Anda di halaman 1dari 13

MODERNISASI DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
B. Tujuan dan manfaat
C. Rumusan masalah

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Teori modernisasi
B. Teori atau filsafat pendidikan

BAB III PEMBAHASAN

A. Penjelasan moderenisasi
B. Faktor pendukung modernisasi
C. Ciri-ciri manusia modern
D. Keterkaitan modernisai dengan pembangunan pendidikan di Indonesia
E. Dampak modernisasi bagi pembangunan pendidikan di Indonesia

BAB IV SIMPULAN DAN PENUTUP

A. Simpulan

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Modernisasi merupakan bentuk modernisasi yang direncanakan. Dampak
dari modernisasi ini bergantung pada bidang yang akan dirubah dan
bagaimana peraturan dari pemerintah atau penguasa. Tanpa paksaan
masyarakat senantiasa terlibat di dalam proses modernisasi meskipun
perubahan antar masyarakat berbeda-beda baik arah dan tujuan. Proses
modernisasi memiliki cakupan yang sangat luas baik di bidang pendidikan,
sosial budaya, politik, ekonomi, dan lain-lain. Definisi modernisasi dibagi
menjadi 3 secara historis, relatif, dan analisis. Secara historis modernisasi
berati sama dengan westernisasi dan amerikanisasi. Hal ini dilihat bahwa
modernisasi sebagai cara untuk mewujudkan cita-cita masyarakat sebagai
model. Secara pengertian relatif, modernisasi merupakan upaya yang
memiliki tujuan untuk menyamai standar yang sedang berkembang dewasa
ini dan yang dianggap lebih baik oleh masyarakat banyak. Dan secara
analisis moedernisasi adalah proses tranformasi menuju perubahan yang
lebih baik atau meningkat dari aspek kehidupan masyarakat. Modernisasi
juga dapat dikatakan sebagai perubahan dari tradisional ke cara-cara baru
yang dianggap lebih maju yang dapat menunjang kesejahteraan
masyarakat. Wilbert E. Moore mengemukakan pendapat bahwa
modernisasi adalah suatu transformasi total dalam kehidupan bersama
yang tradisional atau pra modern dalam arti teknologi, serta organisasi
sosial ke arah pola ekonomis dan politis yang menjadi ciri-ciri negara
barat yang stabil. Jika individu atau masyarakat dapat terbuka dengan
adanaya cara-cara baru maka proses keberlangsungan modernisasi akan
berjalan dengan baik dan stabil atau sebaliknya jika individu atau
masyarakat bersikap tertutup maka proses keberlangsungan modernisasi
akan terhambat dan bahkan bisa menimbulkan masalah yang tidak terduga.
Pembangunan merupakan bentuk perubahan positif yang terarah, secara
sadar dan terencana melalui berbagai kebijakan untuk meningkatkan taraf
hidup masyarakat banyak.
Pendidikan merupakan salah satu bentuk modernisasi untuk melahirkan
generasi penerus bangsa yang terbaik, sesuai dengan tujuan bangsa.
Modernisasi memiliki dampak yang mempengaruhi pembangunan
pendidikan di Indonesia. Dari dampak tersebut jelas bahwa modernisasi
memiliki keterkaitan dengan pembangunan terutama pembangunan
pendidikan di Indonesia.
Dari modernisasi ini pendidikan di Indonesia semakin memiliki inovasi-
inovasi intuk menunjang proses pembangunan pendidikan di Indonesia.
B. Tujuan dan manfaat
C. Rumusan masalah
1. Bagaimana penjelasan arti dari modernisasi?
2. Faktor-faktor apa saja yang mendukung modernisasi?
3. Bagaimana ciri-ciri manusia modern?
4. Bagaimana keterkaitan modernisasi dengan pembangunan
pendidikan di Indonesia?
5. Bagaimana dampak dari modernisasi bagi pembangunan
pendidikan di Indonesia?

