Dokter
Umum. Jakarta : EGC