Anda di halaman 1dari 20

BADAN USAHA MILIK DESA

“BERUNTUNG”
DESA PANGKE BARAT
KEC. MERAL BARAT KAB. KARIMUN

Nomor : 03/II/BUMDesa-Beruntung/DPB/2020
Lamp : 1 ( Satu ) Rangkap
Perihal : Penilaian BUMDesa Terbaik Kepada Yth :
Kepala Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa, Kependudukan &
Pencatatan Sipil
Kepulauan Riau
Cq. Kepala Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa Kabupaten
Karimun
di-
Karimun
Dengan Hormat

Bersama ini kami sampaikan berkas Perkembangan BUMDesa Beruntung, agar bisa
dijadikan sebagai Kareteria Penilaian untuk mengetahui secara umum keadaan dan
kondisi Badan Usaha Milik Desa “Beruntung” Desa Pangke Barat Kecamatan Meral
Barat Kabupten Karimun.

Demikian berkas ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami
sampaikan terima kasih.
Pangke Barat, 15 Februari 2020
Hormat Kami,
Ketua

SULAIMAN

Tembusan disampaikan :
1. Kepala Desa Pangke Barat
2. BPD Desa Pangke Barat
3. Camat Meral Barat
4. Arsip

1
DAFTAR ISI

COVER ………………………………………………………………………….......
Surat Pengantar……………………………………… ……………………………... 1
Kata Pengantar……………………………………………………………………..... 2
Daftar Isi………………………………………………………………………….... .. 3

BAB 1. PENDAHULUAN……………………………………………………….. 4
Gambaran Umum Lokasi Dampingan………..............................………………....... 4
Cakupan Wilayah Dampingan………………………….…………………………... 4
Alokasi Dana Desa………………………………..……………………………........ 8
Progres Pencairan dan Penggunaan DD……………………………… ………….... 9
Pendampingan Pelaksanaan ……………………………………..………………..... 10
Konsultan Pendamping……………………………………………………………… 10
Dukungan Teknis Fasilitasi Pendampingan Desa…………………………………… 10
BAB II. KEGIATAN PEDAMPINGAN BULAN BERJAL…………………....... 11
Implementasi Program………….…………………………………………………... 11
BAB III. RENCANA KEGIATAN PENDAMPINGAN BULAN YANG AKAN DATANG
17
Umum…………………………………………………………….............................. 17
Fokus Pendampingan………………………………………………………………... 17
Rencana Kunjungan Lapangan…………………………………………………….... 17
BAB IV. KENDALA DAN PERMASALAHAN…………………………………… 18
Umum……………………………………………………………………..................................
.... 18
Permasalahan Kebijakan Pengelolaan Dana
Desa……………………………………………….. 18
Permasalahan Yang Bersifat Strategi Implementasi
Program………………………………….. 18
BAB V. REKOMENDASI………………………………………….......................................
19
BAB VI. PENUTUP……………………………………………...............................................
19
Kesimpulan……………………………………………………………………………………
… 19
Saran…………………………………………………………………………………………....
. 19

LAMPIRAN-LAMPIRAN :
Lampiran-1 : Lembar Waktu Kerja
Lampiran-2 : Surat pernyataan
Lampiran-3 : Realisasi Kegiatan Individu
Lampiran-4 : Form Kunjungan Lapangan
Lampiran-5 : Rencana kegiatan bulan berikutnya
Lampiran-6 : Memo Bimbingan
Lampiran-7: Kwitansi Honor
Lampiran-8: Dokumentasi
Lampiran-9: SPT Tahunan, & BPJS Ketenaga Kerjaan

1
BAB 1.
PENDAHULUAN

Salah satu misi pemerintah adalah membangun daerah pedesaan yang dapat dicapai
melalui pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan produktivitas dan keanekaragaman
usaha pedesaan, ketersediaan sarana dan fasilitas untuk mendukung ekonomi pedesaan,
membangun dan memperkuat institusi yang mendukung rantai produksi dan pemasaran, serta
mengoptimalkan sumber daya alam sebagai dasar pertumbuhan ekonomi pedesaan. Sebagai
akibat dari misi diatas, pemerintah juga merubah fungsinya dari penyedia menjadi fasilitator,
regulator dan koordinator untuk pemberdayaan masyarakat. Tujuannya, adalah untuk
memberi peluang bagi kemampuan pedesaan sebagai tulang punggung ekonomi regional dan
nasional. Ini akan menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang baik untuk diterapkan di
semua tingkat pembangunan dan keputusan berdasarkan kebutuhan nyata dari masyarakat.

Pembangunan pada hakekatnya bertujuan membangun kemandirian, termasuk


pembangunan pedesaan, sehingga dapat keluar dari kemiskinan dan keterisoliran atas
kekuatan sendiri. Untuk itu, membangun desa mandiri membutuhkan perekonomian yang
mapan sehingga mampu memenuhi sendiri kebutuhan yang paling pokok. Desa mandiri juga
dicirikan oleh adanya kerjasama yang baik, tidak tergantung dengan bantuan pemerintah,
sistem administrasi baik, dan pendapatan masyarakat cukup.

Pemberdayaan ekonomi dalam pembangunan pedesaan diharapkan dapat


menciptakan diversifikasi usaha produktif sehingga dapat meningkatkan perluasan
kesempatan kerja di perdesaan, terutama lapangan kerja baru di bidang kegiatan agribisnis
off-farm dan industri serta jasa berskala kecil dan menengah (non-farm) sesuai dengan
potensi desa. Dengan demikian akan berdampak pada berkurangnya angka pengangguran dan
kemiskinan serta meningkatnya produktivitas dan pendapatan masyarakat pedesaan.
Pemantapan kelembagaan masyarakat dan pemerintahan desa dalam pengelolaan
pembangunan juga diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan keberdayaan masyarakat
serta kelembagaan sosial-ekonomi pedesaan dalam mendorong kemajuan pembangunan
pedesaan yang berkelanjutan.

Oleh sebab itu, pola pengelolaan lembaga ini berbentuk korporasi yang dapat
menangani seluruh kepentingan masyarakat, mulai dari penyediaan modal, penyediaan
sarana produksi, pengelolaan alat dan mesin pertanian, pengolahan hasil, dan pemasaran
produksi, serta mengembangkan usaha lainnya (off farm dan non farm) sesuai dengan potensi
dan perkembangan desa. BUMDesa merupakan lembaga ekonomi desa harus berperan mulai

1
dari sektor hulu (up-stream) sampai ke sector hilir (down-stream) dari aktivitas
pengembangan usaha perkebunan dan aktivitas ekonomi produktif lain yang dilakukan oleh
masyarakat sesuai dengan potensi lokal desa. Dengan demikian, BUMDesa yang
professional, mandiri, dan memiliki jejaring kerja yang baik dengan berbagai pihak
diharapkan sebagai upaya konsolidasi kekuatan ekonomi pedesaan menuju desa mandiri dan
otonom.

Pendirian dan pengembangan BUMDesa sebagai upaya konsolidasi perekonomiam


pedesaan berorientasi pada kebutuhan dan potensi desa, dan memprioritaskan usaha dalam
rangka pemenuhan kebutuhan masyarkat seperti pemenuhan pasokan barang pokok
masyarakat, fasilitas pemenuhan hajat hidup seperti sarana air bersih, sarana komunikasi, dan
mobilitas agar masyarakat memiliki aksesbilitas yang baik untuk interaksi dengan luar desa.
Potensi desa yang layak dikembangkan dan dikelola memalui BUMDesa adalah sumberdaya
pedesaan yang banyak dilakukan oleh masyarakat pedesaan, usaha-usaha masyarakat
pedesaan yang secara parsial belum terakomodasi dan terkendala oleh banyak hal seperti
permodalan, pengolahan hasil (industri pedesaan), pemasaran, dan lain- ain, serta usaha-
usaha yang belum optimal dieskplorasi.

Pendirian dan pengembangan BUMDesa di pedesaan dimaksudkan untuk memfasilitasi


desa menjadi desa otonom dan mandiri. Pembentukan BUMDesa akan menjadi instumen
pembentukan dan peningkatan Pendapatan Asli Desa (PADesa). Pembentukan dan
peningkatan PADesa akan menjadi modal pembentukan kegiatan-kegatan pembangunan
melalui prakarsa lokal (desa), sehingga secara bertahap akan mengurangi ketergantungan
terhadap pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah daerah. Hal inilah yang
dimaksud dengan pemberdayaan yang berorientasi pada self sufficient dan kemandirian
dengan tersedianya dana pengelolaan dan pembiayaan pembangunan untuk desa
tersebut. Apabila pembangunan pedesaan dapat berjalan dengan baik, maka diharapkan
berdampak pada peningkatan kualitas hidup masyarakat pedesaan. Dengan tersedianay
PADesa maka pemerintah desa akan memiliki kemampuan untuk merencanakan dan
melaksanakan pembangunan pedesaan untuk keluar dari kemiskinan karena telah
memiliki kemampuan untuk penyediaan infrastruktur dan fasilitas-fasilitas penting
lainnya dengan tidak hanya menunggu pembangunan dari pemerintah, pemerintah
provinsi, dan pemerintah daerah.

Dalam perjalanan Pemerintahan Desa, Pangke Barat adalah hasil pemekaran


wilayah dari Desa Pangke Kecamatan Meral Kabupaten Karimun berdasarkan Keputusan
Bupati Karimun nomor 208.A tahun 2012, tentang pengangkatan Penjabat Kepala Desa
Pangke Barat Kecamatan Meral Barat, dengan demikan Desa Pangke terpisah menjadi 2
(dua) wilayah, yaitu Desa Pangke dan Desa Pangke Barat.
Berdasarkan keputusan tersebut dimasa transisi maka diadakan pemilihan Kepala
Desa periode berikutnya dan Kepala Desa Pangke Barat untuk sementara dijabat oleh
Sekretaris Desa Pangke saudara Efendi sejak 27 Desember 2012 s/d 20 Pebruari 2014

1
Panita atas nama masyarakat Desa Pangke Barat melaksanakan pemilihan Kepala
Desa Pangke Barat untuk periode 2014-2019 dan terpilihlah saudara Romainur sebagai
Kepala Desa terpilih
Dengan terpisahnya dari Desa Pangke tersebut membuat luas wilayah Desa Pangke
Barat menjadi +-1.003,92 Ha

Desa Pangke Barat adalah merupakan salah satu Desa yang terdapat di Kecamatan
Meral Barat Kabupaten Karimun, yang berbatas wilayah sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatas dengan : Kelurahan Pasir Panjang
- Sebelah selatan berbatas dengan : Laut
- Sebelah barat berbatas dengan : Laut
- Sebelah timur berbatas dengan : Desa Pangke
- Desa Pangke Barat memiliki luas wilayah +-1.003,92 Ha;
- Letak Geografis (titik koordinat) N 01,02,08,5 /E 103,20,01.2 derajat celcius;
- Geografis berdada diketinggian 6,3 M dari permukaan laut (DPL);
- Bentuk wilayah 60% datar sampai berombak dan 40% berombak sampai berbukit;
- Jarak tempuh 3,56 km dari pusat Ibu Kota Kecamatan;
- Jarak tempuh 5,64 km dari komplek perkantoran Bupati Karimun;
- Jarak tempuh 15,31 km dari pelabuhan Domestik Kabupaten Karimun;

1.1.1. Cakupan Wilayah Dampingan


1.1.2.1 Desa Lamoare
Desa Lamoare merupakan salah satu dari 5 (Lima) Desa di Wilayah Kecamatan
Poleang Tenggara, yang terletak 3 km kearah timur dari ibukota Kecamatan. Desa Lamoare
mempunyai luas wilayah seluas 11.000 Ha, dimana struktur tanah/daratannya terdiri dari
pegunungan, lembah dan daratan.

1. KeadaanSosial
Jumlah Penduduk
Desa Lamoare mempunyai jumlah penduduk 465 Jiwa, yang dibagi atas laki-laki
berjumlah 245 jiwa dan perempuan berjumlah 220 jiwa, yang tersebar dalam 4
(Empat) dusun dengan perincian sebagaimana tabel ;

Tabel-1: Jumlah Penduduk

Dusun 01 Dusun 02 Dusun 03 Dusun 04

58 Jiwa 192 Jiwa 122 Jiwa 93 Jiwa

1
Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat Desa Lamoare adalah sebagai berikut :
Tabel -2: Tingkat Pendidikan

Pra Sekolah SD SMP SLTA Sarjana

53 org 221 org 190 org 44 org 29 org

2. KeadaanEkonomi
Karena Desa Lamoare merupakan desa pertanian, maka sebagian besar
penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, Penggunaan tanah di Desa
Lamoare sebagian besar diperuntukan untuk tanah pertanian sawah dan perkebunan
sedangkan sisanya untuk tanah kering yang merupakan bangunan dan fasilitas-
fasilitas lainnya. Wilayah serta pekarangan yang luas dimanfaatkan sebagian
penduduk untuk beternak seperti sapi, kambing dan kerbau.

3. Sarana dan Prasarana Desa


Kondisi sarana dan prasarana umum Desa Lamoare secara garis besar adalah
sebagai berikut:
Tabel -5: Prasarana Desa

Balai Desa Jalan Kab. Jalan Kec. Jalan Desa Mesjid

1 Unit 19 km 2 km 5,5 km 1 Unit

4. Kelembagaan Desa

No NamaLembaga

1 BPD
2 LPM
3 KarangTaruna
4 PKK
5 KPMD
6 Majelis Taklim

1
5. Pembagian Wilayah Desa
Desa Lamoare terdiri atas beberapa dusun yaitu :
Dusun I : Kepala Dusun Antel
Dusun II : Kepala Dusun Anta
Dusun III : Kepala Dusun Asdar
Dusun IV : Kepala Dusun Moh. Junaid
6. Potensi Desa

Desa Lamoare Kecamatan Poleang Tenggara memiliki berbagai macam potensi yang
biasa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dalam pembangunan sarana dan prasarana, yaitu :
a. Potensi Umum
No JenisPotensi Jumlah / Volume Ket
1. Jalan Tani 2 km
2. Sawah 26 Hektar
3. KebunKakao 9 Hektar
4. Kebun Jambu 16 Hektar
5. Kebun Kelapa 3 Hektar
6. Kebun Jati 11 Hektar
7. Jembatan 2 Buah
8. Deker 5 Buah
9. Mata Air 6 Titik
10. Kantor Desa 1 Buah
11. Masjid 1 Buah
12. Sekolah 1 Unit
13. Bukit 4 Buah
14. Gunung 5 Hamparan
15. Perkuburan 2 Hektar

b. Potensi Khusus
No JenisPotensi Jumlah / Volume Ket
1. Kios 16 Buah
2. Percetakan Batu Merah 1 Buah
3. Pertukangan 1 Buah
4. Batu Gunung 4 Ha

1
5. Pasir 10 M3
6. Pabrik Penggilingan Padi 2 Buah

7. Batas Wilayah Desa


Batas wilayah Desa Lamoare sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Desa Lemo dan Rambaha
b. Sebelah Tmur : Desa Lemo (Dusun Poo)
c. Sebelah Selatan : Desa Lemo
d. Sebelah Barat : Desa Rambaha

1.1.2.2 Desa Rambaha


Desa Rambaha merupakan pemekaran dari desa Lemo pada tahun 2015. Sampai pada
hari ini kepala pemerintahan berstatus Pelaksana Jabatan Kepala Desa. Sebagai desa baru
aparat desa bersama kelembagaan desa dan masyarakat tengah berupaya dalam memenuhi
berbagai kelengakapan baik sarana perkantoran maupun infrastruktur dan pendukung
kegiatan lainya dalam kelancaran roda pemerintahan desa.

1. Keadaan Ekonomi
Mata pencaharian masyarakat sebagian besar adalah petani, struktur tanah yang subur
serta area persawahan yang tersedia belum mampu dikelolah secara penuh oleh masyarakat.
Keterbatasan akses air serta alat pengolahan sawah yang sangat minim factor utama tidak
maksimalnya pengolahan area persawahan yang ada.
Lahan perkebunan masyarakat belum terkelola dengan baik, hal ini terbukti banyak
lahan yang belum terkelola dan tanaman yang ada pun sudah tidak produktif. Selain bertani
sebagian masyarakat mengembangkan usaha ternak sapi, kambing dan kerbau.
2. Sarana dan Prasarana Desa
Dengan pemanfatan Dana Desa anggaran 2016 dan 2017 pembangunan infrastruktur
mulai nampak seperti gedung Polindes, Drainase, jalan Usaha Tani, Jalan Lingkar Desa,
Deker dan Kantor desa.Untuk pemanfaatan Anggaran 2018 pemerintah desa dan masyarakat
berharap kegiatan maupun sarana pendukung pengembangan usaha Ekonomi produktif
masyarakat yang menjadi kendala selama ini dapat tersalurkan.

3. Kelembagaan Desa
Kelembagaan yang ada di desa rambaha yaitu; BPD, LPM, Karang taruna PKK, dan
majelis taklim dan KPMD

1
4. Pembagian Wilayah Desa
Desa Rambaha terdiri atas 3 dusun yaitu :
Dusun I : Kepala Dusun Uniarti
Dusun II : Kepala Dusun Rizal
Dusun III : Kepala Dusun Ayu Lestari

Batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Hutan Lindung Kecamatan Rarowatu


Sebelah Tmur : Desa Lemo
Sebelah Selatan : Desa Larete
Sebelah Barat : Desa Mambo, Kecamatan Poleang Timur

1.1.2. Alokasi Dana Desa


Adapun penjabaran alokasian Dana Desa dalam wilayah dampingan Tahun
anggaran 2015, 2016, 2017 dan 2018 adalah sebagai berikut :

Tabel 1.
Lokasi dan Alokasi Dana Desa
Kecamatan Poleang Tenggara

No Desa Pagu DD Keterangan


1 2 3 4
A TAHUN 2015
1 Desa Lamoare Rp 269.235.000 Pencairan 100%

1
No Desa Pagu DD Keterangan
1 2 3 4
2 Desa Rambaha - -
Jumlah Rp 269.235.000
B TAHUN 2016
1 Desa Lamoare Rp 60.4978.000 Pencairan 100%
2 Desa Rambaha Rp 597.746.000 Pencairan 100%
Jumlah Rp 1.202.724.000
C TAHUN 2017
1 Desa Lamoare Rp 769.664.000 Pencairan 100%
2 Desa Rambaha Rp 760.616.000 Pencairan 100%
Jumlah Rp 1.528.280.000
D TAHUN 2018
1 Desa Lamoare Rp 713.444.757 Pencairan 0%
2 Desa Rambaha Rp 693.416.502 Pencairan 0%
Jumla Rp 1.406.861.077
Total (A+B+C+D) Rp 4.407.100.077 3,002.239.000

1.1.3. Progres Pencairan dan Penggunaan DD


Progres pencairan dan penggunaan Dana Desa yang telah diterima masing-masing desa
sejak tahun pertama (tahun 2015, 2016, 2017,2018).

Tabel 1.
Progres Pencairan DD Tahun 2015 dan 2016 dan 2017
Kecamatan Poleang Tenggara

TAHUN 2015
Realisasi Pencairan Sisa
Dana
N Pagu Ke
Desa yg
o DD Tahap I Tahap II Tahap III Jumlah t
belum
cair
Desa 269.235.00 107.694.0 107.694.00 269.235.00
1 53.847.000 -
Lamoare 0 00 0 0
Desa
2 Rambah - - - - -
a
269.235.00 107.694.0 107.694.00 269.235.00
Jumlah 0 00 0
53.847.000
0

TAHUN 2016
N Desa Pagu DD Realisasi Pencairan Sisa Ke

1
TAHUN 2015
Realisasi Pencairan Sisa
Dana
N Pagu Ke
Desa yg
o DD Tahap I Tahap II Tahap III Jumlah t
belum
cair
o Dana t
yg
Tahap I Tahap II Jumlah
belum
cair
Desa -
1 Lamoar 604.978.000 239.098.200 604.978.000
362.986.800
e
Desa -
2 Rambah 597.746.000 246.328.400 597.746.000
358.647.600
a
Jumlah 1.202.724.0
721.634.400 481.089.600 1.202.724.000
Total 00

TAHUN 2017
Realisasi Pencairan Sisa
Dana yg
No Desa Pagu DD Ket.
Tahap I Tahap II Jumlah belum
cair
1 2 3 4 5 6 7 8
Desa 461.798.4 287.865.0
1 769.664.000 769.664.000 -
Lamoare 00 00
Desa
456.369.6 284.246.4
2 Rambah 760.616.000 760.616.000 -
00 00
a
1.528.280.0 918.168.0 612.112.0 1.528.280.0
Jumlah -
00 00 00 00

TAHUN 2018
Realisasi Pencairan Sisa Dana
N
Desa Pagu DD Tahap Tahap yg belum Ket.
o Tahap I Jumlah
II III cair
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Desa
1 713.444.757 713.444.757
Lamoare
Desa
2 Rambah 693.416.502 693.416.502
a
1.406.861.0 1.406.861.07
Jumlah
77 7

1.2. Pendampingan Pelaksanaan

1
1.2.1. Konsultan Pendamping
Kebutuhan/quota PDP/PDTI/PLD, posisi terisi, posisi kosong, dan pendamping yang
ada di kecamatan poleang tenggara adalah sebagai berikut:

Tabel 2.
Personil Pendamping P3MD
Kecamatan Poleang Tenggara

Lokasi
No Posisi Nama Pendamping Keterangan
(Kec/Desa)
1 2 3 4 5
1 Kecamatan PDP Sudirman Djamaluddin Aktif
2 Kecamatan PDTI Muh. Syahrul Latif, ST Aktif
Desa Lamoare
3 PLD Harjuman, S.Pd Aktif
Desa Rambaha
Desa Terapung
4 PLD Aktif
Desa Lemo Ansur
Desa Larete

1.2.2. Dukungan Teknis Fasilitasi Pendampingan Desa

Dengan penempatan PDTI di Kecamatan Poleang Tenggara, pelaksanaan


pendampingan secara teknis diwilayah dampingan diharapkan akan lebih maksimal dan
terstruktur. Selain diharapkan membentuk kader-kader tehnik sehingga kedepanya desa
mampu merancang dan mendesain kegiatan-kegiatan fisik hingga pada kemandirian secara
menyeluruh.

BAB II
KEGIATAN PEDAMPINGAN BULAN BERJALAN
.1. Implementasi Program
.1.1. Data Dasar (Bulanan)
Jumlah pagu Dana Desa Lamoare untuk anggaran 2018 lebih rendah dibanding anggaran
2017. Hal ini dapat kita lihat dari total pagu anggaran tahun ini sebesar Rp 713.444.757
sedangkan pagu DD tahun lalu (2017) sebesar Rp 769.664,000. Sumber pedapatan lain pada
tahun ini yaitu dari Alokasi Dana Desa (ADD) sebesar Rp 413.897.162 dan Bantuan
Keuangan Kabupaten (PBK) sebesar Rp 86.102.838 , PAD sebesar Rp 750.000 dan hasil
bunga bank 2017 senilai Rp. 843.395 jadi total penerimaan anggaran Desa Lamoare anggaran
2018 adalah Rp. 1.215.038.395

1
Sementara itu Desa Rambaha yang merupakan penerimaan tahun ketiga dalam
penyaluran anggaran sejak 2016 lalu. Berdasarkan pagu anggaran tahun ini dari Dana Desa
sebesar Rp. 693.417.000, Alokasi Dana Desa (ADD) sebesar Rp 413.897.162 dan Bantuan
Keuangan Kabupaten (PBK) sebesar Rp 86.102.838, Pendapatan Bunga Bank tahun 2017
sebesar Rp 101.977 sehingga Total pendapatan transfer adalah Rp.1.193.518.977. Adapun
Repengalokasian anggaran dari total pendapatan Desa terbagi dalam empat bidang yakni
bidang penyelenggaraan pemerintah desa, Pembangunan,Pembinaan dan Pemberdayaan
Masyarakat

.1.2. Dana Desa (Bulanan)


Keseriusan pemerintah pusat dalam menekan angka kemiskinan diseluruh wilayah
indonesia merupakan bukti konkrit. Anggaran yang dikelolah oleh pemerintah desa dibawah
kepala Desa yang bertugas menyusun program anggaran sesuai aturan yang ada serta
pengelolaan anggaran dilaksanakan secara transparan. Dana yang dikucurkan pemerintah
wajib dimanfaatkan untuk mempekerjakan masyarakat setempat terutama yang belum
memiliki pekerjaan untuk meningkatkan kesejahteraanya
Proses pendampingan secara berkelanjutan dengan harapan dengan pemanfaatan
anggaran yang ada akan membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat serta dapat
meningkatkan Pendapatan Asli Desa sehingga desa menjadi maju dan berkembang.

.1.3. Data Dasar Prasarana dan Progres Kegiatan Sarpras (Bulanan)


Proses kegiatan Sarana dan prasarana Desa Anggaran 2018 belum ada, hal ini karena
pencairan dana dari kas pemerintah Daerah ke rekening Desa Lamoare dan desa Rambaha
untuk ADD,DD maupun PBK hingga bulan ini belum ada hal ini Pemerintah dan unsur-
unsur yang terkait tengah berupaya melengkapi dokumen-dokumen syarat pencairan.
Berdasarkan kelengkapan dokumen yang telah rampung maka diperkirakan akhir bulan maret
desa dampingan sudah dapat melakukan proses pencairan.

.1.4. Data Kegiatan Desa (Bulanan)


Tahapan kegiatan yang ada di desa bulan ini:
 Tahap penyusunan RKP Desa Anggaran 2018
1. Musdes Penyusunan Rencana Pembangunan Desa
2. Pembentukan Tim Verifikasi sesuai Jenis Kegiatan dan keahlian
3. Pembentukan Tim RKPDesa

1
4. Pencermatan Ulang RPJMDesa
5. Penyusunan Rancangan RKPDesa
6. Penyusunan Rencana Kegiatan dan Rencana Anggaran Biaya
7. Pelaksanaan Verifikasi oleh Tim Verifikasi
8. Laporan Tim Penyusun RKPDesa kepada Kepala Desa
9. Musyawarah Perencanaan untuk penetapan RKPDesa
10. Penyusunan Rancangan Peraturan Desa tentang RKPDesa
11. Rapat Keputusan Bersama Kades dan BPD untuk penetapan Perdes RKPDesa
12. Penyampaian Daftar usulan RKPDesa kepada Bupati melalui Camat
 Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Desa
1. Tahap Persiapan
– Penetapan Pelaksana Kegiatan dengan Keputusan Kades
– Penyusunan Rencana Kerja dan ditetapkan dengan Keputusan Kades
– Sosialisasi Kegiatan

.1.5. Pelatihan dan Kegiatan Pengkaderan (Tiga Bulanan)


Pelatihan dalam peningkatan kapasitas pelaku yanga ada disesa dampingan yang telah
termuat dalam RancanganAPBDes 2018 adalah sebagai berikut:
Metode
Nama Sumber
NO Desa Kegiatan Materi Pelatihan Ket
Kegiatan Dana
1 2 3 4 5 6 7
Rambaha Peningkatan Kapasitas
Pelatihan In class
1 dan Pengelolaan Sistem Keuangan DD
Siskeudes training
Lamoare Desa
Peningkatan produktifitas hasil
Pelatihan
In class pertanian Tanaman Jangka
2 Rambaha Kelompok DD
training Panjang maupun Jangka
Tani
Pensek
Desa
Pelatihan
Rambah In class Peningkatan kapasitas
5 Penyusunan DD
a dan training pengelolaan Profil Desa
Profil Desa
Lamoare

.1.6. Regulasi Desa (Tiga Bulanan)


Regulasi desa untuk program 2018 yaitu Peraturan desa Rambaha tentang penetapan
RKPDes Nomor 1 tahun 2018 dan Penetapan APBDes nomor 2 Tahun 2018. Regulasi desa
untuk Desa lamoare yaitu, Perdes penetapan RKPDes nomor 2 Tahun 2018, dan Perdes
Penetapan APBDes Nomor 3 Tahun 2018 Penerbitan Surat keterangan Kepala desa atas

1
pembaharuan atas SK kelembagaan dari tahun sebelumnya (2017) seperti Pemberhentian dan
pengangkatan Aparat, Pelayan masyarakat, Bendahara Desa, Lembaga Pemberdayaan
masyarakat, Tim Pengelola Kegiatan,Karang Taruna, Majelis Taklim, PKK, Kader
Psyandu,Pengurus BUMDes, KPMD dan Perawat desa.
.1.7. Tahapan, Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan (Bulanan)
Tahap kegiatan dalam desa dampingan dalam proses penyusunan Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) dan tahap persiapan pelaksanaan kegiatan mulai
pada penetapan Tim Pelaksana Kegiatan sampai pada tahap sosialisasi dalam masyarakat
terkait kegiatan yang akan dilaksanakan.

.1.8. BUM Desa dan Pengembangan Ekomomi Desa (Tiga Bulanan)


Desa Rambaha telah sampai pada tahap perampungan dan pembenahan administrasi
terkait hasil pemetaan potensi desa yang akan dikembangkan dalam Usaha. Anggaran
Kegiatan BUMDes Desa rambaha tahun ini sebesar 50.000.000,- sebagai modal usaha Jual
Beli alat dan bahan serta hasil pertanian. Adapun nama BUMDesa Rambaha yaitu Nime
Asa Ako

Nama BUMDesa Lamoare yaitu Rukun Damai yang didirikan pada tanggal 2 maret
2016 pemerintah Desa Lamoare telah mengalokasikan dana sebesar Rp. 60.000.000
anggaran Tahun 2017 dalam pengadaan mesin percetakan batu Merah dan kegiatan pelatihan
pengurus. Kegiatan ini telah beroprasi dengan jumlah produksi 3 sampai 5 Kubik/ hari. Pada
tahun ini Pemerintah menambahkan dana sebesar Rp 36.145.000 untuk pengembangan unit
usaha yang ada.

.1.9. Pengembangan Pasar Desa (Tiga Bulanan)


Desa Rambaha belum memiliki Pasar desa sedangkan Desa Lamoare memiliki satu unit
pasar Desa dan hingga pada hari ini belum terkelola secara serius. Luas tanah 10.000 m2
dengan luas bangunan 90 m2. Potensi pasar yaitu 16 Buah Kios, 1 Wc Umum dan 50 org
pedagang kaki lima

.1.10.Kegiatan Terkait Teknologi Tepat Guna (Tiga Bulanan)


Kegiatan TTG yang ada di Desa Lamoare yaitu pengolahan tanah liat menjadi batu merah
, Penggilingan padi dan penyulingan minyak nilam kegiatan ini dikelolah oleh sekelompok
dan juga secara individu dalam masyarakat. Desa Rambaha TTG yang ada yaitu penyulingan
minyak nilam.

1
.1.11.Kegiatan Pengembangan Pelayanan Sosial Dasar (Tiga Bulanan)
PSD yang ada di Desa Lamoare yaitu kegiatan Posiandu, penidikan anak usia dini dan
Penddikan sekolah dasar. Kegiatan PSD di Desa rambaha yaitu Posiandu dan suatu
kesyukuran masyarakat dengan terbangunya gedung Polindes tahun anggaarn 2016 sebagai
tempat pelayanan kesehatan dimana sebelumnya dilakukan dirumah warga. Melalui Dana
Desa pemerintah berupaya meningkatkan mutu pelayanan dengan pembelian alat dan bahan
kesehatan.

.1.12.Masalah dan Penanganannya (Bulanan)

No Desa Masalah Tindak Lanjut Yang Sudah Dilakukan

Ketidak sesuaian antara Koordinasi pada Pembina maupun pengurus


mekanisme pengelolaan Bumdes untuk melakukan review dari
BUMDes yang telah disepakati mekanisme yang ada atau penegasan dari hasil
Desa
1 dan dituangkan dalam AD/ART kesepakatan sebelumnya sehingga permasalahan
Lamoare
yang berdampak pada tidak serupa tidak terjadi lagi.
maksimalnya proses produksi
usaha
Kelengka dokumen persyaratan Koordinasi kepada BPD untuk melakukan rapat
pencairan telah memenuhi, bersama aparat dan tokoh masyarakat untuk
namun pencairan anggaran mengusulkan calon pelaksana jabatan yang di
Desa belum dapat dilakukan karena teruskan pada pihak kecamatan sebagai bahan
2
Rambaha belum ada penetapan Pelaksana pertimbangan pemerintah kabupaten dalam
jabatan Kepala desa pasca penetapan Pelaksana jabatan selanjutnya.
meninggalnya Pelaksana jabatan
pada tanggal 18 Maret 2018

.1.13. Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL)


Adapun Rencana kerja Tindak lanjut dalam wilayah dampingan yaitu;
1. Monitoring dan evaluasi progress kegiatan BUMDes
2. Peningkatan kapasitas kelompok maupun kelembagaan dalam wilayah
dampingan

1
3. Sosialisasi dan pemantauan mekanisme pelaksanaan Padat karya tunai dalam
pelaksanaan kegiatan
4. Monitoring dan evaluasi kegiatan TPK dalam pelaksanaan kegiatan fisik 2018
5. Sosialisasi tentang pelaksanaan transparansi dalam pengelolaan anggaran

.2. Hasil Fasilitasi


.2.1. Hasil Fasilitasi Internal
1. Pelaksanaan rapat koordinasi internal Pendamping tingkat kecamatan Poleang
Tenggara
2. Tersedianya data kelengkapan laporan Program Tinkat kecamatan
3. Penyelesaian dari kendala-kendala pengelolaan kegiatan BUMDes yang sedang
berjalan
4. Kesesuaian antara kegiatan Desa dan rencana kerja pendamping
.2.2. Hasil Fasilitasi Eksternal
Adapun hasil fasilitasi Eksternal pada bulan ini yaitu:
1. Pelaksanaan Musrembang tingkat kecamatn tingkat partisipasi dan antusias
yang tinggi
2. Tersedianya data Indeks desa Membangun wilayah dampingan sebagai
acuan untuk rekap kecamatan
.2.3. Realisasi Kunjungan Lapangan
Adapun realisasi kunjungan lapangan dalam wilayah dampingan yaitu:
1. Rakor Internal Pendamping Kecamatan Poleang Tenggara
2. Mengikuti Musrembang Tingkat Kecamatan dalam mengawal penyampaian
kegiatan skala prioritas atau permasalahan serius dilokasi dampingan untuk di
danai/dianggarkan oleh pemerintah daerah
3. Rampungnya dokumen pendukung persyaratan pencairan anggaran 2018
4. Tersosialisasikanya mekanisme pelaksanaan Padat karya tunai dalam
pelaksanaan kegiatan
5. Tersedianya data perkembangan usaha BUMDes (Produksi Batu Bata )
6. Tersedianya data Indeks Desa Membangun desa lamoare dan Desa Rambaha
7. Tersosialisakanya kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun
anggaran 2018

BAB III
RENCANA KEGIATAN PENDAMPINGAN BULAN YANG AKAN DATANG

1
3.1. Umum
Rencana kegiatan pendampingan pada bulan yang akan datang secara umum
tentang Pendampingan dan proses tahapan pelaksanaan kegiatan dan evektifitas
partisipasi masyarakat
3.2. Fokus Pendampingan
Atas dasar proggres bulan berjalan, yang akan di fokuskan dampingan di bulan
berikutnya yaitu tindak lanjut untuk pencapaian target dalam setiap kegiatan. Adapun
kegiatan-kegiatan bulan berjalan yang masih perlu untuk ditindak lanjuti pada bulan
berikutnya seperti:
a. Pembekalan TPK dalam pelaksanaan kegiatan
b. Sosialisasi dalam pelaksanaan transparansi pengelolaan anggaran
c. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan padat karya tunai
d. Penguatan kapasitas pada kelembagaan desa

3.3. Rencana Kunjungan Lapangan


Rencana kunjungan lapangan bulan yang akan datang dari yaitu:
a. Mendampingi Tim Pengelola Kegiatan dalam melakukukan pendataan dan pengadaan
tenaga kerja
b. Koordinasi dengan BPD terkait persiapan pelaksanaan pengawasan kegiatan
pembangunan anggaran 2017
c. Menfasilitasi pelaksanaan Musyawarah Pra Pelaksanaan Kegiatan
d. OJT KPMD dan Kader Teknik
e. Sosialisasi tentang pembukuan pada Bendahara Desa
f. Mendampingi TPK dalam penyusunan data kebutuhan tenaga kerja dan kebutuhan alat
dan bahan kegiatan fisik
g. Sosialisasi tentang pelaksanaan transparansi dalam pengelolaan anggaran
h. Monitoring Pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur tahap I
i. Pengimputan data kelengkapan laporan program
j. Koordinasi pada pemerintah Desa tentang RKTL dan target capaian pendampingan
bulan berikutnya

BAB IV
KENDALA DAN PERMASALAHAN
4.1. Umum

1
Beberapa permasalahan yang ditemukan selam proses pendampingan baik permasalahan
tentang kebijakan pengelolaan dana maupun permasalahan yang bersifat strategi
implementasi program. Dalam permasalahan yang ada kami berupaya mengadakan
pendekatan yang dimulai dari proses identifikasi sampai pada upaya penyelessaian masalah
yang ada. Namun dari berbagai persoalan yang ada telah menemukan titik temu (solusi) dan
ada juga yang masih perlu penanganan lebih lanjut.

4.2. Permasalahan Kebijakan Pengelolaan Dana Desa


Hingga pada pembuatan laporan ini anggaran 2018 belum tersalurkan dari kas daerah
kerekening Desa sehingga belum adanya permasalahan tentang kebijakan pengelolaan dana
desa. Upaya dalam mencegah persoalan tersebut kami mengadakan sosialisasi secara
berkelanjutan tentang pengelolaan anggaran secara transparan dan akuntabel. Selain itu
dengan melibatkan seluruh unsure dan kelembagaan desa untuk bersama-sama dalam
mengawal pelaksanaan kegiatan sehingga dapat mencegah penyalah gunaanan anggaran.
4.3. Permasalahan Yang Bersifat Strategi Implementasi Program
Keterlambatan pencairan anggaran hingga pada akhir maret pemerintah desa masih berupaya
dalam proses percepatan pencairan. Sebaiknya kebijakan yang menjadi syarat pencairana
anggaran jauh sebelumnya disampaikan sehingga pemerintah desa dapat mempersiapkanya.
Sebagai contoh distribusi aplikasi SISKEUDES kepada masing-masing desa dilakukan
sebelum atau pada saat desa memulai penyusunan Dokumen perencanaan. Dan yang lebih
penting lagi penyampain perbub lebih cepat ditetapkan dan disesuaikan dengan kondisi
keadaan desa secara menyeluru sebagai acuan desa dalam penetapan Dokumen
perencanaanya.

BAB V
REKOMENDASI DAN SARAN

Agar pengelolaan anggaran desa dapat terimplementasi dengan baik sesuai amanah
Undang-Undang Desa No. 6 Tahun 2014 maka disarankan untuk melakukan berbagai
langkah strategi dintaranya:
1. Pelatihan yang terorganisir bagi perangkat desa maupun kelembagaan masyarakat
sesuai kebutuhan kemapuan/Kelemahan yang dimiliki berdasarkan kendala dan
persoalan yang ada di Deasa
2. Pembinaan pada pengelola anggaran merupakan sarana efektif untuk keberhasilan
program hal ini dapat didapatkan melalui akademik komunitas dengan mengandalkan

1
tenaga pendamping professional di bidangnya sehingga memberikan pemahaman
prinsip partisipatif, transparansi dan akuntabilitas seefektif mungkin baik pada
pemerintah desa, BPD dan lembaga kemasyarakatan lainya.

BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan pelaksanaan kegiatan pendampingan di kecamatan poleang Tenggara desa
Lamoare dan desa Rambaha pada Bulan Februari 2018 dalam proses percepatan pencairan
anggaran:
1. Desa rambaha telah memenuhi kelengkapan dokumen persyaratan pencairan anggaran
namun karena kekosongan kepala Pemerintahan sehingga pencairan anngaran belum
dapat diproses
2. Dalam proses percepatan pencairan anggaran Desa lamoare tengah merampungkan
ketentuan Padat karya tunai (30%) dalam RAB kegiatan fisik.
3. Dalam memaksimalkan kesiapan pelaksanaan kegiatan kami terus berupaya memberikan
pembekalan pada seluruh unsure yang terkait sehingga kegiatan dapat berjalan lancar
sesuai dengan mekanisme dan regulasi yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai