Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL

MANAJEMEN TRANCE

DISUSUN OLEH :

Kelompok 2
1. Debby Aprilliani (P27820318053)
2. Hetty Nur Azizah (P27820318054)
3. Alfira Intan Assabillah (P27820318055)
4. Albi Husein Mahendra (P27820318056)
5. Rizka Fadilla Octavia (P27820318057)
6. Ainur Rizqiyah (P27820318058)
7. Wadahnia Nur Cahyani (P27820318059)
8. Fitriatun Ulfa (P27820318060)
9. Achmad Alam Kadafi (P27820318061)
10. Erna Dwi Nur’aini (P27820318062)

DOSEN PEMBIMBING :

1. Dr. Hilmi Yumni, M.Kep, Sp.Mat


2. Dinar Wiyata, M.Kep.Ns.Sp.Kep.J
3. Ferry Kumala, M.Tr.Kep

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA


PRODI DIII KEPERAWATAN SUTOPO SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
I. LATAR BELAKANG
Sekedar sebagai pengantar sederhana, kondisi ketika seseorang nampak seperti tertidur
pulas itulah yang disebut dengan TRANCE. Namun mengapa dikatakan ‘nampak seperti
tertidur’ dan bukan ‘tertidur’? Karena meski nampak seperti tertidur sejatinya orang tersebut
tidaklah tertidur, melainkan ia sedang memasuki mode perpindahan kesadaran dari pikiran
sadar yang beroperasi di gelombang otak beta ke pikiran bawah sadar yang beroperasi di
gelombang otak alpha dan theta, kondisi perpindahan kesadaran ini mengaktifkan sistem syaraf
yang berbeda yang membuat anggota tubuh menjadi rileks, ditambah dengan kondisi mata yang
terpejam, sehingga terlihat seperti tidur.

Beberapa kejadian muncul di asrama yang menjadi biasa setiap tahunnya yaitu TRANCE
(kesurupan), dan beberapa gangguan yang dirasakan mahasiswa baru di asrama yang diduga
dari dunia gaib. Beberapa faktor yang mungkin mengakibatkan terjadinya TRANCE
kemungkinan karena awal dari adptasi dengan lingkungan baru, sugesti dari beberapa orang
mengenai asrama, stressor yang lebih besar dan lain sebagainya.

Dari permasalahan tersebut kelompok kami akan mengangkat tema promosi kesehatan
mengenai manajemen TRANCE, agar mahasiswa mampu menangani dan mengatasi beberapa
masalah yang diakibatkan karena TRANCE.
II. TUJUAN
a. Tujuan umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 1 x 75 menit, Agar kelompok remaja
mengetahui tentang manajemen trance dilingkungan Asrama D III Keperawatan Sutopo
Poltekkes Kemenkes Surabaya.
b. Tujuan khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 75 menit, diharapkan peserta
dapat:
1. Mengetahui tentang manajemen trance
2. Mengetahui faktor terjadinya trance
3. Menangani masalah yang diakibatkan oleh trance
4. Mengatasi masalah yang diakibatkan oleh trance

III. MATERI
a.
b.
c.
d.

IV. METODE
Metode yang digunakan adalah:
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
d. Demonstrasi

V. MEDIA
a. Alat
1. Poster
2. PPT
b. Media
1. LCD
2. Proyektor
3. Laptop
VI. SASARAN
Mahasiswa – Mahasiswi Pengguni Asrama Prodi D3 Keperawatn Sutopo Berjumlah 97
Anak
VII. WAKTU
Hari :
Tanggal :
Jam :

VIII. TEMPAT
Asrama Prodi D3 Keperawatan Sutopo Surabaya

SETTING TEMPAT

Keterangan :
: LCD : Penyaji
: Meja : Moderator
: Tempat duduk peserta : Observer
IX. RENCANA KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN
No Langkah- Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Penanggung
Langkah Jawab
1 Pendahuluan 15 Pembukaan : 1. Menjawab salam Moderator
menit
1. Mengucapkan salam 2. Mengenal tim
2. Memperkenalkan diri penyuluh
3. Menjelaskan kontrak 3. Mengetahui
waktu kontrak waktu
4. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
penyuluhan 4. Mengerti tujuan
5. Menyebutkan materi dari penyuluhan
penyuluhan yang akan 5. Mengetahui poin-
diberikan poin yang akan
6. Melakukan pre test disampaikan
pada mahasiswa 6. Peserta
mahasiswi mengerjakan pre
test yang
diberikan
2 Penyajian 15 Menjelaskan materi 1. Mendengarkan Pemateri
menit
penyuluhan mengenai : dengan seksama
1.
2.
3.
4.
5.
3 Evaluasi 40 Diskusi atau Tanya jawab 1. Mengajukan 1. Pemateri
Menit
dan evaluasi: pertanyaan 2. Fasilitat
1. Memberikan kesempatan 2. Mengerjakan soal or
pada peserta untuk post test yang 3. Observer
bertanya kemudian diberikan 4. Moderat
didiskusikan bersama 3. Melakukan or
2. Melakukan post test pada demonstrasi secara
mahasiswa-mahasiswi mandiri
3. Memberikan kesempatan 4. Menjawab kuis
pada mahasiswa – mitos atau fakta
mahasiswi untuk yang diberikan
melakukan demonstrasi
ulang secara mandiri
4. Memberikan kuis berupa
mitos atau fakta
4 Penutup 5 Menit Terminasi: 1. Mendengarkan dan Moderator
1. Mengucapkan membalas salam
terimakasih kepada
peserta
2. Mengucapkan salam
penutup
X. PENGORGANISASIAN
Pembimbing : Dr. Hilmi Yumni, M.Kep, Sp.Mat
Dinar Wiyata, M.Kep.Ns.Sp.Kep.J
Ferry Kumala, M.Tr.Kep
Ketua : Achmad Alam Kadafi
Wakil ketua : Erna Dwi Nur’Aini
Sekretaris 1 : Hetty Nur Azizah
Sekretaris 2 : Fitriatun Ulfa
Bendahara 1 : Riska Fadilla Octavia
Bendahara 2 : Debby Aprilliani

XI. PENGISI ACARA


Moderator : Ainur Rizqiyah
Penyaji materi 1 : wadahnia nur cahyani
Penyaji materi 2 : Debby Aprilliani
Observer : Hetty Nur Azizah
Fasilitator : Fitriatun Ulfa
Dokumentator : Alfira Intan Assabillah
Pendemontrasi : Albi Husein Mahendra
Rizka Fadilla Octavia
Erna Dwi Nur’Aini
Achmad Alam Kadafi
XII. JOB DISCRIPTION

1. Memandu jalannya penyuluhan dan sesi tanya jawab

2. Membuka acara dan menyampaikan arah dan tujuan


kegiatan penyuluhan
Moderator :
3. Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme kegiatan

4. Melakukan evaluasi tentang materi yang telah disampaikan

5. Menutup acara penyuluhan

1. Menyampaikan materi

Pemateri: 2. Menggali pengetahuan peserta tentang materi yang akan


disampaikan

3. Merangsang peserta untuk bertanya

1. Mengawasi dan mengevaluasi selama penyuluhan


berlangsung

2. Mencatat situasi yang mendukung dan yang menghambat


selama penyuluhan berlangsung
Observer :
3. Mencatat pertanyaan peserta dan jawaban penyaji sebagai
dokumentasi kegiatan

4. Mencatat kekurangan dan kelebihan Pemateri, Moderator,


dan Fasilitator

1. Membantu dan mengkordinasikan peserta selama


penyuluhan berlangsung

2. Meminta tanda tangan peserta yang hadir (absensi)


Fasilitator :
3. Mengantisipasi suasana yang dapat menganggu kegiatan
penyuluhan

4. Memfasilitasi peserta untuk aktif bertanya

5. Menjawab pertanyaan dari peserta


Dokumentator 1. Mendokumentasi segala kegiatan selama penyuluhan
berlangsung

Pendemontrasi 1. Memberikan contoh praktik kepada sasaran tentang materi


yang di sampaikan

XIII. RENCANA EVALUASI


1. Kriteria Struktur
a. Kontrak waktu dan tempat diberikan 1 hari sebelum acara diberikan
b. Peserta hadir tepat waktu di tempat peyuluhan
c. Pelaksanaan penyuluhan pada mahasiswa mahasiswi asrama
d. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat
penyuluhan dilaksanakan

2. Kriteria Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan yang diberikan
c. Pelaksanaan kegiatan sesuai rencana
d. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job describtion

3. Kriteria Hasil
a. Peserta penyuluhan mengerti dan memahami tentang pemberantasan jentik
jentik nyamuk Peserta mengerti dan memahami tentang materi yang
disampaikan saat penyuluhan
∑ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
Keberhasilan penyuluhan = ∑ × 100%
𝑠𝑜𝑎𝑙 × ∑ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎
XIV. RENCANA ANGGARAN DANA

Penerimaan :
Iuran Anggota 10 x @ 50.000 = Rp. 500.000
Pengeluaran :
1. Kesekretariatan
NO KEBUTUHAN JUMLAH SATUAN @(Rp.) JUMLAH (Rp.)
1. Print Proposal + jilid Rp. 25.500 Rp. 25.500
2. Poster 1 Pcs Rp. 10.000 Rp. 10.000
JUMLAH Rp. 35.500

2. Konsumsi
NO KEBUTUHAN JUMLAH SATUAN @(Rp.) JUMLAH (Rp.)
1. Konsumsi 3 Kardus Rp. 20.000 Rp. 60.000
Pembimbing
2. Air Mineral (botol) 3 Pcs Rp. 3.000 Rp. 9.000
3. Roti Panitia 10 Bks Rp. 2.500 Rp. 25.000
4. Roti Peserta 98 Pcs Rp. 2.500 Rp. 245.000
5. Air Mineral (Gelas) 3 Karton Rp. 20.000 Rp. 60.000
JUMLAH Rp. 399.000

3. Doorprize
NO KEBUTUHAN JUMLAH SATUAN @(Rp.) JUMLAH (Rp.)
1. Kertas Pembungkus 3 Lembar Rp. 2.000 Rp. 6.000
2. Loss Lift 10 Pcs Rp. 4.000 Rp. 40.000
JUMLAH Rp. 46.000
LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian Kesurupan

a. Kesurupan Dalam Pandangan Psikolog

1. Prof. Dr. Dadang Hawari, psikiater dari Universitas Indonesia, menjelaskan, kesurupan
adalah reaksi kejiwaan yang dinamakan reaksi disosiasi atau reaksi yang
mengakibatkan hilangnya kemampuan seseorang untuk menyadari realitas di
sekitarnya, yang disebabkan oleh tekanan fisik maupun mental (berlebihan). Tetapi
kalau kesurupannya massal, itu melibatkan sugesti. Reaksi disosiasi dapat terjadi
secara perorangan atau bersama-sama, saling memengaruhi, dan tidak jarang
menimbulkan histeria massal.

2. Sama juga dengan yang dikatakan oleh Prof. Dr. dr. H. Soewadi, MPH, Guru Besar
Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. Dia yakin
kesurupan bukan disebabkan oleh masuknya makhluk halus, seperti jin, kuntilanak,
atau lainnya. Soewadi memandang tekanan sosial sebagai biang kesurupan.
Kesurupan, menurut ahli jiwa ini adalah gejala gangguan jiwa pada seseorang yang
diikuti orang lain dan mengakibatkan hilangnya kepribadian yang asli.

3. Menurut Sartono Mukadis, pakar Psikologi Universitas Indonesia, munculnya


fenomena kesurupan jika dilihat dari sudut pandang psikologi disebabkan oleh faktor
labilitas kepribadian. “Yang terkena pada umumnya orang-orang yang labil dan yang
mencari pegangan. Anak badung sekali pun biasanya tidak ada yang kena,”.

4. Penjelasan soal kesurupan tidak bisa tunggal. Menurut psikolog Setiyo Purwanto, S.
Psi, MSi, dalam psikologi fenomena kesurupan itu bisa dijelaskan dalam tiga hal:
pertama, keadaan disosiasi, saat seseorang seakan terpisah dari dirinya; kedua, histeria,
saat seseorang tidak dapat mengendalikan dirinya, dan ketiga, split personality, saat
diri seseorang tampil dengan beragam perilaku yang dimunculkan oleh “pribadi” yang
berbeda.

5. Dunia kedokteran, khususnya psikiatri mengakui fenomena kesurupan sebagai suatu


kondisi yang ditandai oleh perubahan identitas pribadi. Banyak orang mengatakan
kesurupan disebabkan oleh suatu roh atau kekuatan, namun dalam dunia medis hal-hal
seperti itu tidak dikenal.

B. Gejala

Seperti dikutip dari Psychnet ada beberapa gejala yang biasanya menyerang orang kesurupan
diantaranya:
1. Bertindak lepas kontrol dan berbeda dari biasanya
2. Hilang kesadaran akan sekitarnya dan tidak sadar dirinya sendiri
3. Sulit membedakan kenyataan atau fantasi pada waktu yang sama
4. Perubahan nada suara
5. Kesusahan berkonsentrasi
6. Kadang-kadang hilang ingatan.

Kondisi seperti itu dipengaruhi oleh banyak faktor seperti spiritual, sosial, psikologi
dan lainnya. Dengan melakukan screening dan pemeriksaan secara keseluruhan, faktor
penyebabnya pun bisa diketahui.

C. Stadium Kesurupan

Ada tiga stadium yang dialami orang kesurupan.


1. Pertama, irradiation (subjek tetap menyadari dirinya tetapi ada perubahan yang
dirasakan pada tubuhnya.
2. Kedua being diside, subjek berada dalam dua keadaan yang berbeda, namun ada
sebagian yang dialaminya disadarinya.
3. Ketiga disebut stadium incorporation, subjek sepenuhnya dikuasai oleh yang
memasukinya dan semua keadaan yang dialami tidak diingatnya.

D. Penanganan Kesurupan Menurut Agama Islam

1. Isolasi sesegera mungkin anak yang terkena kesurupan.


2. Tenangkan suasana, karena kesurupan cenderung membuat suasana menjadi gaduh,
ketakutan, dan crowded atau ramai.
3. Tenangkan anak yang mengalami kesurupan dengan membiarkannya, jangan dipaksa
atau dipegang apalagi diteriaki terlebih di pukul pukul,
4. Kalau membaca Qur’an bacakan dengan penuh kekhusyuan dan dengan nada pelan
sehingga akan menenangkan si sakit, kalau dibaca dengan menghentak hentak anak
yang terkena akan semakin histeris dan teriakan dari pembacaan quran tadi akan
memperkeruh keadaan. Dalam hal ini kita harus bijak dalam mendudukkan al quran
jangan melecehkan quran dengan menggunakannya yang bukan pada tempatnya,
gunakan quran sebagai petunjuk hidup bukan sebagai alat pengusiran jin.
5. Tempatkan si anak di tempat tertutup namun yang aman dan udara bisa keluar masuk
dalam ruangan dengan baik.
6. Jika keadaan semakin tidak terkendali, jangan memanggil paranormal, atau memanggil
dukun dan sejenisnya. Namun panggilah dokter untuk memberikan obat penenang
kepada si anak, dan jika sudah dampingi anak dengan orang tuanya.
7. Mistis disekolah. Kesurupan sering terjadi biasanya di tempat yang bekas kuburan, atau
dekat kuburan, karena nuansa mistis bisa menjadi condtioning event atau keadaan yang
mengkondisikan terjadinya kesurupan.
8. Para guru jangan bersikap tahayul dan khurafat misalnya dengan mendatangkan ahli
pengusir jin karena itu bukannya menghilangkan jin malah lingkungan sekolah menjadi
tersugesti untuk kembali ke jaman animisme yaitu mempercayai Jin dan sebangsanya
yang pada akhirnya akan melemahkan tauhid dan akibatnya adalah munculnya
kesurupan.

Perawatan Terhadap Korban Kesurupan Dalam Tinjauan Psikologi Islam


Bagaimanapun kesurupan merupakan salah satu fenomena kejiwaan yang bermasalah.
Terjadinya peristiwa tersebut tidak lain karena labilnya jiwa seseorang. Untuk terhindar dari
hal tersebut kita harus memiliki jiwa yang sehat. Ada tiga langkah yang ditempuh dalam
mencapai kesehatan mental yakni pengobatan (kuratif), pencegahan (preventif), dan
pembinaan (konstruktif).

E. Penanganan

Kristen

Di dalam agama Kristiani, eksorsisme dilakukan dengan menggunakan "kuasa Kristus"


atau "dalam nama Yesus". Hal ini berdasar pada kepercayaan bahwa Yesus memerintahkan
para pengikutnya untuk mengusir roh-roh jahat dalam nama-Nya (Injil Matius 10:1; 10:8; Injil
Markus 6:7; Injil Lukas 9:1; 10:17; Injil Markus 16:17). Menurut artikel Catholic
Encyclopedia mengenai eksorsisme: Yesus mengusir setan sebagai sebuah tanda akan Kuasa
Penyelamatan-Nya dan memberikan kuasa itu kepada para murid-Nya untuk melakukan hal
yang sama. Artikel Jewish Encyclopedia mengenai Yesus menyatakan bahwa Yesus "terutama
rajin untuk mengusir setan" dan juga percaya bahwa Ia memberikan kuasa ini kepada para
pengikut-Nya; namun, Ia lebih berkuasa daripada mereka di dalam eksorsisme".
Murid-murid Yesus mampu mengusir setan dalam nama Yesus. Selain dua belas murid
Yesus yang pertama, Yesus juga mengutus 70 murid lain untuk mengabarkan Injil dan
memberi mereka kuasa untuk melakukan penyembuhan termasuk mengusir roh-roh jahat. Di
samping murid-murid yang langsung dipilih oleh Yesus tersebut, orang-orang yang menjadi
murid setelah Yesus naik ke sorga juga mempunyai kuasa, misalnya: Filipus, salah satu dari
tujuh diaken. Paulus, yang tidak termasuk dua belas murid yang pertama, tujuh puluh
murid maupun diaken, juga mendapat kuasa untuk mengusir setan dalam nama Yesus.
Pada waktu Yesus masih bersama kedua belas murid, ada jenis yang tidak dapat diusir oleh
para murid, tetapi dapat diusir oleh Yesus, yang kemudian menyatakan bahwa para murid itu
kurang percaya dan juga "jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa."(ditambah dan
berpuasa dalam Injil Matius).
Yesus memperingatkan bahwa roh jahat yang sudah diusir masih dapat kembali
merasuki orang yang sudah disembuhkan. Dalam Injil Markus dan Injil Lukas tercatat pula
peristiwa di mana ada seorang yang bukan murid Yesus mengusir setan dalam nama Yesus,
dan Yesus melarang untuk mencegah orang itu melakukan perbuatan itu karena kata-Nya:
"Tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga
mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.". Namun, Yesus juga
memperingatkan bahwa orang yang dapat mengusir setan demi nama Yesus, otomatis dapat
masuk Kerajaan Allah, kalau berbuat kejahatan. Kepada murid-murid yang bangga karena
mampu mengusir setan demi nama-Nya, Yesus mengingatkan agar "janganlah bersukacita
karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di
sorga."
Dalam Kisah Para Rasul tercatat ada "beberapa tukang jampi Yahudi, yang berjalan keliling" di
wilayah sekitar Efesus "mencoba menyebut nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan
roh jahat dengan berseru, katanya: "Aku menyumpahi kamu demi nama Yesus yang
diberitakan oleh Paulus." Tetapi mereka malah dikalahkan dan dianiaya oleh roh jahat itu.[18]
Di zaman Yesus, sumber-sumber Yahudi yang non-Perjanjian Baru menyatakan bahawa
eksorsisme dilakukan dengan cara memberikan obat-obatan dengan campuran sari akar yang
beracun atau sari-sari lainnya lewat upacara kurban.(Josephus, "B. J." vi. 6, 3; Sanh. 65b).
Tulisan-tulisan ini tidak menceritakan Yesus sebagai seorang eksorsis, namun menyebutkan
bahwa praktik eksorsisme dilakukan oleh sekte Essene dari agama Yahudi (Gulungan Laut
Mati di Qumran).

1. Jangan biarkan diri Anda dalam keadaan kosong (melamun).


2. Hindari tempat-tempat yang bisa dikatakan angker.
3. Jangan mempunyai kebiasaan berbicara atau teriak-teriak sembarangan. Lihat tempat dan
waktu ketika anda berbicara atau berteriak-teriak (ketawa keras/ngakak).
4. Jangan menantang alam (seperti gunung, laut, hutan dsb) atau roh halus. Jangan sesumbar.
5. Dekatkan selalu diri Anda kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
A. PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI
B. PENYEBAB
C. TANDA DAN GEJALA

D. DAMPAK ATAU KOMPLIKASI


E. PENCEGAHAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai