OLEH :
ARE ASIE
NIM: 2019 .NS. B. 07.002
PEMBIMBING PRAKTIK
ii
LEMBAR PENGESAHAN
PEMBIMBING PRAKTIK
Mengetahui
Ketua Program Studi Ners
iii
1
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mengetahui konsep fraktur dan dapat menerapkan asuhan
keperawatan pada pasien dengan pre,intra dan post operasi ORIF
1.3.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat menjelaskan dan mengetahui :
1) Definisi fraktur
2) Anatomi fisiologi muskuloskletal
3) Etiologi terjadinya fraktur
4) Klasifikasi fraktur
5) Patofisiologi fraktur
6) Manifestasi klinis
7) Komplikasi
8) Pemeriksaan penunjang
9) Penatalaksanaan medis
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat teoritis
Asuhan keperawatan ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan dan tambahan
teori bagi pembaca terkait fraktur femur dan asuhan keperawatan pada pre, intra dan
post operasi ORIF
1.4.2 Manfaat praktis
1) Bagi ilmu pengetahuan dan teknologi
Memberikan masukan untuk perkembangan ilmu pengetahuan khususnya
keperawatan medikal bedah.
2) Bagi tempat penelitian
Asuhan keperawatan ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dalam
memberikan asuhan kepada pasien dengan pre, intra dan post operasi ORIF
3) Bagi Akademik
Asuhan keperawatan ini dapat digunakan oleh mahasiswa sebagai literature di
perpustakaan STIKes Eka Harap Palangka Raya
4) Bagi Peneliti
Asuhan keperawatan medikal bedah ini bermanfaat bagi peneliti untuk
meningkatkan pengetahuan tentang konsep fraktur dan manjadi panduan dalam
melaksanakan asuhan pada pasien dengan pre, intra dan post operasi ORIF
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
2) Otot rangka/ otot serat lintang memiliki banyak inti, dipersarafi oleh saraf
motoriksomatik(volunter), melekat pada tulang, sumber Ca2+ dari reticulum
sarkoplasma(RS), sumber energy dari metabolisme aerobic dan anaerobik, awal
kontraksi cepat, mengalami tetani dan cepat lelah.
3) Otot jantung memiliki1 inti yang berada ditengah, dipersarafi oleh saraf
otonom(involunter), serat otot berserat, hanya ada dijantung, sumberCa2+ dari
CES & RS, sumber energy rmetabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, tidak
mengalami tetani, dan tahan terhadap kelelahan (Armalita, 2018).
5
4) Tulang adalah jaringan yang mengalami pertumbuhan dan memiliki 3 fungsi yaitu
penampungan kalsium dan fosfat, haemopoesis (proses pembentukan dan
perkembangan sel darah) dan sebagai penopang tubuh. Ada 3 tipe sel tulang yaitu
osteoblast, osteosit, dan osteoklast. Osteoblast berfungsi untuk membentuk tulang
dan produsksi kolagen. Osteosit merupakan sel osteoblast yang sedang alam
dormant state karena terjebak dalam matriks setelah produksi kolagen dan dapat
menjadi aktif kembali jika diperlukan. Osteoklas bertugas untuk reabsorbsi tulang
merupakan derifat makrofag Osteoklas memproduksi asam untuk melarutkan
tulang dan penting untuk pembentukan kembali tulang dan remodelling setelah
fraktur. Didalam tubuh terdapat 2 tipe tulang yaitu tulang rawan dan tulang sejati.
6
5) Sendi atau persendian adalah hubungan anatara 2 buah tulang. Fungsi utama sendi
adalah untuk memberikan feeksibilitas dan pergerakan pada tempatnya juga
sebagai poros anggota gerak.
6) Ligamen adalah pita-pita keras yang menghubungkan tulang dengan tulang yang
saling menyusun persendian, dan jugasangat membantu dalam mengontrol
rentang gerak serta memberikan kestabilan sehingga tulang bisa bergerak dengan
baik.
7) Tendon adalah sekumpulan jaringan ikat berserat kuat yangmenghubungkan
jaringan otot dengan tulang. Tendon dan otot bekerjasama untuk menggerakkan
kerangka tubuh.
7
8) Cartilago atau tulang rawan adalah sejenis jaringan ikat yang lentur yang terdapat
diberbagai anggota badan manusia maupun hewan termasuk sendi diantara
tulang,sangkar rusuk,telinga,hidung, saluran tenggorokan dan cakram
intervertebra. Fungsi tulang rawan adalah sebagai penyokong pada jaringan atau
organ lunak, sebagai penyusun sendi, sebagai lawan dan pembentukan tulang
keras.
2.3 Etiologi
Penyebab fraktur terbagi menjadi 2 yaitu:
2.3.1 Fraktur traumatik, cedera ini merupakan cedera traumatik pada tulang yang
dapat disebabkan oleh :
1) Cedera langsung adalah merupakan trauma langsung yang dialami oleh tulang
contohnya seperti pukulan langsung pada tulang sehingga tulang patah.Pada
cedera tulang ini dapat menyeabkan terjadinya open fraktur.
2) Cedera tidak langsung merupakan trauma yang terjadi jauh dari daerah fraktur
namun menyebabkan tulang tersebut patah, contohnya jatuh dari ketinggian.
3) Cedera yang diakibatkan oleh kontraksi yang berlebihan atau kontraksi yang
keras dari otot yang kuat.
2.3.2 Fraktur patologik, cedera ini disebabkan adanya gangguan pada tulang berupa
penyakit yang mana apabila terjadi sedikit trauma dapat menyebabkan fraktur.
Adapun beberapa penyakit tulang sebagai berikut :
1) Tumor tulang (jinak atau ganas), adanya pertumbuhan jaringan baru yang tidak
terkendali dan bersifat progresif.
2) Infeksi tulang (osteomielitis), adanya infeksi yang menyerang tulang dan
menyebabkan timbulnya rasa nyeri.
8
3) Rakhitis, hal ini terjadi akibat defisiensi vitamin D yang biasanya terjadi akibat
kegagalan absorbsi vitamin D atau terjadi juga akibat kurangnya asupan kalsium
atau fosfat dalam tubuh.
2.4 Klasifikasi
Fraktur dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai klasifikasinya. Berdasarkan
ada tidaknya hubungan fraktur dengan dunia luar dibagi menjadi 2, fraktur tertutup
dan fraktur terbuka. Fraktur tertutup adalah patahnya tulang yang tidak menyebabkan
robekan pada kulit, sedangkan fraktur terbuka menyebabkan fragmen tulang
merobek kulit dan jenis ini memiliki factor infeksi yang cukup tinggi dan fraktur
terbuka dibagi menjadi tiga derajat sesuai derajat lukanya
Derajat fraktur terbuka :
1) Derajat 1 : Laserasi <1cm, kerusakan jaringan tidak terlalu parah dan relative
bersih Sederhana,dislokasi fragmen minimal
2) Derajat 2 : Laserasi >1cm, tidak ada kerusakan jaringan yang hebat atau avulse
dan adanya kontaminasi Dislokasi fragmen jelas.
3) Derajat 3 : Luka lebar dan jaringan rusak hebat atau hilangnya jaringan
disekitarnya dan terjadi kontaminasi hebat Kominutif, segmental,
fragmen tulang ada yang hilang.
Fraktur juga dibagi berdasarkan garis frakturnya yaitu fraktur komplet,
inkomplet, transversal, oblik, spiral, kompresi, simple, kominutif, segmental, kupu-
kupu, dan impaksi (Sjamsuhidajat, 2010).
2.5 Patofisiologi
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk
menahan tekanan. Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang
dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan
rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang. Setelah terjadi fraktur, periosteum dan
pembuluh darah serta saraf dalam korteks, marrow, dan jaringan lunak yang
membungkus tulang rusak. Perdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan
terbentuklah hematoma di rongga medula tulang. Jaringan tulang segera berdekatan
ke bagian tulang yang patah. Jaringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi
terjadinya respon inflamasi yang ditandai denagn vasodilatasi, eksudasi plasma dan
leukosit, dan infiltrasi sel darah putih. ini merupakan dasar penyembuhan tulang.
9
PATHWAY FRAKTUR
PATHWAY
Trauma/ patologik
Fraktur Femur
2.6 Komplikasi
Komplikasi dini dari fraktur femur ini dapat terjadi syok dan emboli lemak.
Sedangkan komplikasi lambat yang dapat terjadi kekakuan sendi lutut, infeksi dan
gangguan saraf perifer akibat traksi yang berlebihan.
11
12
4.1 Pengkajian
4.1.1 Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 51 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : jawa /Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : swasta
Pendidikan : SMA
Status Perkawinan : Kawin no 61
Alamat : Jl. T, Batur
Tgl MRS : 26 januari 2020
Diagnosa Medis : Open fraktur femur sinistra 1/3 proximal
4.1.2 Riwayat Kesehatan/Perawatan
1) Keluhan Utama / alasan dioperasi
Patah tulang paha kiri , tidak bisa berjalan.
2) Riwayat Penyakit Sekarang :
Pada tanggal 26 januari 2020 sekitar jam 13.30 siang klien mengalami
kecelakaan motor tunggal yang menyebabkan luka robek sekitar 2 cm dg
kedalaman sekitar 5 cm, nyeri dan patah pada paha kiri klien. Klien dibawa ke
rumah sakit pulang pusau Di sana luka klien dijahit dengan 1 buah jahitan dan
dipasang spalk. Kemudian klien dirujuk ke rumah sakit Doris Sylvanus dan tiba
di doris sekitar pukul 20.45 WIB.
3) Riwayat Penyakit Sebelumnya :
Menurut keterangan klien, klien tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya
dan tidak pernah menjalani operasi.
4) Riwayat Penyakit Keluarga :
Menurut keterangan klien, kakek nenek dan ortu klien tidak ada yang menderita
penyakit dm, ht atau penyakit keturunan lainnya.
13
14
4.1.3 Genogram
Tidak terkaji
4.1.4 Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum :
Pre operasi : Kesadaran composmetis, paha kiri tampak bengkak dan
mengalami deformitas, tampak 1 buah jahitan pada paha
kiri,penampilan pasien rapi, pasien mengatakan takut, pasien
tampak cemas, tampak gelisah, pasien sering bertanya hal-hal
terkait operasi, terpasang infus ditangan kanan NaCL 24 tpm, TD
130/80mmhg, nadi 96x/menit, respirasi 22 x/menit
Intra operasi : Pasien tidak sadar dibawah pengaruh anastesi, tampak keluar
darah sekitar 150 cc, dipasang tranfusi darah 1 kolf gol darah B ,
TD 110/70 mmhg, nadi 82 x/menit, respirasi 20x/menit.
Post operasi : Pasien tidak sadar dibawah pengaruh anastesi, tampak luka
operasi yang sudah dijahit dengan panjang sekitar 20 cm yang
kemudian dibalut dengan verban elastic,TD 120/70mmhg, nadi
84x/menit, respiorasi 20x/menit.
2) Tanda-tanda Vital :
Tekanan darah :130/80 mmHg, Nadi : 96 x/menit, Pernafasan : 22 x/menit, Suhu :
36ºC (axila).
4.1.5 Data Penunjang (Laboratorium)
Hasil lab tanggal
Leukosit 7.120/ul
Hb 11,5 g/dl
Trombocit 235.000/ul
Ct/ bt : 4/2
Rontgen : open fraktur femur sisistra 1/3 proximal oblique displaced.
4.1.6 Penatalaksanaan Medis
Infus RL: Nacl (1:1) 24 tpm
Injeksi ceftriaxone 2x1 gram
Injeksi ketorolac 2x30 mg
Injeksi ranitidine 2x1 ampul
Injeksi kalnex 2x500mg
15
ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN
NO MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB
1. Pre Op DS : Pasien mengatakan takut Pre Op Ansietas
untuk menjalani operasi
DO : Kurang pengetahuan
- pasien tampak tegang
- pasien tampak gelisah
- pasien sering menanyakan Kekuatiran mengalami
operasi yang akan dijalaninya kegagalan
-Tingkat kecemasan sedang
- TTV Cemas
TD : 130/80 mmHg
N : 96 x/m
RR : 22 x/m
3. Post DS : - Post OP
Op DO :
- Pasien tidak sadar dibawah Tindakan Pembedahan
pengaruh anastesi Risiko infeksi
- terdapat luka yang sudah Luka insisi
dijahit pada paha kiri pasien
- luka tertutup kasa steril dan Inflamasi bakteri
terbalut perban elastis
- panjang luka sekitar 20 cm Risiko infeksi
- leukosit terakhir 7.120/ul
- TTV
TD : 120/70 mmHg
N : 84 x/m
RR : 20 x/m
S : 36,4 c
16
PRIORITAS MASALAH
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn .S
Ruang Rawat : IBS
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi
Pre Operatif : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Monitor tanda –tanda ancietas verbal dan non verbal
Ansietas berhubungan selama 10 menit, diharapkan masalah 2. Mendengarkan dengan penuh perhatian dengan kontak mata.
dengan kekuatiran teratasi dengan kriteria hasil : 3. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam untuk mengontrol mengurangi kecemasan
mengalami kegagalan. 1. pasien tampak tenang pasien
2. pasien tidak gelisah 4. Identifikasi saat tingkat kebingungan berubah
3. TTV dalam batas normal 5. pahami situasi yang membuat ancietas
6. Berikan pengetahuan prosedur, pengobatan dan prognosis tindakan
Intra Operatif : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Monitor tanda dan gejala perdarahan
Risiko Pendarahan selama 1 jam diharapkan masalah teratasi 2. Monitor TTV
berhubungan tindakan dengan kriteria hasil : 3. Observasi jumlah pendarahan
pembedahan 1. Luka pasien tidak terjadi pendarahan 4. Kolaborasi pemberian produk darah
2. penyembuhan luka sesuai waktu 5. Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan
3. TTV dalam batas normal 6. Monitor nilai hb sebelum dan sesudah operasi
Post Operatif : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Observasi lokasi adanya tanda – tanda infeksi
Risiko infeks i berhubungan selama 1 jam diharapkan masalah teratasi 2. monitor keadaan luka pasien
dengan efek prosedur dengan kriteria hasil : 3. Tutup daerah luka dengan kasa steril
invasive 1. Tidak ada tanda – tanda infeksi pada luka 4. Kolaborasi pemberian antibiotic
2. luka pasien tidak ada pendarahan 5. Rawat luka fraktur dengan teknik aseptic
6. Observasi TTV
7. Jaga daerah luka tetap bersih dan kering
17
18
18