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Teori modernisasi
Menjelaskan tentang proses transformasi dari masyarakat tradisional atau
terbelakang dari masyarakat modern. Modernisasi merupakan proses
perubahan terhadap sistem ekonomi, sosial, dan politik yang berkembang
di Eropa Barat dan Amerika Utaradari abad ke-17 sampai ke-19 yang
kemudian menyebar ke negara-negara Eropa lainnya. Perubahan tersebut
juga terjadi di Amerika Selatan, Asia dan Afrika pada abad ke-19 dan ke-
20. Teori modernisasi fokus pada cara masyarakat pramodern menjadi
modern melalui proses pertumbuhan ekonomi dan perubahan struktur
sosial, politik, dan budaya. Masyarakat modern adalah masyarakat
industri. Oleh karena itu, hal pertama yang yang harus dilakukan untuk
memodernkan masyarakat adalah dengan indutrialisasi.
Sejarah teori modernisasi yaitu Teori modernisasi berkembang dalam tiga
fase. Fase pertama (1950-an dan 1960-an), fase kedua (1970-an dan 1980-
an), fase ketiga (1990-an). Teori modernisasi lahir sebagai sejarah tiga
peristiwa penting dunia setelah Perang Dunia II, yaitu munculnya Amerika
Serikat sebagai kekuatan dominan dunia, perluasan gerakan komunis
sedunia dimana Uni Soviet mampu memperluas pengaruh politiknya
ke Eropa Timur dan Asia serta lahirnya negara-negara merdeka baru di
Asia (Afrika dan Amerika Latin). Terdapat dua teori yang
melatarbelakangi lahirnya teori modernisasi, yaitu teori evolusi dan teori
fungsionalisme.
Teori evolusi menggambarkan perkembangan masyarakat dalam dua
hal. Pertama, teori evolusi menganggap bahwa modernisasi merupakan
gerakan searah, seperti garis lurus. Masyarakat berkembang dari
masyarakat primitif menuju masyarakat maju Kedua, teori evolusi
membaurkan antara pandangan subjektifnya tentang nilai dan tujuan akhir
modernisasi. Perubahan menuju bentuk masyarakat modern merupakan
sesuatu yang tidak dapat dihindari.
Teori fungsionalisme tidak lepas dari pemikiran Talcott Parsons yang
memandang masyarakat seperi organ tubuh manusia Pertama, struktur
tubuh manusia memiliki bagian yang saling terhubung satu sama
lain. Oleh karena itu, masyarakat mempunyai berbagai kelembagaan yang
saling terkait satu sama lain. Kedua, setiap bagian tubuh manusia memiliki
fungsi yang jelas dan khas, demikian pula setiap bentuk kelembagaan
dalam masyarakat.
Terdapat tiga pemikir klasik teori modernisasi untuk menggambarkan
bagaimana seorang sosiolog, ekonom dan ahli politik menguji persoalan
pembangunan di Negara Dunia Ketiga.
1) Menurut Neil Smelser, modernisasi akan selalu melibatkan konsep
diferensiasi struktural. Dengan adanya proses modernisasi,
ketidakteraturan struktur masyarakat yang menjalankan berbagai
fungsi sekaligus akan dibagi dalam substruktur untuk menjalankan
satu fungsi yang lebih khusus.
2) Walt Whitman Rostow menyatakan bahwa ada lima tahapan
pembangunan ekonomi, yaitu masyarakat tradisional, persiapan
tinggal landas, tinggal landas, menuju kematangan dan konsumsi
massa. Namun, masalah yang dihadapi Negara Dunia Ketiga
adalah bagaimana memperoleh sumber daya yang diperlukan,
khususnya sumber daya modal untuk mencapai tingkat investasi
produktif yang tinggi. Menurut Rostow, masalah dana investasi
dapat diselesikan dengan beberapa cara, yaitu pemindahan sumber
dana secara radikal atau melalui berbagai kebijakan pajak, investasi
yang berasal dari lembaga-lembaga keuangan, perdagangan
internasional dan investasi langsung modal asing.
3) Menurut James S. Coleman, modernisasi politik merujuk pada
proses diferensiasi struktur politik dan sekularisasi budaya politik
yang mengarah pada etos keadilan. Terdapat tiga hal pokok yang
dinyatakan oleh Coleman, yaitu diferensiasi politik dapat dikatakan
sebagai salah satu kecenderungan sejarah perkembangan sistem
politik modern, prinsip kesamaan dan keadilan merupakan etos
masyarakat modern serta usaha pembangunan politik yang
berkeadilan akan membawa akibat pada perkembangan kapasitas
sistem politik

Terdapat dua asumsi dalam teori modernisasi. Pertama, teori modernisasi


berasal dari konsep-konsep metafora yang diturunkan dari teori evolusi.
Kedua teori modernisasi berasal dari pola pikir tori fungsionalisme.
Berdasarkan teori evolusi, modernisasi merupakan proses bertahap, proses
homogenisasi terbentuk sebagai proses Eropanisasi atau Amerikanisasi,
proses yang tidak bergerak mundur, progresif dan memerlukan waktu
panjang, sementara itu, berdasarkan teori berdasarkan teori fungsionalisme
modernisai merupakan proses sitematik, proses transformasi dan proses
yang terus-menerus.

Teori modernisasi mampu menurunkan berbagai implikasi kebijakan


pembangunan yang perlu diikuti negara Dunia Ketiga dalam
memodernkan dirinya. Pertama, teori modernisasi secara implisit
memberikan pembenaran hubungan kekuatan yang bertolak belakang
antara masyarakat tradisional dan modern. Dalam hal ini Amerika Serikat
dan Eropa Barat sebagai negara maju dan Negara Dunia Ketiga sebagai
masyarakat tradisional dan terbelakang. Kedua, teori modernisasi menilai
ideologi komunisme sebagai ancaman pembangunan Negara Dunia
Ketiga. Oleh karena itu, jika Negara Dunia Ketiga ingin melakukan
modernisasi, mereka perlu menempuh arah yang telah dijalani Amerika
Serikat dan Eropa Barat. Ketiga, teori modernisasi mampu memberikan
legitimasi tentang perlunya bantuan asing, khususnya dari Amerika
Serikat.

Daniel Lerner menyatakan bahwa teori modernisasi melupakan sejarah


yang terjadi pada Negara Dunia Ketiga. Dalam sejarahnya, Negara Dunia
Ketiga mengalami masa penjajahan oleh bangsa Eropa sehingga membuat
negara tersebut tertinggal. Selain itu, teori ini menyatakan bahwa untuk
menjadi modern, Negara Dunia Ketiga harus mengikuti proses yang terjadi
di Negara Dunia Pertama (negara Barat). Akan tetapi, proses Negara
Dunia Pertama menjadi modern membutuhkan waktu yang sangat
panjang.

B.Teori atau filsafat pendidikan


Tujuan filsafat pendidikan memberikan pandangan bagaimana
mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan bertujuan
menghasilkan pemikiran tentang kebijakan pendidikan yang didasari oleh filsafat
pendidikan. Praktik pendidikan menerapkan serangkaian kegiatan berupa
implementasi kurikulum dan interaksi antara guru dengan peserta didik untuk
mencapai tujuan pendidikan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori-teori
pendidikan. Peranan filsafat pendidikan memberikan pandangan , yakni
menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah yang
jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan
praktik di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik.
Seorang guru perlu menguasai konsep-konsep yang akan dikaji serta pedagogi
atau ilmu dan seni mengajar materi subyek terkait, agar tidak terjadi salah konsep
pada diri peserta didik. Tugas filsafat adalah melaksanakan pemikiran rasional
analisis dan teoritis (bahkan spekulatif) secara mendalam dan mendasar melalui
proses pemikiran yang sistematis, logis, dan radikal (sampai keakar-akarnya),
tentang problema hidup dan kehidupan manusia. Produk pemikirannya merupakan
pandangan dasar yang berintikan kepada “trichotomi” (tiga kekuatan rohani
pokok) yang berkembang dalam pusat kemanusiaan manusia (natropologi centra).

BAB III PEMBAHASAN


A. Penjelasan moderenisasi
Istilah modern mempunyai berbagai macam arti dan konotasi. Istilah
modern digunakan tidak hanya untuk manusia, tapi juga untuk bangsa,
sistem politik, ekonomi, lembaga seperti rumah sakit, sekolah, perguruan
tinggi, perumahan, pakaian, dan bebagai macam kebiasaan. modernisasi
sering diartikan sebagai sebuah
proses perubahan dari masyarakat yang bercorak tradisional ke masyarakat
Negara yang bercirikan modern. Black dalam Manan(1989: 56)
mendefenisikan modernisasi adalah suatu proses yang menggambarkan
institusi-institusi yang lahir secara historis disesuaikan dengan fungsi
fungsinya yang berubah dengan cepat yang merefleksikan pertambahan
pengetahuan orang yang belum pernbah terjadi sebelumnya, yang telah
memungkinkan orang mengontrol lingkungannya yang menyertai revolusi
ilmu pengetahuan. Secara lebih sederhana J.W Schoor mendefenisikan
modernisasi sebagai penerapan pengetahuan ilmiah yang ada kepada
semua aktivitas, semua bidang kehidupan atau kepada semua aspek-aspek
masyarakat
Ciri manusia modern menurut Dube ditentukan oleh struktur,
institusi, sikap dan perubahan nilai pada pribadi, sosial dan budaya.
Masyarakat modern mampu menerima dan menghasilkan inovasi baru,
membangun kekuatan bersama serta meningkatkan kemampuannya dalam
memecahkan masalah. Oleh karenanya modernisasi sangat memerlukan
hubungan yang selaras antara kepribadian dan sistem sosial budaya. Sifat
terpenting dari modernisasi adalah rasionalitas. Kemampuan berpikir
secara rasional sangat dituntut dalam proses modernisasi. Kemampuan
berpikir secara rasional menjadi sangat penting dalam menjelaskan
berbagai gejala sosial yang ada. Masyarakat modern tidak mengenal lagi
penjelasan yang irasional seperti yang dikenal oleh masyarakat tradisional.
Rasionalitas menjadi dasar dan karakter pada hubungan antar individu dan
pandangan masyarakat terhadap masa depan yang mereka idam-idamkan.9
Hal yang sama disampaikan oleh Schoorl, walaupun tidak sebegitu
mendetail seperti Dube. Namun demikian terdapat ciri penting yang
diungkapkan Schoorl yaitu konsep masyarakat plural yang diidentikkan
dengan masyarakat modern. Masyarakat plural merupakan masyarakat
yang telah mengalami perubahan struktur dan stratifikasi sosial.Lerner
dalam Dube (1988) menyatakan bahwa kepribadian modern dicirikan oleh
1. Empati : kemampuan untuk merasakan apa yang
dirasakan oleh orang lain.
2. Mobilitas : kemampuan untuk melakukan “gerak sosial”
atau dengan kata lain kemampuan “beradaptasi”. Pada
masyarakat modern sangat memungkinkan terdapat
perubahan status dan peran atau peran ganda. Sistem
stratifikasi yang terbuka sangat memungkinkan individu
untuk berpindah status.
3. Partisipasi : Masyarakat modern sangat berbeda dengan
masyarakat tradisional yang kurang memperhatikan
partisipasi individunya

B. Faktor pendukung modernisasi

Menurut Kingsley Davis dalam Nanang (2012:4) bahwa


modernisasi merupakan suatu perubahan-perubahan yang terjadi
dalam struktur dan fungsi masyarakat. Menurut Soemardjan, perubahan
sosial meliputi segala perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyrakat yang mempengaruhi sistem
sosialnya, yang termasuk di dalamnya yaitu nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di
antara kelompok-kelompok masyarakat.4 Modernisasi
dapat diartikan sebagai segala perubahan pada lembaga-lembaga sosial
dalam suatu masyarakat. Perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga
sosial itu selanjutnya mempunyai pengaruhnya pada sistem-sistem
sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, pola-pola perilaku ataupun
sikap-sikap dalam masyarakat itu yang terdiri dari kelompok-kelompok
sosial.
Masih banyak faktor-faktor penyebab modernisasi yang dapat
disebutkan, ataupun mempengaruhi proses suatu modernisasi.
Kontak-kontak dengan kebudayaan lain yang kemudian memberikan
pengaruhnya, perubahan pendidikan, ketidakpuasan masyarakat terhadap
bidang-bidang kehidupan tertentu, penduduk yang heterogen, toleransi
terhadap perbuatan-perbuatan yang semula dianggap menyimpang dan
melanggar tetapi yang lambat laun menjadi norma-norma, bahkan
peraturan-peraturan atau hukum-hukum yang bersifat formal.
Modernisasi adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi system
sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola
perkelakuan diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.Definisi ini
menekankan perubahan lembaga sosial, yang selanjutnya mempengaruhi
segi-segi lain struktur masyarakat. Lembaga sosial ialah unsur yang mengatur
pergaulan hidup untuk mencapai tata tertip melalui norma. 5
Modernisasi Budaya sesungguhnya berasal dari dua konsep
yang berbeda, pertma modernisasi yang dilihat dari kacamata
sosiologi dan kedua perubahan kebudayaan yang dilihat menggunakan
kacamata antropologi. Namun secara singkat dapat diartikan bahwa
modernisasi budaya adalah perubahan yang mencakup hamper semua
aspek. Kehidupan sosial budaya dari suatu masyarakat atau komunitas.
Pada hakikatnya, proses ini lebih cenderung pada proses penerimaan
perubahan baru yang dilakukan oleh masyarakat tersebut guna
meningkatkan taraf hidup dan kualitas kehidupannya. Meskipun demikian
modernisasi budaya tidak terlepas dari penilaian tentang akibat
positif dan negative dari sesponden yang mengalami proses ini secara langsung.6
Berdasarkan beberapa pengertian yang telah diuraikan di atas dapat
disimpulkan bahwa modernisasi adalah perubahan yang terjadi pada
struktur, unsur sosial,kultur, fungsi dan lembaga dalam suatu masyarakat
dan perubahan itu terjadi karena adanya arus urbanisasi dan modernisasi.
Sedangkan modernisasi budaya adalah perubahan yang terjadi pada
unsur-unsur sosial dan unsur-unsur budaya dalam kehidupan masyarakat.
C. Ciri-ciri manusia modern
Berdasarkan penelitian Inkeles pada masyarakat dengan industri yang
maju,Inkeles mengemukakan secara detail tentang dua belas ciri manusia
modern, yaitu: pertama, bersikap terbuka terhadap pengalaman baru. Jika
menghadapi ajakan hal-hal baru yang lebih menguntungkan untuk
kehidupannya, akan selalu dipertimbangkan dan kemudian mau
menerimanya, tidak menutup diri terhadap perubahan. Kedua, selalu siap
menghadapi modernisasi. Siap untuk menerima perubahan-perubahan
dalam masyarakat. Misalnya, partisipasi dalam bidang politik, peningkatan
kesempatan kerja bagi wanita, dan sebagainya. Ketiga, berpandangan luas.
Pendapat-pendapatnya tidak hanya berasal dari apa yang ada pada dirinya,
tapi mau menerima pendapat yang datang dari luar dirinya serta dapat
memahami adanya perbedaan pandangan dengan orang lain. Dia dapat
memahami sikap orang lain yang berbeda dengannya. Keempat,
mempunyai dorongan ingin tahu yang kuat. Manusia modern akan selalu
berusaha memeroleh informasi tentang apa yang terjadi di lingkungannya
yang mana bermanfaat untuk meningkatkan kehidupannya. Kelima,
manusia modern lebih berorientasi pada masa sekarang dan masa yang
akan datang daripada masa lampau. Keenam, manusia modern berorientasi
dan percaya pada perencanaan, baik jangka panjang maupun jangka
pendek. Ketujuh, manusia modern lebih percaya pada hasil perhitungan
manusia dan pemikiran manusia daripada takdir atau bawaan. Dia percaya
manusia dapat mengontrol kejadian di sekitarnya. Kedelapan, manusia
modern menghargai keahlian teknik dan menggunakannya sebagai dasar
pemberian imbalan. Kesembilan, wawasan pendidikan dan pekerjaan.
Manusia modern lebih maju tentang pendidikan dan pekerjaan. Kesepuluh,
manusia modern sadar dan menghargai akan kemuliaan orang
lain,terutama orang lemah seperti wanita, anak-anak, dan bawahannya.
Keduabelas, memahami perlunya produksi. Keputusan Manusia modern
mempertimbangkan sejauh mana dampak hasil produksi dari suatu
industri.

D. Keterkaitan modernisai dengan pembangunan pendidikan di Indonesia


E. Dampak modernisasi bagi pembangunan pendidikan di Indonesia

BAB IV SIMPULAN DAN PENUTUP

A. Simpulan

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal ijtima Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. FITK UIN SU
Medan. Vol.I, No.1, Januari-Juni 2017

Jurnal INOVASI DAN MODERNISASI PENDIDIKAN PONDOK


PESANTREN. STAIN PAMEKASAN

Jurnal Ellya Rosana. Modernisasi dan Modernisasi

Mardliyah, Syaifatul, dkk, 2017, Mata Kuliah Dasar Ilmu Pendidikan, Sosiologi
Antropologi Pendidikan, Surabaya : Kartika Mulya & P3IP FIP-UNESA

Hasan Muhammad, 2015 Jurnal Sosial dan Budaya Keislaman STAIN Pamekasan
Copyright , Karsa.

Gunawan. Ary H, 1995 Kebijakan-kebijakan Pendidikan ,Jakarta, PT Rinneka


Cipta

Wiyono Teguh , 2010, Rekonstruksi Pendidikan Indonesia ,Yogyakarta ,


PUSTAKA PELAJAR

Dillon H.S, 2012 , an Indonesian Renaissance, Jakarta , PT Kompas media


nusantara.

Ihza Yustiman, 2013 ,Bujuk rayu konsumerisme ,Depok ,Linea

Aginta Hidayat, Medhy. 2012 , Menggugat Modernisme, Yogyakarta


,JALASUTRA
https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_modernisasi

http://fazan.web.id/kajian-teori-filsafat-pendidikan.html

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai